You are on page 1of 17

MINERAL KROMIT

1. GEOLOGI
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam
kromium. Mineral ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3, dengan sifat fisik
terpenting antara lain, berwarna hitam dan bentuk kristal tidak beraturan. Sifat-
sifat kromit lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Di alam, komposisi kromit sangat bervariasi karena terdapat unsur-unsur
logam lain yang mempengaruhinya seperti magnesium dan aluminium yang
masing-masing dapat menggantikan unsur besi dan krom dalam mineral kromit.
Oleh karena itu, secara umum komposisi kimia kromit dapat ditulis menjadi
(Mg,Fe+2)(Cr,Al,Fe+3)2O4.
Karena komposisi kimia kromit yang bervariasi, berdasarkan kadar dan
nisbah Cr:Fe, kromit dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : kromit kaya krom,
kaya aluminium, dan kaya besi. Variasi kromit ini juga dapat dibedakan dari tipe
endapan, mula jadi, dan tujuan penggunaannya (Tabel 2).
Tabel 1
Mineralogi Kromit
Uraian Keterangan
Komposisi kimia FeCr2O3
Habit Massive hingga granular
Kristal Oktahedral (namun jarang)
Sifat Fisik :
• Warna Hitam
• Goresan Coklat
• Kilap Logam
• Belahan Tidak ada
Tidak beraturan
• Pecahan
Getas
• Tahanan
5,5 (skala Moh’s)
• Kekerasan
4,5-4,8
• Berat Jenis
Endapan Primer
Berdasarkan mula jadinya, cebakan kromit primer dibagi dalam dua tipe,
yaitu cebakan stratiform dan podiform.
a. Stratiform
Cebakan stratiform merupakan cadangan kromit dunia terbesar yang
dapat ditambang secara ekonomis. Cebakan tipe ini terbentuk sebagai hasil
proses kristalisasi suatu fase kromit yang berupa suatu massa leleh yang
bersifat asam. Kromit adalah salah satu mineral pertama yang terbenam,
berkerut dan mengkristal sebelum mengendap dalam ruang-ruang magma.
Keadaan ini yang menyebabkan terjadinya lapisan-lapisan kromit yang tipis
dan homogen, serta memperlihatkan batas yang jelas antara lapisan bijih
kromit dengan lapisan batuan induk. Pada celah-celah antara lapisan dijumpai
mineral-mineral silikat dalam jumlah yang cukup besar dan secara nyata akan
mempengaruhi kadar dan ukuran butir kromit.
Karakteristik cebakan stratiform lainnya adalah penyebaran secara
lateral yang sangat jauh (luas). Sebagai contoh adalah cebakan kromit di
komplek Stillwater, Montana Amerika Serikat. Cebakan tersebut terdiri atas
13 lapisan dengan ketebalan 0,02 – 4 m. penyebaran cebakan kromit di daerah
ini mempunyai jurus barat-timur sepanjang 50 km dan lebar 0,8 km.
b. Podiform
Cebakan podiform terbentuk pada batuan ultramafik peridotit dan
serpentinit yang terlipat kuat. Batuan jenis ini disebut juga dengan ofilit, yaitu
batuan yang berasal dari selubung dan kerak samudera yang terangkat ke atas
oleh peristiwa tektonik selama proses pembentukan jalur pegunungan.
Bentuk umum cebakan podiform tidak beraturan, seperti pod, lensa-
lensa, dan sack-form. Selain itu, dapat juga berbentuk tabular atau lapisan-
lapisan, tetapi berbeda dengan stratiform karena lapisan tersebut tidak kontinu
(perlapisan disiminasi) dan tidak memperlihatkan pola distribusi yang
sistematis di dalam batuan induknya.
Cadangan bijih podiform sangat bervariasi tetapi sangat kecil
dibandingkan dengan cebakan stratiform, yaitu dari beberapa ton hingga
satuan juta ton. Lebih dari setengah cadangan bijih podiform dunia
dikelompokkan sebagai kromit kaya aluminium.
Di Indonesia, endapan kromit termasuk tipe podiform, yang pada
umumnya tersebar di Indonesia bagian timur. Bentuk endapan berupa
perlapisan dan lensa-lensa di dalam batuan piroksen-peridotit.
Tabel 2
Pengelompokan Bijih Kromit Berdasarkan Komposisi dan Kegunaannya

Podiform Stratiform Podiform dan


Stratifom
Kadar Kaya unsur Al Kaya unsur Fe Kaya unsur Cr
%Cr2O3 (% berat) 33 - 38 40 - 46 46 - 55
Nisbah Cr : Fe 2-2,5 : 1 1,5-2 : 1 2 :1
Kegunaan utama Refraktori Metalurgi dan Metalurgi
Kimia

