Professional Documents
Culture Documents
ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ELEKTRONIKA
KELOMPOK 6 :
Dioda
Sejarah
Prinsip Kerja
Penerima Radio
Dioda Termonik
Dioda Semikonduktor
P N
Anoda Katoda
Kristal-kristal Silikon
Ikatan Kovalen
Penyatuan Valensi
⊝ ⊝ ⊝ ⊕ ⊕ ⊕
+ + _ _
⊝ ⊝ ⊝ ⊕ ⊕ ⊕
V
_
Bias Maju
Dalam daerah maju, tegangan pada saat arus mulai naik secara
cepat disebut sebagai tegangan kaki (tegangan ambang) dari dioda.
Tegangan ini sama dengan tegangan penghalang. Analisis rangkaian dioda
biasanya menentukan apakah tegangan dioda lebih besar atau lebih kecil
dari tegangan kaki. Apabila lebih besar, maka dioda akan menghantar
dengan mudah. Jika lebih kecil, maka dioda tidak menghantar dengan baik.
Tegangan kaki untuk dioda silikon:
VK ≈ 0,7 V
Untuk itu, kita harus mengatasi terlebih dahulu tegangan ambang 0,7 V
sebelum dioda dapat menghantar. Penting untuk diperhatikan bahwa
tegangan ambang hampir tidak tergantung pada arus, berlawanan dengan
tegangan pada resistor. Jadi, semikonduktor tidak mengikuti hukum Ohm.
Untuk mengukur tegangan ambang dapat digunakan rangkaian pembagi
tegangan. Dioda pembagi tegangan merupakan sumber tegangan yang
sangat stabil.
Bias Mundur
Bias mundur (reverse bias) adalah hubungan yang terjadi saat pusat
negatif baterai dihubungkan pada sisi-p dan pusat positif baterai
dihubungkan dengan sisi-n.
Setelah lapisan deplesi stabil, ada sebuah arus kecil berada pada
reverse bias. Mengulang kembali bahwa energi panas secara terus-menerus
menciptakan sepasang elektron-elektron dan lubang-lubang. Hal ini berarti
bahwa sedikit pembawa minoritas berada pada kedua sisi sambungan.
Sebagian besar bergabung dengan pembawa mayoritas. Tetapi yang berada
di dalam lapisan deplesi berada lebih lama untuk melintasi sambungan.
Ketika hal ini terjadi, sebuah arus yang kecil mengalir dalam rangkaian luar.
⊝ ⊝ ⊝ ⊕ ⊕ ⊕
+ + _ _
⊝ ⊝ ⊝ ⊕ ⊕ ⊕
_
Nilai arus bocor dalam dioda sinyal normalnya adalah beberapa puluh atau
ratus nanoamper (1nA = 10-9 A), dan mungkin beberapa miliamper dalam
dioda daya. Arus bocor lebih disebabkan oleh arus intrinsik yang timbul dari
pasangan-pasangan hole-elektron secara termal di dalam daerah
pengosongan. Sebagai tambahan terhadap arus ini, sejumlah kecil arus
bocor disebabkan oleh kebocoran pada permukaan dioda. Nilai arus bocor
tetap cukup konstan sampai tegangan kerja mundur dari dioda.
Karakteristik arus–tegangan
Karakteristik arus–tegangan dari dioda, atau kurva I–V, berhubungan
dengan perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan
penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat pada pertemuan p-n
diantara semikonduktor. Ketika pertemuan p-n dibuat, elektron pita konduksi
dari daerah N menyebar ke daerah P dimana terdapat banyak lubang yang
menyebabkan elektron bergabung dan mengisi lubang yang ada, baik
lubang dan elektron bebas yang ada lenyap, meninggalkan donor bermuatan
positif pada sisi-N dan akseptor bermuatan negatif pada sisi-P. Daerah
disekitar pertemuan p-n menjadi dimiskinkan dari pembawa muatan dan
karenanya berlaku sebagai isolator.
