You are on page 1of 60

PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERALIHAN

HAK MILIK ATAS TANAH KARENA HIBAH DI KANTOR


PERTANAHAN KABUPATEN BANJARNEGARA

TUGAS AKHIR
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Pertanahan
Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh:
ARIO EL KHAMIED
3451304011
D – 3 MANAJEMEN PERTANAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian tugas akhir, pada :

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Puji Lestari, S.Pd., M.Si.


NIP. 132296576

Mengetahui,

Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Drs. Slamet Sumarto, M.Pd.


NIP.131126574
PENGESAHAN KELULUSAN

Tugas Akhir ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Tugas

Akhir Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Tugas Akhir

Ketua Anggota

Drs. Sartono Sahlan M. H. Puji Lestari, S.Pd., M.Si.


NIP. 131125644 NIP. 132296576

Mengetahui,

Dekan

Drs.. Sunardi, M. M.,


NIP. 130367998
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini benar-benar

hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Tugas Akhir ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, .....Juni 2007

Ario El Khamied
NIM. 3451304011
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantara kamu dan

orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS.

Al Mujaadilah [58]: 11)

2. Memberi lebih baik daripada menerima.

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:


1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya.
2. Orang tuaku yang selalu mengiringi langkahku dengan
doa, curahan kasih sayang dan air mata.
3. Kedua kakakku ( Mbak ifit & Mbak Ikha ) serta adikku
(Mitha) sebagai semangat kesuksesanku.
4. Buat teman-teman kost yang selalu memberi dukungan
dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan
Tugas Akhir.
5. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan D-3
Manajemen Pertanahan 2004.
6. Almamaterku.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PELAKSANAAN

PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH KARENA

HIBAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BANJARNEGARA “.

Tugas Akhir ini disusun dalam rangka menyelesaikan Program Studi

Diploma III Universitas Negeri Semarang untuk mencapai gelar Ahli Madya

(A..Md.).

Penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari

berbagai pihak. Harapan penulis, semoga budi baik tersebut mendapat balasan

yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyampaikan penghargaan

dan terima kasih kepada

1. Prof. Dr. Sudijono S. A., M. Si., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Sunardi, M. M., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Slamet Sumarto M. Pd., Ketua Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

4. Puji Lestari, S. Pd., M. Si., Dosen Pembimbing yang banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

5. H. Mardji, S.H., Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian

di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara.


6. Bambang Susetyo, S.H. Kepala Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak

dan PPAT.

7. M. Hafidz, S.H ,C.N. dan Heri Supriyoko, A. Ptnh. Yang telah

memberikan banyak pengetahuan dan informasi kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Pertanahan Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial.

9. Kedua orangtuaku, kedua kakakku dan adikku, serta sahabat-sahabat ku

di kost yang telah memberikan semangat dan doa yang tulus, serta

teman-temanku di UNNES yang lain baik yang sudah wisuda maupun

yang belum wisuda.

10. Teman – teman seangkatan dan seperjuangan D-3 Manajemen

Pertanahan yang telah banyak memberikan motivasi.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan Tugas

Akhir ini yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu .

Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada. Penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

sempurnanya penulisan tugas akhir ini. Penulis berharap semoga penulisan Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi para pembaca.

Semarang,

Penulis
SARI

Ario El Khamied. 2007. “Pelaksanan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas


Tanah Karena Hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara”. Tugas
Akhir Manajemen Pertanahan D-3, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang 2007.

Kata kunci : Hak Atas Tanah, Hibah, Pendaftaran Tanah

Apabila masyarakat melakukan Pendaftaran Tanah di Kantor Pertanahan


Kabupaten/Kota maka masyarakat tersebut akan mendapat jaminan kepastian
hukum mengenai pemilik tanah setelah diadakannya kegiatan peralihan hak atas
tanah tersebut yang akan diperoleh dengan Sertipikat. Jaminan kepastian hukum
yang dimaksud disini adalah 1) Kepastian hukum mengenai orang atau badan
hukum yang menjadi pemilik hak atas tanah. Kepastian mengenai siapa yang
memiliki sebidang tanah atau subyek hak. 2) Kepastian hukum bidang tanah yang
dimilikinya. Hal ini menyangkut letak, batas, dan luas bidang tanah atau obyek
hak. 3)Kepastian hukum mengenai hak atas tanah.Memperhatikan pentingnya
Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah khususnya karena Hibah.
Untuk itu perlu kajian lebih lanjut tentang kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak
Milik Atas Tanah karena Hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara
beserta hambatan-hambatan yang terjadi pada kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak
Milik Atas Tanah karena Hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara
tersebut
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana mekanisme
pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena hibah? (2) apa yang menjadi
kendala-kendala dalam proses pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena
hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara?. Tujuan penelitian yang
hendak dicapai adalah untuk (1) Mengetahui pelaksanaan pendaftaran peralihan
hak milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten
Banjarnegara.(2) Mengetahui tentang kendala – kendala dalam pendaftaran
peralihan hak milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten
Banjarnegara. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) diharapkan dapat memberi
sumbangan bagi penelitian pada dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi.
Setelah membaca Tugas Akhir ini diharapkan pembaca mengetahui dan
memahami latar belakang tentang pelaksanaan Pendaftaran peralihan hak milik
atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan. (2) Bisa menjadi dasar penelitian
selanjutnya yang lebih luas dan mendalam guna mengupas tema tersebut,
menambah pengetahuan bagi para mahasiswa di Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan khususnya dan di jurusan lain pada umumnya, menjadi bahan
literatur bagi mahasiswa pada umumnya.
Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian di Kantor
Pertanahan Kabupaten Banjarnegara. Dan yang menjadi fokus penelitian adalah
Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah karena Hibah di Kantor Pertanahan
Kabupaten Banjarnegara. Ada 2 sumber data yang digunakan yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode wawancara, metode observasi, dan studi
dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pendaftaran
peralihan hak milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten
Banjarnegara sudah sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan. Namun masih
terdapat kendala-kendala yang terjadi, diantaranya adalah dalam hal pengukuran
karena medan yang jauh dan sulit yang dapat membuat penerbitan Sertipikat tidak
tepat waktu. Selain itu banyak faktor yang membuat masyarakat tidak melakukan
Pendaftaran tanah, antara lain faktor ekonomi dan sudah menjadi hal yang sangat
umum karena penghasilan masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten
Banjarnegara yang sedikit apalagi di pedesaan yang hanya mengandalkan alam
untuk Sumber mata pencaharian. Hal ini membuat masyarakat di Pedesaaan lebih
mementingkan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari pada mengurus
Pendaftaran Peralihan Hak yang sangat membutuhkan biaya yang banyak
misalnya untuk biaya PPAT, Pajak Bumi dan Bangunan yang harus dilunasi dan
biaya – biaya yang lainnya.bahkan dalam melakukan penghibahan dilakukan
secara lisan tanpa bukti tertulis. Dan masih banyak faktor yang lain seperti faktor
pendidikan yang rendah dan kurangnya sosialisasi pada masyarakat.
Simpulan dan saran dalam penelitian ini adalah perlu diadakan persiapan,
perencanaan yang matang dan sistematis bagi petugas ukur sebelum melakukan
pengukuran. dan peningkatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya
Pendaftaran Tanah ubtuk menjamin kepastian hukum mengenai kepemilikan
tanah. Dan masyarakat hendaknya dalam melakukan penghibahan dilakukan
dihadapan PPAT agar sah secara hukum dengan dibuat akta PPAT.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................................. iii

PERNYATAAN........................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

SARI............................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................... ...... xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. ..... 1

B. Rumusan masalah.................................................................................... 5

C. Tujuan...................................................................................................... 6

D. Manfaat ................................................................................................... 6

E. SistematikaTugas Akhir .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Hak – Hak Atas Tanah ............................................................................. 9

