Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Audit quality is defined as the probability that the auditor will both discover and
report a breach in the clients’ accounting system (De Angelo,1981).
Determinants of Audit Quality in the Public Sector are number of years the
auditor has audited the client (Tenure), number of client audited by the auditor,
the size and financial helath of the client, auditor work will be subject to review
by third parties, eficient independent auditor, level of audit fees and level of plan
audit quality. And characteristic to improve audit quality are improve auditor
experience, education, professionalism, understanding internal control client, a
good planning of audit work, and VFM audit work.
A. PENDAHULUAN
1. Governing bodies,
2. Investors and creditors,
3. Resource providers,
4. Oversight bodies,
5. Constituents.
yang disajikan dalam laporan keuangan harus diperiksa oleh auditor yang
independen. Dan pada era transparan dan terbuka saat ini, menuntut auditor untuk
mendasarkan pada kode etik dan standard profesi. Kontribusi audit adalah untuk
apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil operasi
yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam bentuk yang
Pada sektor publik, pemeriksaan biasanya dilakukan oleh BPKP atau oleh
akuntan tersebut diatur oleh standar profesional dan kode etik profesi. Dalam
pasal 1 ayat (2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan: bahwa setiap
pribadinya. Dengan adanya kode etik ini, masyarakat akan dapat menilai sejauh
mana seorang auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah
Dalam sektor publik ini pengaruh hukum pada praktik audit lebih besar, sehingga
auditing pada sektor publik ini menempatkan seorang auditor minimal didasarkan
pada audit keuangan dan regularitas, dan lebih jauh pada penilaian value for
money. Jadi audit pada sektor publik (pemerintahan) adalah bertujuan untuk
Walaupun sudah ada standar dan kode etik profesi, tapi masih sering
mulai menyangsikan komitmen auditor terhadap kode etik profesinya. Jika kode
etik dan standar dijalankan dengan benar dan konsisten, maka kasus-kasus
4
dituntut untuk bertindak secara profesional dan mentaati standar pemeriksaan dan
aturan perilaku pemeriksaan yang telah ditetapkan, agar kualitas audit dapat
Menurut Hunt & Vitell [1986, dalam Khomsiyah & Nur Indriantoro
(1998)], bahwa kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka
akan adanya masalah etika dalam profesinya, sangat dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat yang pasif, sistem pengawasan yang masih lemah dari organisasi
profesi auditor terhadap anggotanya, kerjasama yang tidak sehat antara BPKP
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada sektor publik
audit ini. [Gauthier, 1991; Aldhizer III, 1995; Raman and Wilson,1994; Deis and
Giroux, 1992; dan lain-lain]. Pada artikel ini saya mencoba mengambil intisari
intisari beberapa hasil penelitian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kualitas
dengan ukuran auditor, kualitas audit sektor swasta, kualitas audit sektor
publik, perbandingan kualitas audit pada sektor publik dan sektor swasta, faktor-
Barlev (1974); Nichols & Price (1976) umumnya mengasumsikan bahwa auditor
Ukuran perusahaan audit menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari
jumlah klien dan prosentase dari audit fees dalam usaha mempertahankan
ukuran perusahaan audit adalah jumlah klien. Perusahaan audit yang besar
audit yang kecil. Karena perusahaan audit yang besar jika tidak memberikan
kualitas audit yang tinggi akan kehilangan reputasinya, dan jika ini terjadi
maka dia akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan kehilangan klien.
2. Libby (1979) melaporkan bukti bahwa bank loan officers menganggap bahwa
antara the big eight group dan non the big eight.
secara signifikan berbeda antara perusahaan audit yang besar dan kecil.