Walaupun begitu, lebar dari daerah pemiskinan tidak dapat tumbuh
tanpa batas. Untuk setiap pasangan elektron-lubang yang bergabung, ion
pengotor bermuatan positif ditinggalkan pada daerah terkotori-n dan ion
pengotor bermuatan negatif ditinggalkan pada daerah terkotori-p. Saat
penggabungan berlangsung dan lebih banyak ion ditimbulkan, sebuah
medan listrik terbentuk didalam daerah pemiskinan yang memperlambat
penggabungan dan akhirnya menghentikannya. Medan listrik ini
menghasilkan tegangan tetap dalam pertemuan.
Jenis-jenis diode
Secara umum, diode yang banyak dijual dipasaran adalah diode kristal,
diode zener, LED (Ligth Emiting Diode), diode kapasiansi variabel dan diode
bridge.
1) Diode Kristal
Diode kristal ini terdiri dari 2 jenis yaitu diode silikon (Si) dan diode
germanium (Ge). Berikut penjelasan dari masing-masing jenis diode tersebut
Pada saat diode silikon ini dibias maju, agar arus dapat mengalir
maka tegangan harus sebesar 0,7 Volt. Apabila tidak mencapai tegangan
minimal tersebut, arus yang datang dari anoda tidak akan mengalir ke
katoda. Apabila tegangan tersebut sudah mencapai tegangan minimal,
maka arus akan naik dengan cepat seperti yang terlihat pada gambar 1.4
yaitu kurva karakteristik diode silikon ini. Dimana pada kurva terlihat, saat
tegangan mencapai 0,7 Volt, maka arus akan naik dengan cepat.
I (arus)
V(teganga
n
0,7 V
2) Diode Zener
Anoda Katod
a
Bila VD naik sedikit saja di atas Vz arus reverse akan naik dengan
cepat, oleh karena itu di dalam permakaian zener diode selalu digunakan
suatu tahanan seri untuk mencegah terjadinva arus yang berlebihan.
Bila tegangan reverse dihubungkan pada PN-junction, lebar depletion
layer akan bertambah karena elektron dan hole tertolak dari junction.
Lebar depletion layer tergantung dari kadar doping, bila digunakan silicon
dengan doping tinggi akan dihasilkan depletion layer yang tipis. Sehingga
bila tegangan reverse dihubungkan akan menimbulkan medan listrik yang
kuat di dalam dioda dan jika tegangan reverse mencapai tegangan zener Vz
maka medan listrik yang dibangkitkan demikian kuatnya sehingga sejunilah
besar elektron akan terlepas dan daya tarik intinya diikuti dengan kenaikan
arus reverse secara mendadak. Peristiwa inilah yang disebut dengan
Zener breakdown.
1. Tegangan zener Vz terletak antara 3,3 Volt sampai 200 Volt. Tiap
zener mempunyai V z.tertentu dengan toleransi 5 sampai 10 persen.
2. Arus zener Iz ialah arus yang mengalir pada saat breakdown. I z minimum
adalah besarnya Iz tepat pada knee. I z maksimum adalah arus yang tidak
boleh dilampaui, karena dapat menimbulkan panas yang berlebihan.
Misalkan sebuah zener diode dengan: V z = 5,8 volt, I z min = 1 mA dan Iz
mak = 50 mA pada temperatur 40 ° C.
ΔVZ
rZ =
ΔIZ
Rz (ohm)
200
100
10 20 Vz (volt)
Oleh karena itu penggunaan zener sebagai s tabilisator Vz yang
terbaik adalah sekitar 6 volt. Bila tegangan yang akan distabilkan
lebih dari 6 volt dapat digunakan bcberapa zener yang dihubungkan seri.
Anoda Katoda
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna
merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya
semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak
efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,
arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan
bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong.
Dioda Kapasiansi Variabel yang disebut juga dioda varicap atau dioda
varactor. Sifat dioda ini ialah bila dipasangkan menurut arah terbalik akan
berperan sebagai kondensator.Kapasitansinya tergantung pada tegangan
yang masuk. Dioda jenis ini banyak digunakan pada modulator FM dan juga
pada VCO suatu PLL (Phase Lock Loop). Berikut adalah simbol diode
varicap dalam skema rangkaian.