B. Peralihan Hak Atas Tanah ....................................................................... 12

C. PPAT ....................................................................................................... 17

D. Pendaftaran Tanah................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian..................................................................................... 21

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 21

C. Sumber Data ............................................................................................. 21

D. Metode Pengumpulan data ...................................................................... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara............. 24

B. Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah Karena Hibah............................ 36

C. Hambatan – hambatan dalam Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas

Tanah karena Hibah ................................................................................ 42

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................. 45

B. Saran........................................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 47

LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1:

Jumlah Kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah Karena Hibah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 (Januari – Juni 2007) .................... 37


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran : 01 Surat Ijin Penelitian di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara .. 47

Lampiran : 02 Sruktur Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara ........ 48

Lampiran : 03 Daftar Tarip Biaya Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Pada

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah ......................... 49

Lampiran : 04 Laporan Bulanan PPAT bulan Pebruari-Juli 2007 ............................... 50

Lampiran : 05 Buku Tanah Kiswanto alias Kartotaruno ............................................. 68

Lampiran : 06 Akta Hibah dari PPAT tanggal 10-05-2007 ......................................... 71

Lampiran : 07 Surat Pernyataan Hibah Bersama ......................................................... 78

Lampiran : 08 Surat Persetujuan Hibah dari calon ahli waris ..................................... 80

Lampiran : 09 Surat Pengantar dari PPAT................................................................... 82

Lampiran : 10 Surat Permohonan ................................................................................ 83

Lampiran : 11 Bukti identitas diri pemegang hak/pemberi hibah ............................... 84

Lampiran : 12 Bukti identitas diri penerima hak ........................................................ 85

Lampiran : 13 Bukti pelunasan/Surat setoran pembayaran Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan ................................................................... 86

Lampiran : 14 SPPT PBB tahun berjalan atau tahun terakhir...................................... 87

Lampiran : 15 Ijin Peralihan Hak Atas Tanah Pertanian ............................................. 88

Lampiran : 16 Akta Hibah dari PPAT tanggal 25-05-2007 ......................................... 89

Lampiran : 17 Surat Pernyataan Hibah Bersama ......................................................... 95

Lampiran : 18 Surat Persetujuan Hibah ....................................................................... 97

Lampiran : 19 Surat Pengantar dari PPAT................................................................... 99


Lampiran : 20 Bukti identitas diri pemegang hak/pemberi hibah................................ 100

Lampiran : 21 Bukti identitas diri penerima hak ......................................................... 101

Lampiran : 22 Bukti pelunasan/Surat setoran pembayaran Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan .................................................................... 102

Lampiran : 23 SPPT PBB tahun berjalan atau tahun terakhir...................................... 103

Lampiran : 24 Ijin Peralihan Hak Atas Tanah Pertanian ............................................. 104

Lampiram : 25 Contoh biaya pendaftaran tanah .......................................................... 105


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup baik

manusia, hewan, atau tumbuh-tumbuhan. Manusia hidup dan tinggal diatas

tanah dan memanfaatkan tanah untuk sumber kehidupan dengan menanam

tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan makanan. Mengingat begitu

pentingnya tanah karena dapat menghasilkan sumber daya alam yang sangat

bermanfaat bagi orang banyak maka perlu diatur oleh pemerintah. Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 berbunyi :

”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya


dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat”.

Oleh karena itu, sudah semestinya pemanfaatan fungsi bumi dan air,

dan dan kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah ditujukan untuk

mencapai sebesar-besarnya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Hak

menguasai dari Negara memberi wewenang untuk :

1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan bumi, air dan ruang angkasa.


3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang

dengan perbuatan-perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang

angkasa

Berdasarkan hak menguasai oleh Negara sebagaimana di atas dan

mengingat begitu pentingnya tanah bagi manusia, maka penguasaan atas

tanah diatur UUPA ( Undang-undang No.5 tahun 1960 tentang pokok-pokok

agraria ) yang kemudian ditentukan macam-macam hak atas permukaan bumi,

yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-

orang baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta

badan hukum.

Hak-hak Atas Tanah dimaksud memberi kewenangan untuk

mempergunakan tanah, bumi dan air serta ruang angkasa yang ada diatasnya

sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan

penggunaan tanah itu sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Selain

Hak-hak Atas Tanah juga ditentukan Hak-hak atas air dan ruang angkasa.

Dalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok – Pokok Agraria Pasal 16 ayat 1 menyebutkan

“ (1) Hak – hak atas tanah ialah


a. Hak Milik,
b. Hak Guna Usaha,
c. Hak Guna Bangunan,
d. Hak Pakai,
e. Hak Sewa,
f. Hak Membuka Tanah,
g. Hak Memungut Hasil Hutan,
h. Hak – hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas
yang akan ditetapkan dengan undang – undang serta hak – hak yang
sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53 ”.
Saat ini tanah bagi masyarakat merupakan harta kekayaan yang

memiliki nilai jual yang tinggi karena fungsinya sebagai sumber kehidupan

masyarakat, sehingga setiap jengkal tanah dipertahankan hinnga akhir hayat.

Saat ini pembangunan di segala bidang terus dilakukan oleh Bangsa

Indonesia. Dengan demikian fungsi tanahpun mengalami perkembangan

sehingga kebutuhan masyarakat akan hak atas tanah juga terus mengalami

perkembangan. Jumlah tanah yang tetap dan kebutuhan akan tanah yang

semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat

tinggi membuat tidak seimbangnya antara persediaan tanah dengan kebutuhan

tanah itu dapat memicu timbulnya berbagai macam permasalahan.

Kegiatan pembangunan yang memerlukan tanah sebagai media dengan

dilaksanakan oleh pemerintah melalui pembebasan tanah serta pertumbuhan

penduduk yang sangat tinggi di Indonesia membuat tingginya kegiatan

peralihan hak atas tanah. Pemegang hak atas tanah saat ini bukanlah

pemegang hak atas tanah yang pertama. Akibatnya baik pemerintah maupun

masyarakat ketika membutuhkan sebidang tanah untuk memenuhi

kebutuhannya memerlukan kepastian mengenai siapa sebenarnya pemilik

bidang tanah tersebut.

Untuk memperoleh suatu hak atas tanah, tiap-tiap orang atau individu

dapat memperoleh hak atas tanah dengan memohonkan tanah yang dapat

berstatus Tanah Negara atau Tanah Hak Pengelolaan di Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota. Apabila tanah yang dimohonkan sudah bersertipikat maka

dilakukan peralihan hak atas tanah.


Peralihan hak atas tanah merupakan suatu perbuatan hukum yang

bertujuan memindahkan hak dari satu pihak ke pihak lain. Salah satu contoh

dari peralihan hak atas tanah adalah melalui Hibah. Hibah yaitu suatu

persetujuan dalam mana suatu pihak berdasarkan atas kemurahan hati,

perjanjian dalam hidupnya memberikan hak milik atas suatu barang kepada

pihak kedua secara percuma dan yang tidak dapat ditarik kembali, sedangkan

pihak kedua menerima baik penghibahan ini. Salah satu contoh hak atas tanah

yang dapat dialihkan melalui hibah adalah Hak Milik. Hak Milik yaitu hak

turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,

dengan mengingat bahwa hak itu mempunyai fungsi sosial. Apabila sudah

dilakukan peralihan hak atas tanah maka harus segera didaftarkan tanahnya di

Kantor Pertanahan atau yang biasa disebut dengan pendaftaran tanah.

Pendaftaran tanah yang dimaksud adalah pemeliharaan data

pendaftaran tanah yaitu kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data

fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran tanah, daftar tanah, daftar nama,

surat ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang

terjadi kemudian. Perubahan data yuridis bisa mengenai haknya, yaitu

berakhir jangka waktu berlakunya, dibatalkan, dicabut atau dibebani hak lain.

