Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
DEWI HAPSARI
NIM. 0609113643
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
0
2010
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... vii
ABSTRAK......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 9
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual.................................... 10
F. Metode Penelitian.......................................................................... 21
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 97
A. Kesimpulan.................................................................................... 97
B. Saran-Saran.................................................................................... 98
1
LAMPIRAN
ABSTRAK
2
BAB I
PENDAHULUAN
secara nyata dapat dilihat bahwa perkembangan yang sangat pesat adalah di
bidang perbankan. Dan bidang ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang
Negara telah mempercayakan suatu lembaga resmi yaitu lembaga perbankan guna
modal tersebut.1
1
H. Malayu SP. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta: 2004, hal.3
3
Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 yang berbunyi : Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Salah satunya adalah BRI. BRI didirikan berdasarkan UU Nomor 21 Tahun
1968. Sesuai dengan Pasal 7 UU No 21 Tahun 1968 maka tugas dan usaha BRI
jalan melakukan usaha bank umum. BRI diharapkan dapat menjadi subyek hukum
Usaha pokok Bank adalah sektor perkreditan dan pendapatan bank yang
terbesar adalah berasal dari sektor perkreditan. Kredit, baik konsumtif maupun
bank memiliki dana idle yang akan lebih produktif lagi karena diberikan dalam
pada beberapa factor yang dikenal dengan The Five C’s of Credit, antara lain :2
1. Character (Watak)
3. Capital (Modal)
4
5. Collateral (Agunan)
debitur agar debitur tersebut dapat menepati janji karena kelima syarat itu
bagi pihak sendiri itu merupakan alat pengaman atas kemungkinan terjadinya
resiko/kerugian.
guna memperkecil resiko bank dalam menyalurkan kredit. Pada prinsipnya dalam
penyaluran kredit tidak selalu harus dengan jaminan, sebab jenis usaha dan
peluang bisnis yang ada sudah merupakan jaminan terhadap kredit itu sendiri.
Hanya saja jika suatu kredit dilepas tanpa agunan, maka akan beresiko besar jika
perhitungan semula.
5
Pengambilan kredit yang dapat menunjang akan kebutuhan modal kerja
untuk mencukupi dan mencapai tujuan usaha dapat diperoleh dengan mudah
dengan menggunakan bunga yang rendah yang bertujuan agar nasabah tidak
terlalu berat dibebani atas bunga dan cicilan utangnya. Namun dalam hal ini
debitur yang mengambil kredit juga tidak boleh ceroboh dalam menggunakan
pinjaman dana yang telah diberikan oleh bank, tetapi debitur itu juga harus
dengan yang diperjanjikan sehingga nasabah itu terhindar dari kredit macet.
Jika hal ini terjadi maka pihak bank akan dirugikan, sebab dana yang
tersebut macet tanpa ada aset dari debitur yang dapat menutup kredit yang tidak
terbayar. Sementara itu apabila ada agunan, maka pihak bank dapat menarik
kembali dana yang disalurkan dengan memanfaatkan jaminan tersebut. Lebih dari
Mengenai jaminan yang diperlukan bagi pihak bank untuk pelunasan utang
Dalam hal ini, kerena pihak debitur memberikan jaminan yang berupa benda tidak
bergerak yaitu tanah maka lembaga hak jaminan yang berlaku atasnya adalah
6
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
Peraturan Dasar Pokok –Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu
terhadap kreditor-kreditor lain.
Dalam kenyataan, meskipun bank telah melakukan berbagai upaya untuk
memperkecil kerugian yang timbul sebagai akibat dari debitur yang wanprestasi
baik itu melakukan seleksi terhadap para penerima kredit termasuk jaminannya
juga melakukan pengawasan kredit yang dilakukan sejak kredit itu diberikan serta
yang ringan namun tetap saja banyak debitur yang melakukan wanprestasi, baik
itu disebabkan keadaan debitur sendiri yang tidak mempunyai kemauan untuk
membayar dan melunasi kredit yang telah diterimannya juga penggunaan kredit
yang salah yaitu penggunaannya yang tidak sesuai dengan permintaan semula
ataupun faktor-faktor lain yang akan mengakibatkan suatu kerugian bagi kreditur
sehat serta didukung oleh itikad baik dari para pejabat kredit, namun
pinjaman dan outstanding BRI Unit Pangkalan Kerinci pada posisi 30 April
7
pengembalian, yaitu adanya debitur yang tidak membayar kredit
Akibat dari terjadinya tunggakan pembayaran atau kredit macet di Bank BRI
yang secara tidak langsung akan menghambat kelancaran usaha perkreditan. Dan
berarti penghapusan utang seutuhnya. Akan tetapi meskipun kredit yang macet itu
sudah dihapus dari pembukuan, piutang dari kredit yang macet itu tetap akan terus
ditagih oleh pihak bank BRI. Karena jika kredit macet itu dibiarkan tetap
tercantum dalam pembukuan sedangkan kepastian kapan kredit yang macet bisa
dilunasi masih menjadi teka-teki maka hal itu dapat menyababkan kinerja bank
kesalahan/kelalaian dari pihak Bank sendiri atau dari pihak nasabah, atau karena
Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.
7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank dalam Hal Hapus Buku
8
Utang. Peraturan-peraturan yang digunakan Bank BRI dalam penanganan kredit
penghapus bukuan yang dilakukan oleh Bank BRI dilakukan dengan peraturan
intern Bank. Atas perintah Bank Indonesia yang memberikan wewenang pada
Maka dari itu, suatu kredit dapat dihapusbukukan apabila telah memenuhi
a. Apabila kolektibilitas dari semua fasilitas yang dinikmati oleh seorang debitur
telah macet dan usaha atau semua usaha yang dibiayai dengan fasilitas
b. Telah diterbitkan surat ketetapan kredit macet sebagai piutang Negara yang
d. Hasil penjualan baik secara bawah tangan atau hasil pelelangan tidak dapat
e. Jaminan tidak laku minimal telah melalui dua (2) kali pelelangan BUPLN.
Masalahnya adalah jika suatu utang telah dihapus dalam pembukuan apakah
pihak yang memberi utang (kreditur) dalam hal ini adalah pihak bank masih
utang?
5
Peraturan Intern Bank BRI, 2007
9
Oleh karena itu, permasalahan ini menarik untuk diteliti dan akan penulis
Dalam Perjanjian Kredit Pada Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang
Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
berikut :
terhadap hak dan kewajiban Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang
Pekanbaru?
C. Tujuan Penelitian
write off terhadap hak dan kewajiban Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci
Cabang Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
10
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat dari dua
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk
berbagai konsep ilmiah yang pada waktunya nanti dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Hukum Perbankan dan pada Hak
pada Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru dalam kaitannya
2. Secara Praktis
Penulis berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat sebagi informasi dan
pengetahuan bagi masyarat tentang upaya hukum yang dapat dilakukan apabila
bank nasional maupun bank swasta nasional lainnya. Serta dapat pula memberi
manfaat atau perbandingan bagi penulis lain yang meneliti lebih lanjut dan
mendalam.
