You are on page 1of 18

BAB III

PERCOBAAN 2

DIODA SEBAGAI PENYEARAH

3.1 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui karakteristik dioda sebagai penyearah.

2. Mengetahui jenis-jenis penyearah gelombang.

3. Mengetahui bentuk gelombang keluaran pada jenis-jenis gelombang

3.2 Dasar Teori

3.2.1 Dioda

Diode merupakan komponen elektronik yang dibuat dari bahan


semikonduktor ( silikon atau germanium) tipe p (lubang) dan tipe n (elektron
bebas) yang disatukan. Dioda memiliki dua kaki yaitu anoda yang dihubungkan
pada sumber tegangan positif dan katoda yang dihubungkan pada sumber negatif.
Arus listrik mengalir dari kaki anoda ke kaki katoda, atau dari semihantar p ke
semihantar n (forward bias). Bila kaki anoda dihubungkan sumber negatif dan
kaki katoda dihubungkan ke sumber positif (reverse bias) maka diode akan
memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus tidak bisa lewat. Dioda
memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja
tetapi disisi lain dioda juga dapat menahan arus yang berlawanan arah. Struktur
dioda adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor
dengan tipe P dan sisi yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus
hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Suatu sumber tegangan dengan polaritas seperti pada gambar 1.1 disebut
prategangan maju. Lubang dari tipe p melewati persambungan ke tipe n, dimana
lubang tersebut membentuk arus minoritas terinjeksikan. Dengan cara yang sama,
elektron akan melintasi persambungan menjadi arus minoritas yang diinjeksikan
ke dalam sisi p. Lubang-lubang bergerak dari sisi kiri ke kanan dalam arah arus
yang sama dengan arus elektron yang bergerak dari kanan ke kiri. Oleh karena itu,
arus yang melewati persambungan adalah jumlah dari arus minoritas lubang dan
elektron.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Karakteristik Dioda

Misalkan bahwa tegangan maju sebesar V dalam gambar 1.1 dinaikkan


sampai nilai V mendekati Vo. Seandainya V sama dengan Vo, maka barrier akan
hilang, dan arus menjadi besar sekali, dan melebihi nilai kemampuan dari dioda.
Maka dalam prakteknya, kita tidak akan dapat mengecikan barrier sampai dengan
nol, karena apabila arus dinaikkan tanpa batas, maka tahanan tubuh kristal dan
tahanan kontak-kontak ohmik akan membatasi arus tersebut. Disini, yang
dimaksud dengan kontak ohmik adalah potensial kontak lintas persambungan-
persambungan, yang besarnya tetap, serta tidak terpengaruh pada arah dan besar
arus. Oleh karena itu, tidak mungkin menganggap semua tegangan V akan muncul
sebagai perubahan lintas persambungan p-n. Maka dapat disimpulkan, bila nilai
tegangan maju V mendekati Vo, arus yang melalui dioda p-n yang sebenarnya akan
ditentukan oleh tahanan kontak ohmik dan tahanan tubuh kristal. Oleh karena itu,
karakteristik hubungan volt-ampere hampir menyerupai garis lurus.

Bila kaki anoda dihubungkan sumber negatif dan kaki katoda dihubungkan
ke sumber positif (reverse bias) maka diode akan memiliki hambatan yang sangat
besar sehingga arus tidak bisa lewat. Sehingga dioda hanya bisa dialiri arus listrik
bila dipasang pada kondisi forward bias ( hanya dari satu arah saja), oleh karena
itu, maka diode dipakai untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dioda di bawah ini.

Gambar 3.2 Penampang sebuah dioda

Di sekitar persambungan semihantar terdapat daerah transisi atau disebut


juga daerah muatan ruang. Di daerah transisi ini terdapat tembok potensial /
potential barrier (Vγ). Besarnya tembok potensial bergantung pada jenis semi
konduktor yang dipakai, untuk silikon (Si) mempunyai besar Vγ sebesar 0,7 volt
dan untuk germanium (Ge) mempunyai Vγ sebesar 0,3 volt. Pada kondisi forward
bias (dioda diberi tegangan maju) yaitu dimana anoda lebih positif dibandingkan
dengan katoda maka Vγ merendah sebaliknya jika diode diberi reverse bias (diode
diberi tegangan mundur) yaitu dimana katoda lebih positif daripada anoda maka
Vγ meninggi. Untuk tembok potensial meninggi maka tidak ada perpindahan
muatan atau besarnya arus adalah nol ( idealnya), namun praktisnya tetap ada arus
meskipun sangat kecil. Pada percobaan kali ini dioda dirangkai dengan resistor
dan dihubungkan pada sumber tegangan DC yang besarnya bervariasi dengan
diode pada posisi forward bias dan reverse bias. Arus yang mengalir pada diode
besarnya sama dengan arus yang mengalir pada resistor, karena pada rangkaian
listrik seri bahwa arus yang mengalir pada rangkaian besarnya sama.

