You are on page 1of 11

GERINDA

Mesin Gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan permukaan yang halus dan dapat
mencapai ketelitian yang tinggi. Alasan mesin gerinda dapat mengerjakan benda kerja dengan ketelitian
yang tinggi dikarenakan depth of cut (DOC) dalam penggerindaan dapat diatur sekecil mungkin, yaitu
sebesar 2-5 mikron.

Penyebab mesin gerinda dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus karena Roda gerinda yang
digunakan dalam penggerindaan mempunyai sisi potong yang sangat banyak dan pemotongannya
sedikit demi sedikit (proses finishing) sehingga lebih tepatnya disebut pengikisan. Sisi potong pada
roda gerinda terbentuk oleh butiran-butiran bahan asah dalam Roda gerinda tersebut. Seperti pisau
frais apabila semakin banyak sisi potongnya maka hasil permukaannya semakin halus.

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan mesin gerinda :


1. Dapat mengerjakan benda kerja yang telah dikeraskan.
2. Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus (N6).
3. Dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan ukuran yang sangat presisi.

Kerugian mesin gerinda :


1. Depth of cut harus kecil.
2. Waktu proses pengerjaan cukup lama.
3. biaya pengerjaan cukup mahal.

A. Roda Gerinda

Roda gerinda terdiri dari partikel abrasif dan material pengi-kat; material pengikat memegang partikel-
partikel agar tetap pada tempatnya, membentuk ketajaman dan struktur roda.

a. Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam membuat roda gerinda adalah :
 Material abrasif,
 Ukuran butir,
 Material pengikat,
 Struktur dan kelas roda gerinda.

b. Material abrasif yang digunakan untuk membuat roda gerinda harus memiliki sifat-sifat umum,
yaitu :
 Kekerasan tinggi,
 Tahan aus,
 Ketangguhan tinggi, dan
 Friabilitas tinggi.

Proses Produksi -
Gerinda
Kekerasan, tahan aus, dan ketangguhan adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap
material perkakas potong, sedang friabilitas adalah sifat khusus yang harus dimiliki oleh
material abrasif, yaitu sifat yang menunjukkan kemampuan pecah material abrasif bila sudut
potong butir menjadi tumpul, sehingga menghasilkan sudut potong yang baru.

c. Material abrasif yang biasa digunakan untuk membuat roda gerinda adalah :
 Oksida aluminium (Al2O3); merupakan material abrasif yang paling banyak digunakan,
terutama untuk menggerinda baja dan logam besi yang lain, serta logam-logam paduan yang
memiliki kekuatan tinggi;
 Karbida silikon (SiC); lebih keras dibandingkan Al2O3 tetapi ketangguhannya lebih rendah,
digunakan untuk meng-gerinda logam yang ulet seperti aluminium, kuningan, dan baja
tahan karat, dan juga untuk logam yang rapuh seperti besi tuang dan beberapa jenis
keramik;
 Nitrida boron kubik (cubic boron nitride / CBN); dikenal dengan nama dagang borazon,
banyak digunakan untuk menggerinda material yang keras seperti baja perkakas yang
dikeraskan dan logam paduan untuk pesawat terbang;
 Intan (diamond); dapat berupa intan alam atau intan sintetis, digunakan untuk menggerinda
material abrasif yang keras seperti keramik, karbida sementit, dan gelas.

d. Ukuran Butir
Ukuran butir partikel abrasif merupakan parameter penting dalam menentukan kehalusan
permukaan akhir dan laju pelepasan material.
 Ukuran butir kecil, menghasilkan permukaan akhir yang halus, laju pelepasan material
rendah, dan baik digunakan untuk benda kerja yang keras;
 Ukuran butir kasar, menghasilkan permukaan akhir yang kasar, laju pelepasan material
cepat, dan baik digunakan untuk benda kerja yang lunak.

e. Material Pengikat
Fungsi material pengikat adalah sebagai pemegang/pengikat butiran abrasif sehingga berbentuk
struktur roda yang memiliki ketajaman.

