You are on page 1of 14

Modul Biomekanika

Praktikum Genap 2009/2010


61

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK


DENGAN METODE FISIOLOGI
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Memahami bahwa perbedaan beban kerja / cara kerja dapat berpengaruh
terhadap aspek fisiologi manusia.
2. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan metode
fisiologi.
3. Menentukan besar beban kerja, berdasarkan kriteria fisiologi.
4. Merancang sistem kerja dengan memanfaatkan hasil pengukuran kerja
dengan metode fisiologi.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu menggunakan pulsa meter sebagai alat ukur kerja dengan metode
fisiologi.
2. Mampu membuat grafik yang menghubungkan antara intensitas beban
kerja (lari pada kecepatan tertentu untuk menempuh jarak tertentu)
dengan heart rate.
3. Mampu membuat persamaan antara heart rate dengan laju kecepatan dan
jarak.
4. Mampu menghitung besar energy expenditure pada suatu pekerjaan
tertentu berdasarkan intensitas hearth rate.
5. Mampu menghitung dengan %CVL dan linear regresi.

B. LANDASAN TEORI
Secara garis besar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil kerja
manusia, dan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1) Faktor-faktor terdiri dari : sikap, sistem, nilai, karakteristik, fisik, motivasi,
usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dll.
2) Faktor-faktor situasional : lingkungan fisik, mesin dan peralatan, metode
kerja dll.
Kerja manusia bersifat mental dan fisik yang masing-masing mempunyai
intensitas yang berbeda-beda. Tingkat Intensitas yang terlalu tinggi memungkinkan
Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
62

pemakaian energi yang berlebihan, sebaliknya Intensitas yang terlalu rendah


memungkinkan rasa bosan dan jenuh. Karena itu perlu diupayakan tingkat Intensitas
yang optimum yang ada diantara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya untuk
tiap individu berbeda. Pekerjaan seperti operator yang bertugas memantau panel
kontrol termasuk pekerjaan yang mempunyai kadar intensitas fisik rendah namun
intensitas mental yang tinggi, sebaliknya pekerjaan material handling secara manual
intensitas fisiknya tinggi namun intensitas mentalnya rendah.
Tingkat Intensitas kerja optimum, umumnya apabila tidak ada tekanan dan
ketegangan. Tekanan disini berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia
dari lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut tidak
mendapatkan keinginan yang sesuai. Sedangkan ketegangan merupakan konsekuensi
logis yang harus diterima oleh individu yang bersangkutan sebagai akibat dari
takanan.
B.1 Pengukuran Kerja Dengan Metode Fisiologi
Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi Oksigen, Heart Rate, Temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia
dalam tubuh.
Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller :
1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya
melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh.
2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang digunakan
lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja
mekanik membutuhkan kontraksi sebagian otot
Metode Pengukuran kerja fisik dilakukan dengan menggunakan standar :
1. Konsep Horse-Power oleh Taylor, tetapi tidak memuaskan.
2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi.
3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi Oksigen.
Studi Pengukuran fisiologis ditujukan untuk mengatasi :
1. Pengetahuan baru tentang performans manusia
2. Lebih memantau perilaku / sifat para atlit juara.
3. Membantu kendala fisik seseorang

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
63

Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui


pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu : Kriteria
Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja.
Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen,
Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi dalam
darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat-
alat tubuh.
Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti
tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain. Kriteria kejiwaan digunakan
untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama bekerja.
Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria
ini digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil
kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.

B.1.1 Kerja Fisik dan Mental


Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga ‘manual operation’ dimana
performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai
sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat
dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut
memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.Dalam
kerja fisik konsumsi energi merupakan factor utama yang dijadikan tolak ukur
penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan
manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak
dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu
dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat
tubuh, yang dapat dideteksi melalui :
1. Konsumsi oksigen 6. Komposisi kimia dalam darah dan air
2. Denyut jantung seni
3. Peredaran udara dalam paru-paru 7. Tingkat penguapan
4. Temperatur tubuh 8. Faktor lainnya
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul fisiologi
Praktikum Genap 2009/2010 64

Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan


konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara
tidak langsung, yaitu dengan pengukuran :
1. Kecepatan denyut jantung
2. Konsumsi Oksigen
Sedangkan kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir
dari otak kita. Pekerjaan ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut
dalam kondisi yang lama, bukan diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung
melainkan akibat kerja otak kita.
Kecepatan denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan
aktivitas faali lainnya.

