You are on page 1of 29

[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable

SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Transportasi di Indonesia dan Permasalahannya


3.1.1 Gambaran Transportasi di Indonesia
Sistem transportasi di Indonesia dipengaruhi oleh sistem aktifitas dan sistem
jaringan. Sistem aktifitas diantaranya adalah pertambahan penduduk yang disebabkan
oleh arus urbanisasi dan aktifitas sosial penduduk. Sistem jaringan yang mempengaruhi
sistem transportasi adalah jalan, kendaraan, rek kereta, pelabuhan, teminal dan bandara.
Adanya sistem aktifitas yang didukung dengan sistem jaringan sehingga menimbulkan
pergerakan atau ternasportasi. Jenis transportasi di Indonesia adalah transportasi darat
berupa oriebtasi pada jalan raya dan rel kereta api, transportasi udara, dan transportasi
laut.
Pengguna jasa angkutas kereta api saat ini semakin maningkat. Peningkatan
penumpang kereta api tidak diimbangi dengan peningkatan pengembangan jaringan
danteknologi perkeretaapian yang sesuai dan sumber daya manusia yang memadai,
sehingga mengakitkan terjadinya kecelakaan. Menurut Ditjen Perkeretaapian
Kementerian Perhubungan, setiap tahun terjadi kecelakaan kereta api 90 hingga 150
kasus. Penyebab kecelakaan utama adalah faktor manusia (human eror) yaitu sebanyak
35% dan faktor sarana sebanyak 25 % sisanya adalah karena faktor prasarana, alam dan
eksternal.(http://berita.liputan6.com/daerah/201010/299324/Jumlah.Kecelakaan.KA.Mas
ih.Tinggi. diakses 18 Novemebr 2010). Pemerintah saat ini masih dalam tahap
pengembangan kualitas pelayanan perkeretaapian dengan penerapan sistem kereta api
dengan teknologi yang lebih baik. Skala pelayanan kereta api saat ini juga masih terbatas
di Pulau Jawa dan Sumatera padahal kereta api merupakan angkutan yang istimewa
dengan jalur khusus bebas hambatan.
Pelayanan angkutan penyeberangan saat ini telah semakin diperluas. Peran kapal
laut sebagai alat penyebrangan saat ini telah digantikan oleh adanya jembatan
penyebrangan. Jembatan penyebrangan telah melayani dan menghubungkan antar pulau
dengn jarak yang relatif jauh. Semakin jauhnya jarak angkutan penyeberangan ini harus
diiimbangi dengan peningkatan kualitas khususnya keselamatan pengguna. Jembatan

III - 1 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Sura Madu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura merupakan contoh
perkembangan jaringan penyebrangan yang mampu menggantikan peran kapal
penyebrangan. Daya saing angkutan laut Indoneisa masih lemah dibandingkan angkutan
laut dari negara lain. Lemahnya daya saing pelayaran nasional disebabkan karena ukuran
armada yang relatif kecil, umur armada tergolong lebih tua dibanding armada asing, dan
lemahnya dukungan finansial untuk usaha pelayaran.
Pelayanan udara pada saat krisis moneter menyebabkan biaya operasional
perusahaan penerbangan cukup tinggi karena biaya operasional perusahaan penerbangan
sangat dipengaruhi kurs dolar. Kenaikan kurs dolar mengakibatkan pengurangan jumlah
pesawat yang beroperasi. Angkutan udara mulai naik kembali pada saat pasca krisi
ekonomi tapi persaingan tarif yang ketat menyebabkan perusahaan penerbangan
menurunkan kualitas pelayanan. Penurunan kualitas pelayanan ini menyebabkan
penurunan tingkat keamanan dan keselamatan penumpang.
Pergerakan ekonomi, jaringan distribusi dan sistem logistik dan jasa di Indonesia
masih sangat tergantung pada sistem jalan raya. Sistem jalan raya juga sangat dibutuhkan
untuk pergerakan penumpang intra dan antar wilayah. Mobilitas ekonomi tergambar dari
tingkat prasarana transportasi seperti jalan. Kerusakan jalan akan menyebabkan
timbulnya biaya ekonomi dan biaya sosial yang besar. Kondisi jaringan jalan nasional
pada saat ini dalam keadaan kritis akibat sistem pengelolaan yang kurang baik dan faktor
pembiayaan. Pelayanan jalan masih tergolong kurang karena inefisisensi manajemen,
kurangnya kualitas pengawasan dan pelaksanaan serta overloading.
Sistem transportasi penduduk di Indonesia disebabkan oleh aktifitas penduduk
yang bergerak secara commuter, jenis pergerakan inilah yang mendominasi pergerakan
penduduk di kota-kota besar Indonesia. Commuter merupakan pergerakan bolak-balik
penduduk pada saat menuju pusat aktifitas dan kembali saat aktifitas telah selesai dan
harus kembali ke rumah. Pergerakan yang terus-menerus seperti ini myang
mengakibatkan tingkat pergerakan semain tinggi. Penduduk yang berorientasi kegiatan di
kota-kota besar lebih memilih pergerakan secara commuting karena mereka lebih
memilih bertempat tinggal di daerah pinggiran karena harga tanah yang lebih terjangkau
dibanding di dekat pusat aktifitas. Pergerakan ini juga didukung dengan kemudahan
untuk memiliki kendaraan pribadi, sehingga semakin banyak penduduk yang ber-

III - 2 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

commuting maka semakin tinggi pergerakan dan semakin banyak kuantitas kendaraan di
jalan raya.
Pergerakan semakin tidak terkendali akibat tidak terkenadalinya pertambahan dan
persebaran penduduk. Pertumbuhan penduduk di kota-kota besar Indoensia diakibatkan
oleh arus urnanisasi yang tidak dapat dikendalikan dan juga karena faktor fertilitas
penduduk atau kelahiran. Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yang tidak
terkendali mengakibatkan permasalahan kompleks. Pemerintah semakin sulit untuk
mengawasi dan mengendalikan kondisi tersebut. Lemahanya pengawasan pemerintah
dan tindak tegas oleh pemerintah menjadikan penduduk bergerak bebas tanpa ada
batasan. Kesadaran penduduk yang masih kurang mengenai dampak dari urbanisasi juga
semakin memperparah kondisi kehidupan di kota.
Pertambahan penduduk yang tidak berorientasi pada peningkatan kualitas dan
kuantitas pelayanan transportasi memadai menimbulkan akan menimbulkan masalah.
Penduduk lebih memilih memnggunakan kendaraan pribadi dibanding angkutan publik.
Sikap penduduk seperti ini akibat minimnya tingkat keamanan dan kenyamanan
angkutan publik dan angkutan publik masih dinilai tidak efektif dan efisien. Hal ini
mengakibatkan semakin tingginya jumlah pemilik kendaraan pribadi yang berorientasi
pada prasarana jalan raya. Tingginya jumlah pemiliki kendaraan pribadi ini didukung
oleh kemudahan untuk mendapatkan kendaraan pribadi dengan sistem kredit. Tidak ada
tindakan dari pemerintah untuk membatasi kepemilikan kendaraan pribadi.
Trasnportasi jalan raya merupakan prasarana yang banyak dimanfaatkan oleh
pemiliki kendaraan pribadi. Apabila kapasitas jalan raya sudah tidak dapat menampung
volume kendaraan, maka akan terjadi permasalahan lalu lintas seperti kemacatan.
Kemacatan lalu lintas di Kota Jakarta contohnya. Kemacatan di Jakarta mengakibatkan
sistem transportasi tidak teratur serta berdampak negatif pada kondisi sikologis pengguna
jalan. Penduduk Jakarta memiliki tingkat stres dan ketegangan sangat tinggi dan salah
satu penyebabnya adalah kemacatan lalul lintas.
Pemerintah saat ini telah menerapkan sistem transportasi terpadu pada jalur darat
yang mampu mengintegrasi multi moda dan aksesbilitas tinggi salah satunya adalah
TransJakarta. Penerapan TransJakarta juga memiliki hambtan yaitu tingkat kseadaran