1. Kerangka Teori
11
Teori berguna untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau
dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka menigkatkan
Adapun yang menjadi kegiatan utama suatu bank adalah mengimpun dana
6
J.J.J. M. Wuisman, dikutip dalam S. Mantayborbir, Sistim Hukum Pengurusan Piutang
Negara, Pustaka Bangsa Press, Jakarta: 2004, hal.13
7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia(UI
Press),Jakarta: 1986, hal.6
8
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan
12
giro dan menyalurkan kembali dana yang dihimpun tersebut kepada masyarakat
2. Bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat yang disimpan
9
Martono, SU, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Ekonisia, Yogyakarta: 2002, hal.28
10
Ibid
11
Rochmat Soemitro, Kumpulan Azas-azas Perbankan Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta:1991,
hal.185
13
2. Prinsip Kehatihatian ( prudential principle )
dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat
itu dikecualikan untuk dalam hal-hal untuk kepentingan pajak, penyelesaian utang
piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang /
perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah, dan dalam
14
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk
tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan melindungi
b. Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Romawi yaitu credere yang berarti
kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau
suatu badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit pada masa
yang akan datangakan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Apa yang dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa.12
sebagai ganti dari janjinya untuk membayar kembali hutangnya pada tanggal
tertentu.13
15
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjamantara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Muchdarsyah Sinungan setiap pemberian kredit harus dibuatkan
suatu perjanjian tertulis antara bank dengan calon debitur. Dalam perjanjian kredit
dicantumkan segala hak dan kewajiban kedua belah pihak dalam garis besarnya
diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa pengembalian hutang yang akan diberikan oleh
debitur.
3. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
4. Prestasi, atau objek kredit itu tida saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi
c. Perjanjian
ialah “ Semua hubungan hukum antara dua pihak dalam lapangan harta kekayaan
dimana pihak yang pertama berhak untuk menuntut sesuatu dan pihak yang lain
16
Sekanjutnya mengenai perikatan itu menurut Subekti adalah “ Suatu
perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak
yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak yang lain
dengan dipenuhi syarat-syarat tersebut maka suatu perjanjian menjadi sah dan
mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya, syarat-syarat sahnya
d. Jaminan
16
R. Subekti, Hukum Perjanjian, ctk. Kesembilanbelas, Jakarta: 2002, hal. 1
17
M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung: 1986, hal. 6
18
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, PT.Citra Aditya Bakti,
Bandung: 2001, hal. 73
17
Mengenai pengertian jaminan secara umum”Jaminan adalah sesuatu yang
diberikan oleh debitur kepada kreditur baik yang bersifat materil maupun yang
kepastian hutang tepat waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama”19
maupun yang tidak bererakbaik yang ada maupun yang baru aka nada
Berdasarkan pasal 1131 diatas tujuan dari keberadaan suatu barang jaminan
maka terhadap barang jaminan tersebut tidak diberlakukan pejanjian jual beli
karena barang jaminan bukan untuk dimiliki oleh kreditur sehingga tidak adanya
peralihan hak milik atas suatu barang jaminan dari debitur kepada kreditur dengan
hutang dengan cara sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku yaitu
melunasi utang dan apabila ada sisa akan dikembalikan kepada kreditur.20
19
R. Subekti, Hukum Jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung:1989, hal.15
20
Mariam Darus Badrulzaman, op.cit, hal 21
21
Sri Soedewi Masjohoen Sofwan, Hukum Jaminan Di Indonesia, Liberti Offset,
Yogyakarta:1981, hal 42
18
Pada umumnya jenis-jenis jaminan menurut sifatnya, menurut
1. Jaminan yang lahir karena ditentukan oleh undang-undang dan jaminan yang
4. Jaminan yang mempunyai objek benda bergerak dan jaminan atas benda tidak
bergerak.
e. Hapusnya utang
perikatan yang melahirkan utang yang sedianya harus dipenuhi atau dilaksanakan
oleh debitur tersebut. Adapun cara-cara mengenai hapusnya utang sama halnya
1. Karena pembayaran
penitipan
19
4. Karena perjumpaan utang atau kompensasi
f. Hak tanggungan
tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut
Hak Tanggungan adalah:”hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan
lainnya, dalam arti bahwa jika debitur cidera janji, kreditur pemegang hak
24
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
20
mendahului daripada kreditur-kreditur yang lain dengan batasan tidak mengurangi
Asas ini tersirat dengan jelas dalam pasal 1 ayat (1) UUTH yang selanjutnya
diperjelas dalam penjelasan Umum Angka 4, artinya bahwa jika debitur cidera
2. Kerangka Konseptual
Konsepsi adalah adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan
konsep dalam penelitian adalah untuk menghubungkan dunia teori dan observasi,
suatu fenomena yang dirumskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
Agar lebih memberikan arah dan tidak menimbulkan salah pengertian yang
berbeda dalam penelitian ini maupun dalam pembahasanya secara lebih lanjut
maka penulis merasa perlu untuk memberikan penegasan dari pengertian judul
diatas.
25
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 302/kmk.01 Tahun 2002
21
Utang adalah uang atau jasa yang dipinjamkan oleh pihak lain, merupakan
kewajiban resmi dari sebuah usaha yang timbal balik dari perjanjian tertulis
maupun lisan.26
Kredit adalah perjanjian pinjam meminjam uang antara bank sebagai kreditur
pinjaman.27
Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji pada orang lain atau dimana dua
Perjanjian Kredit dalam skripsi ini adalah suatu perjanjian pinjam meminjam
uang dimana dalam hal ini Bank BRI sebagai krediturnya atau penyalur Kredit
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Bank BRI unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru adalah nama dari bank
26
Joel G. Siegel, Aspek Hutang Dalam Perjanjian Kredit, PT. Gramedia, Jakarta: 1994,
hal.128
27
Eugenia Liliawati Muljono,Tinjauan Yuridis Undang-undang no 4 Tahun 1996 Dalam
Kaitanya Dengan Pemberian Kredit Oleh Perbankan,Harvindo, Jakarta:2003, hal.8
28
R. Subekti, Op. cit, hal.122
22
Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
diteliti maka dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian yang bila
dilihat dari jenisnya, maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian
pada bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru. Sedangkan dilihat dari
sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
disalurkan oleh bank dengan jaminan Hak Tanggungan pada bank BRI unit
1. Lokasi Penelitian
unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru, adapun yang menjadi alasan penulis
29
Undang-undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
23
melakukan penelitian ditempat ini dikarenakan bank BRI unit Pangkalan Kerinci
merupakan salah satu bank BUMN yang melakukan pemberian kredit dan penulis
lainnya.
Tabel 1.1
BRI
2 Kepala Kantor BUPLN 1 1 100%
Responden dalam penelitian ini adalah dari pihak bank BRI 1 orang, dalam
hal ini diwakili oleh Kepala Bagian Kredit, Kepala Kantor BUPLN Pekanbaru.
dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Yang
dimaksud dengan “metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,
sistematis adalah berdasarkan suatu system, konsisten berarti tidak adanya hal-hal
didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk
24
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan
a. Data primer yaitu data yang diperoleh penulis dari hasil kerja
makalah yang berkaitan dengan materi skripsi dan yang mendukung data
primer.
Adapun yang menjdi alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
baik dari instansi yang terkait, maupun buku literatur yang ada
25
relevansinya dengan masalah penelitian yang digunakan sebagai
kelengkapan penelitian.
4. Analisis Data
oleh penulis, maka penelitian ini bersifat deskriptif analisis artinya bahwa
menyeleksi data yang diperoleh sehingga akan diketahui gambaran mengenai hal-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kredit
untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh
26
analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan,
analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
aman.
bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif, sehingga
mungkin saja kredit sebenarnya kredit tidak layak, tetapi malah diberikan.