Endapan Sekunder
Endapan kromit sekunder ada dua tipe, yaitu pasir hitam dan tanah laterit.
Proses pelapukan terhadap batuan yang mengandung kromit mengakibatkan
terjadinya akumulasi butir-butir kromit yang berbentuk pasir berwarna hitam. Hal
ini dapat terjadi karena kromit mempunyai berat jenis tinggi dan tahan terhadap
pelapukan. Pada daerah tropis, pelarutan mineral silikat yang terdapat dalam
batuan ultramafik dapat menghasilkan tanah laterit yang kadang-kadang
mengandung kromit walaupun sangat kecil.
Di Indonesia, jenis tanah laterit ini dijumpai bersama dengan endapan
bijih nikel, seperti di Pegunungan Siklop dan Moropeni (Irian Jaya). Kandungan
bijih kromit pada endapan jenis ini hanya 2-40 % Cr2O3. Sedangkan salah satu
jenis endapan tanah hitam adalah di daerah Wosu, Sulawesi Tengah. Endapan
kromit ini dijumpai dalam bentuk pasir kerikil dengan ketebalan 3 m.
2. PENAMBANGAN
Teknologi penambangan endapan bijih kromit dapat dilakukan secara
tambang dalam ataupun tambang terbuka. Untuk cebakan stratiform,
penambangannya sangat mudah dilakukan walaupun tebal lapisannya lebih kecil
dari 1 m. hal ini disebabkan oleh batas yang jelas antara lapisan bijih dengan
batuan induknya. Sebaliknya, untuk cebakan podiform, penambangannya agak
sulit dilakukan dalam jumlah besar. Untuk cebakan jenis ini selective mining
sering dilakukan.
Endapan kromit di daerah Wosu (Sulawesi Tengah) ditambang dengan
cara tambang terbuka. Karena berbentuk pasir, penambangannya cukup dengan
menggunakan wheel loader (front-end loader). Alat ini berfungsi sebagai alat
gali dan alat muat pasir kromit dari batuan induk ke saringan putar (trommel
screen). Material yang lolos saringan kemudian dipompakan ke pabrik
pengolahan untuk diolah lebih lanjut.
Endapan kromit di Kavak (Turki) ditambang dengan cara tambang dalam.
Jalan masuk tambang berupa sumuran (shaft) berukuran 1,20 x 4,00 m, yang
berfungsi sebagai sarana transportasi penambang serta sarana suplai perbekalan
dan peralatan.
Penambangan dilakukan disetiap sublevel yang jumlahnya tergantung
kepada jumlah lapisan bijih kromit, sedangkan penggaliannya dilakukan dengan
cara timbun-balik (back fill system). Produksi tambang rata-rata 400 ton per hari,
dan sebelum dibawa ke permukaan (pabrik pengolahan), produk tambang yang
berukuran 60 x 80 cm terlebih dahulu diremuk dalam jaw crusher yang terletak
di dalam tambang pada level -250 m.

3. PENGOLAHAN
Pengolahan kromit termasuk dalam multi-minerals processing, karena
selain membersihkannya dari unsur pengotor (slime dan mineral kuarsa) juga
memisahkannya dari mineral-mineral berat lainnya. Pengolahan kromit dengan
cara tersebut pada umumnya terdiri atas pengolahan basah (wet process) dan
pengolahan kering (dry process). Untuk endapan kromit primer, sebelum bijih
kromit diolah, maka sebelumnya dilakukan pengecilan ukuran (crushing-screen-
milling processing).