III - 3 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

masyarakat tergolong masih rendah tentang pentingnya mendukung progran pemerintah


ini.
3.1.2 Permasalahan Transportasi
Masalah trasnportasi pada umumnya diakibatkan oleh jumlah penduduk yang
semakin tidak terkendali. Ledakan penduduk terjadi akibat kegiatan urbanisasi yang
tidak terkendali. Menurut Hariyono:2001, urbanisasi adalah proses terbentuknya ciri-ciri
kota yang kompleks yang disebabkan oleh perpindahan penduduk dari suatu daerah non
urban manuju daerah urban. Faktor-faktor terjadinya urbanisasi adalah adanya faktor
penarik (pull factors) dan faktor pendorong (push factors). Faktor penarik merupakan
faktor penyebab yang berasal dari daya tarik kota yang menyebabkan penduduk desa
tertarik datang ke kota. Faktor penarik diantaranya adalah kegiatan industrialisasi yang
membuka peluang tenaga kerja dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi,
tersedianya fasilitas penunjang kenyamanan hidup serta mendapatkan status sosial yang
lebih tinggi dari sebelumnya dengan tingkat kemakmuran tinggi pula. Faktor pendorong
merupakan faktor penyebab yang berasal dari daerah asal dan mendorong penduduk
untuk berurbanisasi ke kota. Faktor pendorong tersebut diantaranya adalah minimnya
peluang kerja atau pencaharian di Desa dan terbatasnya fasilitas pendukung untuk
kenyamanan penduduk.
Peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi berdampak pada seluruh aspek di
perkotaan dan salah satunya adalah pada sistem transportasi kota. Masalah transportasi
yang sering terjadi di daerah perkotaan adalah tentang cara pemenuhan permintaan
perangkutan yang semakin meningkat dan tanpa menimbulkan kemacatan lalu lintas.
Kemacatan terjadi akibat ketidakseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan
volume lalu lintas. Kemacatan lalu lintas merupakan dasar dari adanya masalah lainnya
seperti kesemerawutan lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, ketegangan psikis pengguna
jalan. Ciri dari kemacatan lalu lintas adalah laju kendaraan tidak dapat mencapai
kecepatan yang sesuai dengan rancangan jaringan jalan. Kemacatan lalu lintas
mempengaruhi kondisi psikis pengguna jalan yaitu tingkat stres dan kejenuhan yang
tinggi. Kecelakaan lalu lintas akibat kemacatan di Indonesia telah menjadikan Indonesia
negara dengan kecelakaan peringkat 1 di ASEAN dan kecelakaan lalu lintas merupakan
pembunuh nomor 2 di Indonesia. Presentase kecelakaan di Indonesia telah mecapai

III - 4 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

presentase lebih dari 67% menurut Dirjen Kementerian Perhubungan Darat.


(http://www.poskota.co.id/berita-terkini diakses tanggal 19 November 2010)
Padatnya volume kendaraan bermotor juga berdampak pada kondisi lingkungan.
Bahan bakar dan teknologi kendaraan yang digunakan tidak ramah lingkungan seperti
bahan bakar solar dari jenis mesin disel dapat menghasilkan gas buang berupa kuarbon.
Gas polutas dari pembakaran bahan bakar fosil ini dapat menjadi polusi udara. Gas
karbon monoksida (CO) merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan
global. Pemanasan global saat ini menjadi salah satu isu global yang gempar dibicarakan
dan penyebabnya adalah karena kegiatan manusia. Kegiatan manusia penyebab
pemanasan global adalah kegiatan industri dengan limbahnya yang menghasilkan gas
rumah kaca dan akibat pembakaran bahan bakar fosil. Kualitas lingkungan di perkotaan
saat ini semakin mengalami degradasi. Daya dukung lingkungan yang semakin rendah
akibat kegiatan manusia tersebut dapat menimbulkan dampak yang dapat merugikan.
Kerugian tersebut adalah banyak munculnya bencana alam dan pola kehidupan makhluk
hidup.
Terhambatnya aktifitas akibat kemacatan lalu lintas dapat mengakibatkan
hilangnya oportunity cost, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi. Kegiatan
penduduk pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masing-masing masyarakat.
Penduduk bepergian untuk menjalankan pekerjaannya adalah demi mendapatkan uang.
Kemacatan lalu lintas di Kota Jakarta telah bearada pada kondisi yang sangat
kritis. Jumlah kecelakaan lalu lintas di Jakrta pada tahun 2009 mencapai 6.896 kasus dan
meningkat 7,51 persen dari 6393 kasus pada tahun sebelumnya.(
http://kabar.in/2009/jawa/dki-jakarta/12/30/news-kecelakaan-lalin-di-jakarta-naik-75-
persen.html, diakses tanggal 18 November 2010). Penanganan masalah kemacatan perlu
direncanakan sistem transportasi secara terpadu dan komprehensif agar menjadi efektif
dan efisisien.

III - 5 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

3.2 Sistem Transportasi Busway “Transjakarta” di Kota Jakarta


Kota Jakarta merupakan kota metropolitan terbesar dan terpadat di Asia
Tenggara. Karakteristik kota metropolitan yaitu memiliki tingkat mobilitas yang sangat
tinggi dengan jumlah penduduk yang tinggi juga. Tingginya jumlah penduduk di Kota
Jakarta mengakibatkan semakin beragamnya moda transportasi yang digunakan.
Penduduk Kota Jakarta lebih memilih penggunaan kendaraan pribadi dibanding untuk
menggunakan moda transportasi publik, sehingga kapasitas jalan semakin tidak mampu
menampung kuantitas kendaraan. Pilihan penduduk Kota Jakarta terhadap kendaraan
pribadi dibanding moda transportasi publik karena kuantitas angkutan publik lebih kecil
dibanding dengan kuantitas pengguna. Selain itu kualitas pelayanan, keamanan dan
kenyamanan transportasi publik masih minim. Problematika tersebut yang
mengakibatkan terjadinya masalah kemacatan di Kota Jakarta , sehingga perlu adanya
moda transportasi terpadu dan berkelanjutan.
3.2.1 Sistem Jaringan dan Manajemen TransJakarta
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta untuk mengatasi
tingginya tingkat kemacetan dengan menerapkan sistem transportasi terpadu, sehingga
terciptanya sistem transportasi yang efisien dan efektif. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan mengadakan alat transportasi publik adalah Busway atau
TransJakarta. TransJakarta merupakan sarana transportasi makro bagi penduduk Jakarta
dengan jalur khusus bebas hambatan dan sebuah sistem transportasi bus cepat.
Sistem TransJakarta didasarkan pada sistem Transmilenio di Bogota-Kolombia
dan keberhasilan Bus Rapid Transit di Kota Curitiba-Brazil. Berdasarkan SK. Gubernur
No. 84 Tahun 2004, secara umum kebijakan Pemda tentang penerapan sistem BRT
tersebut meliputi dua sistem yang menjadi tulang punggung pengembangan wilayah
perkotaan, yaitu :
a. Sistem angkutan umum dengan melakukan promosi terhadap pengguna angkutan
umum, meliputi :
1) Mengembangkan tingkat dan jenis pelayanan yang diberikan angkutan
umum.
2) Mengintegrasi sistem transportasi meliputi-moda untuk memberikan
kemudahan dan kenyamanan.