Kemudian jika salah dalam menganalisis, maka kredit yang disalurkan yang
sebenarnya tidak layak menjadi layak sehinnga akan berakibat sulit untuk ditagih
alias macet31
1998 adalah: Penyediaan utang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
piha lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh
27
pembelian rumah atau mobil. Kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang
tetapi rumah, karena bank membayar langsung kepada developer dan nasabah
bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam
jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan
masalah sanksi apabila si debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang sudah
dibuat bersama.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan
syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank berdasarkan
bank yang berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.
a. Unsur-unsur Kredit
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud. Atau dengan kata lain
dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga
jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung
didalamnya.
1. Kepercayaan
28
Keprecayaan merupakan suatu keyakinan bagi sipemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima
kembali dimasa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu kredit.
Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang dilandasi mengapa
suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karna itu sebelum kredit dikucurkan harus
kondisi nasabah, baik secara intern maupun ektern. Penelitian dan penyelidikan
tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai
2. Kesepakatan
akad kredit dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum kredit
dikucurkan.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati oleh kedua
29
belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai
kebutuhan.
4. Resiko
suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin
panjang suatu jangka jangka waktu kredit, maka semakin besar resiko,
demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko
yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja, misalnya
karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang
diperolehnya.
5. Balas Jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian
suatu kredit. Dalam bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga.
Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada
nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.
dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian
kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
30
Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut :
1. Mencari keuntungan
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Bagi bank yang terus
besar.
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana
usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu pemerintah
maka akan semakin baik mengingat semakin banyak kredit yang diberikan
suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain :
31
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika
uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit. Kemudian juag dapat
baru seperti cek, giro bilyet dan wesel sehingga apabila pembayaran-
pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet dan wesel maka akan dapat
ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga
menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat.
Disamping itu, kredit dapat pula meningkatkan peredaran barang baik melalui
tempat dan menjualnya ketempat lain. Pembelian tersebut uangnya berasal dari
kredit. Hal ini juga berarti kredit tersebut dapat pula meningkatkan manfaat
suatu barang.
32
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi,
karena dengan adanya kredit yang didirikan akan menambah jumlah barang
barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa
negara.
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
memberikan bantuan dalam bentuk kredit bai secara langsung maupun tidak
33
negara maju yang mempunyai cadangan devisa dan tabungan yang tinggi,
berkembang yang sedang membangun. Bantuan dalam bentuk kredit ini tidak
c. Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit yang ada sekarang tidak dapat dipisahkan dari kebijakan
kredit perorangan karena kedua belah pihak sudah saling mengenal akan
Dalam prakteknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan
rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit
a. Kredit Investasi
34
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk
suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar.
kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau
a. Kredit Produktif
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah
c. Kredit perdagangan
35
Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit ayam atau jika untuk pertanian
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan
ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
36
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut
dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta
loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank
atau pertanian. Sector usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau
panjang.
tambang. Jenis usaha tambang yang dbiayai biasanya dalam jangka pamjang
37
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
mahasiswa.
d. Jaminan Kredit
Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat krdit dari resiko kerugian,
maka pihak perbankan membuat pagar pengaman. Dalam kondisi sebaik apapun
atau dengan analisis sebaik mungkin, resiko kredit macet tidak dapat dihindari.
Pagar pengaman yang dibuat bisanya berupa jaminan yang harus disediakan
debitur. Tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dari resiko kerugian, baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Lebih dari itu jaminan yang
Seperti sudah dibahas di atas bahwa kredit dapat diberikan dengan jaminan
atau tanpa jaminan. Kredit tanpa jaminan sangat membahayakan posisi bank,
mengingat jika nasabah mengalami suatu kemacetan maka akan sulit untuk
kredit relative lebih aman mengingat setiap kredit macet akan dapat ditutupi oleh
jaminan tersebut.
38
1. Kredit Dengan Jaminan
1) Tanah
2) Bangunan
3) Kendaraan bermotor
4) Mesin-mesin/peralatan
5) Barang dagangan
6) Tanaman/kebun/sawah
7) Dan lainnya
1) Sertifikat saham
2)Sertifikat obligasi
3) Sertifikat tanah
4) Sertifikat deposito
7) Promes
8) Wesel
c. Jaminan orang
39
Yaitu jaminan yan diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan
untuk menanggung segala resiko apabila kredit tersebut macet. Dengan kata
lain orang yang memberikan jaminan itulah yang akan menggantikan kredit
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan
kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya
kedua belah pihak maka timbullah hubungan hukum yang menimbulkan hak dan
kewajiban para pihak. Dengan kata lain mereka terikat oleh perjajian kredit
tersebut yaitu antara pemberi kredit dalam hal ini pihak bank dan penerima kredit
hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kredit bank ini, maka akan penulis
uraikan serta perinci masing-masing hak dan kewajiban para pihak antara lain:
40
1) Bank berkewajiban untuk menyediakan dan memberi kredit sesuai dengan
Tentang hak bank selaku pemberi kredit ini secara tersirat dapat kita pahami
1998 yang pada intinya menentukan bahwa bank selaku pihak pemberi
kredit berakhir.
sama, dan pada waktu yang ditentukan”. Selanjutnya dalam Pasal 1764
41
1) Jika ia tidak mampu memenuhi kewajiban ini, maka ia diwajibkan membayar
harganya barang yang dipinjamnya, dalam hal mana harus diperhatikan waktu
dikembalikan.
dilakukan menurut harga barang pinjaman pada waktu dan tempat dimana
melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah
ditetapkan. Disamping itu penerima kredit masih mempuyai kewajiban lain yaitu
membayar biaya administrasi untuk tundk pada segala petunjuk dan peraturan
bank, seperti:
Hutang pokok yaitu yang disetujui oleh pihak-pihak sebagai jumlah pinjaman
yang diberikan oleh bank kepada penerima kredit, hutang ini wajib dilinasi
Setiap penerima kredit wajib membayar sejumlah biaya yang diperlukan guna
persiapan perjanjian kredit yang meliputi bea materai, biaya notaris, premi
42
Dalam KUHPerdata tidak ditentukan rumus bunga dari Pasal 1767 sehingga
dapat disimpulkan:
persetujuan.
enam persen).
pelaksanaan kredit.
2. Hak untuk memperoleh kembali surat dan dokumen aerta benda lainnya
yang telah dijadikan jaminan dalam keadaan baik setelah membayar lunas
terikat untuk sesuatu yajni adanya prestasi disatu pihak dan kontra prestasi di
pihak yang lain. Prestasi dalam perjanjian kredit adalah adanya penyerahan uang
43
kepada debitur. Perjanjian pinjam meminjam diatur dalam Pasal 1754
Sifat riil dari perjanjian pinjam-meminjam dala Pasal 1754 KUHPerdata ini
disimpulkan dari kalimat “pinjam meminjam ialah persetujuan dengan mana ihak
yang satu memberikan kepada pihak lain suatu jumlah tertentu barang yang akan
habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang belakangan ini akan
mengembalikan sejumlah yang sama dari macam dan keadaan yang sama pula”
adanya penyerahan uang atau barang yang habis karena pemakaian. Demikian
sebaliknya, selama barang atau uangnya belum diserahkan meskipun para pihak
telah sepakat mengenai unsur pinjam meminjam, hal ini tidaklah berarti perjanjian
harus dibuat. Namun meskipun demikian dalam membuat perjanjian kredit tidak
boleh bertentangan dengan asas atau ajaran umum yang terdapat dalam hukum
perdata.