4. Lennox (1999), menyatakan bahwa perusahaan audit yang besar lebih mampu
5. Dye (1993) Auditor yang mempunyai kekayaan atau asset yang lebih besar
yang memiliki kekayaan lebih besar (deeper pockets) adalah audit size firms
yang besar.
hubungan yang positip antara auditor size dan audit quality, dimana Auditor size
dari beberapa penelitian tersebut dinyatakan sebagai auditor yang memiliki klien
yang lebih banyak dan mempunyai kekayaan yang lebih besar (deeper pockets)
audit (KAP) belum dapat dilihat dengan jelas, selain belum ada penelitian yang
dilakukan juga pasar untuk perusahaan audit belum mencerminkan pasar yang
kompetitif. Pada sektor publik, audit biasanya dilakukan oleh BPKP, audit akan
dilakukan oleh perusahaan audit (KAP), jika pemeriksaan tersebut diminta oleh
BPKP. Sehingga pada sektor publik ini di Indonesia masih belum mencerminkan
adanya hubungan antara kualitas audit tersebut dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP).
1. Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit
secara keseluruhan.
Secara teknik audit sektor publik adalah sama saja dengan audit pada
sektor swasta. Mungkin yang membedakan adalah pada pengaruh politik negara
audit pada sektor publik ini, adalah dalam rangka pemberian pelayanan publik
secara ekonomis, efisien dan efektif. Dan sebagai konsekuensi logis dari adanya
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam menggunakan dana, baik yang
berasal dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah daerah itu sendiri.
pemerintah pusat. Pengertian audit menurut Malan (1984) adalah suatu proses
mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaian dengan standar
pemakai.
keuangan dijalankan dengan baik, apakah pelaporan keuangan dari suatu audit
entity disajikan secara wajar dan apakah entity tersebut telah mentaati hukum
mencapai kualitas audit yang baik. Dan berdasarkan beberapa pendapat dapat
dianggap bahwa kualitas audit yang baik itu adalah pelaksanaan audit yang
mendasarkan pada pelaksanaan Value For Money (VFM) audit yang dilakukan
lembaga sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen dasar yaitu ekonomi,
bahwa kualitas audit pada sektor publik, didasarkan pada Quality Control
Reviews yang dilakukan oleh Regional Inspector Generals (RIGs) adalah lebih
rendah dibandingkan dengan kualitas audit pada sektor swasta (private sector),
didasarkan pada Peer Review untuk anggota dari SEC Practice Section of the
Brown & Reghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk yang
rendah Tetapi hasil temuan tersebut masih perlu dilakukan pengujian kembali,
yang sama jika dilakukan pada lingkungan yang berbeda (misalnya lingkungan
1. Tipe perusahaan audit dan yang diaudit (Auditor firm & Auditee) yang
berbeda
program peer review untuk anggota SECPS menurut Randal J.Elder (1997).
(Elder,1997) :
kegiatan
kualitas audit dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kualitas audit
auditor atau pemeriksa (dalam hal ini di Indonesia adalah BPKP) dapat
instansi atau pemerintah (baik pusat maupun daerah). Probabilitas dari temuan
umumnya diasumsikan oleh peneliti adalah positip dan tetap dengan anggapan
bahwa semua auditor mempunyai kemampuan teknis dan independen, dan ini
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux (1992)
Independen CPA firm di Texas pada Audits of Independen School District. Study
melalui pengukuran langsung secara relatif atas kualitas audit. Deis & Giroux
menjelaskan adanya dua variabel yang mempengaruhi kualitas audit, dari dua
bahwa semakin lama dia telah melakukan audit, maka kualitas audit yang
tantangan dan prosedur audit yang dilakukan kurang inovatif atau mungkin
2. Jumlah klien. Peneliti berasumsi bahwa semakin banyak jumlah klien maka
kualitas audit akan semakin baik. Karena auditor dengan jumlah klien yang
3. Ukuran dan kekayaan atau kesehatan keuangan klien juga berkorelasi dengan
asumsi bahwa semakin sehat keuangan klien, maka ada kecendrungan klien
auditor untuk bertahan dari tekanan klien adalah tergantung pada kontrak
dapat mendeteksi kualitas yang buruk, (c) figur dan visibility untuk
4. Kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil
dilakukan oleh Clive S.Lennox (1999), Nichols & Smith (1983), Eichenseher et
al (1989), Francis & Wilson (1988), Johnson & Lys (1990), Defond (1992), Firth
& Smith (1992) dan banyak lagi, pada intinya para peneliti tersebut menyatakan
audit yang besar akan menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
Berdasarkan hasil penelitian Ramy Elitzur & Haim Falk (1996) menyatakan
bahwa :
kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan independen auditor yang
kurang efisien
2. Audit fees yang lebih tinggi akan merencanakan audit kualitas yang lebih
3. Tingkat kualitas audit yang telah direncakan akan mengurangi over time
dalam pemeriksaan.
