Professional Documents
Culture Documents
Guru Pembimbing,
Mengetahui,
Drs.AMIR KUNUTI
Laporan ini telah diperiksa, disahkan dan disetujui untuk memenuhi salah
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua, sehingga saya dapat
melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT PLN (Persero) Sub Ranting
Atinggola dan menyelesaikan pembuatan laporan ini tanpa suatu halangan
apapun.
Laporan Praktek Kerja Industri ini saya susun sebagai syarat untuk
mengikuti Ujian Nasional SMK Negeri 3 Gorontalo pada tahun pembelajaran
2010 / 2011.
Bahwasanya dalam mambuat Laporan Praktik Kerja Industri ini tidak lepas
dari beberapa pihak yang telah banyak membantu saya dalam pembuatan laporan
ini. Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih saya kepada :
1. Bapak Drs. Amir Kunuti, selaku Kepala SMK N 3 Gorontalo yang telah
memberi kesempatan kepada saya untuk melaksanakan Prakerin.
2. Bapak Alfons E. Salindeho, selaku Manager PT PLN (persero) Sub
Ranting Atinggola yang telah mengijinkan saya untuk melaksanakan
Prakerin di PT PLN (persero) Sub Ranting Atinggola.
3. Bapak Arjan Masuara S.Pd, selaku Kepala Program Keahlian (kaprodi)
Jursan Teknik Instalasi Tenaga listrik (TITL) di SMK N 3 Gorontalo.
4. Bapak Hendra Abas, selaku Pembimbing di Industri yang telah membantu
saya dalam melaksanakan Prakerin di dunia industri.
5. Bapak Drs. Sufarno Maskowa selaku Pembimbing PRAKERIN di
Sekolah.
Sebagai realisasi, saran dan anjuran beliau, saya dengan segenap daya
upaya, berusaha untuk menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi saya dan para pembaca.
Gorontalo, …November 2010
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan Magang Kerja Industri ( PRAKERIN ) ini di dasarkan atas beberapa
kebijakan Pemerintah :
Kebijakan Pemerintah yang tertera dalam GBHN Tahun 1984 tentang Pendidikan yang
dijabarkan dalam tujuan Pendidikan Nasional yang diperkuat UUD No.2 Tahun 1988.
Keputusan MenDikBut RI No.0490/II/1993 Tentang DIKMENJUR.
Surat keputusan MenDikBut RI No.080/II/1993 Tentang Kurikulum SMK.
Sesuai dengan petunjuk pelaksaan PRAKERIN dan direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan 1997 No.64388 siswa SMK harus mengikuti PRAKERIN pada semester IV.
Pelaksanan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2009/2010
Program Kerja SMK Negeri 3 Gorontalo Tahun Pelajaran 2009/2010
1.2. TUJUAN
1.Peserta Diklat
1
1.3. MANFAAT
1. Peserta Diklat
BAB II
ORIENTASI KEGIATAN PRAKERIN
Dengan menyerahkan pemerintah Belanda kepada jepang dalam perang dunia II maka
Indonesia dikuasai jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan gas yang diambil alih oleh
jepang dan semua personil dalam peusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang
Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu dan diproklamasikan kemerdekaan RI pada
tanggal 17 Agustus 1945,maka kesempatan yang baik ini di manfaatkan oleh pemuda dan buruh
2
listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan- perusahaan listrik dan gas yang dikuasai
Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang kemudian
pada September 1945 Delegasi dari buruh / pegawai listrik dan gas yang diketuai oleh Kobarsjhi
menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu diketahui oleh Mr. Kasman Singodimedjo
untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya delegasi Kobarsjhi bersama-sama
dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah RI. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden
Soekarno dan kemudian dengan penetapan pemerintah tahun 1945 No. 1 tertanggal 27 oktober
1945,maka dibentuklah jawatan listrik dan gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga.
3
berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listirk No. 235/KPTS/1975
TANGGAL 30 September 1975 peringatan hari listrik dan gas digabung dengan hari kebaktian
Pekerjaan Umum Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya
semangat dan nilai-nilai hari listrik. Maka berdasarkan keputusan Menteri Pertambangan Dan
Energi No.1134.K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai
Hari Listrik Nasional.
kerjasama ini maka terjadi kekompakan antara pimpinan dan bawahan. Dan hal demikian
sering terjadi.