III - 6 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

3) Memanfaatkan sistem angkutan umum yang ada.


b. Sistem jaringan jalan dengan melakukan pengurangan tingkat kemacetan lalu
lintas, meliputi :
a. Mengembangkan sistem jalan arteri.
b. Meningkatkan efesiensi penggunaan kapasitas jalan.
c. Menekan demand lalu lintas yang berlebihan dengan penerapan manajemen
kebutuhan transportasi.
Harga tiket TransJakarta telah disubsidi oleh pemerintah agar dapat terjangkau
oleh masyarakat. Dalam sistem busway ini terdapat persyaratan pelayanan bagi
penumpang yang didasar pada kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Kemudahan skases untuk angkutan umum.
b. Keamanan.
c. Ruang tunggu yang nyaman bagi penumpang dan terlindungi dari cuaca.
d. Waktu tunggu yang nyaman bagi penumpang dan terlindungi dari cuaca.
e. Kualitas pelayanan yang cukup tinggi selama perjalanan.
f. Stasiun atau halte pemberangkatan maupun perhentian yang aman.
g. Ketersediaan informasi.
Trans Jakarta mulai dioperasikan sejak awal tahun 2004. TransJakarta merupakan
penerapan dari sistem Bus Rapid Transit (BRT). Secara umum pengembangan sistem
jaringan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kesetaraan pelayanan terhadap
seluruh masyarakat. Sistem transportasi umum yang efisien dan mampu mendukung
pertumbuhan ekonomi dan mampu memberikan alternatif terpisah masyarakat,
khususnya di wilayah DKI Jakarta. Visi dalam penerapan TransJakarta adalah untuk
terwujudnya Jakarta sebagai ibukota yang manusiawi, efisien dan berbudaya saing global
dan sejajar dengan kota-kota lain di dunia serta menciptakan trasnportasi umum yang
efisien dan mampu memberikan alternatif terbaik bagi masyarakat dalam melakukan
perjalanan. Misi TransJakarta untuk menunjang visi tersebut. Misi TransJakarta yaitu :
a. Mempromosikan dan meningkatkan penggunaan angkutan umum oleh warga
Jakarta
b. Mengembangkan dan memberikan tingkat pelayanan angkutan umum modern
yang prima sebagaimana layaknya kota-kota besar di dunia

III - 7 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

c. Mengintegasikan sistem transportasi multi-moda untuk memberikan kemudahan


dan kenyamanan perjalanan penduduk
d. Melalui tranportasi yang baik, akan menumbuhkan budaya disiplin
TransJakarta yang dikenal dengan sebutan “TiJe” ini menggunakan jalur khusus
yang berada di jalan arteri dan memisahkan 2 jalur yang berbeda arah. Jalur transjakarta
merupakan jalur khusus yang tidak boleh dilewati kendaraan lainnya termasuk bus selain
TransJakarta. Terdapat halte tempat pemberhentian bis yang berfungsi sebagai lokasi
keluar masuknya penumpang yang dinamakan Shalter. Pos pemberhentian (Shalter)
tersebut juga berfungsi sebagai lokasi transit untuk menggunakan bis yang mengarah
pada tujuan yang berbeda. Halte TransJakarta ini berbeda dengan halte bus biasa karena
terletak di tengah jalan arteri. Terdapat fasilitas lift pada halte tertentu. Untuk mencapai
halte bus, dilengkapi dengan jembatan penyebrangan yang berada di atas jalan arteri
Kota Jakarta. Fasilitas jembatan penyebrangan yang menuju halte busway memberikan
kemudahan pengguna untuk menuju halte tersebut. Hal ini terlihat bahwa fasilitas pejalan
kaki juga menjadi pendukung dari pelayanan bus TransJakarta.
TransJakarta diterapkan untuk menciptakan suatu sistem jaringan yang terpadu,
efisien dan efektif dari operasional dan ekonomi. Bus “priority” ini didukung dengan
pelayanan jaringan trayek pengumpan (feeder lines service) yang saling terintegrasi satu
dengan lainnya. Terdapat 8 koridor pada awal penerapannya di Jakarta dan setiap bus
memiliki rute berbeda. Koridor dibagi dalam 2 jenis yaitu koridor dengan jalur 2 arah
dan lingkaran 1 arah serta dilengkapi dengan halte di Kota Jakarta yang berjumlah 20
titik Halte dengan jarak antar halte adalah 650 m. Koridor busway tersebut yang masing-
masing saling berhubungan dan memiliki lokasi tujuan yang berbeda. Koridor tersebut
adalah :
 Koridor 1 : Tujuan Stasiun Kota
 Koridor 2 : Tujuan Terminal Pulo Gadung
 Koridor 3 : Tujuan Terminal Kali Deres
 Koridor 4 : Tujuan Terminal Pulo Gadung
 Koridor 5 : Tujuan Ancol
 Koridor 6 : Tujuan Ragunan

III - 8 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

 Koridor 7 : Tujuan Terminal Kampung Rambutan


 Koridor 8 : Tujuan Terminal Lebak Bulus

Gambar 3.1 Rute Busway Trans Jakarta


Sumber : http://www.rutebusway.com/data/rutebusway.com.pdf
iaks s tan al op m r 21:50:20

Berdasarkan gambar rute busway di atas dapat diketahui, TransJakarta memiliki


jalur yang saling berhubungan dan memiliki rute yang spesifik untuk setiap jenis bus
pada setiap koridor. Jalur-jalur tersebut dihubungkan dengan shalter (halte khusus
busway) yang akan menghubungkan dengan jalur lainnya. Terlihat sistem jaringan Trans
Jakarta cukup terpadu, karena langsung menghubungkan ke koridor-koridor dengan

III - 9 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

mempertimbangkan tingkat mobilitas tertinggi penduduk dan menghubungkan dengan


moda transportasi lainnya seperti pada jalur menuju Terminal Kampung Rambutan,
Terminal Kalideres, Terminal Lebak Bulus dan Terminal Pulo Gadung. Jalur
TransJakarta yang langsung menuju terminal-terminal tersebut dapat menghubungkan
dengan moda transportasi bus antar kota dan antar provinsi. TransJakarta juga menuju
Stasiun Kota pada koridor 1, sehingga dapat menghubungkan dengan moda transportasi
kereta api. Dengan adanya TransJakarta, penduduk memiliki aksesbilitas yang tinggi
dengan sistem transportasi terpadu dan mampu mengintegrasi antar jenis moda.
Kemudahan aksesbilitas tresebut dapat berpotensi meningkatkan kesejahteraan penduduk
dengan kemudahan untuk mobilisasi. TransJakarta cukup efektif untuk mengatasi
kemacetan karena fasilitasnya yang aman dan nyaman dapat menjadi daya tarik bagi
penduduk untuk lebih menggunakan busway dari pada kendaraan pribadi. Penggunaan
moda transportasi pribadi menjadi semakin tidak nyaman karena jumlahnya yang
semakin meningkat tidak diimbangi dengan kualitas prasarana yang menunjang.
TransJakarta juga lebih efisien dibanding trasnportasi publik lainnya karena, harganya
yang cukup terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan hanya membutuhkan uang
sebesar Rp 3.500,00 penduduk Jakarta dapat berkeliling kota tersebut. Hal inilah yang
menjadikan Trans Jakarta sebagai moda transportasi publik yang terpadu, efektif dan
efisisen untuk mengatasi permasalahan lalu lintas di Kota Jakarta.
Berdasarkan SK. Gubernur No. 84 Tahun 2004, rencana sistem Tran Jakarta
adalah dengan menyediakan 15 koridor bus hingga tahun 2010 dengan total panjang 160
Kilometer. Rencana koridor tersebut adalah :
1. Kota - Blok M
2. Pulo Gadung – Harmoni
3. Kalideres – Harmoni
4. Warung Jati- Imam Bonjol
5. Kampung Melayu – Ancol
6. Kampung Rambutan – Kampung Melayu
7. Pulo Gadung – HI
8. Pasar Minggu – Manggarani
9. Kampung Melayu – Roxy

III - 10 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

10. Tomang – Harmoni – Pasar Baru


11. Senayan – Tanah Abang
12. Pulo Gebang – Kampung Melayu
13. Lebak Bulus – Kebayoran Lama
14. Kali Malang – Blok M
15. Cileduk – Blok M
Pemda DKI Jakarta telah menyiapkan 82 unit armada bus dengan kapasitas
sebesar 85 orang. Operator untuk menyediakan bus dan pramudi TransJakarta adalah PT.
Jakarta Ekspress Trans (PT. JET). Kapasitas tampung bus adah 30 tempat duduk dan 55
untuk berdiri. Bus yang digunakan sebagai bus TransJakarta adalah bus Mercedes-Benz
dan Hino yang berbahan bakar bio solar. Bio solar merupakan bahan bakar kendaraan
yang cukup ramah lingkungan. Warna bus adalah merah dan kuning disertai dengan
gambar elang bondol dan salak pada bagian eksterior. Bus berwarna biru dan putih
berada pada koridor 2 dan koridor 3 menggunakan bus Daewoo berbahan bakar gas yang
didatangkan dari Korea Selatan.(http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126797-S-
5699-Analisis%20perilaku Analisis.pdf, diakses tanggal 13 November 2010)