Menurut hukum, perjanjian kredit dapat dibuat secara lisan atau tertulis
yang penting memenuhi syarat-syarat Pasal 1320 KUHPerdata. Namun dari sudut
pembuktian perjanjian secara lisan sulit untuk dijadikan bukti, karena hakekat
pembuatan perjanjian adalah sebagai alat bukti bagi para pihak yang membuatnya.
Dalam dunia modern yang komplek ini perjanjian lisan tentu sudah tidak dapat
44
disarankan untuk digunakan meskipun secara teori diperbolehkan karena lisan
sulit dijadikan sebagai alat bukti bila terjadi masalah dikemudian hari. Untuk itu
setiap transaksi apapun harus dibuat tertulis yang digunakan sebagai alat bukti.
Dasar hukum perjanjian kredit secara tertulis dapat mengacu pada Pasal 1
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara ban dengan pihak lain”.
Meskipun dalam pasal itu tidak ada penekanan perjanjian kredit harus dibuat
secara tertulis namun dalam organisasi bisnis modern dan mapan maka untuk
kepentingan administrasi yang rapi dan teratur dan demi kepentingan pembuktian
tertulis.32
Dasar hukum lain yang mengharuskan perjanjian kredit harus tertulis adalah
adanya perjanjian kredit yang jelas antara Bank Sentral dan Bank-bank lainnya.
berbunyi untuk perjanjian kredit harus dibuat surat perjanjian kredit. Dengan
32
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Ctk. Kedua, Alfabeta,
Bandung:2004, hal.99
45
keputusan-keputusan tersebut maka pemberian kredit oleh bank kepada
Perjanjian kredit merupakan iatan atau bukti tertulis antara bank dengan
debitur sehingga harus disusun dan dibuat sedemikian rupa agar setiap orang
mudah untuk mengetahui bahwa perjanjian yang dibuat itu merupakan perjanjian
kredit. Perjanjian kredit termasuk salah satu bentuk akta karena masih banyak
perjanjian sewa-menyewa dan lain-lain. Dalam praktek bank ada 2(dua) bentuk
a. Perjanjian yang dibuat dibawah tangan dinamakan akta dibawah tangan artinya
perjanjian yang disiapkan dan dibuat sendiri oleh bank kemudian ditawarkan
kerja bank, biasanya bank sudah menyiapkan formulir perjanjian dalam bentuk
yang isinya sudah disiapkan bank kemudian disodorkan kepada setiap calon-
46
dirundingkan atau dinegosiasikan dengan calon debitur. Calon debitur mau
tidak mau dengan terpaksa atau sukarela harus menerima semua persyaratan
tercantum dalam formulir perjanjian kredit maka kreditur tidak tidak akan
menerima protes tersebut karena isi perjanjian memang sudah disiapkan dalam
bentuk cetakan oleh lembaga bank itu sendiri sehingga bagi petugas bank pun
tidak bias menanggapi usulan calon debitur. Calon debitur menyetujui atau
menyepakati isi perjanjian kerdit karena calon debitur dalam posisi yang sangat
b. Perjanjian kredit yang dibuat oleh dan dihadapan notaris yang dinamakan akta
otentik atau akta notariil. Yang menyiapkan dan membuat perjanjian ini adalah
perjanjian hanyalah merumuskan apa yang diinginkan para pihak dalam bentuk
akta notariil atau akta otentik. Perjanjian kredit yang dibuat dalam akta notariil
atau akta otentik biasanya untuk pemberian kredit dalam jumlah yang besar
dengan jangka waktu menengah atau panjang, seperti kredit investasi, kredit
modal kerja, kredit sindikasi (kredit yang diberikan lebih dari satu kreditur atau
47
Bagian isi pokok perjanjian yaitu mengatur substansi perjanjian karena
memuat isi pokok yang diperjanjikan, mengatur syarat dan ketentuan perjanjian
1. Syarat Esensialia adalah syarat yang harus ada dalam setiap perjanjian. Syarat
syarat penarikan kredit, tujuan kredit, cara pengembalian, cidera janji dan
sewa, jangka waktu sewa dan barang yang disewa dan lain sebagainya.
Apabila syarat esensialia ini tidak ada dalam perjanjian maka perjanjian
menjadi tidak sempurna atau cacat sehingga menjadi tidak mengikat para
dimasukkan dalam perjanjian yang dibuat para pihak. Kalau para pihak tidak
mencantumkan dalam perjanjian maka perjanjian yang dibuat para pihak tetap
sah maka yang berlaku adalah ketentuan dalam undang-undang. Ini sesuai
asas perjanjian yang menganut system yang terbuka. Para pihak bebas untuk
membuat perjanjian yang isinya sesuai kehendak para pihak tetapi jika para
melengkapi. Jadi para pihak bebas untuk mencantumkan syarat yang ada
dalam undang-undang kedalam perjanjian yang dibuat para pihak atau tidak.
48
3. Syarat Aksidentalia syarat
yang tidak harus ada dalam perjanjian. Syarat ini dicantumkan dalam
perjanjian karena ada kepentingan salah satu pihak dalam perjanjian. Contoh
mengatur :
49
16. Syarat yang mengatur tentang perubahan dan pengalihan
lain:
berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
sesuatu hal sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji itu.34
a. Adanya subyek dari perjanjian yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.
c. Adanya hak dan kewajiban diman salah satu pihak berhak atas prestasi dan di
perjanjian itu.
33
Subekti, Op.Cit, hal.1
34
Wiryono Projodikoro, Hukum Perdata Tentang Perstujuan-persetujuan Tertentu,
Sumur, Bandung, 1981, hal. 1
50
Kemudian untuk mengetahui perjanjian kredit itu sah atau tidak maka
Selanjutnya kita lihat dala Pasal 1320 KUHPerdata yang menentukan syrat-
Syarat pertama dan kedua disebut syarat subyektif karena menyangkut orang-
orang tau pihak-pihak yang membuat perjanjian. Orang-orang atau pihak-pihak ini
sebagai subyek yang membuat perjanjian. Sedangkan syarat yang ketiga dan
keempat disebut sebagai syarat obyektif karena menyangkut mengenai objek yang
tersebut harus sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok dari perjanjianyang
dibuat dan juga sepakat mengenai syarat-syarat lain untuk mendukung sepakat
mengenai hal-hal yang pokok. Sepakat juga mengandung arti apa yang
dikehendaki pihak yang satu juga dikehendaki pihak yang lainnya. Jadi pihak-
pihak dalam perjanjian harus mempunyai kemauan yang bebas untuk mengikatkan
diri dan kemauan itu harus dinyatakan secara tegas atau diam.
yang membuat perjanjian harus cakap menurut hukum. Seorang telah dewasa atau
51
akil balikh, sehat jansmani dan rohani dianggap cakap menurut hukum sehingga
dapat membuat suatu perjanjian. Orang-orang yang dianggap tidak cakap menurut
melalui surat edaran No.3/1963 tanggal 4 Agustus tahun 1963 yang ditujukan
bahwa perempuan adalah cakap sepanjang memenuhi syarat telah dewasa dan
diperlukan karena hanya orang yang cakap yang mampu memahami dan
melaksanakan isi perjanjian yang dibuat. Membuat perjanjian berarti terikat dan
kekayaan orang tersebut akan menjadi jaminan apa yang telah dijanjikan.