Anode Katode
a a
5) Diode Bridge
220 18 10
100
25 10
100
220 18 10
100
25 10
100
79xx
Gambar 1.7 percobaan menggunakan IC regulator
220 7805
7812
7912
Keadaan
Jenis dan tipe Resistansi Dioda
No Multimeter diode Ket
dioda
Forward Reverse Baik Buruk
BY Analog - - √
Dioda 299 Digital 470 1
1
penyearah IN Analog - -
4001 Digital 531 1 √
- -
Diode
2 Digital 330 1 √
zener
- -
Tabel 1. 10 Pengukuran Dioda Pada Karakteristik V-I Dengan Multimeter
1 1V 0, 60 Volt 1, 09 Volt
2 2V 0, 68 Volt 2,02 Volt
Pengukuran perhitungan
Vp
Dengan RL Vs ket
RMS
Vd VRL Va IRL PRL
10 ohm : 20
220 w 7,30 5,5 220 0,5 2,6
18
V 4700 ohm : 1,3
20 w 7,78 7,81 220 1,66x104 mw
220
Vp
Pengukuran Perhitungan
Rms
Vs(V) RL (Ω) Ket
(V)
VA VRL VD Vs VRL PRL f
10 220 9 4.64
220 18
47K 220 15.33 7.64
VP Pengukuran
RMS Jenis IC Regulator Multimeter Digital
ket
V Vin Vout
7805 23 6.2
220 7812 11.4 10.2
7912 -23.5 -11.9
Setelah kita lihat tabel diatas terlihat bahwa pada pengukuran Dioda
Penyearah (BY229 dan IN 4001) dengan menggunakan multimeter analog pada
saat diode dikenakan bias maju (forward), multimeter tidak menampilkan hasil
(jarum penunjuk tidak bergerak) karena skala pada multimeter tidak dapat
menunjukkan hasil pengukuran yang disebabkan nilai pengukuran yang terlalu
kecil (saat bias maju tahanan mendekati nol). Sedangkan pada pengukuran
menggunakan multimeter digital, nilai pengukuran saat diode dikenakan bias
mundur tidak dapat ditampilkan, hal ini disebabkan karena pada saat bias
mundur nilai tahanan sangat besar sehingga nilai pengukuran tidak dapat
ditampilkan pada skala multimeter digital.
Pada pengukuran diode yang lain seperti diode zener, LED, diode varaktor
nilai pengukuran saat dikenakan bias maju dan bias mundur tidak dapat
ditampilkan baik menggunakan multimeter analog atau digital, hal ini disebabkan
skala pada multimeter tersebut tidak dapat menampilkan nilai tersebut. Selain itu
kebanyakan komponen dioda yang diukur dalam keadaan buruk, ini
kemungkinan disebabkan karena pemberian tegangan yang salah, sampai dioda
ada yang rusak dan tidak dapat digunakan.
1 1V 0, 60 Volt 1, 09 Volt
2 2V 0, 68 Volt 2,02 Volt
1. Untuk nilai Vs ≤ 0 berarti tidaka ada arus yang mengalir pada rangkaian (I
= 0) sehingga
Vs V R V D 0
Vs 0 V D 0
Vs VD
Persamaan ini berlaku untuk semua jenis diode baik itu jenis Si
maupun Ge. Selama perhitungan , walaupun tegangan diubah-ubah,
selama VS lebih kecil dari 0 maka Vd=Vs.