Gambar 3.2 Bus TransJakarta dan Halte

Bus TransJakarta dibangun menggunakan bahan-bahan tahan api, sehingga jika


terjadi percikan api tidak akan menjalar. Kerangka bus menggunakan Galvanil, sejenis
logam campuran seng dan besi yang kokoh dan tahan karat. Bus TransJakarta memiliki
pintu yang terletak lebih tinggi dibanding bus lainnya, sehingga untuk masuk ke dalam
bus harus melalui Shalter. Pintu bus TransJakarta menggunakan sistem lipat otomatis
yang dapat dikendalikan dari panel pramudi. Mekanisme pembuka pintu di koridor 2 dan
3 adalah sistem geser untuk lebih mengakomodasi padatnya penumpang pada jam-jam

III - 11 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

tertentu. Terdapat fasilitas informasi untuk penumpang berupa papan pengumuman


elektronik dan pengeras suara yang memberitahukan halte yang akan segera dilalui.
Setiap bus juga dilengkapi dengan sarana komunikasi radio panggil yang memungkinkan
pramudi untuk memberikan dan mendapatkan informasi terkini mengenai kemacetan,
kecelakaan, barang penumpang yang tertinggal. TransJakarta juga dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan penumpang yaitu 8 palu pemecah kaca yng terpasang di beberapa
bingkai jendela dan 3 pintu darurat yang bisa dibuka secara manual untuk evakuasi cepat
serta dua tabung pemadam api di bagian depan dan belakang.
(http://wartaglobal.com/latest/106-transjakarta-busway.pdf, diakses 13 November 2010).
TransJakarta memiliki pelayanan untuk operasional perangkutannya mulai dari
pukul 05.00 sampai pukul 22.00 WIB. Pemberangkatan operasi TransJakarta pada jam
sibuk adalah selama 2 menit dan pada jam normal adalah selama 3 menit. Terjadi Lay
Over Time di terminal Blok M dan terminal Kota selama 5 menit. Trans Jakarta memiliki
waktu tempuh (one-way) rata-rata selama 45 menit dan ritase per hari sebesar 420 rit.
Kecepatan maksimum busway ini adalah 50 km/jam dengan sistem headway (pengaturan
interval keberangkatan bus).
3.2.2 Keunggulan TransJakarta
TransJakarta merupakan moda angkutan publik yang berbeda dengan moda
angkutan publik lainnya. Sistem pelayanan dan fasilitasnya yang lebih lengkap dan lebih
bersahabat menjadikan TransJakarta memiliki tingkat kenyamanan yang lebih dibanding
dengan moda lainnya. Pelayanan transportasi makro ini memiliki keunggulan pada aspek
sosial ekonomi dengan fasilitas pendukungnya untuk kemudahan akses pergerakan
masyarakat. Keunggulan-keunggulan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Busway TransJakarta memiliki keunggulan dibanding moda transportasi lainnya
seperti bus kopaja yang memiliki skala pelayanan tidak jauh berbeda dengan Trans
Jakarta. Keunggulan Trans Jakarta dibanding bus Kopaja dapat dijelaskan pada tabel 3.1
berikut.

III - 12 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Tabel 3.1 Tabel Keunggulan TransJakarta Dibanding Kopaja Berdasarkan Fasilitas


Fasilitas Kopaja Trans Jakarta
Halte atau tempat pemberhentian bus TransJakarta memiliki Halte
kopaja sangat tidak nyaman untuk khusus untuk calon penumpang.
para penumpang karena halte tidak Halte (Shalter) ini dilengkapi
dapat menampung banyak orang dan dengan fasilitas publik seperti
letaknyaa tidak aman yang berada di ruang tunggu yang nyaman dan
trotoar. Kenyamanan di halte bus informasi arah tujuan untuk
tersebut sangat rendah karena tidak pengguna. Letaknya yang berada
memiliki standar pelayanan yang di tengah jalan arteri ini terdapat
Halte
memadai untuk calom penumpang fasilitas pendukung berupa
bus. Kopaja tidak memiliki halte jembatan penyebrangan yang
khusus untuk calon penumpang aman dan nyaman untuk pejalan
sehingga tidak hanya calon kaki.
penumpang kopaja saja yang berada
di halte tapi juga moda angkutan
lainnya.

Bus kopaja memiliki fisik yang sudah TransJakarta dirancang dengan


tidak layak guna karena bodi yang bahan yang anti api dan mampu
sudah tidak kokoh dan masih menampung hingga 50 orang.
digunakan dengan kapasitas Busway dilengkapi dengan kursi
Fisik Moda penumpang yang berlebihan. yang nyaman dan pegangan
Penumpang harus berdesak-desakan gantung untuk para penumpang
untuk mendapatkan kursi dan harus yang berdiri, sehingga penumpang
berdiri tanpa ada fasilitas pendukung dapat merasa nyaman dan aman
bagi penumpang. dalam perjalanan.
Kopaja tidak memiliki jalur khusus. TransJakarta dengan sistem
pengemudi kopaja yang tergolong terpadunya memiliki jalur khusus
melanggar peraturan karena kebut- yang terorganisir dengan baik.
kebutan, sehingga bus ini banyak Jalur khusus busway berada di
memakan jalan. Kopaja bebas untuk tengah jalan arteri dan terdapat
memotong jalan dan kebut-kebutan pembatas untuk jalur kendaraan
karena jalurnya yang menjadi satu umum lainnya. Busway merupakan
dengan kendaraan lainnya, sehingga angkutan publik yang bebas
kopaja banyak merugikan pengguna hambatan dan tidak mengganggu
jalan lainnya. Kopaja merupakan pergerakan moda transportasi
angkutan yang tidak taat peraturan lainnya. Dengan adanya jalur
lalu lintas karena kopaja terbiasa khusus, busway memiliki
berhenti di sembarang tempat untuk aksesbilitas tinggi dan lebih
Jalur Lintasan mengangkut dab menurunkan menghemat waktu karena tidak
penumpang. Kecepatan kemudi dari terjebak macet saat jam puncak
kopaja cenderung di melebihi batas aktifitas kendaraan di Jakarta.
maksimal. Transportasi terpadu ini memiliki
akses terhadap moda angkutan
lainnya seperti kreta api dan bus
antar provinsi dan dilengkapi
dengan sistem perjalanan yang
baik. Halte busway (shalter)
menjadi tempat naik turunnya
penumpang yang sudah
ditentukan.

III - 13 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Fasilitas Kopaja Trans Jakarta


Kopaja memiliki tingkat keamanan Terdapat petugas keamanan yang
yang rendah karena pengemudi yang khusus untuk menjaga kondisi
kebut-kebutan dan tidak terdapat penumpang di dalam busway
petugas keamanan yang memantau. maupun di halte, sehingga tindak
Sering terjadi tindak kriminal di kriminal dapat diantisipasi.
Keamanan
dalam bus kopaja sehingga tingkat Tabung pemadam api, palu, dan
kewaskapadaan penumpang sangat pintu darurat juga tersedia di
tinggi. dalam bus untuk mengantisipasi
terjadinya kebakaran.