Material pengikat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :


 Kuat,
 Tahan terhadap temperatur tinggi,
 Tangguh, dan
 Keras.

Jadi material pengikat harus mampu menahan gaya sentrifugal dan temperatur tinggi yang
dialami oleh roda gerinda, tahan pecah terhadap beban kejut serta dapat memegang butir abrasif
dengan kaku (rigid) sehingga dapat digunakan untuk memotong, sementara bila beberapa butir
mengalami keausan akan terlepas dari tempatnya dan digantikan dengan butir yang baru.

Proses Produksi -
Gerinda
Jenis Material Pengikat yang sering digunakan :
 Pengikat kaca (vitrified bond); terutama terdiri dari tanah liat yang dibakar dan material
keramik, banyak digunakan karena kuat dan kaku, tahan terhadap temperatur berubah-
ubah, tidak terpengaruh oleh air dan minyak;
 Pengikat silikat (silicate bond); terdiri dari sodium silikat (misalnya Na 2SO3), digunakan pada
penggerindaan perka-kas pemotong;
 Pengikat karet (rubber bond); memiliki fleksisibilitas tinggi, digunakan sebagai material
pengikat roda gerinda potong;
 Pengikat resin (resinoid bond); dibuat dari berbagai jenis material termoset, sangat kuat,
digunakan untuk peng-gerindaan kasar dan operasi pemotongan;
 Pengikat sirlak (shellac bond); merupakan pengikat yang relatif kuat tetapi tidak kaku, biasa
digunakan untuk penyelesaian permukaan yang halus;
 Pengikat logam (metallic bond); biasanya digunakan perunggu sebagai pengikat material
abrasif seperti intan dan nitrida boron kubik menjadi struktur roda gerinda.

f. Struktur dan Kelas Roda Gerinda

Gambar 20.1 Struktur roda gerinda

Proporsi volumetrik butir-butir, material pengikat, dan pori-pori dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Vg + Vb + Vp = 1,0

dimana : Vg = proporsi butir abrasive


Vb = proporsi material pengikat, dan
Vp = proporsi celah udara (pori-pori).

Struktur roda gerinda :

Struktur renggang : bila Vp relatif besar dan Vg relatif kecil, yang berarti terdapat lebih banyak
pori-pori dan lebih sedikit butir per unit volume dalam roda, digunakan bila diperlukan ruang
bebas untuk serpihan;

Struktur rapat : bila Vp relatif kecil danVg relatif besar yang berarti terdapat lebih banyak butir
per unit volume dan lebih sedikit pori-pori dalam roda, digunakan bila diperlukan penyelesaian
permukaan dan pengendalian dimensi yang lebih baik.

Proses Produksi -
Gerinda
Kelas roda gerinda :

Roda lunak : bila butir abrasif mudah terlepas dari dalam roda, digunakan bila diperlukan laju
pelepasan material rendah dan material benda kerja keras ;

Roda keras : bila butir abrasif tidak mudah terlepas dari dalam roda, digunakan bila diperlukan
laju pelepasan material tinggi dan material benda kerja relatif lunak.

g. Keausan Roda Gerinda

Terdapat tiga mekanisme yang dikenal sebagai penyebab keausan roda gerinda, yaitu :
 Pecah butir (grain fracture),
Pecah butir, terjadi bila sebagian butir terpecah, tetapi sisanya masih melekat pada roda dan
ujung pecahan tersebut menjadi mata potong yang baru. Kecendrungan butir menjadi pecah
disebut friabilitas. Butir-butir dalam roda gerinda dikatakan memiliki friabilitas tinggi bila
gaya potong yang dialami mengakibatkan butir terpecah dengan cepat

 Aus terkikis (attritious wear),


Aus terkikis, yaitu penumpulan butir yang menghasilkan ujung datar/bulat. Mekanisme
keausan ini hampir sama dengan mekanisme keausan yang terjadi pada perkakas biasa.
Keausan ini juga disebabkan karena gesekan, difusi, dan juga karena reaksi kimia antara
material abrasif dengan material benda kerja yang diawali oleh temperatur tinggi.