Gambar 1
Diagram Alir Proses Pengolahan Kromit (PT Palmabim Mining)
Teknologi pengolahan yang diterapkan untuk endapan kromit di daerah
Wosu terdiri atas :
3.1. Pengolahan basah
Metode : gravitasi
Peralatan : siklon dan humprey spiral
Konsentrat akhir : 80 % CrO2
Kebutuhan air : 600 gpm
persen perolehan : 90 %
3.2. Pengolahan kering
Metode : medan listrik dan magnet
Peralatan : High Tension Separator dan Magnetic Separator
Material olahan : konsentrat pengolahan basah
Konsentrat akhir : 98 % CrO2
4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
Penggunaan kromit terbesar adalah sebagai kromit metalurgi yang
digunakan dalam pembuatan baja tahan karat (stainless stell) pada industri logam.
Kebutuhan kromit untuk industri logam sekitar 76% dari total produksi kromit
dunia. Sedangkan sisanya digunakan sebagai kromit non-logam atau sebagai
mineral industri, yaitu untuk refraktori (13%) serta kimia, foundri, dan keramik
(11%).
Penggunaan kromit terbesar untuk logam karena logam kromium
mempunyai sifat yang sangat penting, yaitu sifat ketahanan terhadap panas,
abrasif korosif dan oksidasi, sedangkan logam paduannya mempunyai kuat tekan
yang sangat tinggi. Diagram penggunaan kromit, baik sebagai kromit metalurgi
dan non-metalurgi dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2
Diagram Penggunaan Kromit
4.1. kromit Logam
Dalam industri logam kromit terutama digunakan untuk menghasilkan
logam paduan kromit, yaitu baja tahan karat.
Dalam pembuatan baja tahan karat, pertama kali kromit direduksi di
dalam sebuah electric carbon arc furnace yang akan menghasilkan
fero-krom dengan kadar 50-75% Cr2O3. Untuk keperluan tersebut, pada
umumnya digunakan kromit berkadar tinggi (kromit metalurgi), yaitu
minimal 48% Cr2O3 dengan nisbah Cr : Fe = 3:1.
Proses AOD (argon oxygen decarburization) dan VOD (vacum
oxygen decarburization), fero-krom yang berkadar rendah telah semakin
luas digunakan dalam pembuatan logam ini. Bahan baku tersebut dikenal
dengan nama charge-chrom yang mempunyai kadar 50% Cr2O3. Oleh
karena itu sekarang ini baja tahan karat telah dapat diperoleh dengan
menggunakan kromit berkadar rendah (kromit kimia) yang di alam
dijumpai lebih melimpah dibanding dengan kromit metalurgi.
Dalam jumlah kecil, logam kromium murni dapat pula dihasilkan
dengan menggunakan proses alumino-thermis dan elektronik terhadap
senyawa kromium (asam kromik).
4.2 Kromik Non-Logam
a. Refraktori
Volume penggunaan kromit untuk refraktori sangat kromit.
Sebaliknya, di negara-negara Eropa Timur penggunaan bata magnesium-
krom masih sangat besar karena teknologi produksi baja masih
menggunakan teknologi peleburan lam, yaitu open hearth furnace dan
electric art furnace.
b. foundri
Untuk keperluan foundri, kromit digunakan dalam bentuk pasir.
Walaupun di pasaran terdapat bahan yang lebih baik (pasir zirkon),
namun kebutuhan pasir kromit sebagai foundri cenderung semakin
meningkat. Hal ini disebabkan harga kromit yang lebih stabil dengan
kualitas yang konsisten.
Penggunaan kromit sebagai foundri disebabkan oleh beberapa sifat
fisik yang sangat penting yaitu:
- Sangat tahan terhadap logam-logam yang sedang dicetak.
- Kecepatan ekspansi panas yang rendah
- Tahan terhadap peningkatan panas yang tiba-tiba
Spesifikasi kromit sebagai foundri berhubungan dengan komposisi
kimia dan distribusi ukuran. Spesifikasi kromit yang berlaku saat ini
berdasarkan pada british steel casting research and trade assosiation.
Pasir kromit sebagai foundri terutama digunakan pada pabrik
peleburan logam paduan baja mangan (manganese steel alloi).
c. Kimia Kromium
Di pasaran terdapat banyak jenis kimia kromium yang berasal dari
pengolahan dan reaksi antara kapur dan soda abu dengan bijih kromit.
Jenis kimia kromium tersebut adalah sodium bikromat, sodium kromat,
potasium bikromat, potasium kromat, asam kromik (kromium trioksida),
pigmen, dan lain-lain.
Pada umumnya kimia kromium tersebut digunakan sebagai bahan
penyamakan kulit (leather tanning), bahan pencelup tekstil (dye and
mordant), pencetakan dan industri proses kimia (kimia dasar). Fotografi,
farmasi, pelapis logam ( metal plating), dan produksi logam kromium
murni.
Jenis kimia kromium yang sering dijumpai di pasaran dunia,
antara lain:
1. Sodium Bikromat (Na2Cr2O7)
Sodium bikromat berwarna biru kemerahan. Bahan kimia ini
sangat penting karena selain dapat digunakan secara langsung, juga
merupakan bahan dasar dalam pembuatan kimia kromium lainnya
(termasuk pigmen).
Dalam penggunaan secara langsung, sodium bikromat terutama