Kopaja merupakan moda dengan TransJakarta menggunakan bahan


mesin diesel dan menggunakan bahan bakar bio gas dan gas yang
bakar solar. Bahan bakar solar dirancang khusus untuk busway.
merupakan bahan bakar yang tidak Bahan bakar tersebut tergolong
ramah lingkungan karena mesin disel ramah lingkungan, sehingga tidak
Ramah Lingkungan mengeluarkan asap pembuangan menimbulkan dampat pencemaran
yang dapat mencemari lingkungan. udara akibat pembakaran bahan
Kopaja merupakan moda angkutan bakar fosil. Transportasi ramah
publik yang tidak ramah lingkungan, lingkungan seperti ini merupakan
sehingga bukan merupakan jenis transportasi yang berkelanjutan
trasnportasi yang berkelanjutan

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui keunggulan TransJakarta sebagai sistem


trasnportasi terpadu dibandingkan moda angkutan umum sebelumnya yaitu bus kopaja.
Secara umum yang membedakan antara TransJakarta dan bus kopaja adalah fasilitas dan
sistem pergerakannya. Fasilitas halte, fisik moda, jalur lintasan, keamanan, dan ramah
lingkungan. Angkutan publik yang memiliki fasilitas penunjang yang baik akan memberi
kenyamanan penumpang dalam perjalanannya. TransJakarta juga memiliki aksesbilitas
tinggi untuk pergerakan dan sistem trasnportasi yang terpadu mengintegrasi moda
angkutan lainnya seperti kereta api, motor dan bus antar provinsi. TransJakarta
memberikan kesetaraan dalam penyediaan fasilitas untuk seluruh lapisan masyarakat dan
biayanya cukup terjangkau. Busway dapat dikatakan terjangkau karena moda ini
menerapkan kebijakan tarif tunggal. Untuk sekali naik, hanya memerlukan uang sebesar
Rp 3500,00 dan gratis untuk berganti koridor. Dengan uang Rp 3500,00 penumpang
dapat berjalan menyusuri semua koridor tanpa harus mengeluarkan uang untuk menuju
koridor lainnya. JakCard merupakan sistem pembayaran yang saat ini diterapkan untuk
kartu berlangganan penumpang TransJakarta. Kartu ini seperti creditcard yang
pembayarannya akan diakumulasikan perbulannya, sehingga memberikan kemudahan
bagi penumpang untuk berlangganan TransJakarta. Teknologi ramah lingkungan yang

III - 14 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

diterapkan pada busway dapat meminimalisasi dampak polusi udara terhadap


lingkungan.
TransJakarta juga melayani perjalanan wisata khusus siswa-siswi. Program
tersebut menjadikan busway merupakan salah satu sarana pembelajaran yang baik bagi
anak-anak. Siswa-siswi dapat belajar bagaimana cara melakukan perjalanan yang baik
menggunakan bus TransJakarta. Pembelajaran sejak dini seperti ini perlu dikembangkan
agar sejak kecil anak-anak mengerti bagaimana melakukan perjalanan yang baik dan
mentaati peraturan yang ada. Seperti kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi KB-TK
Islam Al- Azkar pada tanggal 23 April 2009. Mereka dapat belajar langsung di lapangan
bagaimana cara melakukan perjalanan dan mentaati peraturan TransJakarta. Program ini
perlu lebih dikembangkan sebagai sarana pengetahuan di luar sekolah yang sangat baik.
(http://minrifatillah.blogspot.com/2009/04/senangnya-naik-busway.html, diakses tanggal
18 November 2010)

Gambar 3.3 Berwisata Sambil Belajar Naik Busway


Sistem transportasi TransJakarta merupakan sistem transportasi yang
berkelanjutan, sebab sistem transportasi ini danapat mengakomodasikan aksesbilitas
secara maksimal dengan dampak negatif seminimal mungkin. Pengurangan dampak
negatif dapat diupayakan melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan yaitu energi
dan alat angkut yang dapat meminimalisasi polusi. TransJakarta juga menciptakan
kesetaraan pelayanan pada seluruh lapisan masyarakat.

III - 15 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

3.2.3 Kendala Penerapan TransJakarta


Kendala merupakan suatu hambatan dalam suatu proses untuk tercapainya suatu
tujuan. Kendala dalam penerapan TransJakarta untuk menciptakan sistem transportasi
yang dapat didukung oleh masyarakat adalah dipengaruhi oleh faktor pengawasan
pemerintah setempat, human eror, dan kesadaran dari masyarakat Jakarta.
a. Human Eror
Human eror sebagai salah satu faktor kendala penerapan TransJakarta merupakan
faktor kesalahan yang berasal dari kesalahan manusia secara teknis.
1) Masih banyak kasus kecelakaan oleh busway sejak Januari sampai Juni
2010 telah tercatat 258 kecelakaan oleh busway dan menyebabkan 10 orang
meninggal. Sejak bulan Januari-Juni telah tercatat 222 pramudi busway
melakukan pelanggaran. Kecelakaan TransJakarta pada tanggal 30 Juli
2010 menyebabkan seorang siswa usia 14 tahun bernama Angga Purwanto.
Penyebab kecelakaan pada jalur TransJakarta adalah karena penyerobotan
jalur TransJakarta, pejalan kaki yang menyeberang tidak pada jembatan
penyeberangan dan pramudi yang melanggar standar operasional prosedur.
(http://akuindonesiana.wordpress.com/2010/07/31/dalam-enam-bula-
terjadi-258-kecelakaan-yang-melibatkan-bus-transjakarta/, diakses tanggal
18 November 2010).
2) Peristiwa kebakaran bus TransJakarta gandeng pada jalur TransJakarta
koridor Kampung Melayu-Ancol pada tanggal 29 Desember 2009.
Kebakaran tersebut terjadi akibat bus tidak sesuai dengan SOP (standar
operasional prosedur) karena tidak ditemukan alat pemadam kebakaran di
dalam bus tersebut.( http://bataviase.co.id/detailberita-10469392.html,
diakses pada tanggal 19 November 2010).
BLU (Badan Layanan Umum) TransJakarta kurang bertindak tegas terhadap
operator karena pihak BLU tidak serius dalam pembayaran biaya operasional.
Kejadia seperti ini akan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kulitas pelayanan TransJakarta. Masyarakat pada awalnya berfikir busway
merupakan sarana transpportasi publik yang aman dan nyaman menjadi sesuatu
yang berbahaya yang dapat mengancam keselamatan mereka.hal ini juga akan

III - 16 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

mengakibatkan masyarakat kembali menggunakan kendaraan pribadi yang


dianggap lebih aman dari menggunakan busway.
b. Pengawasan Pemerintah Setempat dan Badan Terkait
Kurangnya pengawasan pemerintah setempat dan badan terkait terhadap
operasional dan tingkat keamanan dan kenyamanan TransJakarta masih terjadi.
Tidak hanya permasalahan teknis yang kurang dipantau, tapi juga permasalahan
sistem pengawasan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang
tergolong masih lalai. Beberapa kasus tentang kurangnya pengawasan pemerintah
dan pihak berwenang terkait terhadap busway diantaranya :
1) Pengawasan yang dilakukan BLU masih tergolong rendah terhadap
penggunaan bahan bakar TransJakarta. TransJakarta masih dinilai
memberikan dampak polusi udara karena belum tercapainya penggunaan
bahan bakar ramah lingkungan yaitu BBG (bahas bakar gas). Permasalahan
bulum terwujudnya pemakaian BBG untuk TransJakarta karena adanya
kendala untuk sarana penunjang. Seharsunya penggunaan TransJakarta
bertujuan untuk mengurangi polusi udara di Kota Jakarta.
(http://megapolitan.kompas.com/read/2010/01/15/17342617/Tidak.Pakai.B
BG..Transjakarta.Dinilai.Tidak.Serius. diakses tanggal 19 November 2010)
2) Kurangnya pengawasan dan tindakan tegas BLU terhadap operasinal
TransJakarta yaitu pembayaran operasional yang terlambat sehingga
mempengaruhi kualitas pelayanan TransJakarta. Pengawasan terhadap
pramudi yang melanggar juga masih rendah.(
http://bataviase.co.id/detailberita-10469392.html, diakses tanggal 19
November 2010).
3) Terjadinya pelecehan seksual di dalam bus pada saat berdesakan. Salah
satunya adalah peristiwa tindak asusila yang dilakukan oleh seorang PNS
BPKP berinisial DA terhadap dua orang mahasiswi UIN dan Trisakti pada
tanggal 2 Agustus 2010 di busway dari halte Cempaka Putih menuju
Harmoni. Pelaku segera ditangkap oleh petugas busway dan diserahkan
kepada polusi untuk diproses lebih lanjut. Peristiwa ini semakin menjadikan
masyarakat khawatir dan dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat

