Professional Documents
Culture Documents
Yamin
Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009
1
Menggugat Pendidikan Indonesia
( Belajar dari Paulo Freire dan Ki Hadjar Dewantara )
BAB I
Menurut Muhammad Ali bin Daud Ali dalam bukunya pendidikan agama
Islam 2000 disebutkan bahwa politik itu berasal dari bahasa latin atau bahasa Yunani
yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan warga negara atau dengan warga
kota.2 Menurut Ki Supriyoko ada empat definisi politik pendidikan. Pertama, politik
pendidikan adalah metode mempengaruhi pihak lain untuk mencapai tujuan
pendidikan. Kedua, politik pendidikan lebih berorientasi pada bagaiman tujuan
pendidikan dapat dicapai. Ketiga, politik pendidikan berbicara mengenai metode
1 Ngainum Naim dan Ahmad Sauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2008), hlm. 13
2 Ali Mahmudi Am Nur (ed) Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional (Yogyakarta: pustaka
fahima,2007), hlm. 3
untuk mencapai tujuan pendidikan. Ke empat, politik pendidikan berbicara mengenai
sejauh mana pencapaian pendidikan sebagai pembentukan manusia Indonesia yang
berkualitas, penyangga ekonomi nasional dan sebagainya.3
Dalam kamus besar bahasa Indonesia karakter itu berarti sifat-sifat kejiwaan
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Berkarakter
berarti memiliki tabiat, memiliki kepribadian dan berwatak.4 Watak itu adalah sifat
batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Para pendidik
dan psikolog yang terlibat dan melibatkan diri dalam pendidikan karakter memberikan
definisi, karakter sebagai sifat-sifat suatu kepribadian yang tunduk dan patuh pada
sanksi-sanksi moral di masyarkat.
Kejujuran
Keterbukaan
Bertanggung jawab
Kemampuan berbagi.
3 Ibid, hlm. 5
4 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 1126
3
domain. Tiga domain tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotor. Termasuk pula
tujuan pendidikan Islam juga dapat digunakan sebagai dasar guna membangun
karakter bangsa ; takwa, ilmu, teknologi dan akhlak. Hal ini terkait dengan tiga inti
ajaran isalam yaitu aqidah, syariah dan akhlak.
5
berdasarkan konsep pembangunan pendidikan yang diprogramkan oleh pemerintah
termasuk didalam nya anggaran pendidikan. Kebijakan tersebut juga terkait erat
dengan partisipasi masyarakat, sebut saja sejauh mana masyarakat mendapat
perlakuan dan kesempatan untuk memperoleh dan berkiprah mengembangkan
pendidikan.
Pendidikan oleh masyarakat adalah masyarakat itu sebagai subjek yang betul-
betul di masyarakatkan atau di manusia kan. Masyarakat bukanlah sebuah objek atau
proyek kepentingan golongan tertentu demi misi sebuah ideologi golongan. Politik
pendidikan betul-betul berperan signifikan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia ini. Akhirnya, kondisi demikian pun akan menjadikan bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang kuat secra karakter, mapan secara pandangan hidup, kokoh
secara prinsip gerakanya, dsb. Namun yang pasti konsep ideal sudah dimiliki, akan
tetapi yang menjadi persoalan adalah belum adanya keseriusan pemerintah untuk
menjalankan konsep tersebut.
Akan tetapi politik pendidikan yang digelar adalah sebuah pergerakan politik
yang justru membawa bangsa ini kejurang kehancuran antah berantah. Bangsa ini
dalam kubangan kebodohan yang begitu kuat dan kental sehingga menyebabkan
bangsa ini tidak memiliki kejelasan tujuan dan arah kedepan. Diakaui atau tidak
pendidikan yang tidak beres baik konsep maupun praksis nya akan pula menyebabkan
ketidak beresan pembentukan bangsa kedepan nya. Pendidikan yang dikelola secara
amburadul akan melahirkan bangsa yang amburadul pula. Pendidikan yang dijalankan
dengan manajemen berbasis kapitalisme akan menyebabkan pendidikan lahir dengan
produk-produk kapitalis pula.