Kecepatan Denyut
1. Tekanan Darah Jantung
2. Aliran Darah
3. Komposisi Kimia dalamr Darah
4. Temperatur Tubuh
5. Tingkat Penguapan
6. Jumlah udara yang dikeluarkan oleh
paru-paru Hubungan

Gambar 3.1 Hubungan kecepatan denyut jantung dengan aktivitas faali


B.2 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk
menilai cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk
menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan
ElectroCardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat
dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992).
Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:
10 Denyut
Denyut Nadi (Denyut/Menit) = x60
WaktuPenghitungan
Kepekaan denyut nadi terhadapa perubahan pembebanan yang diterima tubuh
cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi
(Kurniawan, 1995). Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi
Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
65

sendiri tidak cukup unutk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak
hanya ditentukan oleh jumlah kJ yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah
otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan
kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka
denyut nadi lebih mudah dan dapat untuk menghitung indek beban kerja. Astrand &
Rodahl (1997); Rodahl (1989) menyatakan bahwa denyut nadi mempunyai
hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu kerja. Dan salah satu
cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan
denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa
jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) :
1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.
2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam
peningkatan cardiac output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan yang
potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum tersebut oleh
Rodahl (1989) didefinisikan sebagai heart rate reserve (HR Reserve). HR Reserve
tersebut di ekspresikan dalam persentase yang dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
% HR Reserve = Denyut nadi kerja – denyut nadi istirahat
x 100
Denyut nadi maksimum – Denyut nadi istirahat
Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja
berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi
maksimum karena beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL ) yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
% CVL = 100 x (Denyut nadi kerja – Denyut nadi istirahat)
Denyut nadi maksimum – denyut nadi istirahat
Denyut nadi maksimum adalah :
a. Laki – laki = 220 – umur
b. Wanita = 200 – umur

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
66

Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan


klasifikasi sebagai berikut
- X <30 % = tidak terjadi kelelahan
- 30 < X < 60 % = diperlukan perbaikan
- 60 < X < 80 % = kerja dalam waktu singkat
- 80 < X < 100 % = diperlukan tindakan segera
- X > 100 % = tidak diperbolehkan beraktivitas

B.3.1 Menentukan Waktu Standar Dengan Metode Fisiologi


Waktu standar biasanya ditentukan dengan time study, data standar atau
penentuan awal data waktu yang umum, sehingga operator kualitas rata-rata, terlatih
dan berpengalaman dapat berproduksi pada level sekitar 125% saat intensif
diberikan. Diharapkan sesuai atau lebih cepat dari standar. Ternyata sebagian
Operator dapat bekerja dalam performans 100% dengan jauh lebih mudah daripada
pekerja lainnya. Sebagai hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki
performansi 150% hingga 160% menggunakan energi Ekspenditure sama dengan
orang yang performansnya 110% sampai 115%. Waktu standar ditentukan untuk
tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya.
Pengukuran Fisiologis dapat digunakan untuk membandingkan cost energi
pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar dengan pekerjaan serupa yang
tidak standar, tetapi perundingan harus dibuat untuk orang yang sama. Dr.Lucien
Broucha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi Fisiologi, untuk
menentukan berat ringannya pekerjaan.
Tabel 3.1 Tabel Klasifikasi Beban Kerja
Work Load Oxygen consumtion Energi Expenditure Heart Rate during
(liter/min) (cal/min) Work (Beats/min)
Light 0.5 – 1.0 2.5 – 5.0 60 – 100
Moderate 1.0 – 1.5 5.0 – 7.5 100 – 125
Heavy 1.5 – 2.0 7.5 – 10.0 125 – 150
Very Heavy 2.0 – 2.5 10.0 – 12.5 150 – 175

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
67

INTERPOLASI
Contoh:
Jika diketahui seseorang yang mempunyai detak jantung 60 detak/menit sama
dengan membutuhkan energy expenditure 2,5 calories per minute. Maka, berapakah
energy expenditure yang dibutuhkan oleh orang yang mempunyai detak jantung 77
detak/menit ? Analisislah dengan menggunakan interpolasi!
60 – 77 = 2.5– x
60 – 100 2.5 – 5.0
-17 = 2.5 - x
-40 -2.5
42.5 = -100 + 40x
142.5 = 40x
X = 3.56
Jadi, energy expenditure yang diperlukan adalah 3.56 calories per minute