 Pecah ikatan (bond fracture).


Pecah ikatan, terjadi bila butir-butir abrasif terlepas dari material pengikat. Pecah ikatan
biasanya terjadi karena butir telah menjadi tumpul sehingga gaya potong meningkat dan
menyebabkan butir terlepas dari struktur ikatannya. Butir yang tajam memotong lebih
efisien dengan gaya potong yang lebih rendah, sehingga tetap melekat pada struktur ikatan.

Kurve volume keausan roda gerinda sebagai fungsi dari volume pelepasan material benda kerja,
yang dipengaruhi oleh ketiga mekanisme keausan :

 Daerah pertama, butir yang semula tajam, me-


ngalami keausan dengan aselerasi tinggi karena
bu-tir pecah ;
 Daerah kedua, keausan hampir konstan,
mengha-silkan hubungan linear antara volume
keausan roda dengan volume logam yang
dilepaskan (daerah ini di-pengaruhi oleh
mekanisme aus terkikis dan beberapa oleh pecah
butir dan pecah ikatan);

Gambar 20.2 Kurve keausan roda gerinda

Proses Produksi -
Gerinda
 Daerah ketiga, butir akan menjadi tumpul sehingga gesekan bertambah, beberapa
lubang/pori-pori roda akan tersumbat oleh serpihan.

Roda gerinda pada daerah ketiga kurve keausan dalam gambar 20.2, dapat ditajamkan kembali
dengan prosedur yang disebut dressing, yaitu :

 Melepaskan butir yang telah tumpul pada permukaan luar roda gerinda agar timbul butir
baru yang tajam, dan;
 Melepaskan serpihan yang telah menyumbat pori-pori roda gerinda.

Rasio penggerindaan (grinding ratio) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
kemiringan kurve keausan roda, dinyatakan dengan persamaan :

GR = Vw/Vg

dimana : GR = Rasio penggerindaan,


Vw = Volume material benda kerja yang dilepaskan,
Vg = Volume roda gerinda terkait yang aus dalam proses.

Rasio penggerindaan yang terpenting adalah daerah keausan linear gambar 20.2. Gambar 20.3
menunjukkan rasio penggerindaan dan penyelesaian permukaan sebagai fungsi kecepatan roda.

Pengoperasian dengan ke-cepatan


tinggi merupakan cara yang
menguntungkan karena semakin
tinggi ke-cepatan, ukuran geram yg.
terbentuk semakin kecil, sehingga :

 GR akan bertambah karena


jumlah butir yang terpecah
berkurang, dan
 Permukaan akhir lebih halus.

Gambar 20.3 Rasio penggerindaan dan penyelesaian permukaan sebagai


fungsi kecepatan roda

Kecepatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keausan dan kenaikan temperatur
permukaan, sehingga GR berkurang dan kehalusan permukaan akhir menurun.

B. Jenis-jenis Mesin Gerinda Presisi

Beberapa yang tergolong pada mesin gerinda presisi


1. Mesin gerinda permukaan (Surface Grinding)
Digunakan untuk menggerinda permukaan rata, untuk mendapatkan hasil permukaan yang
datar/rata. Contoh hasilnya : Parallel block, V-Block, Caliper, Bed Mesin, dll.
Proses Produksi -
Gerinda
2. Mesin gerinda silindris (Silindrical Grinding)
Digunakan untuk menggerinda berbentuk silindris dengan benda kerja yang berputar. Contoh
hasilnya : Shaft, Poros/AS, Spindle mesin, Test Bar, bearing, sleeve dll.