Syarat ketiga mengenai suatu hal atau obyek tertentu artinya dalam
membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan
kewajiban para pihak bisa ditetapkan. Misalnya perjanjian utang piutang harus
jelas berapa besarnya utang, berapa jangka waktu pengembalian dan bagaimana
cara pengembalian.
52
Syarat keempat suatu sebab atau kausa yang halal artinya suatu perjanjian
harus berdasarkan sebab yang halal atau yang diperbolehkan oleh undang-undang.
berikut :
debitur atau pihak yang berutang berarti debitur telah melakukan prestasi
penitipan(cosignatie)
pembayaran tunai yang diikuti penitipan ini prosedurnya diatur dalam Pasal
53
prestasinya “memberi barang-barang bergerak” sedangkan untuk memberi
Novasi atau pembaruan utang adalah suatu perjanjian baru yang menghapuskan
perjanjian lama dan pada saat yang sama memunculkan perjanjian yang baru
seperti hak tanggungan, gadai, dan hak istimewa lainnya tidak ikut beralih
novasi bahwa perjanjian ikutannya tidak hapus dan ikut beralih dengan
a. Kedua utang harus sama-sama mengenai uang atau barang yang dapat
dapat ditagih. Kalau yang satu dapat ditagih sekarang sedangkan utang yang
lainnya baru dapat satu bulan yang akan datang maka kedua utang itu tidak
dapat diperjumpakan.
54
kepada kreditur/bank dan bank menghapuskan utangnya, utang dinyatakan
lunas. Perjumpaan utang atau kompensasi seperti ini disebut juga set off.
5. Percampuran utang
Percampuran utang terjadi apabila kedudukan kreditur dan debitur bersatu pada
satu orang, maka demi hukum atau otomatis suatu percampuran utang terjadi
6. Pembebasan utang
menyatakan secara tegas tidak menuntut lagi pembayaran utang dari debitur.
debitur utama.
Apabila barang tertentu yang menjadi obyek perjanjian musnah, hilang, tidak
dapat lagi diperdagangkan, sehingga barang itu tidak diketahui lagi apakah
barang itu masih ada atau tidak maka perjanjian mejadi hapus asal musnahnya
55
barang/hilangnya barang bukan kesalahan debitur dan sebelum debitur lalai
hak berkaitan dengan barang yang musnah atau hilang, misalnya hak asuransi
8. Pembatalan perjanjian
Bila salah satu pihak akan membatalkan perjanjian yang tidak memenuhi syarat
dibatalkan.
dipenuhi, perjanjian juga dapat dibatalkan oleh salah satu pihak jika salah
56
Menurut woeker ordonnantie (Stb. 1938) No.524 hakim berkuasa untuk
tidak seimbang atau membebankan kewajiban yang lebih besar pada satu
kurang pengalaman atau dalam keadaan memaksa dari salah satu pihak.35
Untuk menjelaskan berlakunya syarat batal ini kita perlu megingat kembali
atau berakhirnya digantungkan pada suatu peristiwa yang akan datang dan
dinamakan perikatan dengan syarat tangguh. Perikatan yang sudah ada yang
perikatan dengan syarat batal. Apabila syarat batal dipenuhi maka akan
adalah suatu upaya untuk memperoleh sesuatu aau dibebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang
35
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Ctk. Kedua, Alfabeta, Bandung,
2004, hal.145
57
boleh dipenuhi tetapi jika tidak dipenuhi debitur tidak dapat dituntut di muka
hukim.
4 Tahun 1996 tentangan Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang
tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah hak jaminan yang
berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
kreditur lain.
dapat diketahui bahwa pada dasarnya suatu Hak Tanggungan adalah suatu bentuk
berupa Hak-hak Atas Tanah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
58
Jika kita lihat ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Pokok Agraria,
menyatakan bahwa :
Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada Hak Milik, Hak Guna Usaha
dan Hak Guna Bangunan tersebut dalam pasal 25, 33, dan 39 diatur dengan
undang-undang.
dinyaakan bahwa:
dan Credietverband tersebut dalam Staatsblad 1908 No. 542 sebagai yang
dalam KUHPerdata dan Credietverband yang diatur dalam staatsblad 1908 No.
542 sebagai yang telah diubah dengan staatsblad 1937 No 190. Hal mengenai
hypotheek yang diatur dalam KUHPerdata dan Credietverband yang diatur dalam
staatsblad 1908 No. 542 sebagai yang telah diubah dengan Staatsblad 1937 No.
yang menyatakan :
59
Dengan berlakunya undang-undang ini, ketentuan mengenai Credietverband
Tahun 1961 Pasal 3 menggunakan dua istilah yaitu Pemberian dan Pemasangan.
perjanjian kredit atau perjanjian pinjam uang atau perjanjian lainnya yang
60
Hal ini sesuai sifat accessoir dari Hak Tanggungan yang pemberiannya haruslah
merupakan ikatan dari perjanjian pokok yaitu perjanjian kredit atau perjanjian
dan merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian utang piutang yang
harus dirumuskan dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang. Janji tersebut
dapat dirumuskan dalam salah satu pasal perjanjian kredit atau perjanjian utang.
pembrian Hak Tanggungan akan dilakukan dengan akta tersendiri yang disebut
Akta Pemberian Hak Tanggungan(APHT) yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta
Tanah(PPAT).
Perjanjian pokok yang berupa perjanjian kredit atau utang atau perjanjian
a. Dapat dibuat dengan akta dibawah tangan artinya dibuat oleh kreditur dan
debitur sendiri atau akta otentik artinya dibuat oleh dan dihadapan notaris.
61
c. Mengenai tempatnya perjanjian kredit dapat dibuat di dalam atau di luar
negeri.
yang ditandatangani kreditur sebagai penerima Hak Tanggungan dan Pemilik hak
atas tanah yang dijaminkan. Bentuk akta pembebanan Hak Tanggungan adalah
akta otentik yang dibuat oleh dan dihadapan PPAT. Akta APHT merupakan
berisi:
mereka ada yang berdomisili diluar Indonesia, baginya harus pula dicantumkan
suatu domisili pilihan di Indonesia dan dalam hal domisili pilihan itu tidak
62
e. Uraian yang jelas mengenai obyek Hak Tanggungan yaitu uraian rinci
mengenai hak atas tanah yang dijaminkan meliuti jenis hak atas tanah, luas
f. Janji-janji Hak Tanggungan yang akan diuraikan tersendiri dalam sub dibawah
ini.
SKMHT dibuat karena pemilik jaminan (bisa debitur bisa pihak lain bukan
pembebanan Hak Tanggunga. SKMHT adalah surat kuasa khusus yang dibuat
oleh dan dihadapan PPAT atau Notaris yang ditandatangani oleh pemilik jaminan.
