You are on page 1of 29

SISTEM OTOT

(MUSCULAR)
ELLYZAR I.M. ADIL
DEPARTEMENEN BIOLOGI FMIPA UI
GEDUNG E LANTAI 4
LAB. FISIOLOGI
SISTEM OTOT
 MELIPUTI ALAT-2 TUBUH, DENGAN JALAN
KONTRAKSI (MEMENDEK) DAN
RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI KEADAAN
SEMULA) AKAN MENIMBULKAN
PERGERAKAN TUBUH SECARA
KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
FUNGSI OTOT
 FUNGSI VOLUNTER  MRPKAN
AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA
 1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH  DUDUK,
BERDIRI, TIDUR

 2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM GERAKAN


 ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN
 JARI-JARI : UNTUK MEMEGANG
 DIAFRAGMA : RESPIRASI (PERNAFASAN)
 PHARYNG : MENELAN MAKANAN

LIDAH & BIBIR : MENGGERAKAN MAKANAN DAN VOKALISASI
LANJUTAN FUNGSI OTOT
 FUNGSI INVOLUNTER (TDK DIPENGARUHI
KEHENDAK)  AKIBAT KERJA OTOT POLOS &
OTOT JANTUNG
 1. PROPULSI (DORONGAN) SUBSTANSI DLM BERMACAM-2
SALURAN, MISALNYA: MAKANAN YANG BERJALAN SEPANJANG
SALURAN PENCERNAAN; DARAH YANG BERJALAN DI SEPANJANG
PEMBULUH DARAH; SEL TELUR YANG BERJALAN DI SEPANJANG
SALURAN TELUR (OVIDUCT); SPERMA YANG BERJALAN DI
SPANJANG SALURAN MANI
 2. EKSPULSI (PENGELUARAN) SUBSTANSI YANG TERSIMPAN
DALAM KANTUNG (VESICA)  EMPEDU, URINE, FESES
 3. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER LUBANG  MENGATUR
BESAR KECILNYA PUPIL MATA, PYLORUS LAMBUNG, REKTUM
(ANUS)
LANJUTAN FUNGSI INVOLUNTER

 4. REGULASI (PENGATURAN) DIAMETER SALURAN  MENGATUR BESAR


KECILNYA PEMBULUH DARAH (SEL-SEL DARAH SANGAT FLEKSIBEL
SEHINGGA SEL-SEL DARAH DAPAT MERUBAH BENTUK DENGAN SEGERA
PADA SAAT SEL DARAH TERSEBUT MASUK KE DALAM PEMBULUH DARAH
YANG BERBEDA (ARTERI, ARTERIOL, KAPILER, VENULA, VENA); 
MENGATUR BESAR KECILNYA BRONKIOLUS PULMO
JENIS-JENIS OTOT
 1. OTOT POLOS

 Bentuk: seperti gelendong, panjang, ramping, pipih dan


langsing
 Setiap otot memiliki 1 inti (nukleus) di tengah (center)
 Sitoplasmanya tdd sarkoplasma yang mengandung
miofibril (elemen yang mampu berkontraksi sehingga
dpt bergerak)
 Panjang otot polos bervariasi antara 15-500 mikron, ter-
gantung lokasi: plg pendek pembuluh darah; plg pjg
uterus (rahim wanita/betina)
LANJUTAN OTOT POLOS
 LOKASI: terdapat pada alat atau daerah organ yang berongga 
saluran pencernaan makanan (batang kerongkongan, esophagus,
lambung, usus halus, usus kasar); batang tenggorokan, bronkus,
pulmo, uterus (rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh
darah

 INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf


otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)
 Untuk otot polos  peningkatan kerja otot polos seperti gerak
peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis, sedangkan
penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh syaraf simpatis