digunakan sebagai bahan pengoksida (oxidizing agent), sedangkan
kegunaan lainnya adalah sebagai bahan pengawet kayu, bahan
pencelup tekstil, dan bahan penyamakan kulit, lumpur pemboran,
katalis, pengolahan air dan pengerjaan akhir logam.
Sebagai bahan pengoksida, sodium bikromat digunakan pada
pembuatan makanan ternak, bahan organik sintetis, bahan pemucat
dan pemurnian lilin, minyak, dan gemuk pada industri sabun, serta
bahan pengkilap kuningan.
2. Asam Kromik (CrO3)
Asam kromik (kromium trioksida) berbentuk kristalin
berwarna merah gelap. Dalam industri logam asam kromik
digunakan sebagai bahan pelapis krom (chrom plating). Sedangkan
dalam industri non-logam, bahan kimia ini digunakan sebagai
bahan pengawet kayu, yang berfungsi untuk mencegah kerusakan
kayu yang disebabkan oleh serangga. Selain itu, asam kromik
digunakan juga pada industri kulit (bahan penyamak), industri
tekstil (bahan pencelup wool), dan pigmen (zinc yellow pigment).
3. Kimia kromium lainnya
Kimia kromium lainnya yang sering di pasarkan dan digunakan
antara lain:
- Kromik sulfat ( tanning salt) umum digunakan sebagai bahan
penyamak kulit dan bahan pencelup untuk kain drill.
- Sodium kromat digunakan sebagai bahan pencelup tekstil
(terutama wool), pengolahan air, lumpur pemboran minyak bumi
dan gas alam, pipa aliran minyak mentah, pigmen bahan pengawet
kayu dan katalis.
- Potasium bikromat (Na2Cr2O7) digunakan untuk produk-produk
piroteknik, korek api, fotografi dan cetak biru.
- Amonium bikromat ((NH4)2Cr2O7) digunakan untuk produk-
produk kembang api, katalis dan porselin.
- Kromium dioksida (CrO2) digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan pita magnetik berkualitas tinggi untuk tape recorder
dan audio video.
d. Pigmen
Senyawa kromium dapat menghasilkan warna-warna brilian dan
eksotis, selain juga dapat memberikan sifat ketahan terhadap korosi.
Warna senyawa kromium tersebut antara lain:
- Merah, kuning dan orange dihasilkan dari interaksi antara sodium
bikromat dengan garam-garam timbal (lead salts) yang akan
membentuk timbal kromit.
- Biru dihasilkan dari oksidasi ferocianida dengan bikromat.
- Hijau dihasilkan dari kombinasi antara pigmen crome yellow dengan
frussian blue.
Chrome yellow, crome green, molybdate orange merupakan
pigmen utama yang umum digunakan di industri cat dan tinta cetak.
Zinc yellow merupakan cat primer modern yang mengandung
unsur seng, kalsium, strontium, atau barium. Pigmen ini berfungsi
sebagai zat penghambat korosi (corrosion-inhibiting agent) yang
terutama digunakan sebagai bahan pelapis dasar pada baja super struktur
untuk konstruksi laut dan logam logam ringan untuk pesawat terbang.
Mercury chrome juga digunakan untuk tujuan kelautan, yaitu
sebagai cat anti-fouling karena dapat menghambat pertumbuhan dan
kolonisasi organisme laut., seperti teritip (remis) dan ganggang yang
biasanya menempel pada dasar kapal.
Crome oxide green (Cr2O3) dihasilkan dari reduksi sodium
bikromat pada suhu tinggi sehingga membentuk anhidrous kromik
oksida. Pigmen ini digunakan sangat luas sebagai cat untuk peralatan
militer (mesin-mesin perang) dan untuk pembuatan roofing granule
berwarna hijau, karena sifat pigmen ini yang sangat baik seperti tahan
terhadap bahan kimia, panas, air, dan sinar matahari. Pigmen sejenis ini
adalah Guignet’s green yang pada umumnya digunakan sebagai pigmen
cat dan tinta karena dapat memberikan warna biru hijau yang unik serta
kestabilan terhadap unsur-unsur alkali.
e. Lainnya
Kromit dalam bentuk tepung digunakan secara langsung pada
industri gelas dan keramik sebagai sumber warna alami. Spesifikasi
kromik untuk penggunaan ini adalah:
- kadar: 40-44% Cr2O3
- ukuran butir: - 38 mikron maksimum 5%.

5. PERTANYAAN ESSAY
1. Berdasarkan asal mula terjadinya, endapan kromit dibagi menjadi dua tipe,
sebutkan dan jelaskan kedua tipe endapan tersebut !
2. Jelaskan mengapa proses penambangan endapan bijih kromit pada tipe
cebakan stratiform lebih mudah daripada cebakan podiform ?
3. Sebutkan sifat fisik pada mineral kromit !
4. Jelaskan mengenai proses pengolahan kromit !
5. Sebutkan mengenai penggunaan kromit, baik logam maupun non-logam !
TUGAS

BAHAN GALIAN INDUSTRI

KROMIT

Oleh :

Agustinus Dwi Jayanto (03053120032)


Leonardo BM (03053120035)
Morry Wandy Siallagan (03053120068)
Hary Wahyudi Putra (03071002017)
M. Agung B.Z (03071002036)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BAHAN GALIAN INDUSTRI

Nama : Kelompok XIV


Judul Makalah : Kromit
Dosen Pengasuh : Ir. A. Rahman, MS
Tanggal Pembahasan Paraf

30 September 2010 Perbaikan

You might also like