Professional Documents
Culture Documents
Perbedaan pendapat diantara para ahli bukan hanya lumrah di dunia akademik, melainkan
harus dilihat sebagai upaya yang dimaksudkan untuk makin memperkaya disiplin
ilmiah yang bersangkutan. Dikatakan demikian karena dalam mengembangkan
konsep dan teori tertentu, para ilmuwan menggunakan kerangka acuan dan titik tolak
berpikir berbeda disamping dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: (a) filsafah
hidupnya, (b) latar belakang sosialnya, (c) latar belakang pendidikannya, (d)
interpretasinya tentang perkembangan bidang ilmu yang ditekuninya, dan (e) kondisi
masyarakat dalam lingkungan konsep dan teori itu akan diterapkan.
Fungsi-fungsi manajerial yang dibahas dan disoroti sebagai sasaran audit ialah perencanaan,
pengorganisasian, penumbuhan dan pemeliharaan motivasi para karyawan,
pengawasan, dan penilaian.
Pentingnya fungsi perencanaan terselenggara dengan baik terlihat dengan jelas apabila
diingat bahwa suatu rencana sebagai hasil perencanaan merupakan dasar mengambil
langkah-langkah selanjutnya dalam menjalankan roda perusahaan.
Perkembangan pesat yang terjadi dalam teori organisasi menekankan bahwa meskipun
pendekatan tradisional yang juga dikenal dengan pendekatan struktural tetap relevan,
kompleksitas manajemen bisnis menuntut bahwa pendekatan tradisional itu
dilengkapi dengan pendekatan proses yang memberi penekanan pada pentingnya
interaksi, interrelasi, dan interdependensi antara berbagai komponen atau satuan kerja
yang terdapat pada perusahaan yang menampakkan sosoknya dalam paling sedikit
tiga wujud.
Pertama: banyak perusahaan yang menggunakan tipe-tipe organisasi yang relatif baru
seperti: (a) departementalisasi organisasi berdasarkan bidang-bidang fungsional yang
ditangani dalam perusahaan seperti produksi, pemasaran, keuangan, akuntansi,
sumber daya manusia serta penelitian dan pengembangan yang sering disebut sebagai
tipe organisasi fungsional dan (b) organisasi matriks.
Kedua: organisasi yang berbentuk piramidal, dengan stratifikasi hierarki kekuasaan dalam
organisasi sudah tidak tepat lagi digunakan. Karena itu, fenomenon yang relatif baru
tetapi terlihat dengan jelas ialah makin menggeloranya tuntutan untuk menggunakan
struktur organisasi yang datar.
Ketiga: suatu perusahaan merupakan suatu sistem terbuka yang berarti apa yang terjadi atau
tidak terjadi dalam suatu komponen akan berpengaruh pada komponen-komponen
yang lain.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman empiris, terdapat paling sedikit tiga faktor
penyebab mengapa istilah yang digunakan untuk fungsi yang menyangkut manusia
dalam perusahaan sering berubah, yaitu:
1. Terjadi proses demokratisasi dalam kehidupan organisasional
2. Perkembangan ilmu manajemen sebagai suatu disiplin ilmiah yang bersifat terapan
3. Menguatnya pengakuan atas harkat dan martabat manusia, khususnya dalam berkarya,
berakibat pada makin lunaknya istilah yang digunakan memperkuat pandangan di muka.
Teori motivasi menekankan bahwa terdapat tiga elemen yang harus diperhatikan dalam
pemberian motivasi, yaitu:
1. Upaya yang maksimal dari para pekerja
2. Pencapaian tujuan dan berbagai sasaran perusahaan, dan
3. Pencapaian tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan
Pengawasan yang tepat sangat besar peranannya dalam meningkatkan efisiensi operasional
suatu perusahaan. Karena itu merupakan tindakan yang tepat jika pelaksanaan
pengawasan, sebagai salah satu fungsi manajerial, dijadikan sasaran audit.
Penilaian karena berbagai alasan, harus dipandang sebagai satu fungsi manajerial tersendiri
yang penyelenggaraannya segera mengikuti pengawasan. Pertimbangan-pertimbangan
yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1. Maksud penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial adalah untuk pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran perusahaan. Tujuan dan berbagai sasaran itu tidak mungkin tercapai
sekaligus, tetapi melalui pentahapan.
2. Jika pengawasan didefinisikan sebagai suatu proses pengamatan kegiatan operasional
yang dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa penyelenggaraannya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, itu berarti bahwa pengawasan dilakukan
ketika penyelenggaraan kegiatan operaisonal itu sedang berlangsung.
3. Karena setiap perusahaan pasti menghadapi berbagai tuntutan baik internal maupun
eksternal seperti pengningkatan kemampuan bersaing, pertumbuhan dan perkembangan,
penguasaan pangsa pasar yang lebih besar, pengingkatan kemampuan memanfaatkan
terobosan teknologikal, peluncuran produk baru dan pemutakhiran pengetahuan dan
keterampilan para karyawan orientasi masa depan sangat penting, bahkan jauh lebih
penting dibandingkan dengan orientasi masa kini.
4. Dengan demikian, segera setelah satu tahap dalam proses pencapaian tujuan dilalui,
kinerja perusahaan harus dinilai untuk melihat: (a) apakah target yang ditetapkan untuk
dicapai dalam tahap itu dilampaui, tercapai sekadarnya atau bahkan mungkin tidak
tercapai; (b) mengidentifikasikan faktor-faktor yang bersifat preskriptif yaitu mengambil
keputusan dan menetapkan kebijaksanaan sehingga keberhasilan dijadikan modal
meningkatkan kinerja di masa depan dan kendala yang mengakibatkan
kekurangberhasilan diupayakan tidak timbul kembali.