III - 17 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

semakin menurun. Akibat peristiwa tersebut saat ini diterapkan aturan


untuk memisah penumpang laki-laki dan perempuan pada saat di dalam bus
dan pada saat antri karcis. Perlu adanya tindakan dan peraturan tegas untuk
menjalankan aturan tersebut agar penumpang dapat merasa aman dan
nyaman.(http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=258952, diakses
tanggal 19 November 2010)
c. Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk mentaati dan bersikap disiplin terhadap peraturan
lalu lintas khususnya TransJakarta masih tergolong rendah. Masih sering terjadi
pelanggaran yang dilakukan pengguna jalan dan penumpang TransJakarta,
sehingga berpengaruh terhadap tingkat keamanan perjalanan TransJakarta.
Berdasarkan situs (http://news.okezone.com/read/2010/07/23/338/355665/sehari-
polisi-tilang-2-327-penerobos-jalur-busway, diakses tanggal 19 November),
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dalam Operasi Patuh Jaya 2010
menilang 2.327 pengendara motor yang menerobos jalur busway pada hari ke-10.
Tercatat 404 kali pengemudi kendaraan roda empat, angkutan umum metromini
dan kopaja sebanyak 290 kali, angkutan truk 77 kali melakukan pelanggaran lalu
lintas. Kejadian ini mengindikasikan bahwa masyarakat belum memiliki
kesadaran tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas agar tidak terjadinya
kecelakaan. Kurangnya kesadaran masyarakat tersebut juga menjadi penghambat
untuk sistem transportasi TransJakarta.
Secara umum, kendala dalam operasional TransJakarta adalah kurangnya
peningkatan pengawasan BLU dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kelebihan
dari TransJakarta serta mentaati tata tertib lalu lintas. Permasalahan teknis dan keamanan
terhadap penumpang dapat berdampak menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
kinerja operasional TransJakarta. Menurunnya kepercayaan masyarakat adapat
mengakibatkan masyarakat kembali menggunakan kendaraan pribadi yang dianggap
lebih aman. Hal ini akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan busway untuk
menangani masalah kemacatan lalu lintas, kerana dengan kembalinya msyarakat
menggunakan kendaraan pribadi menyebabkan TransJakarta tidak efektif dan efisien.
Kemacatan lalu lintas akan kembali terjadi.

III - 18 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Kendala untuk mencegah kemacatan lalu lintas adalah semakin bertambahnya


kepemilikan kendaraan pribadi. Untuk medapatkan kendaraan pribadi saat ini cukup
mudah dari penawaran produsen kendaraan bermotor dengan pembayaran kredit uang
muka rendah. Pemerintah perlu memerikan kebijakan untuk membatasi kepemilikan
kendaraan pribadi dengan menaikkan pajak kepemilikan kendaraan agar masyarakat
lebih memilih mengguanakan fasilitas publik yaitu TransJakarta.
Tidak muda menerapkan kebijakan pemerintah tersebut. Perlu adanya koordinasi
yang baik antar pihak terkait dan masyarakat. Perencanaan transportasi yang bertujan
unutk kesejahteraan masyarakat perlu melibatkan partisipasi masyarakat agar dapat
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan. Tindakan tegas dan disiplin oleh
pemerintah dan masyarakat perlu ditingkatkan agar sistem TransJakarta yang sudah
cukup baik dalam perencanaannya dapat teraplikasi dengan baik.

3.3 Sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Curitiba-Brazil


Kota Curitiba terletak di bagian selatan Negara Brazil yang berjarak 1.081 km
dari . Perencanaan pembangunan pertama dari Kota Curitiba disebut dengan perencanaan
“Agache”. Perencana kota tersebut adalah seorang warga negara Prancis bernama Alferd
Agache. Perencanaan kota berorientasi pada integrasi antar kegiatan dan jenis moda
transportasi serta trasnportasi yang ramah lingkungan.
3.3.1 Sistem Transportasi Curitiba
Curitiba dulunya adalah kota metropolitan yang memiliki tingkat kemacatan lalu
lintas cukup tinggi di Brazil pada tahun 1970-an karena terjadi ledakan penduduk.
Curitiba dapat diubah secara radikal pada masa pemerintahan Walikota John Lerner
khususnya pada sistem trasnportasi Curitiba tahun 1990-an. Kemudian berkembang
perencanaan sustainable transportation dengan sistem Trinary Road System (RIT).
Transportasi yang menyenangkan merupakan keunggulan kota dengan jumlah
penduduk 1.710.000 jiwa (data 2003). Menurut Hemanto (2006), perombakan
fundamental yang dilakukan Curitiba pertama adalah mengubah desain tata kota dari
semula terpusat menjadi linear. RIT merupakan 2 jalur pada jalan arteri yang berlawanan
arah dan terdapat dua jalur sekunder yang berada di tengah jalan arteri. Dua jalur
sekunder tersebut berfungsi sebagai jalur khusus untuk busway.

III - 19 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Penerapan sistem RIT di Kota Curitiba dibangun secara linier dengan


menghubungkan permukiman penduduk menuju pusat Kota Curitiba. Sistem transportasi
yang dibangun secara linier dapat menghemat energi karena waktu tempuh untuk
perjalanan lebih pendek. Penghematan tersebut karena penataan jantung kota gedung
komersial, pemerintahan, pendidikan, kegiatan industri dan ekonomi berada di pusat kota
sedangkan permukiman terletak di sekitarnya dan terdapat 12 terminal penumpang yang
tersebar di seluruh penjuru mata angin.
Elemen utama dari jaringan trnsportasi RIT adalah transportasi terpadu yang
kompleks tapi sederhana. Trasnportasi di Kota Curitiba 70% menggunakan bus. RIT
mengintegrasi lima jenis bus utama yang cukup kompleks, yaitu bus cepat, antar distrik,
langsung, pengumpan dan bus konvensional yang masing-masing nelayani tujuan
tertentu. bus ekspres melayani perjalanan ke luar pusat kota di sepanjang lima koridor
utama dan mengangkut hingga 270 penumpang. Bus antar-distrik melayani perjalanan di
dua lingkaran di sekitar pusat kota dengan akses cepat dari satu sektor ke sektor lainnya.
Bus langsung digunakan sebagai cara tercepat melakukan perjalanan. Bus konvensional
berjalan di loop dan menghubungkan bidang minat dalam bagian tertentu dari kota.
Sistem RIT juga menawarkan bus khusus wisatawan.
Curitiba mampu membuat sistem yang efisisen dan mudah digunakan. Sistem
jalan trinary mengintegrasikan semua bagian dari sistem transportasi. Sistem jalan trinary
terdiri dari tiga rute utama. Rute tengah (warna merah) terdiri dari 2 komponen ini
merupakan sebuah jalur khusus oleh busway. Kawasan ini dikelilingi oleh jalur untuk
lalu lintas lokal yaitu akses kendaraan bermotor.

Gambar3.4 The Trinary Road System

III - 20 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Penerapan sistem RIT menjadikan sistem trasnportasi Kota Curitiba sangat


efisien dengan kemudahannya. Mampu mengintegrasi antar moda yaitu bus dan antar
tujuan penumpang, sehingga sistem trasnportasi RIT merupakan sistem trasnportasi yang
berkelanjutan dengan teknologi transportasi yang ramah lingkungan.
3.3.2 Keunggulan BRT
Alat transportasi publik di Kota Curitiba adalah Bus Rapid Transit. Bus tersebut
merupakan transportasi publik yang fleksibel untuk melayani berbagai kebutuhan. BRT
memiliki keistimewaan dengan jalur khusus busway yang berada di tengah jalan arteri
dan dilengkapi dengan tempat pemberhentian (halte) yang cukup nyaman. Berdasarkan
rencana induk (master plan) Kota Curitiba, penerapan busway bertujuan untuk menekan
volume lalu lintas kendaraan bermotor masih ke pusat kota, untuk menahan laju
perkembangan wilayah, menyediakan sistem transportasi publik yang nyaman dan
terjangkau serta untuk pelestarian kearifan lokal.
Skala operasioan dari BRT adalah terdapat340 jalur bus yang berbentuk linear
dengan total bus sebanyak 1600 bus. Jalus khusus busway sepanjang 1100 km dan
kecepatan bus adalah 60 km/jam. Busway ini mampu mengangkut 1,9 juta sampai 2 juta
per hari.