Rendah nya Sumber Daya Manusia akan membentuk dan melahirkan sebuah
konsep pendidikan yang rapuh sehingga sangat tidak memungkinkan guna
mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini sangat riil terjadi, bahkan rendahnya SDM akan
membuat pendidikan mengalami disorientasi nilai-nilai, karena penyelenggaranya
pendidikan tidak memiliki basis kuat mengenai perjalanan bangsa baik
prakemerdekaan maupun pasca kemerdekaan 1945. Pendidikan itu mempunyai posisi
untuk membentuk karakter terkait dengan realitas kehidupan yang nyata bukan
kehidupan maya yang semu. Realitas kehidupan sehari-hari menjadi pijakan untuk di
refleksikan pada berbagai ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku sekolah.8
8 Benny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa (Yogyakarta: LkiS, 2005), hlm. 155
Semua orang sudah mengetahui bahwa pendidikan yang mereka peroleh
adalah pendidikan instan, uang adalah penentu utama cepat tidak nya mereka lulus
bukan kemampuan otak dan pengetahuan nya. M.Agus Nuryatno menyatakan bahwa
Indonesia sebetulnya sedang dikuasai oleh ideologi besar yakni globalisasi dan
neoliberalisme.9 Globalisasi dan neoliberalisme merupakan dua istilah yang berlainan
tapi memiliki relisi kuat sehingga tidak bisa dipisahkan. Adapun sejarah dominasi dan
eksploitasi dibagi dalam tiga fase.
BAB II
REALITAS PENDIDIKAN
9 M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis, (yogyakarta: Resist Book, 2008), hlm. 65-74
7
Secara tegas pendidikan Orde Lama dibawah kepemimpina Soekarno cukup
memberikan ruang bebas terhadap pendidikan. Konsep pemerintahan Soekarno yang
berasaskan sosialisme manjadi rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk,
dijalankan dan dilakoni sedemikian rupa demi pembangunan dan kemajuan bangsa
Indonesia dimasa mendatang. Yang pasti konsep sosialisme dalam pendidikan
memberikan prinsip dasar bahwa pendidikan merupakan hak semua kelompok
masyarakat tanpa memandang kelas sosial apapun.
Orde Lama berusaha membangun masyarakat sipil yang kuat yang berdiri
diatas demokrasi, kesamaan hak dan kewajiban antar sesama warga negara, termasuk
dalam bidang pendidikan. Didalam kampus ditandai kebebasan akademis yang luar
biasa ditandai dengan fragmentasi politik yang begitu hebat dikalangan mahasiswa.
Mahasisiwa bebas beorganisasi sesuai dengan pilihannya atau keinginan nya.
Pertanyaan nya adalah adakah sisi-sisi kelemahan saat Orde Lama menggelar
sisitem pendidikan tersebut? Yang jelas masih ada nuansa pendidikan kolonialisme
yang dibangun saat itu sebab diakui atau tidak, bangsa Indonesia pada saat itu
mengalami transisi sangat tinggi baik secara politik, budaya maupun ekonomi. Ketika
pendidikan dijadikan alat paling utama mengubah bangsa, maka ini diniscayakan akan
mengubah bangsa itu.
Soekarno lengser dari tampuk kekuasaan dan Soeharto naik menjadi presiden,
Maka disitulah Orde Baru mulai melahirkan kebijakan-kebijakan, termasuk pula
dalam bidang pendidikan. Orde Baru berlangsung sejak tahun 1968-1998. Dalam era
ini dikenal era pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar terjadi suatu loncatan yang signifikan dengan adanya
inpres pendidikan dasar. Akan tetapi sayang sekali inpres pendidikan dasar belum
ditindak lanjuti dengan peningkatan kualitas akan tetapi baru meningkatkan kuantitas.
Selain itu sistem ujian negara yang disebut Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
telah berubah menjadi bomerang yaitu penentuan kelulusan siswa menurut rumus-
rumus tertentu.
Pada masa Orde Baru muncul gejala yaitu tumbuhnya perguruan tinggi swasta
dalam berbagai bentuk. Hal ini berdampak pada mutu perguruan tinggi negeri
semakin menurun walaupun di bentuk kopertis sebagai bentuk birokrasi baru.
Pendidikan yang digenggam Orde Baru tidak mampu memberikan ruang selebar-
lebarnya bagi pencerdasan kehidupan. Lebih mengenaskan lagi pendidikan Orde Baru
juga telah malakukan kesaahn besar yakni dengan menggelar ideologi penyeragaman
sehingga kemajuan pendidikan menjadi mampet. Tidak ada ruang sedikit pun bagi
berkembangnya keragaman pikiran ideologi, suara hingga tindakan selama masa Orde
Baru berkuasa selama 32 tahun. Orde Baru mencetak manusia yang melempem
terletak pada tidak adanya pendidikan lingkungan sehingga masyarakat khusunya para
ahli penddikan gerah. Pada masa Orde Baru juga kesalah pahaman dan kerancauan
memaknai kurikulum hanya sebagai materi pelajaran adalah dua hal yang di tuding
pula sebagai penyebab kegagalan sistem pendidikan.