REGRESI LINIER
Regresi linier didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum dari regresi
linier adalah:

dimana:
Y = variabel dependen yang diprediksikan
a = konstanta
b = koefisien regresi X terhadap Y
X = variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
Analisis Regresi Linier digunakan untuk mengetahui nilai nadi kerja (Y) bila
diketahui jarak yang ditempuh (X). Cara perhitungannya dilakukan pada saat
operator menempuh jarak 0,5 km, 1 km, dan 1,5 km (operatornya sama).

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
68

No X Y XY X2
(jarak) (nadi kerja)

1 0.5
2 1
3 1.5
∑n = 3 ∑ X= ∑ Y= ∑ XY= ∑ X2 =

n n

∑ Yi − β ∑ Xi
α= i =1 i =1

n
⎡n ⎤ n n
n ⎢∑ XiYi⎥ − ∑ Xi ∑ Yi
⎣ i =1 ⎦ i =1 i =1
β= 2
n
⎡n ⎤
n∑ Xi − ⎢∑ Xi ⎥
2

i =1 ⎣ i =1 ⎦

B.3.2 Tingkat Energi


Terdapat tiga tingkat kerja fisiologis yang umum : Istirahat, Limit kerja
Aerobik dan kerja Anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi diperlukan
untuk mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat Metabolisme Basa.
Hal tersebut mengukur perbandingan Oksigen yang masuk dalam paru-paru dengan
Karbondioksida yang keluar. Berat tubuh dan luas permukaan merupakan faktor
penentu yang dinyatakan dalam kalori / area permukaan / jam. Rata-rata manusia
mempunyai berat 65 kg dan mempunyai luas permukaan 1,77 meter persegi
memerlukan energi sebesar 1 kilokalori permenit.
Kerja disebut Aerobik bila suplay oksigen pada otot sempurna, sistem akan
kekurangan oksigen dan kerja menjadi Anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas
fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan.

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
69

Tabel 3.2 Tabel Klasifikasi Beban Kerja


Tingkat Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Oksigen
Pekerjaan Kkal / menit Kkal / 8 jam Detak / menit Liter / Menit
Undully Heavy > 12,5 > 6000 > 175 > 2,5
Very Heavy 10,0 – 12,5 4800 - 6000 150 – 175 2,0 – 2,5
Heavy 7,5 – 10,0 3600 - 4800 125 – 150 1,5 – 2,0
Moderate 5,0 – 7,5 2400 - 3600 100 – 125 1,0 – 1,5
Light 2,5 – 5,0 1200 - 2400 60 – 100 0,5 – 1,0
Very Light < 2,5 < 1200 < 60 < 0,5
Ada beberapa definisi Muller (1962) sebagai berikut :
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung
selama seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat
d. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan
sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya
e. Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut jantung dari
mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahatnya
(resting level)
Denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja dapat dilihat dengan grafik
antara hubungan denyut jantung dengan waktu sebagai berikut :

Gambar 3.2 Laju Detak Jantung

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010 70

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam “keadaan normal”
a. Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaan konstan /
stabil walaupun ada perubahan kecepatan denyutnya tetapi tidak terlalu jauh
perbedaannya.
b. Waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan cenderung
naik.Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin banyak energi yang
keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah cepat naik.
c. Waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung
dalam keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu dibutuhkan
waktu istirahat yang digunakan untuk memulihkan energi kita terkumpul kembali
setelah mencapai titik puncak kelelahan.