 AKSI: kontraksi lambat, berlangsung lama, kadang-kadang ritmis


LANJUTAN JANIS-JENIS OTOT

 2. OTOT JANTUNG
 BENTUK: tdd beberapa serabut otot yg bercabang &
bersatu dg serabut di sebelahnya  anastomosoma atau
sinsitium; mempunyai garis gelap dan terang (tdk
sejelas pd otot rangka); intinya di tengah (center); pd
interval tertentu terdapat keping-keping interkalar
(intercalar disc), pd intercalar disc terdapat jaringan
Purkinye yang berfungsi mempercepat penghantaran
impuls (kecepatan 4 m/detik)
 LOKASI: hanya ada di jantung
 INNERVASI: sistem syaraf otonom
 AKSI: kontraksi otomatis & ritmis
LANJUTAN OTOT JANTUNG

 Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis

 Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung sangat


dipengaruhi oleh syaraf simpatis, sedangkan penguragan
denyut jantung sangat dipengaruhi oleh syaraf
parasimpatis

 Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis


kebalikan dari kerja otot polos
LANJUTAN JENIS-JENIS OTOT
 3. OTOT RANGKA = OTOT SADAR = OTOT LURIK = OTOT SERAN
LINTANG

 BENTUK: tdd banyak serabut, intinya terletak di tepi (pinggir),


terdapat garis gelap dan terang (sangat jelas), panjang otot rangka
bervariasi antara 1-40 mm, sedangkan tebalnya antara 10-100
mikron;setiap serabut otot rangka dilapisi oleh sarkolema (di dlm
sarkolema terdapat miofibril = elemen yang dapat berkontraksi),
serabut otot yang masing-masing dilapisi sarkolema berkelopok
membentuk 15-30 serabut otot dan dilapisi fasiculus. Masing-
masing fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat perimisium. Jaringan ikat
yang meliputi serabut otot rangka disebut endomisium. Masing-
masing endomisium dilapisi lagi oleh epimisium. Dalam otot rangka
terdapat mioglobin  pigmen yang disebut mioglobin
LANJUTAN OTOT RANGKA

 LOKASI : semua otot yang melekat pada tulang, otot


lidah, langit-langi (palatinum), pharing, ujung esophagus

 INNERVASI : sistem syaraf kraniospinal  bekerja


menurut kehendak individu

 AKSI: kontraksi cepat, berlangsung sebentar


SIFAT-SIFAT OTOT (global)
 1. KONTRAKTILITAS  kemampuan otot untuk mengadakan respon
(memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10
kali)

 2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS  kemampuan otot


untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja pada
otot tersebut  bila otot rangka diberi beban; uterus berisi fetus

 3. ELASTISITAS  kemampuan otot untuk kembali ke bentuk &


ukuran semula setelah mengalami ekstensibilitas/distensibilitas
(memanjang) atau kontraktilitas (memendek)

 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  kemampuan otot untuk


mengadakan respon bila di rangsang
SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG
 1. KONTRAKTILITAS  sistol (kontraksi), diastol (relaksasi) dan
selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase diastol lbh
panjang dari sistol = memberi kesempatan darah tertampung lebih
banyak di jantung)
 2. KONDUKTIVITAS  perambatan impuls
 sinoatrio nodus 
 atrium
 atrioventrikular nodus
 ventrikel
 berkas HIS
 jaringan Purkinye 4 m/detik
 3. OTOMATIS & RITMIS  secara otomotis dan ritmis selalu
berdenyut kecuali ada gangguan
LANJUTAN SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG

 4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS  mengadakan respons bila di


rangsang
 5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA
 Absolut  pada saat sistol  tidak akan terjadi perubahan
apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)
 Relatif  pada saat diastol  akan terjadi perubahan
tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol, pertengahan
diastol, atau hampir akhir diastol  sehingga akan menghasilkan
ekstra sistol dan kompensasi menjadi istirahat cukup panjang)

 Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk


sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat kontraktilitas
dan irritabilitas
STIMULUS = RANGSANGAN
 1. MEKANIS  memijit, memukul, menarik, menyubit, menyentuh
 2. THERMIS  dingin (bantuan es), panas (bantuan air panas)
 3. KHEMIS  bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun organik
(bisa asam, basa, garam)
 4. ELEKTRIS  dengan bantuan atus listrik (umumnya untuk
penyembuhan
 Dari keempat stimulus mana yang terbaik ????