3. Mesin gerinda alat potong (Tool Grinding)


Digunakan untuk menggerinda alat potong. Contoh hasilnya : Pahat, Twist Drill, Cutter, dll.

MESIN GERINDA PERMUKAAN

1. Mesin gerinda permukaan (Surface Grinding)


a. Jenis mesin
 Mesin gerinda sumbu mendatar dengan gerakan meja berputar.
 Mesin gerinda sumbu mendatar dengan gerakan meja bolak-balik.
 Mesin gerinda sumbu tegak dengan gerakan meja berputar.
 Mesin gerinda sumbu tegak dengan gerakan meja bolak-balik.

Diantara keempat jenis pengoperasian tersebut yang paling sering digunakan adalah mesin
spindel horisontal dengan gerakan meja kerja bolak-balik seperti ditunjukkan dalam gambar
20.5.

Penggerindaan dilakukan de-ngan menggerakkan benda kerja bolak-balik secara lo-ngitudinal


di bawah roda ge-rinda, sedang kedalaman po-tong (infeed) biasanya sangat dangkal dan
pemakanan di-lakukan dengan mengge-rakkan meja kerja melintang terhadap roda gerinda.

Dalam pengoperasian ini biasanya lebar roda gerinda lebih kecil daripada lebar benda kerja.

b. Bagian-bagian utama mesin


 Alas mesin/Bed mesin.
 Eretan.
 Meja.
 Badan atau kolom tegak.
 Kepala gerinda.

Proses Produksi -
Gerinda
 Unit pengendali.(mekanik, listrik, hidrolik).

Gambar 20.5 Gerinda permukaan dengan spindel horisontal mejakerja bolak-balik

c. Jenis penggerindaan
 Penggerindaan kering
Penggerindaan tanpa menggunakan cairan pendingin, biasanya disebabkan karena
tujuan penggerindaan dengan beberapa factor yang mempengaruhi yaitu jenis benda
kerja, proses pengerjaan, mesin, Roda gerinda dll.

Beberapa akibat dalam proses pengerjaan :


 Suhu pengerjaan yang terjadi tinggi.
 Chip/debu yang timbul menjadi beterbangan.

 Penggerindaan basah
Penggerindaan dengan menggunakan cairan pendingin

d. Perlengkapan Mesin
 Kelengkapan Standar
Tergantung dari pabrik pembuat mesin dan bisanya dalam pembelian mesin untuk
kelengkapan standar tidak dikenakan biaya lagi.
 Kelengkapan Tambahan
 Unit pendingin untuk mendinginkan benda kerja pada penggerindaan basah
 Unit penyedot debu untuk menyedot debu pada penggerindaan kering
 Intan pengasah untuk menajamkan roda gerinda
 Meja Magnet tetap untuk memegang (mencekam) benda kerja dengan sumber
magnet dari magnet tetap. Merupakan gabungan dai beberapa elemen : pelat atas,
rumah magnet, magnet permanent, pelat tutup atas.

Proses Produksi -
Gerinda
 Meja magnet listrik untuk memegang (mencekam) benda kerja dengan sumber
magnet dari arus listrik.
 Meja Sinus untuk menggerinda benda kerja bersudut lancip.
 Swivel vice untuk menggerinda benda kerja yang memiliki banyak sudut.
 Alat penyetimbang untuk memeriksa atau membuat setimbang roda gerinda
pada poros.
 V-Block magnet untuk memegang benda kerja berbentuk bulat.

2. Mesin gerinda silindris (Silindrical Grinding)


digunakan untuk meng-gerinda benda kerja yang berputar.
a. Jenis mesin

1. Mesin gerinda silindris sederhana


a. Digunakan untuk :
 Menggerinda bagian permukaan luar silinder.
Penggerindaan permukaan luar silinder, digunakan untuk ope rasi yang sangat
mirip dengan operasi pembubutan dimana posisi perkakas bubut diganti-kan
dengan motor kecepatan tinggi untuk memutar roda gerinda. Proses pemotongan
dihasilkan dengan memutar benda kerja berbentuk silinder diantara kedua titik
pusatnya dengan kecepatan permukaan 60 s/d 100 ft/menit, sedang roda gerinda
berputar dengan kecepatan 4000 s/d 6500 ft/menit.