Dalam menjalankan tugasnya seorang karyawan tentu tidak dapat menjalankan tugas
tanpa adanya kerja sama atau kekompakan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena
itu,setiap karyawan harus mampu bekerja sama dengan yang lainnya. Dengan demikian
walaupun masih terdapat hal yang tidak di inginkan pada karyaawan seperti disiplin waktu
ataupun tanggung jawab akan tetapi antara pimpinan,karyawan dan karyawati masih memiliki
hubungan kerja sama atau kekompakan antara satu dengan yang lainnya. Hubungan kerja sama
adalah merupakan satu hal yang sangat penting bagi mereka.
2.1.2 Sejarah Singkat PLN Wilayah VII SULUTTENGGO
Berdirinya kantor PLN Wilayah VII Suluttenggo yaitu pada tanggal 27 desember
1941,dimana perusahaan masih milik belanda dengan KEPRES No.163/1953 yang terdiri dari :
A. ANIM
B. OEEM
C. EBALON
Khusus daerah gorontalo yaitu EBALON (ELETRIK BAT LOMBOK) yang berdiri pada
tahun 1930. dimana kantor PLN pada waktu itu masih berbadan swasta,kemudian pada tanggal
10 desember 1957,Kantor PLN dilakukan dengan Undang-Undang Nasionalisme dengan
No.1567/1958 dan PP No.18/1959 menjadi PLN yang berpusat di Jakarta,yang terdiri dari :
a. Perusahaan milik Negara
b. Perusahaan yang dinasionalisasikan
PLN Wilayah VII Suluttenggo Cabang Gorontalo ini adalah salah satu Unit dari PLN Exploitasi
V manado,kemudian muncul lagi PP no.18/1972 tertanggal 3 juni 1972 ditangani oleh
Departemen PUTC.
Pada tahun 1977 ditangani langsung oleh Departemen pertambangan dan energi,pada waktu
PLN dirubah menjadi PLN Wilayah VII Manado dan PLN Wilayah VII Cabang Gorontalo
adalah salah satu Unit PLN Wilayah manado yang meliputi:
a. Wilayah VII meliputi Sulawesi Utara dan Tengah
b. Cabang Gorontalo meliputi wilayah kerja kota dan kab Gorontalo.
4
Dilihat dari situasi dan kondisi kegiatan maka daerah Gorontalo sudah dapat memenuhi
syarat untuk berdiri sendiri sebagai kantor pelayanan kepentingan masyarakat yang bergerak di
bidang jasa. Adapun PLN wilayah VII Suluttenggo sudah 10 kali mengalami pergantian
pimpinan
PT. PLN ( Persero ) Sub Ranting Atinggola merupakan perusahaan Negara yang bergerak
dalam bidang kelistrikan. Perusahaan ini didirikan guna demi kesejahteraan masyarakat. Di
Indonesia listrik merupakan suatu kebutuhan yang amat penting untuk menunjang kelancaran di
berbagai bidang usaha. Hal ini dilihat dari segi dunia usaha yang ada di Indonesia. Kita melihat
semakin banyak orang menggunakan listrik bahkan disebuah rumah tanggapun orang pasti
menggunakan listrik. Oleh karena itu, listrik boleh dikatakan sebagai kebutuhan yang sangat
penting bagi kehidupan. Perusahaan ini memberikan pelayanan listrik terhadap masyarakat yang
ada diwilayah Atinggola dan sekitarnya. Bagi rakyat, listrik itu sangat penting demi menunjang
kelangsungan hidup. Hal ini di sebabkan oleh perubahan zaman. Di Negara – Negara kecil pun
orang sering menggunakan listrik. Biasanya orang menggunakan tenaga listrik untuk
keperluaan tertentu saja,sebagai contoh pada perusahaan-perusahaan,mereka menggunakan
untuk kelancaran usahanya. Pada perusahaan industri misalnya mereka menggunakan listrik.