Gambar 3.5 Koridor Linear Terhadap Pusat Kota Curitiba

III - 21 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Volume lalu lintas kendaraan dapat dikendalikan dengan cara menurunkan minat
warga Curitiba untuk menggunakan mobil. Penyediaan fasilitas publik yang terjangkau
dan nyaman mampu menekan minat warga menggunakan kendaraan pribadi. Kecelakaan
dan kemacatan lalu lintas dapat diatasi dengan menekan minat warga terhadap kendaraan
pribadi. Pemerintah Kota Curitiba juga menempatkan 200 radar lalu lintas di seluruh
penjuru jalan utama. Teknologi berbasis sensor tersebut dipasang di trotoar yang
dilengkapi dengan kamera digital. Radar ini berfungsi untuk mendeteksi setiap mobil
yang melaju di atas speed limit. Instrumen akan merekam nomor mobil yang melanggar
termasuk waktu dan tempat kejadian lalu mengirimnya ke tempat tinggal sang
pengemudi dalam bentuk speeding ticket. Pengemudi yang melanggar batas kecepatan
tersebut akan dikenakan denda.
Terdapat 12 terminal (halte) penumpang di Curitiba yang tersebar di seluruh
penjuru mata angin. Terminal-terminal tersebut memberikan kemudahan bagi
penumpang untuk dapat meninggalkan dan berganti bus tanpa harus membeli tiket baru.
Tarif untuk pelayanan busway sangat terjangkau yaitu 30 smapai 40 US cent dan dengan
satu ongkos dapat mengakses ke seluruh kota.Sarana pendukung BRT ini berbentuk
tabung dan merupakan bagian penting dari sistem trinary. Terminal mengintegrasi 3 rute
utama dilengkapi dengan kafe dan area tempat duduk yang menyenangkan bagi para
penumpang.

Gambar 3.6 Lokasi Terminal Busway

III - 22 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Halte busway berfungsi untuk menyambungkan bus langsung dengan bis


konvensional. Halte berbentuk tabung ini cukup efisien untuk perlindungan dari
cuaca.Halte tersebut juga berfungsi untuk halte bus lokal.

Gambar 3.7 Halte Busway Kota Curitiba

3.4 Perbandingan Kualitas Kuantitas TransJakarta dan Bus Rapid Transit Curitiba
3.4.1 Kesamaan
Sistem penerapan busway TransJakarta dan Curitiba memiliki kesamaan yaitu
menggunakan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Keberadaan busway pada dua negara
tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yaitu kamcatan lalu
lintas. Kemacatan terjadi akibat ledakan penduduk. Inti dari penerapan sistem ini
adalah membangun sistem transportasi terpadu, efisien, efektif sehingga menjadi
transportasi yang berkelanjutan.
Kesamaan antara TransJakarta dan Curitiba bus dapat dilihat berdasarkan jalur
pergerakan dan operasioanlnya, kondisi dan fungsi halte, serta cara pembayaran
tiketnya. Kesamaan tersebut dapat diketahui pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Tabel Persamaan TransJakarya dan Curitiba Bus
Kesamaan TransJakarta dan Curitiba Bus
- Menggunakan sistem Bus Ripid Transit
- Jalur khusus busway yang terletak di tengah jalan arteri
- Merupakan jalur bebas hambatan
- Terdapat 2 jalur kendaraan bermotor di sisi kanan dan kirinya
Jalur dan yang berlawanan arah
operasional - Menghubungkan ke pusat kegiatan
- Mengintegrasi antar moda
- Tidak memiliki waktu panjang untuk berhenti
- Tidak membutuhkan waktu lama untuk menuju tempat tujuan

III - 23 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

- Terletak di tengah jalan arteri


- Fasilitas halte yang nyaman denga ruang tunggu
Halte - Tempat naik turunnya penumpang
- Tempat transit menuju jalur lainnya
- Kemudahan akses bagi pejalan kaki
- Harga cukup terjangkau oleh semua lapisan msyarakat di negara
masing-masing
Pembayaran - Hanya dengan pembayaran 1 kali dapat mengakses kes seluruh
bagian kota

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui persamaan antara TrasnJakarta dan


Curitiba Bus. Pada kondisi jalur dan sistem operasionalnya, sama-sama
menggunakan sistem BRT dengan jalur khusus bebas hambatan yang berada di
tengah jalan arteri. Persamaan pada sistem operasional adalah waktu pemberhemtian
tidak lama dan aksesbilitas cukup tinggi.
Letak halte yang berada di tengah jalan arteri memiliki fasilitas dan
kenyamanan yang sama. Halte cukup mudah di akses oleh pejalan kaki dan berfungsi
sebagai lokasi transit untuk penumpang. Proses pembayaran busway cukup dengan 1
kali bayar dapat mengakses ke seluruh bagian kota dengan harga yang terjangkau.
3.4.2 Perbedaan
Secara umum, perbedaan penerapan sistem Bus Ripid Transportation antara
TransJakarta dengan Curitiba bus adalah pada sumber daya manusia. Perilaku dan
kesadaran masyarakatnya sebagai penentu keberhasilan program tersebut. Penerapan
sistem BRT pada dasarnya cukup efektif dan efisien untuk mengatasi kemacatan lalu
lintas, kendalanya terletak pada kedisiplinan dan konsistensi dari pemerintah serta
masyarakat.
Perbedaan antara TransJakarta dengan Curitiba Bus dapat dilihat beradarkan
jalur dan operasionalnya, Halte, skala pelayanan, perilaku masyarakat, serta
pengawasan pemerintah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Tebel Perbedaan TransJakarya dan Curitiba Bus
TransJakarta Curitiba Bus
Perbedaan
(Indonesia) (Brazil)
- Jalur tidak cukup lebar - Jalur cukup lebar
- Hanya memiliki 1 jalur khusus - Memiliki 2 jalur dengan arah
Jalur dan untuk busway sehingga gerak berlawanan dan antar bus dapat
Operasional busway terbatas dan tidak bisa saling menyalib
saling mengejar - Pola kegiatan penduduk mengikuti
- Jalur mengikuti pola kegiatan arah jalan yang berbentuk linear

III - 24 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

TransJakarta Curitiba Bus


Perbedaan
(Indonesia) (Brazil)
- Pembatas antara jalur busway - Pembatas antara jalur busway
dengan kendaraan bermotor dengan kendaraak bermotor cukup
kurang aman karena kendaraan aman sehingga kendaraan bermotor
bermotor masih bisa menerobos tidak dapat menerobos jalur busway
jalur busway - Terdapat
- Panjang jalur 160 km - Panjang jalur 1100 km
- Terdapat 15 koridor - Terdapat 340 koridor
- Kecepatan rata-rata maksimal 50 - Kecepatan rata-rata maksimal 60
km/jam km/jam
- Jalur yang tidak berbentuk linear - Jalur yang berbentuk linear dapat
menyebabkan TransJakarta masih menghemat BBM
tidak hemat BBM
- Berbentuk balok - Berbentuk tabung
- Dilengkapi dengan jembatan - Tidak terdapat jembatan
Halte penyeberangan untuk menuju penyaberangan
halte
- Menyediakan 82 armada bus - Menyiapkan 1600 armada bus
Skala
- Mampu mengangkut 85 orang - Melayani hampir 2 juta orang per
Pelayanan sekali jalan hari
- Kurangnya kesadaran tentang - Kesadaran masyarakat tentang
pentingnyamematuhi peraturan pentingnya mematuhi peraturan lalu
Perilaku lalu lintas lintas cukup tinggi
Masyarakat - Kurang disiplin - Disiplin tinggi
- Masih cenederung menggunakan - Pengguna kendaraan pribadi cukup
kendaraan pribadi minim
- Pengawasan operasinal masih - Pengawasan cukup ketat
rendah sehingga menyebabkan sehinggapenduduk semakin merasa
kualitas pelayanan menurun nyaman
- Belum mampu mengendalikan - Mampu mengendalikan kuantitas
Pengawasan
kuantitas kendaraan pribadi kendaraan pribadi
Pemerintah - Tidak ada tindak tegas - Tindakan tegas kepada pelanggaran
pemerintah untuk pelanggaran lalu lintas dengan didukung
lalu lintas karena pengawasan teknologi berbasis sensor
yang masih kurang