Perubahan juga bisa mengenai pemegang haknya, yaitu jika terjadi pewarisan,

pemindahan hak/peralihan hak, atau penggantian nama.

Dengan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota maka masyarakat yang melakukan pendaftaran tanah tersebut

akan mendapat jaminan kepastian hukum mengenai pemilik tanah setelah


diadakannya kegiatan peralihan hak atas tanah tersebut yang akan diperoleh

dengan Sertipikat baru dengan data yuridis yang baru/nama pemilik hak yang

baru.

Jaminan kepastian hukum yang dimaksud disini adalah

1) Kepastian hukum mengenai orang atau badan hukum yang menjadi

pemilik hak atas tanah. Kepastian mengenai siapa yang memiliki sebidang

tanah atau subyek hak.

2) Kepastian hukum bidang tanah yang dimilikinya. Hal ini menyangkut

letak, batas, dan luas bidang tanah atau obyek hak.

3) Kepastian hukum mengenai hak atas tanah.

Memperhatikan pentingnya pelaksanaan pendaftaran peralihan hak

atas tanah khususnya karena hibah untuk itu perlu kajian lebih lanjut tentang

kegiatan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena hibah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara beserta hambatan-hambatan yang terjadi.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul

Tugas Akhir tentang “ Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah

Karena Hibah Di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara”.

B. PERMASALAHAN

Dalam penelitian ini, penulis akan mengangkat beberapa permasalahan ;

1. Bagaimana mekanisme pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena

hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara?


2. Kendala – kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pendaftaran

peralihan hak milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Banjarnegara?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai adalah untuk :

(1) Mengetahui pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena

hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara.

(2) Mengetahui tentang kendala – kendala dalam pendaftaran peralihan hak

milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten

Banjarnegara.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penulisan ini, manfaat yang ingin dicapai dibagi menjadi dua

yaitu manfaat akademis atau teoritis dalam sumbangan penelitian pada dunia

pendidikan khususnya Perguruan Tinggi dan manfaat praktis sehubungan

dengan sumbangannya bagi kehidupan masyarakat dalam hal pengetahuan di

bidang pertanahan khususnya tentang pendaftaran peralihan hak atas tanah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara.

1. Manfaat akademis atau Teoritis

Manfaat akademis atau teoritis ini diharapkan dapat memberi

sumbangan bagi penelitian pada dunia pendidikan, khususnya Perguruan


Tinggi. Setelah membaca Tugas Akhir ini diharapkan pembaca mengetahui

dan memahami latar belakang tentang pelaksanaan Pendaftaran peralihan hak

milik atas tanah karena hibah di Kantor Pertanahan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang terdapat pada Tugas Akhir ini adalah :

a. Bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya yang lebih luas dan mendalam

guna mengupas tema tersebut.

b. Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa di Jurusan Hukum dan

Kewarganegaraan khususnya dan di jurusan lain pada umunya.

c. Menjadi bahan literatur bagi mahasiswa pada umumnya.

E. SISTEMATIKA TUGAS AKHIR

Dalam penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan

Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten

Banjarnegara” terbagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian pokok, dan

bagian akhir.

Bagian awal berisi halaman judul, lembar persetujuan, lembar

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan

daftar lampiran.

Bagian pokok terdiri dari lima Bab yaitu; Bab I berisi Pendahuluan

yang meliputi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika Tugas Akhir.


Pada Bab II berisi tentang landasan teori mengenai Hak – hak atas

tanah khususnya Hak Milik, proses peralihan hak – hak atas tanah khususnya

hibah, pendaftaran tanah.

Pada Bab III berisi tentang Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian untuk Tugas Akhir.

Pada Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang

Pendaftaran peralihan hak atas tanah karena hibah beserta hambatan –

hambatan yang terjadi.

Bab V merupakan penutup yang memuat simpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hak – hak Atas Tanah

Dalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok – Pokok Agraria Pasal 16 ayat 1 menyebutkan

“ (1) Hak – hak atas tanah ialah


i. Hak Milik,
j. Hak Guna Usaha,
k. Hak Guna Bangunan,
l. Hak Pakai,
m. Hak Sewa,
n. Hak Membuka Tanah,
o. Hak Memungut Hasil Hutan,
p. Hak – hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas
yang akan ditetapkan dengan undang – undang serta hak – hak yang
sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53 ”

Walaupun semua hak atas tanah yang disebut diatas memberikan

kewenangan untuk mempergunakan tanah yang dihaki, tetapi sifat-sifat khusus

haknya, tujuan penggunaan tanah dan batas waktu penguasaanya merupakan

dasar perbedaan antara hak atas tanah yang satu dengan yang lain. Selain itu

pemegang hak atas tanah juga dibebani berberapa kewajiban yang berkaitan

dengan kepentingan masyarakat. Beberapa kewajiban yang harus dipenuhi

pemegang hak atas tanah adalah ;

1. Tanah mempunyai fungsi sosial

Yaitu apapun jenis dari hak atas tanah yang dikuasai, seseorang tidak

diperbolehkan mempergunakan atau tidak memperpergunakan tanah semata-

mata hanya untuk kepentingan pribadi, apalagi kalau hal tersebut

menimbulkan kerugian bagi masyakat lain.


2. Kewajiban memelihara tanah yang dihaki

Memelihara tanah, termasuk mengusahakan tingkat kesuburan tanah serta

mencegah perbuatan yang mengakibatkan kerusakan pada tanah.

3. Karena kewajiban untuk mengelola tanah secara aktif

Setiap orang atau badan hukum yang memiliki hak atas tanah pertanian pada

dasarnya diwajibkan atau mengusahakannya sendiri secara aktif.

4. Kewajiban untuk membayar pajak

Para pemilik tanah yang mengusahakan tanah diwajibkan membayar Pajak

bumi Bangunan (PBB) sesuai dengan peraturan Undang-undang perpajakan

yang berlaku.

5. Kewajiban untuk melakukan pendaftaran tanah.

Untuk memperoleh kepastian hukum dan memperoleh alat bukti yang kuat

dalam bentuk sertifikat hak atas tanah harus melakukan pendaftaran tanah

dikantor pertanahan setempat. Hak atas tanah yang wajib didaftarkan adalah

Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak

Sewa. Diluar UUPA, Hak Tanggungan Yang diatur dengan Undang-undang

Nomor 4 tahun 1996 wajib juga untuk didaftarkan.

Dalam Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah karena Hibah yang

dimaksud dengan Hak Atas Tanah ini adalah hak atas tanah dengan status Hak

Milik.

Hak Milik

Pengertian dari hak milik yaitu hak atas tanah yang “terkuat dan

terpenuh”. (pasal 20 UUPA). Dijelaskan dalam penjelasan pasal tersebut,


bahwa maksud pernyataan tersebut adalah untuk menunjukan, bahwa antara

hak-hak atas tanah Hak Miliklah yang “ter”-(dalam arti “paling”)kuat dan

“ter”-penuh. Yaitu mengenai tidak adanya batas waktu penguasaan tanahnya

dan luas lingkup penggunaannya, yang meliputi baik untuk diusahakan atau

digunakan sebagai tempat membangun sesuatu (Boedi Harsono, 2003:290).

Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat

dimiliki orang atas tanah, dengan memberi kewenangan untuk

menggunakannya bagi segala macam keperluan selain waktu yang tidak

terbatas, sepanjang tidak ada larangan untuk itu.

a. Yang dapat Memiliki Hak milik :

1) Warga Negara Indonesia

2) Badan Hukum yang pendiriannya ditetapkan oleh pemerintah.

b. Terjadinya Hak Milik :

1) Menurut Hukum adat diatur dengan Peraturan Pemerintah

2) Penetapan Pemerintah

3) Ketentuan Undang-Undang

c. Hak Milik Hapus Karena :

1) Tanahnya jatuh kepada negara karena :

a) Karena Pencabutan hak

b) Karena penyerahan secara sukarela oleh pemiliknya

c) Karena ditelantarkan

d) Orang asing yang bilamana setelah berlakunya Undang-undang

No. 5 Tahun 1960 belum melepaskan kewarganegaraannya.