1. Tenure
2. Jumlah klien
4. Adanya pihak ketiga yang akan melakukan review atas laporan audit.
Kualitas audit dinilai melalui sejumlah unit standardisasi dari bukti audit
yang diperoleh oleh auditor eksternal, dan kegagalan audit dinyatakan juga
Untuk meningkatkan kualitas audit maka kita harus memperhatikan beberapa hal
seperti:
komputer.
Oleh karena itu para praktisi audit harus mengerti dengan baik apa yang membuat
suatu audit itu berkualitas. Dan berdasarkan hasil survey dari 93 audit pemerintah
yang dilakukan oleh American Institute of CPAs Federal assistance audit quality
audit. Dari atribut tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan
7. The time needed to complete the audit (firm beginning of fieldwork to the
audit report date).
melaksanakan audit.
digunakan.
dilaksanakan di lapangan.
untuk dapat membuat perencanaan audit, menentukan sifat, saat dan lingkup
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Dan
8. Pada sektor publik melakukan VFM audit, yaitu melakukan audit kinerja yang
mencakup:
program yang diinginkan atau manfaat yang telah ditetapkan oleh undang-
program/kegiatan.
H. KESIMPULAN
20
dalam laporan audit tergantung pada independensi auditor dalam menjaga sikap
mentalnya.
kualitas audit pada sektor swasta. Rendahnya kualits audit pada auditor
tipe auditor firm dan auditee yang berbeda, (2) sifat industri dan proses audit
yang berbeda, (3) tipe kualitas yang melakukan review, dan (4) metode pemilihan
audit adalah : (1) Tenure yaitu lamanya waktu (jumlah tahun) auditor tersebut
telah melakukan pemeriksaan suatu unit atau instansi, (2) Jumlah klien, (3) Size
dan kesehatan kuangan klien, (4) Adanya pihak ketiga yang akan melakukan
review atas laporan audit, (5) Independen auditor yang efisien, (6) level of audit
seksama, (4) Melakukan perencanaan pekerjaan audit dengan baik, (5) memahami
struktur pengendalian intern klien dengan baik, (6) memperoleh bukti audit yang
cukup dan kompeten, (7) Membuat laporan audit yang sesuai dengan kondisi
klien atau sesuai dengan hasil temuan, (8) melakukan VFM audit.
REFERENSI
DeAngelo,L.E, 1981, Auditor Size and audit quality. Journal of Accounting &
Economics
Deis, Donald R. Jr & Gary A.Giroux, 1992. Determinants of Audit Quality in the
Public Sector, The Accounting Review, Vol 67, No.3.
Dye,R, 1993. Auditing Standards, Legal Liability and Auditor Wealth, Journal of
Political Economy, Vol.101.
Elitzur Ramy & Haim Failk, 1996. Planned Audit Quality. Journal of Accounting
& Public Policy, 15.247-269. North Holland.
Mardiasmo, 2000. Value For Money Audit Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah
Sebagai Upaya Memperkuat Akuntabilitas Publik. Bahan Seminar
Strategi Pemeriksaan Keuangan Daerah yang Ekonomis, Efisien &
Efektif dalam Rangak pelaksanaan Otonomi Daerah, Yogyakarta.
Nichols,D.R & K.H.Price, 1976: The Auditor Firm Conflict: An Analysis using
concepts of exchange theory. The Accounting Review. Vol.51
Whitaker Anne & Peter Western, 1985. Quality Control of The Audit. Current
Issued Auditing. Edited by David Kent, Michael Sherer & Stuart Turkey.
Harper & Row Publishers. London