You are on page 1of 6

Tumor Paru

1. Pengertian

a. Tumor adalah pembengkakan, tumor ganas dan tumor jinak.


b. Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal.
c. Tumor adalah benjolan-benjolan berbentuk bulat atau berbenjol-benjol terdapat pada
organ, berbatas tegas dengan konsistensi yang kenyal
d. Tumor terjadi dengan adanya masa laten yang sangat panjang dengan titik mulai yang
tidak teridentifikasi.

2. Anatomi fisiologi

a) Anatomi saluran pernafasan


Saluran pernafasan dimulai dari hidung, nasofaring, mulut, orofaring, laring, trachea,
bronkhus kiri dan kanan, bronkhiolus dan alveolus.
Paru – paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam
rongga dada atau thoraks kedua paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang berisi jantung
dan beberapa pembuluh darah besar. Paru kanan lebih besar dari paru kiri.
b) Fisiologi
Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan letaknya di dalam
rongga dada atau toraks. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang berisi
jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas
paru-paru) dan basis. Pembuluh darah paru-paru dan bronkial, saraf dan pembuluh limfe
memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru-paru. Paru-paru kanan
lebih besar daripada paru-paru kiri dan dibagi menjadi tiga lobus oleh fisura interlobaris. Paru-
paru kiri dibagi menjadi dua lobus.
Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya. Paru-paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru-paru kiri dibagi menjadi
9 segmen. Proses patologis seperti atelektasis dan pneumonia seringkali hanya terbatas pada satu
lobus dan segmen saja. Karena itu pengetahuan tentang anatomi segmen-segmen paru penting
sekali, tidak hanya untuk ahli radiologi, bronkoskopi dan ahli bedah toraks, tetapi juga bagi
perawat dan ahli terapi pernapasan, perlu mengetahui dengan tepat letak lesi agar dapat
menerapkan keahlian mereka sebagaimana mestinya.
Suatu lapisan tipis yang kontinu mengandung kolagen dan jaringan elastis, dikenal
sebagai pleura, melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap paru-paru
(pleura viseralis). Di antara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan tipis cairan
pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan dan
untuk mencegah pemisahan toraks dan paru-paru, yang dapat dianalogkan seperti dua buah kaca
objek akan saling melekat jika ada air. Kedua kaca objek tersebut dapat bergeseran satu dengan
yang lain tetapi keduanya sulit untuk dipisahkan. Jalan napas yang menghantarkan udara ke
paru-paru adalah :
1) Hidung
2) Pharynx
3) Larynx
4) Trachea
5) Bronchus dan bronchiolus.
Saluran pernafasan dari hidung sampai ke bronchiolus dilapisi oleh membran mukosa bersilia,
ketika udara masuk melalui rongga hidung, maka dari itu ; disaring, dihangatkan, dilembabkan.
Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
toraks bertingkat, bersilia, dan bersel goblet. Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan mukus yang
disekresi oleh sel goblek dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring
oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan partikel yang halus akan
terjerat dalam lapisan mukus. Gerakan silia mendorong lapisan mukus ke posterior di dalam
rongga hidung, dan ke superior dalam sistem pernapasan bagian bawah menuju ke faring. Dari
sinilah lapisan mukus akan tertelan atau di batukkan keluar.
Air untuk kelembaban diberikan untuk lapisan mukus, sedangkan panas yang disuplay ke
udara inspirasi berasal dari jaringan di bawahnya yang kaya akan pembuluh darah.
Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedimikian rupa sehingga bila udara mencapai faring
hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya mencapai 100 %.
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Larynx merupakan rangkaian cincin
tulang rawan yang dihubungkan untuk otot dan mengandung pita suara. Di antara pita suara
terdapat ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trachea dan dinamakan glotis. Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Meskipun laring merupakan dianggap berhubungan fungsi, tetapi fungsinya sebagai organ
pelindung jauh lebih penting. Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glotis dan
fungsi seperti pintu pada aditus laring dan epiglotis yang berbentuk daun, berperan untuk
mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus. Namun jika benda asing masih
mampu masuk melalui glotis, maka laring yang mempunyai fungsi batuk akan membantu
menghalau benda asing dan sekret keluar dari saluran pernapasan bagian bawah.
Trachea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentu seperti sepatu 5 inchi. Struktur