= 66.6 %
Untuk data I D kedua dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :
I pengukuran = 2 mA
I teori = 13 mA
2 (13)
% kesalahan = x 100 %
13
= 84.6 %
= 91.3%
= 87.8%
Untuk data hasil perhitungan persentase kesalahan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Persentase
VD ID ID
kesalahan
No
(V) (mA) (mA) (%)
(pengukuran) (perhitungan)
1 1 0 3 66,6
2 2 0 13 84,6
3 3 0 23 91.3
4 4 0 33 87.8
Pengukuran perhitungan
Vp
Dengan RL Vs ket
RMS
Vd VRL Va IRL PRL
Maka akan didapat tabel perhitungan nilai dari IRL dan PRL adalah sebagai berikut
:
Pengukuran perhitungan
Vp
Dengan RL Vs ket
RMS
Vd VRL Va IRL PRL
220
V RL 17,3
I RL 1,73 A
R 10
PRL I RL
2
R = 1.73 2 x10 = 29,9Watt
V RL 17,3
I RL 0.36 A
R 47000
PRL I RL
2
R = 0.36 2 x 47000 = 6091,1 Watt
Dari hasil perhitungan secara teori di atas Maka akan diperoleh hasil
seperti table di bawah ini sebagai berikut :
Vp Vs Pengukuran Perhitungan
Dengan Multimeter Digital
Rms (V) Ket
VD(C VA IRL VRL PRL
RL IRL VRL
(V)
E)
10Ω;20 0,47 22 1,7 17,
18 4,77 0,08 29,9 -
W 7 0 3 3
220 0,16 7,61 0,43 22 0,3 17, 6091, -
47KΩ;20 18 mA 0 6 3 1
W
I teori = 1,73 A
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0,477 1.73
= x 100 %
1.73
= 72,4 %
Untuk data IRL kedua dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :
I pengukuran = 0,16 mA
I teori = 0,36 A
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0,16 mA 0.36
= x 100 %
0.36
= 99,5 %
Dengan cara yang sama untuk menghitung VRL maka didapat tabel
perbandingan sebagai berikut:
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
4,77 17,3
= x 100 %
17,3
= 72,4 %
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
7,61 17,3
= x 100 %
17,3
= 56,01 %
0,16
100Ω;20W 7,61 0.36 17,3 99,5 56,01
mA
Vp
Pengukuran Perhitungan
Rms RL
Vs(V) Ket
(Ω)
VA VRL VD Vs VRL PRL f
10 220 9.77 12.02 9.54
220 18
47K 220 15.68 15.67 5.23mW
V RL E ; VD 0.7V
VRL
I RL I D
R
PRL I RL
2
R
V RL 17,3
I RL 1,73 A
R 10
PRL I RL
2
R = 1.73 2 x10 =29,9 Watt
Begitu juga untuk menghitung pada saat RL = 47KΩ:20W :
V RL 18 0,7
V RL 17,3V
V RL 17,3
I RL 0.36mA
R 47000
PRL I RL
2
R = 0.36 2 x 47000 = 6091,1 Watt
I teori = 1.73 A
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0,97 1.73
= x 100 %
1.73
= 43,9%
Untuk data IRL kedua dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :
I pengukuran = 0,33 A
I teori = 0,36 A
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0,33 0.36
= x 100 %
0.36
= 83,3 %
Dengan cara yang sama untuk menghitung VRL maka didapat tabel
perbandingan sebagai berikut:
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
9.77 17,3
= x 100 %
17,3
= 43,5 %
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
15,68 17,3
= x 100 %
17,3
= 9,36 %
Dengan cara yang tersebut, maka didapat tabel pesentase sebagai berikut:
Tabel 1.27 Persentase Kesalahan
Persentase
Vs RL Pengukuran Perhitungan kesalahan (%)
(V) (Ω)
IRL VA VRL VD IRL VRL PRL IRL VRL
12,0 17, 49,3 43,5
10 0.97 220 9,77 15 29,9
2 3
18
4700 15,6 15,6 17, 83,3 9,36
0,33 220 15 6091,1
0 8 7 3
Vp
RL Pengukuran Perhitungan
Rms
Vs(V) (Ω Ket
(V) ) VA VRL VD Vs VRL PRL f
10 220 9.77 12.02 9.54
220 18 47
220 15.68 15.67 5.23mW
K
VRL
I RL I D
R
PRL I RL
2
R
Sehingga untuk menghitung pada saat RL = 10Ω:20W : :
V RL 18 0.7
V RL 17.3V
V RL 17.3
I RL 1.73 A
R 10
PRL I RL
2
R = 1.73 2 x10 = 29.9Watt
Begitu juga untuk menghitung pada saat RL = 47kΩ:20W :
V RL 18 0.7
V RL 17.3V
V RL 17.3
I RL 0.33mA
R 47000
PRL I RL
2
R = 0.33mA 2 x 47000 = 5.7 mW
Maka akan didapat hasil perhitungannya sebagai berikut:
Tabel 1.26 Perbandingan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan
Vp
RL Pengukuran Perhitungan
Rms Vs(V
(Ω Ket
(V) )
) VA VRL VD Vs IRL PRL f
10 220 9.77 12.02 18 0.977 9.54
220 18 47
220 15.68 15.67 18 0.33 mA 5.23mW
K
0.97 1.73
= x 100 %
1.73
= 44 %
Untuk data IRL kedua dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :
I pengukuran = 0.33 mA
I teori = 0,36 mA
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0.33mA 0.36mA
= x 100 %
0.36mA
= 8.3 %
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
9.77 17.3
= x 100 %
17.3
= 43.5 %
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
15.68 17.3
= x 100 %
17.3
= 9.4 %
Persentase
Vs Pengukuran Perhitungan
RL kesalahan (%)
(Ω)
(V) IRL VA VRL VD IRL VRL PRL IRL VRL
17.
