Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN 2
3.2.1 Dioda
Suatu sumber tegangan dengan polaritas seperti pada gambar 1.1 disebut
prategangan maju. Lubang dari tipe p melewati persambungan ke tipe n, dimana
lubang tersebut membentuk arus minoritas terinjeksikan. Dengan cara yang sama,
elektron akan melintasi persambungan menjadi arus minoritas yang diinjeksikan
ke dalam sisi p. Lubang-lubang bergerak dari sisi kiri ke kanan dalam arah arus
yang sama dengan arus elektron yang bergerak dari kanan ke kiri. Oleh karena itu,
arus yang melewati persambungan adalah jumlah dari arus minoritas lubang dan
elektron.
Bila kaki anoda dihubungkan sumber negatif dan kaki katoda dihubungkan
ke sumber positif (reverse bias) maka diode akan memiliki hambatan yang sangat
besar sehingga arus tidak bisa lewat. Sehingga dioda hanya bisa dialiri arus listrik
bila dipasang pada kondisi forward bias ( hanya dari satu arah saja), oleh karena
itu, maka diode dipakai untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar dioda di bawah ini.
Untuk operasi sinyal kecil, tahanan dinamik atau inkrimental r adalah suatu
parameter yang penting, dan didefinisikan sebagai kebalikan dari kemiringan
dV
karakteristik volt-ampere, r = . Untuk prategangan maju, besarnya adalah
dI
ηVt
r≈ . Tahanan dinamik berbanding terbalik dengan arus, pada temperature
I
26
kamar, untuk η = 1, r = , dimana I dalam mA, dan r dalam ohm. Untuk arus
I
maju 26 mA, tahanan dinamiknya sebesar 1Ω. Tahanan ohmik dari bahan
semikonduktor secara keseluruhan (di luar persambungan) mungkin mempunyai
orde besar yang sama atau lebih tinggi dari nilai ini. Walaupun r berubah dengan
arus dalam model sinyal kecil, tetap layak untuk menggunakan r sebagai suatu
tetapan.
Suatu alat, seperti dioda semikonduktor, yang dapat mengubah suatu bentuk
gelombang sinusoidal (yang nilai rata-ratanya sama dengan nol) menjadi bentuk
gelombang searah (walaupun tidak tetap) dengan komponen rata-rata tidak sama
dengan nol, disebut suatu penyearah. Rangkaian dasar dari penyearah setengah
gelombang diperlihatkan dalam gambar 2.2
Gambar 3.4 Rangkaian dasar suatu penyearah setengah gelombang
tegangan cut-in Vγ dari dioda, kita anggap dalam pembahasan ini bahwa Vγ = 0.
Dengan dioda dibayangkan sebagai tahanan Rf dalam keadaan ON dan sebagai
suatu hubung terbuka dalam keadaan OFF, arus i dalam dioda atau dalam beban
RL diberikan oleh i = Im sin α bila 0 ≤ α ≤ π
i=0 bila π ≤ α ≤ 2π
Vm
dimana α = ωt dan I m =
R f + RL
Im I m RL
maka besarnya Idc = dengan besarnya tegangan Vdc = I dc R L =
π π
Vbebannol − Vbeban
Persentase regulasi = x100 %
Vbeban
indeks beban nol menunjuk pada arus nol, dan beban menunjukkan arus beban
normal. Untuk catu daya yang ideal, tegangan keluarannya tidak tergantung pada
beban (arus keluar) dan persentase regulasinya adalah nol.
Kita perhatikan gambar di atas. Misalnya pada saat awal tegangan pada
beban RL besarnya ∞. Kapasitor akan terisi sampai senilai dengan tegangan
keluaran maksimum transformator Vm. Selanjutnya kapasitor akan
mempertahankan potensial ini karena tidak ada lintasan yang memungkinkan
muatan ini untuk bocor, karena dioda tidak dapat meneruskan arus yang negatif.
Adanya kapasitor menyebabkan puncak tegangan balik naik, dari nilai tegangan
maksimum keluaran transformator, menjadi dua kali tegangan maksimum
keluaran transformator.
Rangkaian pada gambar 1.8 ini nampak seperti mengandung dua rangkaian
penyearah setengah gelombang yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga
penghantaran terjadi pada dioda satu (D1) selama setengah perioda, dan melalui
dioda lainnya (D2) selama setengah perioda berikutnya.