trachea dan bronchuskuda yang panjangnya dianalogkan dengan sebuah pohon, dan oleh
karena itu dinamakan pohon tracheal bronchial.
Tempat percabangan trachea menjadi cabang utama bronchus kiri dan cabang utama
bronchus kanan dinamakan Karina. Karena banyak mengandung saraf dan dapat menimbulkan
broncho spasme hebat dan batuk, kalau saraf-saraf terangsang. Cabang utama bronchus kanan
dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih pendek lebih besar dan merupakan lanjutan trachea,
yang arahnya hampir vertikal. Baliknya bronchus kiri lebih panjang, lebih sempit dan merupakan
lanjutan trachea yang dengan sudut yang lebih paten, yang mudah masuk ke cabang utama
bronchus kanan kalau udara tidak tertahan pada mulut atau hidung. Kalau udara salah jalan,
maka tidak masuk ke dalam paru-paru kiri, sehingga paru-paru akan kolaps.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi segumen
bronchus. Percabangan ini terus menerus sampai pada cabang terkecil yang dinamakan
bronchioulus terminalis yang merupakan cabang saluran udara terkecil yang mengandung
alveolus.
Semua saluran udara di bawah tingkat bronchiolus terminalis disbut saluran penghantar
udara ke tempat pertukaran gas-gas di luar bronchiolus terminalis. Terdapat asinus yang
merupakan unit fungsional paru-paru tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronchiulus
respiratorius yang kadang-kadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli yang berhasil dari
dinding mereka, puletus alviolaris yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan saccus alveolus
hanya mempunyai satu lapisan sel saja yang tebal garis tengahnya lebih kecil dibandingkan
dengan tebal garis tengah sel darah merah. Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta
alveolus dengan luas permukaan seluas lapangan tenis. Tetapi alveolus dilapisi oleh zat
lipoprotein yang dinamakan surfakton, yang dapat mengurangi tegangan permukaan dan
mengurangi resistensi terhadap pengembangan inspirasi, mencegah kolaps pada alveolus pada
waktu ekspirasi.
Paru-paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut yang terletak di dalam rongga
thoraks. Setiap paru-paru mempunyai apex dan basic. Pembuluh darah paru-paru dan bronchial,
syaraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru-paru. Pleura ada 2 macam yaitu pleura parietal yang melapisi rongga dada/thoraks dan
pleura viceralis yang menutupi setiap paru. Diantara pleura parietal dan pleura viceral, terdapat
cairan pleura seperti selaput tipis yang memungkinkan kedua permukaan tersebut bergesekan
satu sama lain selama respirasi, dan mencegah pemisahan thoraks dan paru-paru. Paru-paru
mempunyai 2 sumber suplai darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi
bronchialis menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan
mengeluarkan darah vena campuran ke paru-paru di mana darah itu mengambil bagian dalam
pertukaran gas.
2. Etiologi
Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab tumor adalah :
a. Penyebab kimiawi.
Di berbagai negara ditemukan banyak tumor kulit pada pekerja pembersih cerobong asap.
Zat yang mengandung karbon dianggap sebagai penyebabnya.
b. Faktor genetik (biomolekuler)
Golongan darah A lebih tinggi 20 % berisiko menderita kanker/tumor pada lambung dari
pada golongan darah O. Selain itu perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi
dalam gen normal dan pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan
tumor.
c. Faktor fisik
Secara fisik, tumor berkaitan dengan trauma/pukulan berulang-ulang baik trauma fisik
maupun penyinaran. Penyinaran bisa berupa sinar ultraviolet yang berasal ari sinar
matahari maupun sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom.
d. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh jamur pada
kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
e. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus. Pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor dengan ditemukannya
hubungan virus dengan penyakit tumor pada binatang percobaan. Namun ternyata konsep
itu tidak berkembang lanjut pada manusia.
f. Faktor hormon.
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan kepastian peranannya
belum jelas. Pengaruh hormone dalam pertumbuhan tumor bisa dilihat pada organ yang
banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut.
3. Klasifikasi Tumor
Tumor secara umum dibedakan atas tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).
Perbedaan keduanya dapat dituliskan sebagai berikut :
Tumor Benigna Tumor Maligna
1. Sering disebut tumor
2. Tidak menyebar
3. Tidak mengancam hidup
4. Dapat dioperasi dengan baik
5. Pertumbuhannya lambat
6. Beberapa gambaran mitosis
7. Tumbuh ekspansif
8. Encapsulation biasanya ada