2) Tanahnya Musnah

B. Peralihan Hak atas Tanah

1. Peralihan hak atas tanah terjadi karena ;

1) Perbuatan hukum pemindahan

Perbuatan hukum atas tanah yang bersangkutan sengaja dialihkan kepada

pihak lain. Bentuk pemindahan haknya :

a. Jual beli

b. Tukar menukar

c. Hibah

d. Pemberian Menurut adat

e. Pemasukan dalam perusahaan/Inbrenk

f. Hibah wasiat

2) Pewarisan tanpa wasiat

Dalam hukum perdata jika pemegang suatu hak atas tanah meninggal

dunia, maka hak tersebut akan beralih kapada ahli waris karena secara

otomatis hukum akan berpindah kepada ahli warisnya. Peralihan tersebut

terjadi kepada para ahli warisnya yaitu siapa-siapa yang ternasuk ahli waris,

diberikan bagian masing-masing dan bagaimana cara membaginya diatur

dalam hukum waris, almarhum pemegang hak yang bersangkutan bukan oleh

hukum tanah yang bersangkutan.

2. Hak atas tanah yang dapat beralih atau dialihkan adalah:

a. Hak Milik.

b. Hak Guna Usaha.


c. Hak Guna Bangunan.

d. Hak Pakai.

e. Hak milik atas satuan rumah susun. ( pasal 2 ayat 3 UU No. 21 Tahun

1997 )

Dalam Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah karena Hibah sudah jelas,

Peralihan Hak yang dimaksud adalah Peralihan Hak yang disebabkan karena

Hibah.

HIBAH

1. Pengertian Hibah

Berdasarkan Pasal 1666 Kitab Undang – undang Hukum Perdata Pasal

1 ayat 1 menyebutkan

“Hibah adalah suatu perjanjian dengan mana si penghibah, di waktu

hidupnya, dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali,

menyerahkan sesuatu benda guna keperluan si penerima hibah yang menerima

penyerahan itu”.

Menurut pengertian pasal 1666 B.W. yang dinamakan “pemberian”

atau Hibah ialah suatu perjanjian di mana pihak yang satu menyanggupi

dengan cuma-cuma dengan secara mutlak memberikan suatu benda pada pihak

yang lainnya, pihak mana menerima pemberian itu. Sebagai suatu perjanjian,

pemberian itu seketika mengikat dan tidak dapat dicabut kembali begitu saja

menurut kehendak satu pihak. Jadi berlainan sekali sifatnya dari suatu hibah

wasiat atau pemberian dalam suatu testament, yang baru memperoleh


kekuatan mutlak, apabila orang yang memberikan benda sudah meninggal,

dan sebelumnya ia selalu dapat ditarik kembali.

2. Unsur – unsur dan sifat perjanjian hibah

Agar dapat dikatakan tentang sesuatu “pemberian”, perbuatan itu harus

bertujuan memberikan suatu hadiah belaka jadi tidak boleh ada suatu

keharusan atau perikatan meskipun hanya berupa natuurlijke verbintenis (janji

dengan sendirinya) saja. Perkataan “pemberian” dalam pasal 1666 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata dipakai dalam arti kata yang sempit, karena

hanya perbuatan-perbuatan yang memenuhi syarat-syarat yang disebutkan

disitu dinamakan “pemberian”, misalnya syarat dengan “cuma-cuma” yaitu

tanpa pembayaran. Di sini dapat dikatakan tentang suatu “ formele schenking ”

( hanya untuk memenuhi formalitas pemberian/hibah).

3. Obyek dan larangan dalam perjanjian hibah.

a) Obyek

Menurut ketentuan yang terdapat dalam pasal 1667 KUHPerdata

yang berbunyi

“Hibah hanyalah dapat mengenai benda – benda yang sudah ada.


Jika hibah itu meliputi benda – benda yang baru akan ada di kemudian
hari, maka sekadar mengenai itu hibahnya batal”

Dari ketentuan yang terdapat dalam pasal diatas, maka dapat

diketahui bahwa obyek perjanjian hibah adalah barang yang sudah ada,

baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak.

b) Larangan
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam penghibahan adalah

sebagai berikut :

1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1668 menyebutkan

Si penghibah tidak boleh memperjanjikan bahwa ia tetap

berkuasa untuk menjual atau memberikan kepada orang lain

suatu benda yang termasuk dalam dalam hibah, hibah yang

semacam itu, sekedar mengenai benda tersebut, dianggap sebagai

batal.

2) Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1670 menyebutkan

Suatu hibah adalah batal, jika dibuat dengan syarat bahwa si

penerima hibah akan melunasi utang-utang atau beban-beban

lain, selain yang dinyatakan dengan tegas di dalam akta hibah

sendiri atau di dalam suatu daftar yang ditempelkan padanya.

3) Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1678

menyebutkan

”Dilarang adalah penghibahan antara suami istri selama


perkawinan”.

4) Berdasarkan KUHPerdata pasal 1684, Penghibahan-penghibahan

yang diberikan kepada seorang perempuan bersuami, tidak dapat

diterima selain menurut ketentuan-ketentuan dari Bab ke V buku

ke I KUHPerdata.

Ketentuan tersebut dalam pasal 108 yang menyatakan

seorang istri tidak boleh memperoleh apapun baik secara cuma-


cuma maupun dengan beban tanpa bantuan suami dalam akta

atau ijin tertulis.

c) Tata cara penghibahan

1) Berdasarkan Pasal 1682 KUHPerdata menyebutkan tiada suatu

hibah, kecuali yang disebutkan dalam pasal 1687, dapat, atas

ancaman batal, dilakukannya selainnya dengan suatu akta notaris,

yang aslinya disimpan oleh notaris itu.

2) Berdasarkan Pasal 1683 KUHPerdata menyebutkan tiada suatu

hibah mengikat si penghibah, atau menerbitkan sesuatu akibat

yang bagaimanapun, selain mulai hari penghibahan itu dengan

kata-kata yang tegas telah diterima oleh si penerima hibah sendiri

atau oleh seorang yang dengan sesuatu akta otentik oleh si

penerima hibah itu telah dikuasakan untuk menerima

penghibahan-penghibahan yang telah diberikan kepada si

penerima hibah atau akan diberikan kepadanya kemudian hari.

3) Berdasarkan Pasal 1685 KUHPerdata menyebutkan penghibahan

kepada orang-orang belum dewasa yang berada di bawah

kekuasaan orang tua harus diterima oleh orang yang melakukan

kekuasaan orang tua.

Penghibahan kepada orang-orang belum dewasa yang

berada dibawah perwalian atau orang-orang terampu, harus

diterima oleh si wali atau si pengampu, yang untuk itu harus

dikuasakan oleh Pengadilan Negeri.


4) Berdasarkan Pasal 1686 KUHPerdata menyebutkan hak milik

atas benda-benda yang termaktub dalam penghibahan, sekalipun

penghibahan itu telah diterima secara sah, tidaklah berpindah

kepada si penerima hibah, selain dengan jalan penyerahan yang

dilakukan menurut pasal-pasal 612, 613, 616 dan selanjutnya.

5) Berdasarkan Pasal 1687 KUHPerdata menyebutkan pemberian-

pemberian benda-benda bergerak yang bertubuh atau surat-surat

penagihan utang kepada si penunjuk dari tangan satu ke tangan

yang lain, tidak memerlukan suatu akta, dan adalah sah dengan

penyerahan belaka kepada si penerima hibah atau kepada seorang

pihak ketiga yang menerima pemberian itu atas nama si penerima

hibah.