9
masing-masing. Strategi penting Orde Baru untuk guna melahirkan tenaga terdidik
antirealitas adalah sebagai berikut:
Segala bentuk kelompok diskusi yang berbau kajian sosial kritis pun dilarang.
Salah satu hal yang mengerikan pada masa Orde Baru adalah hilangnya
kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat betul-betul dipasung sedemikian
ganas oleh rezim Orde Baru.
Salah satu gerbang utama yang telah memaksa Soeharto yang disebut
penguasa Orde Baru lengser dari tampuk kekuasaan selama 32 tahun adalah peristiwa
Reformasi yang digelar oleh mahasiswa tanggal 21 mei 1998.10 Hal tersebut
berpengaruh terhadap segala sendi kehidupan termasuk dunia pendidikan. Penguasa
Reformasi pun berupaya memformulasi arah kebijakan pembangunan pendidikan
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004. Ini kemudian
dipertegas dalam UUD 45 pasal 31 ayat 4 yang berbunyi negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurang nya 20% dari anggaran pendapatan belanja
negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah agar memenuhi kebetuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Adanya sejumlah kebijakan pendidikan yang
telah dilahirkan masa Orde Reformasi masih menjadi sebuah teori belaka yang tidak
mampu dijalankan yang betul betul menyentuh kehidupan rakyat Indonesia.
Dalam bahasa inggris kata autonomy berasal dari bahasa yunani otonomia
berarti sendiri. Sedangkan nomos berarti hukum atau aturan. Oleh karena nya
10 Moh Yamin, Kondisi Negara Pasca 21 Mei 1998 dalam Suara Pembahruan 22 Mei 2008
desentralisasi adalah melepaskan diri dari pusat.11 Desentralisasi pendidikan yang di
dengung-dengung kan amanat Reformasi belum mampu di jalan kan secara serius
oleh pemerintah . Desentralisasi adalah hanya pencitraan semata politik pemerintah
terhadap publik agar terkesan reformis dan demokratis, padahal itu merupakan
kebohongan publik.
BAB III
BELAJAR DARI PAULO FREIRE
DAN KI HADJAR DEWANTARA
12 Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah, Study Kebijakan Manajemen Bebasis Sekolah,
(Jakarta : ICW ,2004), hlm. 105
11
Paulo Freire dilahirkan di Recife Brasil bagian timur laut pada 19 September
1921. Paulo Freire wafat pada tahun 1997. Kiprah nya dalam dunia pendidikan cukup
luar biasa terkenal dan fenomenal di tingkat Internasional. Slogan yang dibangun oleh
Paulo Freire, pendidikan untuk orang tertindas adalah pendidikan yang harus manusia
secara keseluruhan dalam perjuangan tanpa henti untuk meraih kembali kemanusian
mereka.13
Paulo Freire dalam perjalanan sejarah hidupnya yang begitu peduli terhadap
dunia pendidikan tidak hanya berhenti pada penjelasan pendidikan secara konseptual
dan praksis dalam konteks yang universal. Justru ia memiliki keinginan kuat untuk
agar pendidikan mampu menjadikan sekolah sebagai madia belajar mengajar yang
steril dari kepentinagn politik. Secara tegas bila selama ini sekolah tidak pernah dan
13 Paulo Freire Pedagogy Of The Oppressed Harmondsworth (Penguin: 1982), hlm. 25.
jarang memberikan sebuah pendidikan yang kritis terhadap anak didik nya, maka ini
menajdi alamt buruk bahwa sekolah tersebut tidak akan berhasil melahirkan anak
-anak didik yang cerdas dan paham terhadap kondisi realitas tempat mereka
berdomisili dan melakukan interaksi sosial.
Reorientasi Kurikulum
Dengan kata lain desentralisaisi kurikulum adalah suatu hal yang penting
untuk dikerjakan sedemikian rupa karena kurikulum yang benar harus mencerminkan
segala persoalan dan kebutuhan yang di butuhkan sekolah terkait. Reorientasi
kurikulum yang bermuara akhir pada desentralisasi kurikulum merupakan wajah
pendidikan yang sangat populis karena sudah dekat dengan anak didiknya.