Untuk operasi sinyal kecil, tahanan dinamik atau inkrimental r adalah suatu
parameter yang penting, dan didefinisikan sebagai kebalikan dari kemiringan

dV
karakteristik volt-ampere, r = . Untuk prategangan maju, besarnya adalah
dI
ηVt
r≈ . Tahanan dinamik berbanding terbalik dengan arus, pada temperature
I

26
kamar, untuk η = 1, r = , dimana I dalam mA, dan r dalam ohm. Untuk arus
I
maju 26 mA, tahanan dinamiknya sebesar 1Ω. Tahanan ohmik dari bahan
semikonduktor secara keseluruhan (di luar persambungan) mungkin mempunyai
orde besar yang sama atau lebih tinggi dari nilai ini. Walaupun r berubah dengan
arus dalam model sinyal kecil, tetap layak untuk menggunakan r sebagai suatu
tetapan.

Simbol dan struktur dioda

Gambar 3.3 Simbol dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan P-N dengan sedikit porsi


kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak
terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak
terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka.

3.2.2 Penyearah Setengah Gelombang Tanpa Kapasitor

Suatu alat, seperti dioda semikonduktor, yang dapat mengubah suatu bentuk
gelombang sinusoidal (yang nilai rata-ratanya sama dengan nol) menjadi bentuk
gelombang searah (walaupun tidak tetap) dengan komponen rata-rata tidak sama
dengan nol, disebut suatu penyearah. Rangkaian dasar dari penyearah setengah
gelombang diperlihatkan dalam gambar 2.2
Gambar 3.4 Rangkaian dasar suatu penyearah setengah gelombang

Gambar 3.5 Bentuk gelombang keluaran dari rangkaian penyearah


setengah gelombang

Oleh karena masukan dalam rangkaian penyearah masukan besarnya vi =


Vm sin ωt , mempunyai nilai puncak Vm yang sangat besar dibandingkan dengan

tegangan cut-in Vγ dari dioda, kita anggap dalam pembahasan ini bahwa Vγ = 0.
Dengan dioda dibayangkan sebagai tahanan Rf dalam keadaan ON dan sebagai
suatu hubung terbuka dalam keadaan OFF, arus i dalam dioda atau dalam beban
RL diberikan oleh i = Im sin α bila 0 ≤ α ≤ π

i=0 bila π ≤ α ≤ 2π

Vm
dimana α = ωt dan I m =
R f + RL

Im I m RL
maka besarnya Idc = dengan besarnya tegangan Vdc = I dc R L =
π π

Perubahan dari tegangan keluaran DC sebagai fungsi dari arus beban DC


disebut regulasi. Persentase regulasi didefinisikan sebagai

Vbebannol − Vbeban
Persentase regulasi = x100 %
Vbeban
indeks beban nol menunjuk pada arus nol, dan beban menunjukkan arus beban
normal. Untuk catu daya yang ideal, tegangan keluarannya tidak tergantung pada
beban (arus keluar) dan persentase regulasinya adalah nol.

3.2.3 Penyearah Setengah Gelombang dengan Kapasitor

Penyearahan gelombang seringkali dilakukan dengan menambahkan


kapasitor paralel dengan beban. Hal ini berdasarkan pada sifat kapasitor yang
menyimpan energi selama perioda penghantaran, dan memberikan energi ke
beban selama perioda tak menghantar. Dengan jalan ini, perioda arus melalui
beban diperpanjang dan riak-riak gelombang sangat diperkecil. Tegangan riak
didefinisikan sebagai penyimpangan tegangan beban dari tegangan DC rata-rata.