Gambar 20.7 Dua jenis penggerindaan silinder

Dua jenis gerakan makan yang mungkin dilakukan, yaitu :


o makan-melintang (tra-verce feed) : roda gerinda dihantarkan dalam arah
paralel terhadap sumbu putar benda kerja.
o potong-benam (plunge-cut) : roda gerinda dihantarkan secara radial ke
dalam benda kerja.

 Menggerinda bagian permukaan dalam silinder.

Proses Produksi -
Gerinda
Gambar 20.6 Dua jenis penggerindaan silinder

b. Bagian-bagian utama mesin, adalah


 alas mesin/Bed.
 Meja mesin
 Kepala lepas (Tailstock)
 Kepala gerinda (Headstock)
 Unit pengendali (control unit)
 Unit pendingin (coolant unit and fitting)
 Baut penyetel kedataran (leveling bolt)

2. Mesin gerinda silindris universal


Fungsinya sama dengan mesin gerinda sederhana, perbedaannya terletak pada kepala
tetap dan kepala gerinda yang bisa diputar dengan sudut tertentu.

Penggerindaan tidak terpusat, yaitu penggerindaan dimana benda kerja tidak dipegang
diantara pusatnya, dengan tujuan untuk mengurangi waktu penangan benda kerja,
terutama untuk proses produksi tinggi. Penggerindaan tidak terpusat dapat digunakan
untuk permukaan luar maupun permukaan dalam silinder.

Bendakerja diletakkan diantara dua buah roda yaitu roda gerinda dan roda pengatur
yang membentuk sudut I untuk mengendalikan ge-rakan makan benda kerja. Bendakerja
ditun jang oleh batang tumpuan dan diletakkan diantara dua roda.

Gambar 20.8 Penggerindaan tidak terpusat permukaan luar silinder silinder

Sebagai pengganti batang tumpuan digunakan dua buah rol untuk menjaga posisi
bendakerja. Roda pengatur dipasang sedikit condong untuk mengendalikan gera-kan
makan benda kerja lewat roda gerinda.

Karena roda gerinda juga memerlukan tumpuan, maka gerakan makan seperti pada
penggerindaan tidak terpusat permukaan luar silinder tidak dimungkinkan, sehingga
Proses Produksi -
Gerinda
laju produksi lebih lambat dibandingkan dengan pengerindaan tidak terpusat
permukaan luar silinder tersebut.

Gambar 20.9 Penggerindaan tidak terpusat permukaan dalam silinder silinder

Keuntungan dari cara penggerindaan ini adalah dapat menghasilkan titik pusat yang
sangat dekat antara diameter luar dan diameter dalam silinder.

a. Sistem kendali mesin


Sistem kendali ada 3 jenis :
 Mekanis
 Hidrolis
 Elektris

b. Perlengkapan mesin
 Penyetimbang roda gerinda
 Intan pengasah
 Live senter
 Alat pembuka roda gerinda
 Kotak alat
 Kunci-kunci
 Follower rest
 Driver plate
 Let dog
 Dead senter

3. Mesin gerinda alat potong (Tool Grinding)

Proses Produksi -
Gerinda
a. Bagian-bagian utama mesin
 Bed mesin
 Meja mesin
 Kepala gerinda
 Kepala lepas
 Penyedot debu
 Unit pendingin
 Unit pengendali

b. Perlengkapan mesin
 Penopang gigi (toothrest)
 Indexing head
 Vice
 Intan pengasah

Proses Produksi -
Gerinda

You might also like