Seperti pemakaian alat-alat yang menggunakan tenaga listrik. Hal ini di gunakan untuk
mengolah bahan agar menjadi seperti yang diharapkan. Selain itu, listrik juga digunakan sebagai
penerang dan lain – lain.
Masyarakat menyadari berapa pentingnya listrik bagi kehidupan, maka sudah tidak
diragukan lagi mengapa Negara Indonesia menggunakan listrik. Oleh karena itu kita diharapkan
melakukan penghematan dalam penggunaan listrik atau dengan kata lain hanya
menggunakannya pada hal – hal yang dianggap penting saja karena begitu banyak yang
memerlukannya. PLN ini sangat penting karena adanya listrik dan listrik sangat penting
dibutuhkan walaupun orang membayar listrik dangan biaya yang terlalu besar dalam pemakaian
penggunaan tenaga listrik, akan tetapi menurut mereka itu adalah suatu kebutuhan dimana
untukmenunjang kelangsungan hidup. PLN ini pun masih menggunakan listrik kerena usahanya
pun memerlukan tenaga listrik demi kelancaran usahanya. Misalnya,penggunaan
computer,mesin Epson,air dan lain-lain. Itu semua menggunakan listrik,tanpa adanya listrik
tidak dapat digunakan.
Biasanya PLN ini sering kali melakukan pemadaman untuk setiap daerah atau kawasan
tertentu secara bergiliran. Hal ini disebabkan karena mesin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik dalam keadaan rusak. Jadi PLN harus melakukan pemadaman.
5
2.2 Visi Dan Misi PT. PLN ( persero )
VISI
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya
dengan bertumpuh pada potensi insani.
MISI
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,berorientasi pada kepuasan
pelanggan ,anggota perusahaan,dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usahanya berwawasan lingkungan.
MOTO
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik ( ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE )
6
Manajer Ranting
Alpons Salindeho
BAB IV
PEMBAHASAN
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dan Kendali ialah suatu perlengkapan atau peralatan
listrik yang berfungsi sebagai pengendali, pengubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik
7
dari sumber tenaga listrik seperti; pembangkit, gardu induk, gardu distribusi dan transformator
ke saluran pelayanan atau ke pelanggan. Jika komponen-komponen dari PHB terlihat dari luar
tanpa perlindungan selungkup tertutup maka PHB itu dari jenis terbuka. Pembuatan lain adalah
PHB tertutup. Menurut ukuran dan bentuknya PHB disebut elmari, kotak atau meja hubung bagi.
Selungkup dan kerangka pada umumnya terbuat dari besi Dapat bediri sendiri pada
lantai, pada dinding atau dipasang dalam dinding Di bagian papan terdapat panel atau
konstruksi panel-panel logam sebagai penutup dan perlindungan dari komponen-komponen yang
terdapat di dalamnya dan panel itu ditempatkan alat pelayanan atau alat ukur.
Secara umum sebuah PHB harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga terlihat
rapi dan teratur, selain itu keberadaan PHB juga menentukan bahwa pemeliharaan, pemeriksaan
dan pelayanan harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan aman. Selanjutnya sesuai dengan
syarat pengoperasian kemudahan pengamatan pengukuran, penekanan tombol, pemutaran atau
pelayanan saklar, maka perkerjaan-pekerjaan ini harus dapat dilakukan dari bagian depan, tanpa
alat bantuan, seperti tangga atau alat-alat lainnya.
Sehubungan dengan itu syarat PHB juga menentukan bahwa di bagian depan, lorong dan sisi kiri
kanan PHB harus terdapat ruang bebas selebar sekurang-kurangnya 0,75 meter untuk tegangan
rendah atau
Di sekitar PHB tidak boleh diletakkan barang yang mengganggu kebebasan bergerak.
Untuk pemasangan pada dinding di tempat-tempat umum lemari dan kotak PHB harus dipasang
pada ketinggian sekurangkurangnya 1,2 meter dari lantai. Pada instalasi perumahan ketinggian
ini ditetapkan 1,5 meter dari lantai. Syarat PHB menetapkan bahwa lemari dan kontak hubung
bagi tidak boleh dipasang di kamar mandi, tempat cuci tangan, di atas kompor atau di atas bak
air.