C. PPAT

Dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 dinyatakan

bahwa setiap perjanjian yang bermaksud untuk memindahkan hak atas tanah,

memberikan suatu hak baru atas tanah, menggadaikan tanah atau meminjam

uang dengan tanah sebagai tanggungan, harus dibuktikan dengan suatu akta

yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat. Pejabat yang dimaksud adalah

Pejabat Pembuat Akta Tanah atau yang lebih dikenal PPAT.

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1998

Tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah Pasal 1 Ayat 1 menjelaskan

pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berbunyi :


“ Pejabat Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT adalah
pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik
mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik
atas satuan rumah susun “.

Peranan PPAT diperlukan baik dalam penyediaan tanah maupun di

dalam pemutahiran data penguasaan tanah. PPAT mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan mambuat akta

sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas

tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang akan dijadikan dasar bagi

pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh

perbuatan hukum ( jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan ke dalam

perusahaan/inbreng, pembagian hak bersama, pemberian Hak Guna

Bangunan/Hak Pakai atas tanah Hak Milik, pemberian Hak Tanggungan,

pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan ).

Dengan demikian PPAT ini harus mempunyai kemampuan yang

memungkinkan akta yang dibuatnya mempunyai kekuatan pembuktian yang

kuat dan tidak pula melanggar ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Terlebih-lebih dalam sistem negatif pendaftaran tanah yang dipergunakan

Indonesia, maka apabila pada akta-akta PPAT terdapat kelemahan-kelemahan

atau cacat hukum yang menyangkut kekuatan pembuktiannya, maka hal ini

berpengaruh dan menambah kadar ketidakpastian hukum dari hak-hak yang

terdaftar pertama kali.

D. Pendaftaran Tanah

1. Pengertian Pendaftaran Tanah


Pengertian Pendaftaran Tanah dijelaskan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah pasal 1 ayat

1 yang berbunyi Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan

teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian

serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan

daftar. Mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun,

termasuk pemberian surat tandsa bukti haknya bagi bidang-bidang tanah

yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-

hak tertentu yang membebaninya.

2. Obyek Pendaftaran Tanah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pasal 9

menyebutkan obyek pendaftaran tanah meliputi :

1) Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna

usaha, hak guna bangunan dan hak pakai.

2) Tanah Hak Pengelolaan.

3) Tanah Wakaf.

4) Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

5) Hak Tanggungan.

6) Tanah Negara.

3. Pendaftaran Tanah Untuk Pertamakali dan Pemeliharaan Data

Pendaftaran Tanah
Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dijelaskan

bahwa dalam pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi pendaftaran tanah

untuk pertamakali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Adapun

pengertian pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan

pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang

belum didaftarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun

1961 tentang pendaftaran tanah.

Sedangkan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah adalah kegiatan

pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam

peta pendaftaran tanah, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah,

dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.

Pemeliharaan data pendaftaran tanah dibagi menjadi lima macam

yaitu Pendaftaran peralihan hak, pendaftaran pembebanan hak,

pendaftaran perubahan data, pendaftaran tanah lainnya, dan penerbitan

sertifikat pengganti. peralihan hak atas tanah dapat melalui jual-beli, tukar

menukar, pewarisan, penggabungan atau pemecahan, dan hibah.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penulis memperoleh data dengan melakukan penelitian di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara dengan alamat : Jl. Let. Jend. Suprapto

No. 68 Banjarnegara yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli

2007. (Lihat Lampiran 1 )

B. Fokus penelitian

Yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah Pelaksanaan Pendaftaran

Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Banjarnegara dan hambatan – hambatan yang terjadi dalam

Pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara.

C. Sumber Data

Data yang diteliti dalam suatu penelitian ini dapat berwujud data yang

diperoleh melalui bahan-bahan kepustakaan dan/atau secara langsung dari

masyarakat. Data yang diperoleh dari masyarakat dinamakan data primer,

sedangkan data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan disebut data

sekunder.(Ronny Hanitjo Soemitro, 1986:10).

Penulis memperoleh data primer dari masyarakat yang melakukan hibah

dan kepala subseksi peralihan, pembebanan hak, dan PPAT. Sedangkan data
sekunder yang bersifat pribadi seperti buku tanah, akta hibah, surat pernyataan

hibah, dan fotokopi identitas, sedangkan data sekunder yang bersifat public

seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria,

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah,

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang

Standar Prosedur Operasi Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan Badan

Pertanahan Nasional, dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dikenal adalah studi kepustakaan,

pengamatan (observasi), dan wawancara (Ronny Hanitjo Soemitro, 1986:51).

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan 3 metode

pengumpulan data, yaitu :

1. Metode Wawancara

Metode Wawancara merupakan cara yang digunakan seseorang

untuk suatu tujuan tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari seorang responden melalui bercakap-cakap,

berhadapan muka dengan orang itu. Penulis mengadakan wawancara

dengan Bapak Bambang Susetyo, S. H. selaku Kepala Sub Seksi

Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah),

Bapak Kiswanto alias Kartotaruno selaku pemberi hibah, dan Bapak Heri

Supriyoko, A. Ptnh. selaku petugas ukur.

2. Metode Observasi
Metode Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan penulis dengan pengamatan langsung di lapangan untuk

mendapatkan data dari populasi penelitian, baik berupa subyek maupun

obyek yang ada kaitannya dengan penelitian. Dalam penyusunan Tugas

Akhir ini, penulis melakukan observasi din kantor pertanahan pada seksi

Hak tanah dan pendaftaran tanah untuk mendapatkan data-data tentang

berbagai macam pekerjaan tentang pelaksanaan pendaftaran peralihan hak

atas tanah.

3. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan cara

metode pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa

kepustakaan yang relevan dengan penelitian dan bertujuan untuk

memperoleh data pendukung guna memperkuat argumentasi. Adapun

bahan pustaka yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini

terutama sekali adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Pokok-Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

Tentang Pendaftaran Tanah, Keputusan Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi

Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional,

dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota. Kantor Pertanahan merupakan instansi vertikal dari BPN

yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor

Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi.

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara terletak di Jl. Let. Jend.

Suprapto No. 68 Banjarnegara. Mempunyai tugas dalam melaksanakan

sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional dalam lingkungan

wilayah kabupaten Banjarnegara.

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara dalam melaksanakan tugasnya

mempunyai fungsi :

1) Menyiapkan kegiatan di bidang pengaturan penguasaan tanah,

penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, serta pengukuran dan

pendaftaran tanah.

2) Melaksanakan kegiatan pelayanan di bidang pengaturan penguasaan tanah,

penatagunaan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, serta pengukuran dan

pendaftaran tanah.

3) Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.


Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara terdiri dari :

1. Kepala Kantor Pertanahan.

2. Subbagian Tata Usaha.

3. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan.

4. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah.

5. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan.

6. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan.

7. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara. (Lihat Lampiran 2 )

Kegiatan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena hibah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara dilaksanakan pada seksi hak

tanah dan pendaftaran tanah. Seksi tersebut mempunyai fungsi :

1 Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah;

2 Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar- menukar,

saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan perijinan, saran dan

pertimbangan usulan penetapan hak pengelolaan tanah;

3 Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekomendasi perpanjangan

jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak;

4 Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah

bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum

pemerintah;

5 Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak;

6 Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi; pelayanan pertanahan;

7 Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT.


Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah membawahi :

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah;

b. Subbeksi Pengaturan Tanah Pemerintah;

c. Subseksi Pendaftaran Hak;

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah.