Dengan SKMHT ini kreditur dalam waktu tertentu dapat membebankan Hak
jaminan dihadapan PPAT. SKMHT ini dibuat karena Bank sebagai kreditur tidak
63
Pada tahap ketiga ini ditandai dengan pendaftaran Akta Pemberian Hak
Tanggungan dan mencatatnya dalam buku tanah hak atas tanah yang
hak atas tanah yang bersangkutan. Sebagai tanda bukti bahwa Akta Pemberian
pemegang hak Tanggungan. Sertifikat Hak Tanggungan adalah salinan APHT dan
salinan Buku tanah Hak Tanggungan yang dijahit menjadi satu. Dengan demikian
kalau meneliti sertifikat Hak Tanggungan Nampak sama dengan isi APHT karena
tanggungan yaitu disertai sertifikat tanah dan surat lainnya sebagai bukti obyek
Hak Tanggungan dan identitas dari para pihak-pihak kreditur dan debitur/pemilik
dalam Pasal 1186 KUHPerdata yang menentukan apa yang hatrus didaftar yaitu
salinan otentik akta hipotik dan dua lembar ikhtiar akta hipotik.
64
Dari tahap pembebanan hak tanggungan akan lahirlah beberapa akta atau
dokumen yang diperlukan bagi kreditur jika kemudian hari akan melakukan
Hak tanggungan lahir pada tanggal buku tanah hak tanggungan yaitu pada
hari ketujuh setelah kantor pertanahan menerima secara lengkap surat-surat yang
diperlukanbagi pendaftaran dan jika hari ketujuh jatuh pada hari libur buku tanah
yang bersangkutan diberi kerja hari berikutnya. Hari dan tanggal ahirnya Hak
telah memiliki hak preferent tidak perlu lagi khawatir pemilik jaminan akan
65
pihak lain atas jaminan tersebut karena undang-undang memberikan perlindungan
dan kekuatan hukum bagi pemegang hak Tanggungan yang memberikan hak
preferent.
dilakukan akibatnya kreditur kehilangan hak preferent atau utama atas jaminan
dan kreditur hanya memiliki hak konkuren atau hak berbagi dengan kreditur lain
terhadap jaminan itu. Oleh karena itu lahirnya hak tanggungan yang merupakan
tanda atau bukti kreditur memiliki hak diutamakan terhadap jaminan itu sangat
peletakan sita jaminan dari pihak lainnya yang memiliki kepentinan terhadap
jaminan itu.
adalah:
66
Tanggungan. Tanpa adanya utang yang menjadi sumber eksistensi Hak
memiliki kausa, dan perjanjian tanpa kausa adalah perjanjian yang tidak dapat
maka batal demi hukum, perjanjian yang dibuat tidak memberikan hak kepada
dijaminkan dengan Hak Tanggungan tersebut. Dengan kata lain hapusnya hak
atas tanah disebabkan karena hapusnya utang pokok yang menjadi sumber
Tanggungan.
Tanggungan.
Tanpa adanya pernyatann bebas dari kreditur, maka utang debitur masih tetap
67
Hapusnya Hak Tanggungan sebagai akibat pembersihan Hak Tanggungan
berbunyi:
karena permohonan pembeli hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan
tersebut agar hak atas tanah y dibelinya itu dibersihkan dari beban Hak
penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri terjadi karena terdapat lebih
dari satu Hak Tanggungan yang diletakkan atas bidang tanah tersebut.
setiap pembeli hak atas tanah, yang diatasnya terletak beban berupa Hak
d. Hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak
Tanggungan.
Hapusnya Hak Tanggungan yang disebabkan karena hapusnya hak atas tanah
yang dibebani Hak Tanggungan tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai
68
meliputi keberadaan dari bidang tanah tertentu yang dijaminkan. Karena setiap
hal yang menyebabkan hapusnya hak atas tanah tersebut demi hukum juga
bidang tanah dimana hak atas tanahnya tersebut hapus masih tetap ada, dan
selanjutnya telah diberikan pula hak atas tanah yang baru atau yang sama
jenisnya.
Sejarah berdirinya BRI tidak lepas dari seorang Patih Purwokerto yang
bernama Raden Bei Aria Wiraatmaja. Pada tahun 1894 beliau diberi kepercayaan
untuk mengelola uang kas mesjid, dan dengan seizin atasannya beliau memperluas
penggunaan uang kas mesjid untuk pinjaman kepada pegawai negeri, para petani
secara resmi bank perkreditan rakyat pertama di Indonesia dengan nama “HULP
69
Pada tahun 1897 WPD E WOLFF Van Westrrode melakukan langkah
Pada kenyataan central kas belum berjalan sesuai dengan apa yang
Bank(AVB). Dengan berdirinya AVB ini maka tugas dar central kas diserahkan
kepada AVB.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai 1945, AVB diubah
menjadi Syomin Ginko. Disini ruang lingkup pekerjaan Syomin Ginko sesuai
Pada awal Oktober 1945, Syomin Ginko namanya kembali menjadi BRI dan
menjadi Bank Pemerintah pertama di Indonesia. Mulai saat itu secara de facto
70
Pada tahun 1947, pada masa Agresi Militer Belanda I pemerintah Indonesia
dan Belanda mengadakan perjanjian Renville pada masa ini Belanda kembali
Kondisi BRI menjadi semakin berat lagi setelah Belanda melakukan Agresi
Militer II pada tahun 1948, dan pada waktu itu para pimpinan BRI ditangkap
Belanda dengan tuduhan telah menggelapkan uang untuk membantu para pejuang
1949, karyawan BRI dilepaskan dari tahanan dan mulai mengoperasikan kembali
BRI. Mulai 1 Januari 1950 secara de facto AVB menjadi BRI Serikat(BARRIS).
yang lebih merata kepada nasabah yang melakukan hubungan dagang dengan luar
negeri.
dengan jiwa dan tujuan Negara sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945, sehingga
71
pemerintah menjadi sadar akan pentingnya koperasi serta perhatian terhadap nasib
petani dan nelayan yang masih memprihatinkan. Oleh karena itulah akhirnya
cepat pada bank-bank milik pemeritah. Berdasarkan Penpres No. 8 Tahun 1965
bank-bank umum Negara dan BTN diintregrasikan kedalam BRI, hanya BDN
yang tidak terkena integrasi. Dan berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun
1965 Tanggal 4 Juni 1965, BKTN diintergrasikan kedalam BI dengan nama Bank
No.17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama BNI.
kedalam bank tunggal tersebut. Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
dapat berjalan lama karena tersusul oleh terjadinya peristiwa G 30 SPKI pada
Memasuki babak baru pada tahun 1966 yang lazim disebut awal orde baru
karena telah terjadi banyak perubahan baik dibidang politik maupun bidang
1968 tentang BRI, maka tugas dan usaha BRI sebagaimana dijelaskan pada Pasal
72
7 adalah diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan nasional
pembangunan nasional.
York dan di Cayman Island (BRI New Yok Agency). Ekspansi usaha BRI ke
manca Negara ini kemudian diikuti dengan pembukaan kantor di Hongkon tahun
tentang proyek pengembangan ekonomi wilayah unit desa, merupakan awal dan
dasar berdirinya BRI Unit desa. Dimulai di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
18 unit desa dan 54 orang pegawai. Dalam pilot proyek pengembangan ekonomi
wilayah pedesaan ini, BRI Unit Desa sebagai salah satu pendukung, yang
berperan sebagai penyalur kredit BIMAS (Bimbingan Massal) untuk para petani.
Melihat proyek ini dapat berjalan dengan baik, maka pemerintah dengan
INPRES No. 4/1973 tanggal 5 Mei 1973, meningkatkan status pilot proyek
Pangkalan Kerinci.