13
evaluator harus bisa dijalankan secara profesional dan optiamal.14 Paulo Freire
berpendapat bahwa menjadi seorang pendidik harus menjadi orang yang
berpandangan progresif jangan berpandangan konservatif. Anak-anak didik adalah
mahluk yang memiliki nasib dan masa depan pendidikan masing-masing sehingga
peran seorang pendidik dalam pendidikan adalah mengarahkan mereka sesuai dengan
potensi dan bakat yang dimilikinya.
14 Benny Susetyo, politik pendidikan penguasa, (Yogyakarta: Lkis 2005) hlm. 148
15 Paulo Freire, education for critical consciousnees, (New York: Continum, 1981)
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara lahir diYogyakarta 18 Mei 1889 sebagai putra dari KPH
Suryaningrat dan cucu dari Pakualaman II. Nama aslinya adalah RM Suwardi
Suryaningrat. Diusia 39 tahun ia berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Dialah
pendiri Perguruan Tinggi Nasional Taman Siswa yang berada di yogyakarta, didirikan
pada tanggal 3 Juli 1992. Tahun 1944 Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi
Naimubu Bunkyoku Sanjo (Kepala Budaya). Pasca kemerdekaan ia di angkat menjadi
Menteri PPK, Anggota dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, anggota
parlemen, dan mendapat gelar Doktor Honoris Causa (Doktor Kehormatan) dalam
Ilmu Kebudayaan Universitas Gadjah Mada tanggal 19 Desember 1956. Ki Hadjar
Dewantara meninggal di Yogyakarta tanggal 26 april 1959.
15
golongan apapun. Kemerdekaan ini di interelasasikan dengan sedemikian rupa dalam
kehidupan praksis anak didik sehingga mereka merasa sudah berada dalam
kehidupannya. Bukan kehidupan yang lain yang di upayakan masuk dalam kehidupan
nya.
Kodrat alam adlaah syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan
secepat cepat nya dan sebaik baik nya. Kodrat alam tersebut adalah bahwa alam yang
selama ini ada harus dijaga sedemikian baik, jangan dirusak karena alam menjadi
modal pendidikan anak didik agar bertanggung jawab melestarikan dan
memajukannya.
Panca Darma
Ada hal cukup menarik yang digagas Ki Hadjar Dewantara terkait Taman
Siswa sebagai bagian dari perjuangan pendidikan di Indonesia, yaitu panca darma.
Ada lima point dalam panca darma tersebut. Lima point tersebut disusun tahun 1947
yang kemudian dikenal dengan nama asas-asas 1922, ber isi :
Asas Kemerdekaan
Asas ini diartikan bahwa disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang
tinggi baik sebagai hidup individu, baik sebagai masyarakat. Oleh karena nya
pemaknaan kemerdekaan dalam konteks tersebut adalah bagaimana sebuah bangsa
atau masyarakat memiliki disiplin yang kuat terhadap bangsa sendiri yang harus di
perjuangkan, bukan memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompok
Asas ini dimaknai bahwa hakikat nya manusia itu sebagai mahluk adalah satu
dengan kodrat alam ini. Manusia tidak bisa lepas dari kehendaknya tetapi mengalami
kebahagian andaikan bisa dan mampu menyatukan diri dengan kodrat alam yang
mengandung kemajuan.
Asas Kebudayaan
Sebagai bangsa yang beradab dan berdaulat maka bangsa Indonesia harus
hadir dengan budayanya. Segala hal apapun yang akan dikerjakan demi kemajuan
bangsa kedepan harus berakar dari nilai-nilai budaya sendiri.
Asas Kebangsaan
Seluruh elemen bangsa yang berbeda budaya ras adat istiadat dan bahasa harus
satu perjuangan dibawah naungan negara kesatuan Republik Indonesia.
Asas Kemanusian
Asas ini di artikan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan
kemanusian yang terlihat pada kesucian hatinya dan adanya rasa cinta kasih sayang
terhadap sesama manusia dan terhadap mahluk Tuhan seluruhnya.
17
kecerdasan akan tetapi lebih dipentingkan penjagaan dan latihan kesusilaan dan juga
pendidikan kebudayaan yang bersifat kebangsaan. Para anak didik pun belajar
berbagai kesenian ada yang melukis, mempelajari musik, menari, ada yang menabuh
gamelan sesuai pembawaan masing-masing. Masih menurut Ki Hadjar Dewantara
tanggung jawab pendidik sangatlah besar peranan nya dalam konteks demikian guna
menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap kehidupan bangsa Indonesia. Para
pendidik memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik anak didik agar mampu
menjiwai kehidupan bangsa.