Suatu rangkaian penyearah setengah gelombang yang dipasangi kapasitor


diperlihatkan pada gambar berikut ini

Gambar 3.6 Rangkaian dasar Penyearah setengah gelombang dengan tapis


kapasitor
Gambar 3.7 Bentuk isyarat masukan, tegangan diode, tegangan keluaran,arus
beban dan arus diode pada penyearah setengah gelombang dengan
tapis kapasitor

Kita perhatikan gambar di atas. Misalnya pada saat awal tegangan pada
beban RL besarnya ∞. Kapasitor akan terisi sampai senilai dengan tegangan
keluaran maksimum transformator Vm. Selanjutnya kapasitor akan
mempertahankan potensial ini karena tidak ada lintasan yang memungkinkan
muatan ini untuk bocor, karena dioda tidak dapat meneruskan arus yang negatif.
Adanya kapasitor menyebabkan puncak tegangan balik naik, dari nilai tegangan
maksimum keluaran transformator, menjadi dua kali tegangan maksimum
keluaran transformator.

Sekarang, jika tegangan pada beban RL besarnya berhingga. Tanpa tapis


masuk kapasitor, tegangan beban dan arus beban dalam perioda penghantaran,
akan sinusoidal terhadap waktu. Memasukkan kapasitor dalam rangkaian akan
mengakibatkan pengisian kapasitor sejalan dengan tegangan yang diterapkan.
Karena dioda mengalirkan arus dalam arah negatif, maka kapasitor dikosongkan
melalui tahanan beban. Jelaslah disini kapasitor berfungsi sebagai switch yang
memungkinkan muatan mengalir ke dalam kapasitor, saat tegangan transformator
melebihi tegangan kapasitor, dan kemudian memutuskan sumber daya saat
tegangan dari transformator turun di bawah tegangan kapasitor.

3.2.4 Penyearah Gelombang Penuh Tanpa Kapasitor

Rangkaian dari suatu penyearah gelombang penuh diperlihatkan seperti pada


gambar berikut

Gambar 3.8 Rangkaian dasar suatu penyearah gelombang penuh


Gambar 3.9 Bentuk gelombang keluaran dari rangkaian penyearah
gelombang penuh

Rangkaian pada gambar 1.8 ini nampak seperti mengandung dua rangkaian
penyearah setengah gelombang yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga
penghantaran terjadi pada dioda satu (D1) selama setengah perioda, dan melalui
dioda lainnya (D2) selama setengah perioda berikutnya.

Nilai arus DC dan RMS dalam rangkaian penyearah gelombang penuh ini

2I m Im
diperoleh dengan rumus Idc = serta IRMS = . Sedangkan nilai dari
π 2

2I m RL
tegangan DC dalam rangkaian penyearah gelombang penuh adalah VDC =
π

Vm
dimana I m = dan Vm adalah puncak dari tegangan trafo sekunder dari
R f + RL

satu ujung ke tengah-tengah lilitannya.


3.2.5 Penyearah Gelombang Penuh dengan Kapasitor

Suatu rangkaian penyearah gelombang penuh yang dipasangi kapasitor


diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Gambar 3.10 Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh dengan kapasitor

Gambar 3.11 Pendekatan bentuk gelombang keluaran dari rangkaian penyearah


gelombang penuh dengan tambahan kapasitor
3.2.6 Jenis – Jenis Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dan


tegangan listrik untuk sementara waktu. Seperti juga halnya resistor, kapasitor
termasuk salah satu komponen pasif yang banyak digunakan dalam membuat
suatu rangkaian.
Dalam bidang elektronika, komponen kapasitor disebut juga kondensator.
Kapasitor sendiri berasal dari kata kapasitance (kapasitas), yang artinya adalah
untuk menyimpan arus listrik (didalam istilah elektronika disebut muatan listrik).
Jadi kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat diisi dengan muatan
listrik kemudian disimpan untuk sementara waktu, selanjutnya dikosongkan
melalui sebuah sistem atau dihubungkan ke bumi.
Seperti juga resistor, kapasitor mempunyai nilai satuan, yang dinyatakan
dengan FARAD (F). Nama farad diberikan sebagai penghargaan kepada
penciptanya yang bernama Michael Faraday. Satuan farad adalah satuan yang
sangat besar dan jarang digunakan dalam percobaan, biasanya digunakan satuan
farad tersebut dalam bentuk pecahan

• 1 farad (F) = 1000000 uF (mikro farad)


• 1 mikro farad (uF) = 1000 nF (nano farad)
• 1 nano farad (nF) = 1000 pF (piko farad)