Kantor Pertanahan Kabupaten atau Kota memiliki tugas sebagai

sumber data pertanahan dan sumber pelayanan. Dalam melaksanakan tugas

tersebut di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara dilaksanakan sesuai

dengan Instruksi Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 3 tahun 1998 yaitu tentang peningkatan efisiensi dan kualitas

pelayanan masyarakat terutama di bidang pertanahan. Kantor Pertanahan

Kabupaten Banjarnegara selalu memberi pelayanan yang prima kepada

masyarakat melalui sistem loket.

Adapun loket yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Loket 1 : Informasi Pelayanan

Setiap permohonan yang datang ke loket informasi dapat menerima

penjelasan mengenai jenis pelayanan yang diinginkan dari petugas loket ini

antara lain :

a. Jenis – jenis pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten

Banjarnegara.

b. Syarat – syarat permohonan dan jadwal waktu penyelesaian.

c. Besarnya biaya yang diperlukan.


2. Loket 2 : Pelayanan Dokumen

1) Pemohon menyerahkan berkas melalui Loket ini, yang terlebih dahulu

diteliti oleh petugas mengenai kelengkapan persyaratan. Apabila

persyaratan telah lengkap maka pemohon akan mendapat slip atau

tanda bahwa berkas sudah diterima dalam keadaan lengkap. Dan

apabila persyaratan belum lengkap maka pemohon akan diberi slip

kekurangan berkas dengan keterangan persyaratan yang kurang

lengkap dan berkas akan dikembalikan untuk dilengkapi terlebih

dahulu.

2) Pemohon akan mendapat Informasi tentang besarnya biaya yang harus

dibayarkan dan kapan permohonan tersebut selesai serta kapan akan

diadakan pengukuran.

3. Loket 3 : Penerima Biaya

Pembayaran dilaksanakan melalui loket ini pada Bendakharawan

Khusus Penerima (BKP) dan dibukukan sesuai DI ( Daftar Isian 305, serta

kepada pemohon diberikan tanda bukti pembayaran berupa kwitansi sesuai DI

306.

4. Loket 4 : Pengambilan Produk

Produk pelayanan pertanahan dapat diambil pada loket ini. Adapun

jenis produk pelayanan antara lain :

1) Sertipikat Tanah.

2) Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah.

3) Gambar Ukur.
4) Surat Keterangan Pendaftaran Tanah.

5) Surat Keputusan Ijin Perubahan Penggunaan Tanah.

6) Pelayanan Permohonan Peralihan Hak, Pembebanan Hak, Pencatatan

Roya, Pendaftaran Sita, dan Ganti Nama atau Ralat Nama.

7) Pendaftaran Peningkatan Hak.

8) Pembuatan Sertipikat Tanah pengganti yang rusak atau hilang.

B. Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah

I. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok –

Pokok Agraria.

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas

Tanah Dan Bangunan Juncto Undang-Undang No. 20 Tahun 2000

Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 21 Tahun 1997

Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang pendaftaran tanah.

4. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional

No. 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 24

TAHUN 97 Tentang Pendaftaran Tanah Pemeliharaan Data.

5. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002 Tentang Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan

Pertanahan Nasional.
II. PERSYARATAN

Apabila masyarakat melakukan permohonan untuk melaksanakan

Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara, harus dipenuhinya syarat – syarat

yang telah ditentukan yaitu :

1. Surat Pengantar dari PPAT.

2. Surat Permohonan.

3. Sertipikat Asli.

4. Akta Hibah dari PPAT.

5. Bukti identitas diri pemegang hak, penerima hak dan atau kuasanya

(fotokopi KTP yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang).

6. Surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan

permohonan pendaftaran peralihan hak bukan penerima

hak/dikuasakan.

7. Bukti pelunasan pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan.

8. Bukti pelunasan pembayaran PPh bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan

9. SPPT PBB tahun berjalan atau tahun terakhir, kalau belum ada SPPT

perlu keterangan Lurah/Kepala Desa.

10. Ijin Pemindahan Hak jika:

1) pemindahan atau pembebanan hak atas tanah atau hak milik atas

rumah susun yang di dalam sertipikatnya dicantumkan tanda yang


menyatakan bahwa hak tersebut hanya boleh dipindah tangankan

apabila telah diperoleh izin dari instansi yang berwenang.

2) Pemindahan atau pembebanan hak pakai atas tanah Negara.

11. Surat Pernyataan calon penerima hak, yang menyatakan:

a. Bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut tidak

menjadi pemegang hak atas tanah yang melebihi ketentuan

maksimum penguasaan tanah menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut tidak

menjadi pemegang hak atas tanah absentee (guntai).

c. Bahwa yang bersangkutan menyadari bahwa apabila pernyataan

sebagaimana dimaksud pada 11a dan 11b tersebut tidak benar

maka tanah kelebihan atau tanah absentee tersebut menjadi obyek

landreform.

d. Bahwa yang bersangkutan bersedia menangung semua akibat

hukumnya, apabila sebagaimana dimaksud pada 11a dan 11b tidak

benar.

III. BIAYA

Adapun biaya yang harus dibayarkan untuk kegiatan pendaftaran

peralihan hak milik atas tanah karena hibah di adalah Kantor Pertanahan :

1. Biaya sebesar Rp.25.000,-/Sertipikat.

2. Cek sebesar Rp. 25.000,-

3. Biaya Operasional
a. Biaya Pengukuran ( sesuai dengan Tabel ketentuan/berdasarkan

luas Tanah ). ( Lihat Lampiran 3 )

b. Pengukuran dilakukan jika atas permintaan pemohon atau jika ada

perubahan data fisik yang dapat disebabkan dengan dilakukan

pemecahan, pemisahan atau penggabungan.

Sedangkan untuk biaya diluar Kantor Pertanahan diantaranya adalah :

1) Biaya BPHTB adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

yang selanjutnya disebut pajak. Tarif Pajak ditetapkan sebesar 5 %

(Pasal 5 Undang – Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea

Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ) yang dibayarkan di Bank.

2) Biaya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibayarkan di Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

3) Biaya pembuatan Akta PPAT yang dibayarkan kepada PPAT.

4) Biaya PPh (Pajak Penghasilan).

a. Bila memperoleh penghasilan dari nilai tanah tersebut diatas Rp.

60.000.000,-. (Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI No. 48 Tahun

1994).

b. Besarnya Pajak PPh sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan

hak atas tanah dan/atau bangunan ( Pasal 4 ayat 1 Peraturan

Pemerintah RI No. 48 Tahun 1994 ).

c. Untuk PPh tidak diperlukan apabila hibah tersebut hibah vertikal/

hibah yang diberikan kepada anak kandung.


IV. URAIAN KEGIATAN

Adapun skema kegiatan yang dilakukan di Kantor Pertanahan/Kota

untuk mendaftarkan hak milik atas tanah yang diperoleh dengan cara

peralihan hak atas tanah hibah adalah sebagai berikut :

3
PEMOHON LOKET II
1

Tidak LENGKAP

Ya

Pembayaran
2
LOKET III

5 4 6
PETUGAS PETUGAS
ARSIP PELAKSANA
PPH & PPAT
11
10 7
KASUBSI PPH
& PPAT

8
KASI HAK TANAH
DAN PENDAFTARAN
TANAH

12 9
Sertipikat KEPALA
KANTOR
LOKET IV

Sumber : Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tentang

Standar Prosedur Operasi Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan

Badan Pertanahan Nasional


Keterangan :

1) Petugas Loket II

1. Menerima/mengoreksi dan meneliti kelengkapan fisik dokumen

(Jika tidak lengkap diserahkan kembali kepada Pemohon).

2. Membuat dan memberikan Surat Tanda Terima Dokumen kepada

Pemohon.