 Dari keempat macam stimulus, elektris yang terbaik, karena:


 Intensitas rangsang, frekuensi rangsang serta durasi rangsang
dapat diatur dan dikontrol dengan suatu alat
INTENSITAS (KUAT) RANGSANG

 1. Sub minimal = sub liminal = sub threshold = di


bawah ambang  rangsang terkecil yang belum mampu
menimbulkan respons
 2. minimal = liminal = threshold = ambang  rangsang
terkecil yang mampu menimbulkan respons
 3. sub maksimal  rangsang dengan intensitas yang
bervariasi dari minimal sampai maksimal
 4. maksimal  rangsangan dengan intensitas terbesar
(maksimal) dan hasil responsnya maksimal
 5. supra maksimal rengsang dengan intensitas lebih
besar dari maksimal, tetapi respons yang dihasilkan
sama dengan maksimal
ALL OR NONE LAW (HUKUM SEMUA ATAU TIDAK SAMA SEKALI)

 Hanya berlaku untuk otot polos dan otot jantung


 Untuk otot rangka tidak berlaku, karena otot rangka terdiri dari
banyak serabut
 Contoh: misalnya dengan intensitas 1 mvolt, yang dapat
berkontraksi hanya 1-2 serabut otot, kalau intensitas dinaikan 2
mvolt yang dapat berkontraksi 3-4 serabut otot, kalau intensitas
dinaikan menjadi 5 mvolt yang dapat berkontraksi 9-10 serabut
otot. Sedangkan bila intensitas dinaikan sampai 10 mvolt yang
dapat berkontraksi 19-20 serabut otot, dan jika intensitas dinaikan
sampai maksimal, maka semua serabut otot sudah berkontraksi
seluruhnya
 Untuk satu serabut otot berlaku hukum ini,tetapi untuk keseluruhan
tidak berlaku hukum ini
PERIODE KONTRAKSI OTOT

 TERDIRI DARI:
 1. Periode Latent (PL)  Periode pemberian
rangsang sampai terjadinya respon
 2. Periode Kontraksi (PK)  Periode
pemendekan otot atau kontraksi
 3. Periode Relaksasi (PR)  Periode kembalinya
otot pada keadaan semula setelah mengalami
kontraksi
PERANGSANGAN LEBIH DARI SATU KALI

 Perangsangan ke 2 diberikan pada periode


kontraksi pas selesai  maka akan menimbulkan
respons kontraksi tunggal yang berturut-turut
 Perangsangan ke 2 diberikan pada periode
relaksasi, bisa pada awal relaksasi, pertengahan
relaksasi dan hampir akhir relaksasi  akan
memberikan tambahan kontraksi yang lebih
tinggi, sama tinggi atau lebih rendah dari awal
 Perangsangan ke 2 diberikan segera pada saat
periode latent tidak akan memberikan respons
apa-2  artinya grafik seperti biasa atauumum
PERANGSANGAN LEBIH DARI DUA KALI ATAU LEBIH

 Perangsangan ke 2 dan seterusnya masih


menghasilkan pereriode relaksasi  tetanus
incomplete (tetanus tidak sempurna)  tunggal

 Perangsangan ke 2 dan seterusnya (lebih dari 30


kali) masih terlihat adanya periode relaksasi 
tetanus incomplete (tetanus tidak sempurna) 
jamak

 Peransangan ke 2 dan seterusnya (lebih dari 50


kali) dan tidak terlihat lagi periode relaksasi 
tetanus complete (tetanus sempurna)  jamak
PERUBAHAN-PERUBAHAN SELAMA
KONTRAKSI OTOT