Menurut tegangan sumbernya, PHB dibedakan menjadi sesuai dengan tingkat tegangan
sistemnya yaitu : PHB tegangan rendah (TR), PHB tegangan menengah (TM) dan PHB tegangan
tinggi (TT).
8
• PHB TR yaitu PHB yang banyak dipasang pada instalasi baik milik PLN maupun milik
pelanggan, PHB yang terpasang milik pelanggan, PHB yang terpasang milik PLN
biasanya ditempatkan gardu induk distribusi sisi sekunder trafo distribusi sedangkan
PHB yang di pelanggan biasanya terpasang pada dinding atau ruangan tertentu setelah
APP ditempat pelanggan tersebut.
• PHB TM ialah PHB yang terdapat pada pembangkit atau GI sisi TM berbentuk lemari
panel (kubikel) tertutup terbuat dari bahan besi atau berbentuk gardu sel terbuka yang
dilengkapi peralatan ukur dan pengaman (proteksi).
• PHB TT adalah PHB yang menggunakan peralatan-peralatan dengan kapasitas yang
besar dan mempunyai resiko bahaya yang tinggi pula sehingga pemasangan PHB TT ini
biasanya ditempat khusus dan terbuka (switch yard) yang dilengkapi rambu-rambu, pagar
dan peralatan pengaman yang memadai. Menurut tipenya PHB di kelompokkan menjadi
2 tipe yaitu tipe tertutup dan tipe terbuka.
• PHB dengan tipe tertutup yaitu apabila seluruh komponen PHB berada disuatu tempat
yang tertutup oleh selungkup/pelindung mekanis maupun pelindung elektris.
• PHB tipe terbuka yaitu PHB yang semua peralatan atau komponennya berada diluar dan
tampak secara kasar mata dan dilengkapi dengan pagar maupun peralatan isolasi huna
melindungi dari bahaya mekanis dan elektrisnya.
•
4.3 Bentuk PHB
Tipe tertutup ini banyak digunakan dan dikembangkan saat ini di pembangkitan atau
digardu induk yang areal kerjanya tidak luas, biasanya dipasang di lemari hubung bagi atau
kubikel karena bentuknya yang sederhana dengan konstruksi pemasangan yang sederhana
9
dengan konstruksi pemasangan yang praktis dan lebih aman, sebab setiap pintu lemari PHB nya
dilengkapi dengan penataan sistem interlock dimana saklar pentanahannya terdapat didalam
PHB tersebut.
Apabila pintu PHB akan dibuka maka terlebih dahulu posisi PMT harus terbuka dan saklar
pentanahan dimasukkan, baru pintu PHB dapat dibuka. Begitu pula pada waktu akan menutup
PMT maka posisi pintu tertutup dan saklar pentanahannya dalam keadaan terbuka.
Busbar pada tipe terbuka ini banyak dijumpai digardu sel atau gardu open type, dimana
semua peralatan termasuk rel pengumpul (Busbar) kelihatan secara visual. Hal ini menunjukkan
bahwa semua peralatan yang terpasang memerlukan tempat tersendiri sehingga membutuhkan
areal yang luas untuk tipe terbuka ini, karena masing-masing peralatan secara utuh akan
terpasang pada PHB tipe terbuka ini. Oleh karena keadaan terbuka tersebut sehingga bagian-
bagian yang bertegangan dari PHB ini sangat membahayakan operatornya, untuk mengatasi hal
tersebut maka pada PHB/Gardu terbuka selalu diberi pagar dan tanda rambu keselamatan kerja
untuk membatasi daerah berbahaya dan memperingatkan kepada semua petugas agar lebih
berhati-hati.
Yang dimaksud dengan PHB TR adalah Perlengkapan Hubung Bagi yang dipasang pada
sisi TR atau sisi sekunder Trafo sebuah gardu Distribusi baik Gardu beton, Gardu kios, Gardu
portal maupun Gardu cantol. Adapun PHB TR yang banyak kita jumpai adalah PHB TR yang
ada pada Gardu Trafo Tiang (GTT).