73
Kantor BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru berdiritahun 1989
dan sampai saat ini, terletak dijalan Lintas Timur o. 15-16 Pangkalan Kerinci.
3. Tugas dan Usaha Pokok Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang
Pekanbaru
Tugas dan usaha pokok perbankan secara umum diatur dalam Undang-
undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 5 sampai 15. Sedangkan tugas dan
usaha pokok BRI diatur dalam Undang-undang No. 21 Tanhun 1968 yang
Tugas dan usaha bank diarahkan kepada perbankan ekonomi rakyat dan
dengan mengutamakan :
1. Pemberian kredit pada sektor koperasi, tani dan pelayanan yang melingkupi:
pertanian.
b. Membantu kaum tani dan nelayan yang belum tergabung dalam koerasi,
dan perikanan, dan menolong srta membimbing kearah usaha bersama atas
perdagangan kecil.
74
3. Pemberian bantuan terhadap uaha Negara dalam rangka pelaksanaan politik
agrarian
desa.
5. Pembinann dan pengawasan bank desa, bank pasar dan bank-bank sejenis
Disamping tugas dan usaha pokok bank sebagaimana yang diatur dalam
4. Jenis Kredit yang Disalurkan Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang
Pekanbaru
Sebelum kita uraikan mengenai jenis kredit yang disalurkan lewat BRI,
maka terlebih dahulu akan kita kemukakan mengenai penggolongan kredit (types
2) Pertanian (Bistan)
75
Semua nasabah yang jenis usaha dominannya termasuk pertanian dan
Semua nasabah yang jenis usaha dominannya diluar pertanian dan jumlah
Semua nasabah yang penjualan bersihnya lebih dari 25 milyar dan pada
1) Pinjaman Executing
2) Pinjaman Channeling
e. Menurut tujuan :
76
2) Pinjaman untuk investasi
f. Menurut penggunaannya :
1) Pinjaman konsumtif
2) Pinjaman Produktif
3) Pinjaman perdagangan
1) Pinjaman langsung
1) Sektor pertanian
2) Sektor pertambangan
3) Sektor perindustrian
5) Sektor Konstruksi
9) Sekor lain-lain
Untuk jenis kredit yang disalurkan BRI Unit Pangkalan Kernci Cabang
meliputi :
a. Kredit investigasi kecil dan kredit modal kerja permanen yang terbagi atas:
77
1) Massal
2) Khusus
3) Umum
2. Kredit Non Prioritas, yaitu kredit yang diberikan bukan atas program
a. Perdagangan umum
2) Pensiunan
f. Industri
78
5. Sumber Dana Perkreditan BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang
Pekanbaru
Pada dasarnya sumber dana untuk perkreditan sangat erat kaitannya dengan
jenis kredit yang disalurkan lewat BRI karena dengan sumber dana tersebut akan
Sumber dana itu mempunyai sifat dan harga tersendiri karena sumber dana itu
a. Besarnya kredit
biaya yang lebih tinggi daripada yang dibayar oleh bank, besarnya kredit yang
diberikan juga harus sesuai dengan sumber dananya, demikian pula jangka
waktunya. Secara garis besar sumber dana itu dapat disebutkan sebagai berikut :
Yakni dana masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro, deposito berjangka,
tabungan yang terdiri dari Tabanas dan Taska, Tapelpram, Tabungan Pegawai
dan Simpedes dalam kaitannya dengan jenis kredit. Sumber dana dari
79
Dalam penggalian sumber dana, bank dapat juga meminjam untuk pembiayaan
pinjaman atau kredit yang diberikan. Sumber dana ini dalam kaitannya dengan
atau meminjam dana dari luar negeri atau bank dunia yang tentu saja
penyaluran sumber dana tesebut harus melalui bank sentral (Bank Indonesia).
tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini telah sesuai
atau mengenakan bunga melebihi dari bunga menurut undang-undang yang harus
80
BAB III
utang maka terlebih dahulu secara garis besar penulis akan uraikan arti daripada
pada bisnis perbankan yaitu sebagai resiko dari penyaluran kredit bank yang
dilakukan oleh debitur sebagai penerima kredit. Wanprestasi berasal dari bahasa
Belanda yang berarti prestsi buruk. Apabila debitur tidak melakukan apa yang
yaitu :
38
Subekti, Op.cit., hal.45
81
a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;
dijanjikan;
a. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau disebut juga ganti rugi;
b. Pembatalan perjanjian;
c. Peralihan resiko;
wanprestasi atau lalai terhadap kredit yang telah diterimanya, dan jika hal itu
kredit macet. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk menangani kredit
yang bermasalah.
82
a. Sisi Intern BRI, antara lain :
1. Keadaan Force majeur antara lain : banjir, kebakaran, dan lain sebagainya.
a. Kredit lancar yaitu kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan, artinya
segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok diselesaikan oleh nasabah
secara baik).
83
b. Kredit tidak lancar yaitu kredit selama 3 sampai 6 bulan dimana mutasinya
tidak lancar, pembayaran bunga tidak baik serta angsuran utang pokoknya
demikian juga.
c. Kredit diragukan yaitu kredit yang tidak lancar dan telah sampai pada jatuh
kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak berhasil, barulah kredit
Dari keterangan diatas yang termasuk dalam kredit bermasalah adalah kredit tidak
permodalan, likuiditas dan modal kerja, analisis arus kas, jumlah portofolio yang
39
Muchdarsyah Sinungan, Op.Cit, hal. 235-236
40
Pedoman Pelaksanaan Kredit, Kantor BRI
84
sensitive terhadap perubahan nilai tukar valas dan suku bunga atau telah dilakukan
1. Kredit lancar adalah pinjaman kredit dengan tingkat pembayaran tepat pada
2. Kredit dalam perhatian khusus adalah pinjaman kredit yang terdapat tunggakan
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari sampai dengan360 hari.
terlebih dahulu :
85
peluang bagi bank dalam mencegah timbulnya kerugian sebagai akibat dari
dan berdisiplin.
mempunyai pengalaman yang cukup untuk usaha baru yang akan digeluti.
b. Mendeteksi sacara dini adanya kredit bermasalah atau diduga akan menjadi
kredit bermasalah.
bunga atau yang lazim dikenal dengan plafondering kredit kecuali dalam
86
3. Evaluasi kredit bermasalah
Apabila krdit pada bank yang kolektibilitasnya tergolong diragukan dan macet
telah mencapai 7,5 % (tujuh setengah persen) dari jumlah kredit secara
kekayaan debitur atau barang agunan oleh debitur, pelunasan dengan atau
sebagian.
87
Apabila penyelesaian kredit bermasalah telah dipayakan melalui
penyelesaian secara damai oleh bank dan ternyata tidak berhasil maka bank
melalui saluran hukum sesuai yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri
debitur.
88
dua orang saksi apabila ketentuan di dalam surat paksa tidak dipenuhi
kreditur/penyerah piutang.41
a. Pengadilan Negeri
b. Kejaksaan Negeri.
upaya untuk menyelamatkan piutang tersebut tetapi tetap tidak mendapatkan hasil
hapus buku piutang dari pembukuan kreditur. Sisa utang yang belum dilunasi
41
Wawancara, dengan Bapak Priyono N, Kabid Piutang Negara Kanwil III BUPLN
Pekanbaru, tanggal 31 Agustus 2010.