 1. PERUBAHAN BENTUK

 2. PERUBAHAN KIMIA

 3. PERUBAHAN PANAS

 4. PERUBAHAN LISTRIK
PERUBAHAN BENTUK

 Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi pendek dan


gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume
 Terjadi perubahan bentuk dari protein
 Menurut Szent-Gyorgy  perubahan ini karena adanya
protein dalam otot  aktomiosin  terurai menjadi
aktin & miosin  aktin mengalami torsi (perputaran)
PERUBAHAN KIMIA

 Pada saat istirahat komposisi otot sebagai berikut:


 Air 75 % Protein 20
% Glikogen 1 % Fosfokreatin (an)
0,3 % Asam laktat 0,5 % Heksosa phosfat
(or) 0,05 %

 Pada saat kontraksi: Fosfat an & asam laktat meningkat


jumlahnya; fosfat or & glikogen menurun jumlahnya;
oksigen banyak digunakan; H2O & CO2 banyak
dihasilkan
 Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi, maka
untuk kontraksi otot ada 4 (empat) macam, yaitu:
Lanjutan PERUBAHAN KIMIA

 1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin diphosfat)


energi yang dihasilkan untuk kontraksi

 2. Fosfokreatin  asam phosfat + kreatin


energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP
 3. Glikogen  asam laktat
energi yang dihasilkan untuk resintesis fosfokreatin

 4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2  H2O + CO2


energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5 { EMPAT
PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI GLIKOGEN
PERUBAHAN PANAS

 Dari seluruh energi yang digunakan untuk kontraksi


hanya 20 %, untuk kerja dan selebihyahilang dalam
bentuk panas.

 Panas yang timbul dapat digunakan untuk


mempertahankan suhu tubuh,sehingga pada suhu yang
dingin  produksi panas dapat ditingkatkan melalui
pergerakkan otot
PERUBAHAN LISTRIK

 Bila otot berkontraksi terjadi perubahan listrik


sehingga timbul arus aksi yang mengalir dari
daerah positif ke daerah negatif
 Daerah aktif relatif lebih negatif di bandingkan
dengan daerah non aktif (positif)
 Bila mengalami istirahat maka tidak akan timbul
arus aksi

 Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai


polarisasi, depolarisasi dan repolarisasi
POLARISASI, DEPOLARISASI, REPOLARISASI

 Polarisasi  dalam keadaan istirahat  artinya otot


bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan
negatif
 Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan terjadi
perubahan muatan dari yang positif menjadi negatif, dan
muatan negatif menjadi positif  artnya bagian yang
dirangsang, bagian luar bermuatan negatif, bagian
dalam bermuatan positif
 Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi
perubahan muatan disebut depolarisasi) dgn bagian
yang tidak dirangsang ada perbedaan muatan,
perbedaan ini ..................................
LANJUTAN POLARISASI,
DEPOLARISASI,REPOLARISASI

 Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik


(setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi pada
daerah sebelahnya...............dan ini akan berlanjut
sampai impuls selesai secara keseluruhan
 Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah sebelahnya,
maka pada awal perangsangan akan kembali ke muatan
semula, bagian luar bermuatan positif, bagian dalam
bermuatan negatif
 Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula, maka
disebut polarisasi
BEBERAPA ISTILAH
 Treppe  Rangsang yang berulang dengan intensitas (kuat)
rangsang yang sama sehingga lambat laun kuat kontraksi
meningkat

 Hipertropi  Bila otot melakukan kerja secara terus menerus maka


otot akan membesar  setiap diameter serabut syaraf juga akan
membesar, tetapi jumlah serabut serabut di dalamnya tetap atau
tidak bertambah

 Atropi  Bila otot tidak digunakan (misalnya sakit shg tidak berjalan
karena sakit) maka otot akan mengecil

 Hiperplasia  Membesarnya otot, karena jumlah serabut yang


bertambah

You might also like