Perbedaan utama dalam penerapan sistem BRT di Jakarta dan Curitiba adalah
tercapainya tujuan utama dari sistem tersebut. Pemerintah Curitiba berhasil mengatasi
masalah kemacatan lalu lintas dan mengubah kota tersebut menjadi kota yang aman
dan nyaman, bahkan menjadi contoh untuk penerapan sistem trasnportasi di negara
lain.
Kesuksesan Curitiba belum dapat tercapai di Kota Jakarta. Kendala bagi
pemerintah Kota Jakarta adalah masih tingginya kuantitas penggunan kendaraan
pribadi. Kurangnya dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
TransJakarta yang menyebabkan kuantitas kendaraan pribadi masih tinggi. Fasilitas

III - 25 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

dan pelayanan yang tidak sesuai standar operasional mengakibatkan penurunan


kualitas busway.
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diketahui perbedaan TransJakarta dengan
Curitiba bus dari segi jalur dan operasinalnya adalah jalur TransJakarta yang hanya 1
arah mengakibatkan buasway hanya dapat berjalan 1 arah. Jalur TransJakarta
cenderung mengikuti pola kegiatan yang tidak berbentuk linear sehingga masih
menimbulkan pemborosan energi bahan bakar. Skala pelayanan TransJakarta lebih
kecil dibanding Curitiba Bus. TransJakarta hanya mampu mengangkut 83 penumpang
dalam sekali angkut tapi Curitiba Bus dapat mengangkut hingga 2 juta penumpang
tiap harinya. Jumlah penumpang yang diangkut TransJakarta lebih sedikit dibanding
Curitiba Bus, sehingga TransJakarta tidak mampu menampung seluruh penumpang.
Pemerintah Kota Jakarta belum mampu mengendalikan jumlah kepemilikan
kendaraan pribadi. Hal ini mengakibatkan jumlah kendaraan pribadi dan kecelakaan
masih tergolong tinggi. Perilaku masyarakat yang disiplin dan mendukung program
pemerintah Kota Curitiba juga mendukung keberhasilan menangani kemacatan di kota
tersebut. Lainhalnya dengan di Jakarta, tingkat kedisiplinan dan kesadaran masyarakat
masih rendah. Partisipasi masyarakat masih rendah, sehingga penerapan sistem BRT
ini tidak dapat berjalan sesuai prosedur.

3.5 Critical Review


Curitiba merupakan kota metropolitan sama dengan Jakarta. Ledakan
penduduk akibat urbanisasi menimbulkan banyak dampak terhadap perkembangan
kota dan salah satunya adalah mengakibatkan kesemerawutan lalu lintas.
Kesemerawutasn lalu lintas berupa kemacatan lalu lintas dapat diatasi dengan
menerapkan sistem transportasi berkelanjutan. Transportasi berkelanjutan dapat
mewujudkan sistem transportasi yang terpadu, efisien, dan efektif. Transportasi
berkelanjutan juga berorientasi pada kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Salah
satu sistem yang berkelanjutan adalah sistem Bus Ripid Transit (BRT) berupa
busway.
Sistem busway yang telah diterapkan di Kota Jakarta harusnya dapat
mengatasi masalah kemacatan lalu lintas, melihat keberhasilan Pemerintah Kota

III - 26 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Curitiba yang berhasil mengatasi kemacatan di wilayahnya. Sistem penerapan BRT di


Jakarta dan Curitiba tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal teknis dan
perencanaannya. Perbedaannya adalah tingkat sumber daya manusia dan tingkat
kedisiplinan pemerintah serta masyarakat yang rendah. Perubahan secara radikal yang
dilakukan John Lerner memang cukup sulit untuk dilakukan di Jakarta karena
karakteristik pemerintahan yang berbeda.
Skema mengenai penyebab masih terjadinya kemacatan lalu lintas di Jakarta
meskipus telah adanya TransJakarta dapat dilihat pada gambar...beirikut.

Tingginya
Busway
Pemakaian KEMACATAN
LALU LINTAS TRANSJAKARTA
Kendaraan
Pribadi

KENDALA

Kesadaran Fasilitas Pengawasan Pemerintah


Masyarakat Kota dan Dinas Terkait

Menurunnya kualitas
keamanan dan
kenyamanan

Menurunnya
Kepercayaan
Masyarakat

Menurunnya
Partisipasi
Masyarakat

Gambar 3.8 Skema Penyebab Masih Terjadinya Kemacatan Di Jakarta


III - 27 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

Dari skema di atas, kendala penerapan sistem BRT untuk mengatasi


kamacatan adalah :
1. Kesadaran masyarakat untuk mentaati peraturan masih rendah khususnya
peraturan lalu lintas. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran seperti
menerobos jalur busway oleh pengendara kendaraan bermotor.
2. Pengawasan pemerintah yang kurang ketat mengakibatkan banyak terjadi
pelaksanaan operasional busway yang tidak sesuai SOP.
3. Fasilitas pendukung TransJakarta masih ada yang tidak sesuai dengan SOP
dan tidak dapat melayani penumpang secara maksimal.
Kendala dalam penerapan TransJakarta tersebut dapat berdampak pada
menurunnya kualitas pelayanan, sehingga tingkat keamanan dan kenyamanan bagi
penumpang. Penrunan kualitas tersebut juga mengakibatkan menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja TransJakarta. Partisipasi masyarakat untuk mendukung
program pemerintah tersebut menjadi menurun. Penurunan kepercayaan dan
partisipasi masyarakat merupakan maslah besar. Hal tersebut dapat menjadikan
TransJakarta tida lagi menjadi alat transportasi publik yang efisien dan efektif.
Terburuknya adalah masyarakat kembali menggunakan kendaraan pribadi untuk
beraktifitas. Hal tersebut sama dengan mengembalikan pada kondisi semula yaitu
kemacatan lalu lintas.
Untuk mewujudkan keberhasilan program Bus Rapid Transit perlu perlu kerja
sama pemerintah dan masyarakat. Program ini tidak dapat dilaksanakan hanya dengan
peran pemerintah saja atau masyarakat saja. Koordinasi secara baik yaitu pemerintah
merencanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Masyarakat juga perlu
berperan aktif karena masyarakatlah yang menjadi penentu keberhasilan dan sebagai
pelaku dalam pembangunan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya yang melimpah.
Kondisi lingkungan yang alami merupakan potensi kelestarian Indonesia. Kelestarian
lingkungan tetap terjaga apabila masyarakat Indonesia menyadari pentingnya menjaga
lingkungan. Salah satu upaya untuk mewujudkan kelestarian lingkungan adalah
dengan menerapkan sistem transportasi yang ramah lingkungan. Polusi udara akibat
gas buang dari bahan bakar dan teknologi yang tidak ramah lingkungan dapat

III - 28 | P e m b a h a s a n
[PENERAPAN SISTEM BRT SECARA TERPADU, EFISIEN, DAN EFEKTIF SEBAGAI Sustainable
SOLUSI KEMACATAN LALU LINTAS] Transportation

berdampak pada keseimbangan lingkungan. Dampak terbesar dari polusi udara adalah
pemanasan global akibat gas rumah kaca. Pemanasan global dapat mengakibatkan
bencana bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Jadi, perlu adanya transportasi
ramah lingkungan yang akan mewujudkan trasnportasi yang berkelanjutan.

III - 29 | P e m b a h a s a n

You might also like