Jenis-jenis kapasitor
Yang membedakan jenis kapasitor satu dengan yang lain adalah dielektrikumnya,
yaitu bahan dasar yang digunakan untuk membuat kapasitor tersebut. Antar lain :
a. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit pada umumnya dibuat dengan kapasitas yang besar
dan memiliki kehandalan yang tinggi serta awet dalam pemakaiannya. Kapasitor
jenis ini banyak dipergunakan dalam rangkaian catu daya (power supply).
Karakteristik utama adalah kapasitor ini memiliki perbedaan polaritas pada kedua
kakinya yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sehingga dalam
pemasangannya juga harus diperhatikan karena bila salah menempatkan kakinya
terbalik antara positif dengan negatif atau sebaliknya, maka kapasitor ini akan
rusak dan bahkan bisa meledak. Untuk membedakan polaritas kakinya biasanya
terdapat garis putus-putus atau strip pada bodi kapasitor, maka dapat dipastikan
bahwa kaki yang berada dibawah strip itu mempunyai polaritas negatif (-).
Besarnya nilai kapasitansi biasanya dituliskan dengan angka pada bodi transistor
tersebut.
b. Kapasitor tantalum
Merupakan jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya terbuat dari
material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya
dengan mencari tanda + atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini
menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif. Diharapkan berhati
– hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik
temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada kapasitor elektrolit yang terbuat
dari bahan alumunium dan kebanyakan digunakan untuk sistem yang
menggunakan sinyal analog.

c. Kapasitor Keramik
Pada umumnya kapasitor keramik memiliki bentuk bermacam-macam
seperti bentuk tabung, pelat, segi empat, dan lain-lain. Dalam pemakaiannya,
kapasitor keramik cukup stabil dan sangat cocok dipakai untuk rangkaian
frekiuensi tinggi yaitu untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi ke ground.
Kapasitor jenis ini tidak memiliki polaritas, sehingga dalam pemasangannya dapat
dibolak-balik, dan umumnya hanya tersedia dengan nilai kapasitansi yang sangat
kecil. Namun yang perlu diingat bahwa kapasitor ini mampu bekerja pada rate
tegangan dari mulai yang paling kecil sampai dengan batas 100 Volt. Nilai
kapasitansinya biasanya dituliskan dengan kode warna, namun ada kalanya
menggunakan angga-angka yang terdapat pada bodinya.

d. Multilayer Ceramic Capacitor


Bahan material untuk kapasitor ini sama dengan jenis kapasitor keramik,
bedanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya. Pada jenis ini
dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya disebut dengan layer
dengan ketebalan 10 s/d 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang
murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih
bagus daripada kapasitor keramik. Biasanya jenis ini baik digunakan untuk
melewatkan frekuensi tinggi ke tanah.
e. Polyester Film Capacitor
Dielektrik dari kapasitor ini terbuat dari polyester film. Mempunyai
arakteristik suhu yang lebih bagus dari semua jenis kapasitor diatas. Dapat
digunakan untuk frekuensi tinggi. Biasanya jenis ini digunakan untuk rangkaian
yang menggunakan frekuensi tinggi, dan rangkaian analog. Kapasitor ini biasanya
disebut mylar dan mempunyai toleransi sebesar ±5% sampai ±10%.

f. Polypropylene Capacitor
Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi dari polyester film
capacitor. Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini tidak akan berubah
apabila dirancang disuatu sistem dimana frekuensi yang melaluinya lebih kecil
atau sama dengan 100KHz. Pada gambar disamping ditunjukkan kapasitor
polypropylenedengan toleransi ±1%.

g. Kapasitor Mika
Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika
mempunyai tingkat kestabilan yang bagus, karena temperatur koefisiennya
rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor ini
digunakan untuk rangkaian resonansi, filter untuk frekuensi tinggi dan rangkaian
yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan
tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi.

h. Polystyrene Film Capacitor


Tipe ini tidak bisa digunakan untuk aplikasi yang menggunakan frekuensi
tinggi, karena konstruksinya yang sama seperti kapasitor elektrolit yaitu seperti
koil. Kapasitor ini baik untuk aplikasi pewaktu dan filter yang menggunakan
frekuensi beberapa ratus KHz. Komponen ini mempunyai 2 warna untuk
elektrodanya, yaitu: merah dan abu – abu. Untuk yang merah elektrodanya terbuat
dari tembaga sedangkan warna abu – abu terbuat dari kertas alumunium.

i. Electric Double Capacitor (Super Capacitor)


Jenis kapasitor ini bahan dielektriknya sama dengan kapasitor elektrolit.
Tetapi bedanya adalah ukuran kapasitornya lebih besar dibandingkan kapasitor
elektrolit yang telah dijelaskan di atas. Biasanya mempunyai satuan F. Gambar
bentuk fisiknya dapat dilihat di samping, pada gambar tersebut kapasitornya
memiliki ukuran 0.47F. Kapasitor ini biasanya digunakan untuk rangkaian power
supply.