Trilogi Pendidikan
Tutwuri Handayani
Hal tersebut sama halnya ketika konsep tersebut dimasukan dalam dunia
pendidikan sebagai mana yang dimaksud KI Hadjar Dewantara . Semboyan dalam
pendidikan yang beliau pakai adalah Tut Wuri Handayani. Semboyan ini berasal dari
ungkapan aslinya yakni Ing Ngarso Sun Tulodho, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut
Wuri Handayani. Namun ungkapan tutwuri handayani saja yang banyak dikenal
masyarakat umum. Arti semboyan ini secara lengkap dalam konsep pendidikan adalah
tutwuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan
arahan). ing madya mangun karsa (di tengah atau diantara murid murid guru harus
menciptakan prakarsa dan ide) dan ing ngarsa sun tulada (didepan seorang pendidik
harus memberikan teladan atau contoh tindakan baik). Baik buruknya perilaku
seorang anak didik bergantung pada bagaimana seorang pendidik memberikan
pelajaran dan pengajaran dalam melakukan interaksi sosial baik dalam kelas,
disekolah, maupun masyarakat serta keluarganya.
19
BAB IV
UPAYA PENYELAMATAN PENDIDIKAN
Carut marut dunia pendidikan yang telah membawa rusak nya sistem
pendidikan di negara ini, ditambah lagi oleh kian membesarnya perdagangan
pendidikan demi kepentingan segelintir orang sehingga mengorbankan masyarakat
secara lebih luas, merupakan sebuah malapetaka bangsa. Dengan kata lain hak
seorang miskin untuk mendapatkan pendidkan murah dan layak pun menjadi isapan
jempol belaka. Ini belum lagi berbicara tentang keseriusan pemerintah untuk
bertabggung jawab terhadap pendidikan di negiri ini. Pasar menentukan siapa yang
layak dan berhak mendapatkan pendidikan. Ketimpangan dalam dunia pendidikan
semakin runyam, bermasalah, dan rumit ketika di tumpuki oleh banyak persoalan
pendidikan lain nya. Sebut saja, penyelenggara pendidikan dari tingkat dasar hingga
perguruan tinggi tidak memilki profesionalisme tinggi. Pendidik selalu kaku dan
kontekstual dalam menyampaikan materi pelajaran dalam kelas sehingga pendidikan
dalam kelas pun selayaknya pendidikan dalam dunia militer.
Menjadi kepastian apabila pendidikan harus memiliki visi misi yang jelas
kearah mana pendidikan Indonesia harus dibawa dengan sedemikian reformatif dan
transformatif demi kepentingan masa depan bangsa. Pendidikan pun jangan di susupi
oleh kepentingan-kepentingan politis sektoral tertentu yang akan merugikan bangsa
17 Lihat ketetapan MPR RI no IV/MPR/1999/UUD 1945, Amandemen I, II, III, IV (Surabaya: Apollo
tt) hlm. 55
secara keseluruhan. Pendidikan harus diletakkan sebagai konsep dasar pembebasan
bangsa ini dari jeratan berbagai persoalan yang tidak pernah berkesudahan sampai
hari ini. Dr. Abd Rachaman Assegaf M.A berpendapat bahwa pendidikan harus di
letakkan sebagai modal meyiapkan individu yang memiliki kecakapan dan
kemampuan sehingga persiapan ini kemudian dapat melahirkan penguatan bagi arah
pembangunan bangsa kedepan.18
21
Manusia adalah makhluk otonom yang memiliki kehendak kemauan
keinginan. Oleh karena itu manusia tidak dapat dipaksakan untuk mengikuti kehendak
dari pihak luar agar megikutinya karena ini bertentangan dengan hak otonom manusia
itu sebagai mahluk yang bebas dari segala bentuk pengekangan diri. Dalam konteks
ini, istilah pemebelajaran lebih tepat daripada istilah pengajaran. Pembelajaran lebih
demokratis dan menghargai perbedaan setiap anak didik. Hal tersebut sangat berbeda
dengan pengajaran yang biasanya lebih didominasi oleh ceramah-ceramah seorang
pendidik kepada anak didik nya.
23
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.”