B.4 Fatigue / Kelelahan


Fatigue adalah kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia
sehingga tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Makin berat beban yang
dikerjakan dan semakin tidak teraturnya pergerakan, maka timbulnya fatigue akan
semakin cepat. Jika seseorang bekerja pada tingkat energi diatas 5,2 kcal per menit ,
maka pada saat itu timbul rasa lelah. Menurut Murrel (1965) kita masih mempunyai
cadangan sebesar 25 kcal sebelum munculnya asam laktat sebagai tanda saat
dimulainya waktu istirahat. Cadangan energi akan hilang jika kita bekerja lebih dari
5,0 kcal per menit. Selama periode istirahat, cadangan energi tersebut dibentuk
kembali. Timbulnya Fatigue ini perlu dipelajari untuk menentukan kekuatan otot
manusia, sehingga kerja yang akan dilakukan atau dibebankan dapat disesuaikan
dengan kemempuan otot tersebut.
Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan
tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan karena
perubahan fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan kerja. Ketiga
tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika
kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot
tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fatigue :


Pada hakekatnya kekuatan dan daya tahan tubuh ini tidak hanya dipengaruhi
oleh otot saja tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif antara lain :
1. Besarnya tenaga yang diperlukan 4. Jenis Olah Raga
2. Kecepatan 5. Jenis Kelamin
3. Cara dan sikap melakukan aktivitas 6. Umur

Cara mengukur fatigue :


a) Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernafasan.
b) Mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang
dipakai, jumlah CO2 yang dihasilkan, Temperatur badan, Komposisi kimia dalam
urine dan darah.
c) Menggunakan alat penguji kelelahan Riken Fatigue Indikator dengan ketentuan
pengukuran elektroda logam melalui tes variasi perubahan air liur (saliva) karena
lelah.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM


1. Bagi tugas dalam kelompok menjadi :
- 1 orang bertugas sebagai operator
- 1 orang bertugas sebagai pengamat dan pencatat data
2. Ukur denyut nadi operator sebelum mengayuh sepeda statis, kemudian catat,
setelah itu baru operator baru mulai mengayuh sepeda statis.
3. Catat denyut nadi operator yang sering muncul selama menempuh suatu jarak
(500 meter, 1 km, dan 1,5 km) untuk menghitung denyut nadi kerja.
4. Setelah mencapai jarak tempuh, operator istirahat dan ukur denyut nadinya.

D. FORMAT LAPORAN SEMENTARA


Halaman Judul
ABSTRAKSI (1 paragraf berisi tidak lebih dari 350 kata, meliputi dasar teori, studi
kasus dari praktikum, metode yang digunakan, dan hasil atau kesimpulan dari
praktikum, sebutkan pula minimal 4 kata kunci)
BAB I PENDAHULUAN

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
72

1.1 Latar Belakang Masalah (berkaitan dengan permasalahan dan teori)


1.2 Tujuan Praktikum (lihat modul)
1.3 Obyek Pengamatan (jenis kelamin operator, umur, peralatan yang digunakan,
dan deskripsi singkat dari pekerjaan yang dilakukan saat praktikum)
1.4 Rumusan Masalah
1. Berapakah nilai cardiovascular load pada operator?
2. Apakah pekerjaan tersebut layak dilakukan jika dilihat dari klasifikasi
%CVL?
3. (tambahkan minimal 2 poin rumusan masalah)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
73

1.5 Flow Chart

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia


Modul Biomekanika
Praktikum Genap 2009/2010
74

BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


2.1 Pengumpulan Data
Tabel data operator serta bank data fisiologi
2.2 Pengolahan Data
2.2.1 Analisis regresi linier
Pengolahan data hubungan antara jarak yang ditempuh dengan denyut nadi
sehingga menghasilkan suatu rumus yang dihitung dengan metode regresi linier.
2.2.2 Analisis Beban Kerja
Perhitungan Cardiovasculair Load dengan menggunakan rumus Manuaba &
Vanwonterghem (1996).
2.3 Analisa Data
2.3.1 Rumus Persamaan Regresi Linier
(Terapkan persamaan regresi linier untuk operator saat menempuh jarak 500 m, 1
km, dan 1,5 km).
2.3.2 Cardiovasculair Load
Besarnya perhitungan prosentase cardiovascular load. Klasifikasi % CVL
sebagai rekomendasi untuk perbaikan sistem kerja (Hitung % CVL untuk
operator saat menempuh jarak 500 m, 1 km, dan 1,5 km).
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan (jawaban dari 1.4)
3.2 Saran (Administrative atau engineering control)
LEMBAR REVISI (lembar asli ikut dijilid pada saat pengumpulan Laporan
Sementara Praktikum)

Laboratorium APK & Ergonomi ~ Universitas Islam Indonesia

You might also like