10 1.73 220 9.77 12.02 0.97 9.54 44
3 43.5
18
17.
47k 0.36mA 220 15.68 15.67 0.33mA 5.23mW
3 8.3 9.4
b. Menggunakan 4 dioda
Table 1.28 pengukuran diode penyearah gelombang penuh dengan 4 diode
Vp
Pengukuran Perhitungan
Rms RL
Vs(V) Ket
(V) (Ω)
VA VRL VD Vs VRL PRL f
10 220 9 4.64
220 18
47K 220 15.33 7.64
VRL
I RL I D
R
PRL I RL
2
R
V RL 17.3V
V RL 17.3
I RL 1.73 A
R 10
PRL I RL
2
R = 1.73 2 x10 = 29.9Watt
V RL 17.3V
V RL 17.3
I RL 0.33mA
R 47000
PRL I RL
2
R = 0.33mA 2 x 47000 = 5.7 mW
Pengukuran Perhitungan
Vp
VS RL
Rms Multimeter Digital Ket
(V) (Ω)
(V) IRL VRL PRL
IRL VA VRL VD
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
I pengukuran = 0.97 A
I teori = 1.73 A
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0.97 1.73
= x 100 %
1.73
= 44 %
Untuk data IRL kedua dapat dihitung persentase kesalahannya yaitu :
I pengukuran = 0.33 mA
I teori = 0,36 mA
I pengukuran I teori
% kesalahan = x 100 %
I teori
0.33mA 0.36mA
= x 100 %
0.36mA
= 8.3 %
Dengan cara yang sama untuk menghitung V RL maka didapat tabel
perbandingan sebagai berikut:
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
9 17.3
= x 100 %
17.3
= 47.9 %
V pengukuran Vteori
% kesalahan = x 100 %
Vteori
15.33 17.3
= x 100 %
17.3
= 11.4 %
Dengan cara yang sama untuk menghitung V RL, maka didapat tabel
pesentase sebagai berikut:
1. Grafik Id terhadapVD
2. Untuk Mengetahui baik buruknya dioda
Untuk Mengetahui baik buruknya dioda,perlu melakukan pegukuran.
Dengan menggunakan ohm meter, dapat diketahui baik buruknya dioda tersebut.
Dengan menggunakan prinsip forward bias maupun reverse bias. Untuk dioda
penyearah seperti dioda silicon dan germanium, kita memakai prinsip bias
voltage untuk mengukur baik buruknya dioda. Karena pada ohm meter, terminal
positif alat ukur berpolaritas negative, sedangkan terminal negative alat ukur
bermuatan positif.
Pada saat dibias maju maka tidak ada arus yang mengalir pada dioda, dan
pada saat dibias mundur maka akan ada arus yang mengalir melewati dioda. Bila
demikian, maka dioda masih baik. Apabila pada saat dibias maju ataupun dibias
mundur tidak ada arus yang melewati dioda, maka dioda rusak/putus. Juga pada
saat dibias maju ataupun dibias mundur ada arus yang melewati dioda berarti
dioda rusak/bocor.
Pada dioda zener agak lain dari dioda penyearah diatas. Dioda zener
apabila dibias maju ada arus yang melewati dioda zener dan pada saat dibias
mundur tidak ada arus yang melewati dioda zener, berarti dioda zener baik.
Apabila pada saat dibias maju ataupun dibias mundur tidak ada arus yang
melewati dioda zener, maka dioda zener rusak/putus. Juga pada saat dibias
maju ataupun dibias mundur ada arus yang melewati dioda zener berarti dioda
zener rusak/bocor.