3. Membuat Surat Perintah Setor.

4. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Loket III

Waktu : 1 Hari

2) Petugas Loket III

1. Menerima biaya dari pemohon sesuai Surat Perintah Setor.

2. Melakukan Pencatatan pada DI 305 ( Daftar Penerimaan uang muka biaya

pendaftaran tanah/buku panjar).

3. Membuat kuitansi (DI 306)

4. Mencantumkan nomor dan tanggal DI 305 pada STTD

5. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Loket II

Waktu : 1 Hari

3) Petugas Loket II

1. Melakukan pencatatan pada DI 301( Daftar permohonan Pekerjaan

Pendaftaran Tanah)

2. Mencantumkan nomor dan tanggal DI 301 pada STTD dan menyerahkan

kembali kepada pemohon.

3. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Pelaksana PPH dan PPAT.


Waktu : 1 Hari

4) Petugas Pelaksana PPH dan PPAT

1. Mempelajari dokumen.

2. Meminjam Buku Tanah kepada Petugas Arsip

Waktu : 3 Hari

5) Petugas Arsip

1. Menyiapkan Buku Tanah.

2. Mencatat peminjaman Buku Tanah.

Waktu : 1 Hari

6) Petugas Pelaksana PPH dan PPAT

1. Membuat catatan peralihan hak pada Buku Tanah dan Sertipikat.

2. Mencatat perubahan tersebut pada DI 204 ( Daftar nama).

3. Menyerahkan dokumen kepada Kasubsi PPH dan PPAT

Waktu : 3 Hari

7) Kasubsi PPH dan PPAT

1. Koreksi dan validasi dokumen.

(Jika tidak benar diserahkan kembali kepada petugas Pelaksana PPH dan

PPAT).

2. Memberi paraf catatan peralihan hak pada Buku Tanah dan Sertipikat.

3. Meneruskan dokumen pada Kasi Pendaftaran Tanah.

Waktu : 1 Hari

8) Kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah


1. Koreksi dan validasi dokumen.

(Jika tidak benar diserahkan kembali kepada Petugas Pelaksana PPH dan

PPAT).

2. Memberi paraf catatan peralihan hak pada Buku Tanah dan Sertipikat

3. Meneruskan dokumen ke Kepala Kantor.

Waktu : 2 Hari

9) Kepala Kantor

1. Koreksi dan validasi dokumen.

(Jika tidak benar diserahkan kembali kepada Petugas Pelaksana PPH dan

PPAT).

2. Menandatangani catatan peralihan hak pada Buku Tanah dan Sertipikat.

3. Meneruskan dokumen kepada Petugas Pelaksana PPH dan PPAT.

Waktu : 3 Hari

10) Petugas Pelaksana PPH dan PPAT

1. Mencatat peralihan hak pada DI 208 (Daftar Penyelesaian Pekerjaan

Pendaftaran Tanah)

2. Mencantumkan nomor dan tanggal DI 208 pada Buku Tanah dan

Sertipikat.

3. Mencatat peralihan pada DI 307 (Daftar penghasilan negara).

4. Menginformasikan lepada Petugas Loket II untuk pencoretan DI 301

(Daftar permohonan Pekerjaan Pendaftaran Tanah) bahwa Sertipikat

selesai proses.
5. Menyerahkan dokumen dan mengembalikan Buku Tanah kepada petugas

Arsip.

6. Menyerahkan Sertipikat kepada Petugas Loket IV.

Waktu : 2 Hari

11) Petugas Arsip – warkah

1. Mencatat Pengembalian Buku Tanah.

2. Melakukan Pengarsipan dokumen.

Waktu : 1 Hari

12) Petugas Loket IV

1. Melakukan pencatatan pada DI 301A (Daftar permohonan pekerjaan

pendaftaran tanah).

2. Menyerahkan Sertipikat kepada Pemohon.

Waktu : 1 Hari

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pendaftaran peralihan

hak milik atas tanah karena hibah adalah 20 hari.

Mekanisme pendaftaran peralihan hak milik karena hibah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara masih mengacu pada Keputusan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tentang Standar Prosedur Operasi

Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional meskipun

terdapat perubahan struktur organisasi karena terbitnya Peraturan Menteri Negara

Agraria/Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor

Pertanahan Kabupaten/Kota yang menyebutkan bahwa kegiatan pendaftaran tanah


dilaksanakan pada seksi hak tanah dan pendaftaran tanah, yang sebelumnya

dilaksanakan pada seksi pengukuran dan pendaftaran tanah.

Tabel 1. Jumlah Kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak Atas Tanah

Karena Hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara

Tahun 2007 (Januari – Juni 2007)

No Bulan Jumlah Bidang

1 Januari 9

2 Pebruari 1

3 Maret 10

4 April 4

5 Mei 15

6 Juni 13

Jumlah 52

Sumber : Laporan Bulanan PPAT ( Lihat Lampiran 4 )

V. Studi Kasus

Pada penelitian kali ini penulis mengambil 2 contoh kasus atau

pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena hibah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara atas nama pemohon :

1) Supriono.

1. Supriono memperoleh Hak Milik Tanah Pertanian Seluas 3.365 m²

yang terletak di Blok: Rt.7 Desa Susukan atas nama Kiswanto alias

Kartotaruno ( Lihat Lampiran 5 ) berdasarkan Akta Hibah dari


PPAT Fransiskus Bektiono, S. H. tanggal 10-05-2007 (Lihat

Lampiran 6 ).

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemberi hibah yaitu bapak

Kiswanto alias Kartotaruno, agar tidak ada pihak lain yang merasa

dirugikan maka Kiswanto alias Kartotaruno melaksanakan hibah

tersebut harus mendapat persetujuan dari isterinya yang bernama

Purwati dan tanah yang dihibahkan tersebut tidak melebihi 1/3 (

satu pertiga harta pemberi hibah ). (Lihat Lampiran 7 )

3. Selain itu calon ahli waris dari Kiswanto alias Kartotaruno yang

bernama Edi Purwono, juga telah memberikan persetujuan.( Lihat

Lampiran 8 ).

4. Supriono dalam memohonkan tanahnya telah melengkapi

persyaratan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah, yaitu :

1) Surat Pengantar dari PPAT. (Lihat Lampiran 9 )

2) Surat Permohonan. (Lihat Lampiran 10 )

3) Sertipikat Asli.

4) Akta Hibah dari PPAT. (Lihat Lampiran 6 )

5) Bukti identitas diri pemegang hak (Lihat Lampiran 11 ),

penerima hak (Lihat Lampiran 12 ) dan atau kuasanya

(fotokopi KTP yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang).

6) Bukti pelunasan pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan. (Lihat Lampiran 13 )


7) SPPT PBB tahun berjalan atau tahun terakhir, kalau belum ada

SPPT perlu keterangan Lurah/Kepala Desa. ( Lihat Lampiran

14 )

8) Ijin Pemindahan Hak (Lihat Lampiran 15 )

2) Eni Anwarudin

1. Eni Anwarudin memperoleh Hak Milik Tanah Pertanian dengan

nomor 219/Penanggungan. Seluas 2.700 m² yang terletak di Desa

Penanggungan atas nama Sayudi berdasarkan Akta Hibah dari

PPAT Fransiskus Bektiono, S. H. tanggal 25-05-2007 (Lihat

Lampiran 16 ).

2. Agar tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan maka Sayudi

melaksanakan hibah tersebut harus mendapat persetujuan dari

isterinya yang bernama Mu’minah Mutia dan tanah yang

dihibahkan tersebut tidak melebihi 1/3 ( satu pertiga harta pemberi

hibah ). (Lihat Lampiran 17 )

3. Selain itu calon ahli waris dari Sayudi yang bernama Nurohman

Paimun, juga telah memberikan persetujuan. ( Lihat Lampiran 18).

4. Eni Anwarudin dalam memohonkan tanahnya telah melengkapi

persyaratan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah, yaitu :

1) Surat Pengantar dari PPAT. (Lihat Lampiran 19 )

2) Surat Permohonan.