89
Sesuai dengan Surat Direksi Bank Indonesia No.11/377/UUP/PK tanggal 14
Maret 1979 tentang tata cara Penghapusbukuan kredit macet (Mandatory write-
off) pada dasarnya menjadi wewenang direksi. Disamping itu sesuai dengan
Bank Rakyat Indonesia Nomor 133 Pasal 11 ayat (2)(e), ditetapkan bahwa direksi
Suatu kredit yang pada akhirnya telah ditetapkan sebagai kredit macet dapat
penghapusbukuan yang telah ditetapkan. Begitu juga di Bank BRI Unit Pangkalan
Kerinci Cabang Pekanbaru, dalam menangani kredit macet yang telah diputuskan
sebagaimana mestinya.
syarat-syarat yang dapat dihapusbukukan telah diatur dalam surat edaran direksi
sebagai berikut :
1) Syarat umum
Pada dasarnya yang dapat dihapusbukukan adalah semua fasilitas kredit atas
nama seorang debitur yang kolektibilkitasnya telah macet dan semua usaha
42
Wawancara, dengan Bapak M. Rafai, Kepala Bagian Kredit, PT. Bank Rakyat Indonesia
(persero) Unit Pangkalan Kerinci, Tanggal 19 Agustus 2010.
90
debitur yang dibiayai dengan fasilitas kredit tersebut benar-benar telah
debitur telah macet dan usha atau semua usaha yang dibiayai dengan
2) Syarat Khusus
Selain syarat umum diatas, suatu kredit dapat dihapusbukukan pabila telah
c. Hasil penjualan baik secara di bawah tangan atau hasil pelelangan tidak
e. Debitur sudah tidak ada lagi atau tidak diketahui lagi alamatnya.
1) Syarat umum
2) Syarat Khusus
91
Selain syarat umum diatas, kredit tetap dan kredit pension dapat
a. Debitur telah meninggal dunia tidak ada asuransi jiwa dan ahli waris tidak
kepolisian.
d. Debitur dikeluarkan atau dipecat dari dinas dan pesangon yang diterima
tidak cukup untuk menutup sisa kreditnya sesuai dengan surat keterangan
Pada uraian diatas telah dijelaskan bahwa terhadap kredit macet yang telah
sesuai kewenangannya.
Sehubungan dengan hal diatas, maka perlu ditetapkan urutan prioritas pinjaman
92
Jika tanggal kolektibilitas macet antara kredit yang satu dengan yang lainnya
sama, maka aging ditentukan oleh umur tertua menurut tanggal jatuh
temponya.
tidak membawa hasil yang diharapkan maka kredit dapat dihapusbukukan setelah
a. Pokok, dan
a. Pemimpin Cabang
93
Memutus penghapusbukuan kredit macet yang kewajibannya sampai dengan
b. Pemimpin Wilayah
94
Memutus penghapusbukuan kredit macet yang kewajibannya diatas 25
Milyar.
tambahan informasi tentang CAP yang sudah dibuku dan Nilai agunan yang
penghapusbukuan kredit macet bersifat intern dan sangat rahasia, karena tidak
perubahannya.
1. Umur Tunggakan
Kredit yang umur tunggakannya baik pokok dan atau bunga telah melewati
2. Alasan Khusus
Direksi.
95
Dalam hal penghapusbukuan kredit merupakan kelanjutan dari tindakan
yang dapat direalisasikan dari agunan yang diambil alih. Kredit serta tagihan
kepada debitur.
Jumlah kredit yang dapat dihapusbukukan adalah sebesar bagian yang yang
tidak dapat tertagih. Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian
pinjaman diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Penerimaan kedit yang
sebesar nilai pokok. Jika penerimaan tersebut melebihi nilai pokoknya maka
Kredit yang telah dihapusbukukan adalah kredit yang secara akuntansi tela
dikeluarkan pencatatannya dari rekening aktiva BRI Unit, namun secara yuridis
kredit tersebut masih merupakan asset BRI Unit yang secara terus menerus tetap
bersangkutan.
96
Kredit yang telah dihapusbukukan ini dicatat dalam Register Daftar Hitam
dan bersifat rahasia serta tidak boleh diberitahukan kepada kreditur. Kredit yang
a. Register ini untuk mencatat dan memeliharakerjakan kredit yang akan dan
b. Bila menurut Kepala Unit seorang debitur yang tercatat dalam Register
Kredit Daftar Hitam I dan Register Kredit Daftar Hitam II sudah tidak bisa
Hitam III.
dari pencatatannya direkening aktiva BRI Unit secara akuntansi namun secara
97
yuridis kredit tersebut masih merupakan asset BRI Unit yang tetap harus ditagih
Dan terhadap jaminan yang diberikan oleh debitur yang disini berupa Hak
Tanggungan atas tanah akan tetap berada dalam kekuasaan kreditur atau bank, dan
apabila bank tidak memerlukannya maka bank wajib mengalihkannya pada pihak
lain dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diperolehnya dan apabila dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun tersebut perlu diperpanjang maka dapat dimintakan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada bank BRI Unit
Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru, maka dapat diambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut :
98
diberitahukan kepada kreditur sebagai dasar untuk mengusulkan hapus buku
tindakan administratif bank untuk menghapus buku kredit macet dari neraca
sebasar kewajiban debitur tanpa menghapus hak tagih bank pada debitur.
Jumlah kredit yang dihapusbukukan adalah sebesar bagian yang tidak dapat
Bank BRI Unit Pangkalan Kerinci Cabang Pekanbaru adalah meskipun secara
BRI Unit namun secara yuridis kredit tersebut masih tetap merupakan asset
BRI Unit yang secara terus menerus tetap harus ditagih pelunasannya dan
lainnya yang dihapus buku tetap dicatat secara extracomtable, agar kewajiban
kepada kreditur.
Sedangkan terhadap barang agunan yang disini berupa Hak Tanggungan atas
tanah akan tetap berada di bawah kuasa bank sebagai kreditur. Dan apabila
bank tidak memerlukannya maka bank wajib mengalihkannya pada pihak lain
dalam jangka waktu 1 tahun sejak diperolehnya dan apabila dalam jangka
99
waktu 1 (satu) tahun tersebut perlu diperpanjang maka dapat dimintakan
B. Saran-saran
analisa secara benar, wajar dan teliti untuk menekan seminim mungkin
terjadinya kredit yang bermasalah. Dengan kata lain faktor 5 C harus benar-
benar diperhatikan.
debitur maupun pihak kreditur serta dapat memberikan arah agar kredit
100
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, 2003
Widjaja Gunawan dan Yani Ahmad, Jaminan Fiducia, Ctk Kedua, Raja Grafindo
Siegel .Joel G, Aspek Utang Dalam Perjanjian Kredit, PT. Gramedia, Jakarta,
1994
101
Muljadi Kartini - Widjaja Gunawan, Hak Tanggungan, Ctk Pertama, Prenada
Badrulzaman Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, PT. Citra Abadi Bakti,
Bandung, 1991
Badrulzaman Mariam Darus, Kompilasi Hukum Perikatan, PT. Citra Abdi Bakti,
Bandung, 2001
1995
Bandung, 2004
102
Sofwan Sri Soedewi Masjohoen, Hukum Jaminan di Indonesia, Liberti Offset,
Yogyakarta, 1981
Jakarta, 2000
Peraturan Perundang-undangan
103