Jadi apabila terdapat atau terbaca suatu nilai pada salah saru resistansi
dioda yaitu saat bias maju saja atau bias mundur saja maka dipastikan bahwa
dioda tersebut dalam keadaan baik sehingga dapat digunakan. Namun apabila
terdapat nilai saat bias maju dan saat bias mundur atau tidak terdapat nilai pada
saat kedua resistansi (referse dan forward) maka dioda dalam kondisi buruk dan
tidak dapat digunakan lagi.
dan D2 tidak berkonduksi (bias mundur). Pada setengah periode ini arus i D1
mengalir dan menghasilkan keluaran yang akan nampak pada hambatan beban.
Pada setengah periode berikutnya, v2 berharga positif dan v1 berharga negatif,
menyebabkan D2 berkonduksi dan D1 tidak berkonduksi. Pada setengah
periode ini mengalir arus i D 2 dan menghasilkan keluaran yang akan nampak
pada hambatan beban. Dengan demikian selama satu periode penuh hambatan
Misalkan pada setengah periode titik atas transformer berharga positif dan
bagian bawah berharga negatif. Arus mengalir lewat titik B melalui D4, 2 L R , 1
L R , D1 dan kembali ke terminal A transformator. Bagian atas dari 1 L R menjadi
positif sedangkan bagian bawah 2 L R menjadi negatif.
Pada setengah periode berikutnya titik atas transformer berharga negatif
dan bagian bawah berharga positif. Arus mengalir lewat titik A melalui D3, 2 L R ,
1 L R , D2 dan kembali ke terminal B transformator. Bagian atas dari 1 L R tetap
akan positif sedangkan bagian bawah 2 L R berpolaritas negatif. Arus yang lewat
1 L R dan 2 L R mempunyai arah yang sama menghasilkan tegangan keluaran
bagian atas dan bagian bawah pada 1 L R dan 2 L R .
5. Perbandingan antara perhitungan dan percobaan adalah sebagai berikut :
a. Perbandingan antara perhitungan dan percobaan Karakteristik V-I
Table 1.17 Hasil Perhitungan Karakter V-I
1 1V 0, 60 Volt 1, 09 Volt
2 2V 0, 68 Volt 2,02 Volt
Pengukuran perhitungan
Vp
Dengan RL Vs ket
RMS
Vd VRL Va IRL PRL
10 ohm : 20
220 w 7,30 5,5 220 0,5 2,6
18
V 4700 ohm : 1,3
20 w 7,78 7,81 220 1,66x104 mw
Vp Vs Pengukuran Perhitungan
Dengan
Rms (V) Multimeter Digital Ket
RL IRL VRL PRL
(V) IRL VRL VD(CE) VA
10Ω;20 20
18 3 5,5 2,2 1,5 15 22,5 -
W 8
220
d. Perbandingan antara perhitungan dan percobaan Penyearah Gelombang
Penuh dengan 2 diode
Tabel 1.26 Pengukuran diode penyearah gelombang penuh dengan 2
diode
Vp
Pengukuran Perhitungan
Rms RL
Vs(V) Ket
(Ω)
VA VRL VD Vs VRL PRL f
10 220 9.77 12.02 9.54
220 18
47K 220 15.68 15.67 5.23mW
1.8 Kesimpulan
1. Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penyearah dan penstabil tegangan
2. Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Apabila terdapat atau terbaca suatu nilai pada salah satu resistansi diode
yaitu saat bias maju saja atau bias mundur saja maka dipastikan bahwa diode
tersebut dalam keadaan baik sehingga dapat digunakan.Namun apabila terdapat
nilai saat bias maju dan saat bias mundur atau tidak terdapat nilai pada saat
kedua resistansi(reverse dan forward) maka diode akan berkondisi buruk dan
tidak dapat di gunakan lagi.
pada percobaan yang memakai 2 dioda yang dipasang pada polaritas
positif dan negative terjadi kesalahan pengukuran yang di akibatkan karena
polaritas positif dan negative pada rangkaian sama-sama di beri diode ,saat
diukur seakan rangkaian short /di hubung singkat sehingga hasil pengukuran
tegangan menjadi 0. Ini mengakibatkan resistor menjadi panas.
Pada saat mengukur Vd tidak ada tegangan negative ,karena Vd
merupakan tegangan AC ,tegangan AC tidak memiliki nilai minus/negative.