Nilai arus DC dan RMS dalam rangkaian penyearah gelombang penuh ini
2I m Im
diperoleh dengan rumus Idc = serta IRMS = . Sedangkan nilai dari
π 2
2I m RL
tegangan DC dalam rangkaian penyearah gelombang penuh adalah VDC =
π
Vm
dimana I m = dan Vm adalah puncak dari tegangan trafo sekunder dari
R f + RL
Jenis-jenis kapasitor
Yang membedakan jenis kapasitor satu dengan yang lain adalah dielektrikumnya,
yaitu bahan dasar yang digunakan untuk membuat kapasitor tersebut. Antar lain :
a. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit pada umumnya dibuat dengan kapasitas yang besar
dan memiliki kehandalan yang tinggi serta awet dalam pemakaiannya. Kapasitor
jenis ini banyak dipergunakan dalam rangkaian catu daya (power supply).
Karakteristik utama adalah kapasitor ini memiliki perbedaan polaritas pada kedua
kakinya yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sehingga dalam
pemasangannya juga harus diperhatikan karena bila salah menempatkan kakinya
terbalik antara positif dengan negatif atau sebaliknya, maka kapasitor ini akan
rusak dan bahkan bisa meledak. Untuk membedakan polaritas kakinya biasanya
terdapat garis putus-putus atau strip pada bodi kapasitor, maka dapat dipastikan
bahwa kaki yang berada dibawah strip itu mempunyai polaritas negatif (-).
Besarnya nilai kapasitansi biasanya dituliskan dengan angka pada bodi transistor
tersebut.
b. Kapasitor tantalum
Merupakan jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya terbuat dari
material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya
dengan mencari tanda + atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini
menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif. Diharapkan berhati
– hati di dalam pemasangan komponen karena tidak boleh terbalik. Karakteristik
temperatur dan frekuensi lebih bagus daripada kapasitor elektrolit yang terbuat
dari bahan alumunium dan kebanyakan digunakan untuk sistem yang
menggunakan sinyal analog.
c. Kapasitor Keramik
Pada umumnya kapasitor keramik memiliki bentuk bermacam-macam
seperti bentuk tabung, pelat, segi empat, dan lain-lain. Dalam pemakaiannya,
kapasitor keramik cukup stabil dan sangat cocok dipakai untuk rangkaian
frekiuensi tinggi yaitu untuk melewatkan sinyal frekuensi tinggi ke ground.
Kapasitor jenis ini tidak memiliki polaritas, sehingga dalam pemasangannya dapat
dibolak-balik, dan umumnya hanya tersedia dengan nilai kapasitansi yang sangat
kecil. Namun yang perlu diingat bahwa kapasitor ini mampu bekerja pada rate
tegangan dari mulai yang paling kecil sampai dengan batas 100 Volt. Nilai
kapasitansinya biasanya dituliskan dengan kode warna, namun ada kalanya
menggunakan angga-angka yang terdapat pada bodinya.
f. Polypropylene Capacitor
Kapasitor ini memiliki nilai toleransi yang lebih tinggi dari polyester film
capacitor. Pada umumnya nilai kapasitansi dari komponen ini tidak akan berubah
apabila dirancang disuatu sistem dimana frekuensi yang melaluinya lebih kecil
atau sama dengan 100KHz. Pada gambar disamping ditunjukkan kapasitor
polypropylenedengan toleransi ±1%.
g. Kapasitor Mika
Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor mika
mempunyai tingkat kestabilan yang bagus, karena temperatur koefisiennya
rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor ini
digunakan untuk rangkaian resonansi, filter untuk frekuensi tinggi dan rangkaian
yang menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan
tabung transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi.
j. Trimmer Kapasitor
Kapasitor jenis ini menggunakan keramik atau plastik sebagai bahan
dielektriknya. Nilai dari kapasitor dapat diubah – ubah dengan cara memutar
sekrup yang berada diatasnya. Didalam pemutaran diharapkan menggunakan
obeng yang khusus, agar tidak menimbulkan efek kapasitansi antara obeng
dengan tangan.
k. Tuning Capacitor
Kapasitor ini dinegara Jepang disebut sebagai “Varicons”, biasanya
banyak sekali digunakan sebagai pemilih gelombang pada radio. Jenis
dielektriknya menggunakan udara. Nilai kapasitansinya dapat dirubah dengan cara
memutar gagang yang terdapat pada badan kapasitor kekanan atau kekiri.
Fungsi filter pada catu daya adalah sebagai penyaring arus ripple akibat
proses penyearahan yang masih terdapat arus AC. Filter yang umum dipakai
adalah filter dengan kapasitor. Filter ini mampu membentuk bentuk gelombang
tegangan keluarnya bisa menjadi rata.
Kondisi berbeban
dimana :
C = kapasitor filter
Titik center tap adalah titik tengah lilitan sekunder pada trafo CT yang
dihubungkan keluar lilitan dan bersifat sebagai sebagai ground. Jadi, apabila
terdapat 10 lilitan kawat pada bagian sekundernya maka diantara lilitan ke-5 dan
ke-6 dihubungkan pada sebuah kawat yang terhubung keluar lilitan.
4. Trafo CT
5. Dioda