5. Benarnya pandangan di atas terlihat dari definisi penilaian yang penulis gunakan yang
mengatakan bahwa penilaian merupakan proses yang sistematik, objektif dan rasional
untuk membandingkan hasil yang nyatanya dicapai dalam sau tahap tertentu dengan hasil
yang seharusnya dicapai berdasarkan strategi dan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
6. Berbeda dengan pengawasan yang sasarannya terbatas pada penyelenggaraan kegiatan
operasional, sasaran penilaian adalah seluruh segi dalam proses manajemen, mulai dari
sifat tujuan dan sasaran, strategi, proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan operasional dan pengawasan.
Keterampilan Memimpin Sebagai Sasaran Audit Kinerja Manajerial
Audit kinerja manajerial dengan kepemimpinan sebagai objeknya adalah rumus yang
mengatakan bahwa produktivitas suatu organisasi bisnis terwujud karena
penggabungan kepemimpinan yang efektif dan pelaksanaan semua kegiatan
operasional dengan efisien.
Efektifitas kepemimpinan tercermin dalam berbagai hal yaitu :
1. Kemahiran menentukan tujuan yang layak dan mungkin tercapai
2. Kemampuan menentukan berbagai sasaran dengan tepat
3. Kemampuan merumuskan dan menentukan strategi , baik dalam arti strategi induk,
strategi dasar, atau strategi fungsional dan strategi operasional.
4. Memilih dan menetapkan filsafat bisnis yang dianut.
5. Keterampilan menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
6. Ketangguhan menghadapi tantangan , termasuk mengatasi krisis
7. Kejelian melihat dan memanfaatkan peluang yang timbul yang ada kalanya timbul
secara tidak terduga dan mungkin hanya terjadi sekali karena peluang itu muncul lagi.
8. Kehandalan dalam menumbuhkan dan memelihara kultur organisasi.
9. Kecekatan menggunakan gaya kepemimpinan yang situasional.
10. Pemilikan visi tentang masa depan yang diinginkan .
Sepintas tentang Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan dapat dikelompokan menjadi 3 Jenis :
1. Teori kepemimpinan yang menyoroti ciri – ciri pemimpin yang efektif
2. Teori dengan sorotan perhatian yang ditujukan pada perilaku dan gaya manajerial
3. Teori yang menekankan pentingnya pendekatan situasional dalam menerapkan
kepemimpinan
Teori yang menyoroti Ciri – ciri kepemimpinan yang efektif :
1. Pengetahuan yang luas
2. Kemampuan tumbuh secara intelektual dan emosional
3. Cara berpikir yang inkuisitif
4. Kemampuan menggunakan daya nalar yang analitik
5. Memiliki daya ingat yang luas
6. Kemampuan Interigratif
7. Keterampilan berkomunikasi dengan seminimal mungkin bahkan kalau mungkin
tanpa distorsi
8. Kemahiran berperan sebagai pendidik
9. Kemampuan bertindak obyektif
10. Rasional
11. Bersifat pragmatis
12. Kemampuan menentukan skala prioritas dengan tajam dan tepat
13. Nalar yang tinggi tentang waktu yang tepat untuk bertindak atau tidak bertindak
14. Kemampuan menumbuhkan kekompakan dan solidaritas
15. Naluri relevansi yang tinggi
16. Mampu berperan sebagai teladan atau role model
17. Pendengar yang baik
18. Bersikap adaptif
19. Luwes
20. Tegas
21. Berani mengambil resiko atas dasar perhitungan yang matang
22. Antisipatif
23. Proaktif
24. Berorientasi kemasa depan
25. Mempunyai visi yang jelas tentang masa depan yang diinginkan dan komitmen yang
tinggi untuk mewujudkan visi tersebut
Teori perilaku atau Gaya Manajerial
Teori perilaku yaitu dalam mengemudikan jalannya perusahaan mungkin akan timbul adanya
situasi yang menuntut pengerahan segala kemampuan organisasional yang ada
sehingga situasi yang dihadapi itu dapat di atasi dengan efektif.
Situasi positif dan negative bagi perusahaan mengambil beberapa bentuk seperti :
1. Berupa peluang yang segera harus dimanfaatkan
2. Penyelesaian tugas yang sangat mendesak dan tidak boleh ditunda
3. Tantangan yang harus dihadapi seperti pesaing yang meluncurkan produk sejenis
dengan mutu yang tinggi dan harga yang kompetitif
4. Hambatan yang harus segera dihilangkan seperti kerusakan berat pada mesin tertentu
5. Krisis yang harus dihadapi dan diatasi
Teori perilaku atau gaya manajerial mengatakan bahwa dalam menghadapi situasi seperti itu
tepat apabila seorang manajer lebih banyak menggunakan orientasi tugas dibanding
orientasi manusia.
Dengan demikian, harus segera ditambahkan bahwa dalam praktik, penggunaan kedua jenis
orientasi itu tidak dapat berupa pendekatan hitam atau putih yang berarti , jenis
organisasi apa pun yang dikelola, orientasi tugas tidak berarti bahwa penyelesaian
tugas tidak memperoleh perhatian sama sekali. Pemimpin yang berhasil adalah
pemimpin yang mampu mencari keseimbangan antara keduanya dan menggunakan
nya secara professional.