3) Sertipikat Asli.

4) Akta Hibah dari PPAT. (Lihat Lampiran 16 )


5) Bukti identitas diri pemegang hak (Lihat Lampiran 20 ),

penerima hak (Lihat Lampiran 21 ) dan atau kuasanya

(fotokopi KTP yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang).

6) Bukti pelunasan pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan. (Lihat Lampiran 22 )

7) SPPT PBB tahun berjalan atau tahun terakhir, kalau belum ada

SPPT perlu keterangan Lurah/Kepala Desa. (Lihat Lampiran

23 )

8) Ijin Pemindahan Hak (Lihat Lampiran 24 )

Dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik atas tanah karena

hibah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara memiliki kesamaan yaitu

pemberian/hibah hak atas tanah dengan status hak milik yang diberikan

kepada anak kandungnya. Tanah tersebut merupakan tanah pertanian.

C. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam Pelaksanaan Pendaftaran

Peralihan Hak Milik Atas Tanah Karena Hibah di Kantor Pertanahan

Kabupaten Banjarnegara

Dalam pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Milik Hak Atas Tanah

karena Hibah pada Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara memang

dilaksanakan sesuai dengan prosedur namun dalam suatu kegiatan pasti tidak

selalu sempurna meskipun Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara sudah

didukung peralatan yang lengkap tetap tidak terlepas dari berbagai kendala-

kendala yang ada.


Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bambang

Susetyo, S. H. Selaku Kepala Sub Seksi Peralihan, Pembebanan Hak, dan

PPAT. Beliau menyatakan karena kegiatan Pendaftaran Peralihan Hak Atas

Tanah merupakan kegiatan Pendaftaran yang dalam kegiatannya terdapat

kegiatan pengukuran kendala yang dihadapi adalah dalam hal pengukuran.

Mengingat kegiatan pengukuran adalah kegiatan teknis maka kendala-kendala

tersebut juga bersifat teknis. Seperti medan yang jauh dan sulit sehingga

membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan gambar ukur dan hal

tersebut dapat berpengaruh terhadap proses pencatatan perubahan data fisik

pada buku tanah sehingga penerbitan sertipikat tidak tepat waktu.

Berdasarkan keterangan dari para petugas ukur yang memperoleh

banyak keluhan masyarakat ketika di lapangan, banyak sekali faktor yang

terjadi di dalam masyarakat yang membuat masyarakat enggan untuk

melakukan pendaftaran tanah antara lain :

1. Faktor Ekonomi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan fuad selaku masyarakat desa

gunung jati Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara yang

berprofesi sebagai buruh tani dan memiliki penghasilan Rp. 20.000,-/hari.

Fuad merasa tidak mampu untuk melakukan pendaftaran peralihan hak

dengan biaya lebih dari 3 juta rupiah (Lihat Lampiran 25).

Selain itu berdasarkan Keputusan Gubernur Jateng No 561.4/

78/2006 tertanggal 20 November 2006. Provinsi Jawa Tengah sudah

menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun 2007


pendapatan buruh pabrik atau karyawan swasta, untuk wilayah Kabupaten

Banjarnegara Rp. 510.000,-/bulan. Berdasarkan wawancara dengan Alek

Setyoko selaku karyawan pabrik di P.T. Serayu Makmur KayuIndo

Banjarnegara. Penghasilan perbulannya dirasa tidak cukup untuk

melaksanakan pendaftaran peralihan hak.

2. Faktor Sosial Budaya.

Nilai – nilai budaya dan Adat yang terus dipertahankan sehingga

mengesampingkan kesadaran hukum. Rasa saling percaya dalam

masyarakat dinilai sudah cukup sehingga tidak perlu dilakukan proses

hukum. Hingga saat ini masih ada masyarakat yang melakukan proses

penghibahan secara lisan dengan disaksikan aparat desa dan kerabat dekat

sebagai saksi dinilai sudah cukup sah meskipun tanpa bukti yang resmi

seperti akta PPAT.

3. Kurangnya Sosialisasi kepada Masyarakat

Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya

pendaftaran tanah untuk menjamin kepastian hukum mengenai

kepemilikan tanah. Hingga saat ini masih banyak terjadi kasus sengketa

tanah yang disebabkan karena tidak didaftarkannya tanah milik

masyarakat.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan Penelitian dan pembahasan diatas maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Mekanisme pendaftaran peralihan hak milik karena hibah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara masih mengacu pada Keputusan

Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tentang Standar Prosedur

Operasi Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan Badan Pertanahan

Nasional meskipun terdapat perubahan struktur organisasi karena terbitnya

Peraturan Menteri Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional Nomor 4

Tahun 2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

2. Dalam pelaksanaan pendaftaran peralihan hak milik karena hibah di

Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara masih terdapat kendala –

kendala yang terjadi, yaitu :

a. Pihak Kantor Pertanahan

Kegiatan pendaftaran peralihan hak atas tanah merupakan kegiatan

pendaftaran yang dalam kegiatannya terdapat kegiatan Pengukuran (Jika

atas permintaan pemohon atau karena perubahan data fisik yang

disebabkan pemecahan, pemisahan atau penggabungan). Dalam kegiatan

Pengukuran masih sering terjadi kendala. Mengingat kegiatan pengukuran


adalah kegiatan teknis maka kendala-kendala tersebut juga bersifat teknis.

Seperti medan yang jauh dan sulit sehingga membutuhkan waktu yang

lama dalam menyelesaikan Gambar Ukur dan hal tersebut dapat

berpengaruh dengan penerbitan Sertipikat yang tidak tepat waktu.

b. Pihak Masyarakat

Masih banyak masyarakat Kabupaten Banjarnegara yang masih

belum mendaftarkan tanahnya meski sudah dilakukan peralihan hak.

Meskipun banyak faktor yang membuat mereka tidak melakukan

Pendaftaran Tanah. Pada intinya kurangnya sosialisasi kepada masyarakat

mengenai betapa pentingnya Pendaftaran Tanah untuk menjamin kepastian

hukum mengenai kepemilikan tanah. Bahkan dalam melakukan peralihan

hak dengan hibah hanya dilakukan secara lisan tanpa bukti tertulis.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian masih terdapat kendala-kendala dalam

pelaksanaan Pendaftaran Peralihan Hak Milik Atas Tanah di Kantor

Pertanahan Kabupaten Banjarnegara, ada beberapa saran untuk mengatasi

kendala tersebut, yaitu :

1) Kepada Pemerintah dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten

Banjarnegara

a. Perlu perencanaan yang matang dan sistematis oleh petugas ukur

sebelum diadakan pengukuran di lapangan.


b. Diharapkan lebih meningkatkan lagi sosialisasi mengenai cara

mendaftarkan tanah dan arti pentingnya Pendaftaran Tanah,

dengan dituangkan dalam bahasa yang sederhana agar mudah

dipahami oleh masyarakat.

2) Masyarakat hendaknya dalam melakukan penghibahan tanahnya harus

dilakukan di depan PPAT, agar sah secara hukum dengan dibuat akta

PPAT.
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, Boedi, 2002. Hukum Agraria Indonesia : Himpunan Peraturan-


peraturan Hukum Tanah. Jakarta : Djambatan.

------ 2002. Hukum Agraria Indonesia : Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan
Pelaksanaanya. Jakarta : Djambatan.

Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang


Standar Prosedur Operasi Pengaturan Dan Pelayanan Di Lingkungan
Badan Pertanahan Nasional.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3


Tahun 1997 Tentang Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997.

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4


Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Peraturan Pemerintah RI No. 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak


Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Pejabat


Pembuat Akta Tanah.

Subekti, 1989. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta : Intermasa.

Subekti dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Jakarta :


Pradnya Paramita.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria.

You might also like