PHB TR yang terpasang pada Gardu Trafo Tiang berbentuk lemari besi yang didalamnya
terdapat komponen-komponen antara lain :
1. Kerangka / Rak TR
2. Saklar Utama
3. NH Fuse Utama
10
4. Rel Tembaga
5. NH Fuse jurusan
6. Isolator penumpu Rel
7. Sirkuit Pengukuran
8. Alat ukur Ampere & Volt meter
9. Trafo Arus (CT)
10. Sistem Pembumian
11. Lampu Kontrol / Indikator
11
Keterangan Gambar:
1. Saklar Utama
2. NH Fuse Jurusan
3. Volt Meter
4. Fuse Kontrol
5. Kabel Juruan
Fungsi atau kegunaan PHB TR adalah sebagai penghubung dan pembagi atau
pendistribusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah TR ke Rel pembagi dan
diteruskan ke Jaringan Tegangan Rendah (JTR) melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang
diamankan oleh NH Fuse jurusan masing-masing.
Untuk kepentingan efisiensi dan penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit
PLN yang mengambil kebijaksanaan untuk melepas atau tidak memfungsikan rangkaian
pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini dimaksudkan agar tidak banyak energi listrik
yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran
secara terus menerus, sedangkan untuk mengetahui besarnya beban maupun tegangan, dilakukan
pengukuran pada saat di perlukan saja dan bisa menggunakan peralatan ukur portable seperti
AVO atau Tang Ampere saja.
12
Gambar 4.7. PHB-TR Dua Jurusan dan Empat Jurusan
Untuk mengoperasikan PHB TR baru harus mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan
oleh manajemen dalam hal ini adalah unit operasi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dalam
bentuk Standing Operation Procedure (SOP).
Adapun pembuatan SOP bisa mengambil contoh dari beberapa referensi antara lain:
Keterangan Gambar:
1. Saklar Utama
2. NH Tuse Juruan
3. Volt meter
4. Fuse Kontrol
5. Kabel Jurusan
13
14
4.9 Langkah-langkah Kerja Pengoperasian PHB-TR
15
4.10.1 Pelaksanaan Pemeliharaan PHB TR
16
Gambar 6-12. Diagram Segaris Gardu Trafo Tiang (GTT)
17
Gambar 6-13. Pemasangan PHB-TR pada Gardu
8. Periksa kekencangan peningkatan mur/baut pada Saklar Utama Sepatu, Kabel, Rel, Fuse
Holder, Kondisi Isolator Binnen dan Sistem Pembumian.
9. Bila ada komponen PHB-TR yang rusak maka perbaiki atau ganti baru.
10. Berikan Vaseline pada Pisau Saklar Utama, Terminal Fuse Holder.
11. Ukur dan Catat nilai tahanan isolasi antar Rel dan atau Rel terhadap body setelah
Tahanan Pentanahan dan catat dalam formulir berita acara (BA).
12. Lakukan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta
pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
13. Lepaskan pentanahan (Grounding cable TR) pada seluruh kabel jurusan.
14. Laporkan pada posko bahwa pekerjaan pemeliharaan telah selesai dan meminta
pemasukan CO gardu (pemasukan CO gardu dilaksanakan oleh petugas operasi SUTM).
15. Masukkan saklar utama tanpa beban, kemudian ukur besaran tegangan antara fasa dan
fasa, dan atara fasa dengan nol di rel, serta check arah putaran fasa dan selanjutnya catat
dalam formulir BA.
16. Lakukan pengecekkan Rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan data Fuse semula.
17. Masukkan NH Fuse jurusan secara bertahap.
18. Lakukan pengukuran beban dan catat dalam formulir BA.
19. Tutup dan kunci pintu Panel PHB TR.
20. Tutup ke Posko bahwa pekerjaan memelihara PHB TR telah selesai dan petugas akan
meninggalkan lokasi pekerjaan.
21. Lepaskan alat K-3 yang sudah tidak dipergunakan lagi.
22. Buat laporan Berita Acara pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan PHB TR.
23. Laporkan penyelesaian pekerjaan dan penyerahan Formulir BA kepada Asman
Distribusi.
19