Pertanyaan nya adalah kurikulum seperti apa yang tepat unuk dilakukan? Kurikulum
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengubah filosofi kurikulum dari yang berlaku seragam menuju kurikulum
filosofis yang lebih sesuai dengan tujuan misi dan fungsi setiap jenjang
pendidikan dan unit pendidikan.
b. Teori kurikulum tentang konten harus digeser menuju pada pengertian yang
mencakup nilai moral prosedur proses, dan ketrampilan yang dimiliki anak
didik.
c. Menempatkan anak didik sebagai mahluk sosial , budaya, politik, dan hidup
sebagai anggota aktif masyarakat, bangsa dan dunia.
d. Prose belajar yang dikembangkan untuk anak didik harus berdasarkan proses
yang mempunyai tingkat isomorfisme tinggi dengan kenyataan sosial.
e. evaluasi yang digunakan harus mencakup seluruh aspek kemampuan dan
kepribadian siswa dan sesuai dengan tujuan dan konten yang dikembangkan.
3. Praksis Pendidikan yang Dialogis
Dialog yang muncul sebagai buah dari pemikiran kritis adalah bentuk
cerminan atas realitas. Oleh karean itu hanya dialaog yang diterapkan itu saja yang
kemudian akan melahirkan pemikiran kritis dan menyebabkan terbangun nya
komunikasi antara komunikan dan komunikator. Intinya dialog menjadi ruh dari
sebuah proses pendidikan apabila ini ditunjukan untuk membuktikan bahwa
pendidikan betul-betul dijalankan dengan sedemikian interaktif dan komunikatif.
Tidak terjadi ketersumbatan jalan menuju proses dialog sesama. Mengutip pendapat
Jurgen Hebermas praksis pendidikan yang dialogis akan dapat tercapai apabila
mengikuti paradigma yang disebut rasionalitas komunikatif :
Kebebasan untuk terlibat dalam sebuah wacana, memeriksa klaim-klaim yang
patut di persoalkan, mengevaluasi keterangan, menyelidiki kehendak politik dan
menggunakan proses pembicaraan.
Orientasi pada saling memahami antara para partisipan dalam wacana dan
menghormati hak-hak merka.
Keinginan untuk memperbincangkan suatu kesepakatan yang didasarkan kepada
argumen semata, bukan kekuatan yang dimiliki partisipan
Keteatan pada setiap klaim validitas proses pembelajaran tentang kebenaran ,
legitimasi, ketulusan dan pemahaman
Oleh karena nya apabila ditarik dalam konteks praksis pendidikan yang
dialogis maka rasionalitas komunikatif Habermas menuntut perlunya mengontrol
birokrasi dan meningkatkan proses komunikasi serta berwacana.
1. Bangsa Berkualitas
Diakui maupun tidak tolak ukur bangsa berkualitas dipandang dari sejauh
mana pendidikan mampu melahirkan manusia-manusia yang handal. Bangsa ini akan
menjadi berkualitas apabila manusianya juga berkualitas. Ini tidak dapat dipungkiri
dan harus diakui secara bersama. Oleh karena itu Indonesia sabagai bangsa yang ingin
menuju pada bangsa yang berkualitas harus mampu melakukan peningkatan kualitas.
2. Bangsa Mandiri
Pendidkan dimasa mendatang perlu menyingkronkan antara teori dan
aktualisasi didunia kerja agar sistem pendidikan nasional memilki jiwa kemandirian,
inovatif, kreativ di dunia internasioanl berdasarkan pada teori kasualitas yang
memiliki titik tekan pada penguatan karakter kemandirian. Oleh karena itu,
pendidikan karakter mandiri perlu dibangun dinegeri ini melalui pendidikan secara
25
serius agar para anak didik memiliki orientasi bertindak dalam menata kehidupan nya.
Tidak selalu mengalami dependensi terhadap negara asing.
Dengan pendidikan sedemikian, maka negeri ini akan mampu berdiri diatas
kaki sendiri dalam memegang sikap kemandirian nya. Bapak pendidikan Indonesia
yakni KI Hadjar Dewantara memberikan contoh berkarakter mandiri dengan bersikap
atas dasar kemandirian yang berlandaskan salah satunya pada jiwa keagamaan.
Bangsa beradab
Untuk menjadikan bangsa ini agar menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi
dapat dilakukan dengan mencoba menggali potensi yang dimiliki oleh bangsa ini.
Salah satu upaya untuk menggali potensi yang dimiliki oleh bangsa ini dengan jalan
pendidikan. Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyatakan bahwa agar
mengembangkan kemampuan agar berdaya saing tinggi sehingga bangsa Indonesia
dapat unggul dengan sikap yang produktif dan inovatif, maka pendidikan menjadi
tumpuan harapan. Ada beberapa hal agar bangsa ini berdaya saing tinggi :
27