j. Trimmer Kapasitor
Kapasitor jenis ini menggunakan keramik atau plastik sebagai bahan
dielektriknya. Nilai dari kapasitor dapat diubah – ubah dengan cara memutar
sekrup yang berada diatasnya. Didalam pemutaran diharapkan menggunakan
obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan efek kapasitansi antara obeng
dengan tangan.

k. Tuning Capacitor
Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya
banyak sekali digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis
dielektriknya menggunakan udara. Nilai kapasitansinya dapat dirubah dengan cara
memutar gagang yang terdapat pada badan kapasitor kekanan atau kekiri.

3.2.7 Kapasitor Sebagai Penyearah

Fungsi filter pada catu daya adalah sebagai penyaring arus ripple akibat
proses penyearahan yang masih terdapat arus AC. Filter yang umum dipakai
adalah filter dengan kapasitor. Filter ini mampu membentuk bentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa menjadi rata.

Filter tipe kapasitor menghasilkan tegangan keluaran DC yang sama


dengan nilai puncak tegangan rectifier. Tipe ini umum dipakai dalam system DC
power supply.

Prinsip filter kapasitor adalah proses pengisian dan pengosongan


kapasitor. Saat dioda forward, kapasitor terisi dan tegangannya sama dengan
periode ayunan tegangan sumber. Pengisian berlangsung sampai nilai maksimum,
pada saat itu tegangan C sama dengan Vp

Pada ayunan turun kearah reverse, kapasitor akan mengosongkan


muatannya. Jika tidak ada beban, maka nilainya konstan dan sama dengan Vp,
tetapi jika ada beban maka keluarannya (Vout) memliki sedikit ripple akibat
kondisi pengosongan. Untuk lebih jelas, mari kita lihat gambar berikut

Gambar 3.12 Penyearah dengan kapasitor

Kondisi tanpa beban

Kondisi berbeban

Gambar 1.13 Gelombang keluaran tanpa beban dan berbebas

Pada filter kapasitor perhitungan tegangan ripple :

dimana :

V R = tegangan ripple puncak ke I = arus beban DC


puncak
f = frekuensi ripple

C = kapasitor filter

3.2.8 Trafo CT (Center Tap)

Terdapat 2 jenis transformator yang dapat digunakan untuk menurunkan


tegangan AC dan salah satunya adalah trafo CT. Yang membedakan trafo CT ini
dengan trafo biasa adalah adanya titik center tap yang bersifat sebagai ground
pada lilitan sekunder trafo CT. Jika pada trafo biasa yang mempunyai spesifikasi
tegangan primer 220VAC dan rasio lilitan 10:1 maka akan menghasilkan
tegangan sekunder sebesar 22VAC pada kedua ujung lilitan sekundernya.

Titik center tap adalah titik tengah lilitan sekunder pada trafo CT yang
dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground. Jadi, apabila
terdapat 10 lilitan kawat pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan
ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar lilitan.

Tegangan sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini ada 2 macam,


mempunyai amplitudo yang sama namun saling berlawanan fasa, masing-masing
sebesar 11VAC atau setengah dari tegangan sekunder pada trafo biasa seperti
contoh diatas. Tegangan sekunder trafo CT ini diukur dari salah satu ujung lilitan
terhadap titik center tap-nya. Dalam perancangan sebuah power supply, jenis
transformator step down yang dipakai biasanya berhubungan dengan penentuan
jenis penyearah yang akan digunakan. Untuk jenis trafo biasa dibutuhkan
penyearah jembatan dioda (dioda bridge) yang dapat dibuat dari 4 dioda.
Sedangkan untuk jenis trafo CT hanya dibutuhkan penyearah dengan
menggunakan 2 dioda saja.
3.2.9 Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk


menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangandiantara kedua
salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit


elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Dalam rangkaian penyearah ini, resistor berfungsi sebagai pembagi tegangan yang
mengalir pada rangkaian tersebut.
3.3 Alat dan Bahan

1. Multimeter Digital DT 9205 A

2. Osiloskop KENWOOD 20 MHz CS-4125

3. Resistor 1000 Ω dan 2000 Ω

4. Trafo CT

5. Dioda

6. Kapasitor 100 µF, 33 µF, 22 µF

You might also like