1. Disebut kanker
2. Sering metastasis
3. Kematian tinggi
4. Sulit dioperasi
5. Tumbuh cepat
6. Banyak gambaran mitosis
7. Tumbuh infiltratif
8. Psudoencapsulation
4. Insiden
Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari Tumor Paru dan
bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah insiden dan
prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australasia, dan Timur Jauh berada pada tingkat pertama
dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian mencapai lebih dari 580 ribu
orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di dunia kedokteran. Kanker
paru sulit terdeteksi dan tanpa gejala pada tahap awal. Sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan tumbuhnya tumor yang
menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana mestinya. Besarnya ukuran paru-
paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak terdeteksi dan tanpa gejala. penyakit ini
baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai stadium lanjut.
Tingkatan
Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru-paru dan dikelilingi oleh jaringan paru-
paru.
Stadium II Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening.
Stadium III Kanker telah menyebar keluar paru-paru.
Stadium III a Kanker dapat dicabut dengan operasi bedah.
Stadium III b Kanker tidak dapat dicabut dengan operasi bedah.
Stadium IV Kanker telah menyebar dari tempat pertumbuhan awal ke bagian tubuh lainnya.
Kondisi ini dinamai metastase.
Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih dari 70
% kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (stadium IIIb atau IV) sehingga hanya
5 % penderita yang bisa bertahan hidup hingga 5 tahun setelah dinyatakan positif.
5. Patofisiologi
Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan,
faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan risiko terjadi tumor. Permulaan
terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat initiation yang merangsang permulaan
terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk
memici timbulnya penyakit tumor.
Initiati agent biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan
beraksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetic (DNA). Keadaan
selanjutnya akibat keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan
terbentuknya formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan sampai tahunan.
6. Manifestasi Klinik
Secara umum manifestasi klinik pada penderita tumor yaitu :
a. Terdapat lesi pada organ yang biasanya tidak terasa nyeri terfiksasi dan keras dengan
batas yang tidak teratur.
b. Adanya perlekatan pada kulit/organ, lekukan pada kulit akibat distorsi ligamentum
(coperr) dan rasa sedikit tidak enak atau tegang.
c. Terjadi retraksi pada organ.
d. Pembengkakan local pada organ yang terkena.
e. Terjadi eritema atau nyeri local
f. Pada penyakit yang sudah stadium lanjut dapat terjadi pecahnya benjolan-benjolan
pada kulit dan ulserasi.
Sedangkan manifestasi klinik pada penderita tumor yaitu (www.mediaindonesia.co.id) :
a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan.
b. Napas pendek-pendek dan suara parau.
c. Batuk berdarah dan berdahak
d. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
e. Hilang nafsu makan dan berat badan
7. Diagnostik Test
a. Rontgen: untuk melihat sejauh mana perkembangan/metastase dari tumor tersebut
mengenai organ.
b. Biopsy bedah: biasanya digunakan di unit rawat jalan dengan menggunakan anastesi
lokal.
c. Aspirasi jarum halus: dilakukan di unit rawat jalan dan biasanya dilakukan ketika lesi
dideteksi melalui pemeriksaan fisik.
d. Tes laboratorium: dengan mengambil darah.
8. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor. Dalam
melakukan tindakan bedah ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan :
1). Eksisi tidak hanya terbatas pada bagian utama tumor tapi eksisi juga harus dilakukan terhadap
jaringan normal sekitar jaringan tumor. Cara ini akan memberikan hasil operasi yang lebih baik.
2). Ternyata operasi pertama memberikan harapan sukses yang lebih tinggi. Operasi selanjutnya
akan memberikan hasil yang lebih rendah.
3). Metastase ke kelenjar getah bening umumnya terjadi pada setiap tumor sehingga
pengangkatan kelenjar dianjurkan pada tindakan bedah.
4). Dalam melakukan tindakan bedah sebaiknya dilakukan pendekatan interdisipliner sehingga
dapat dijabarkan kemungkinan tindakan pre dan post bedah harus dilakukan.
5). Satu hal yang mutlak dilakukan sebelum bedah adalah menentukan stadium tumor dan
melihat pola pertumbuhan (growth pattern) tumor tersebut.

b. Obat-obatan

1). Immunoterapi
Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon
2). Kemoterapi
Kemoterapi telah menunjukkan kemampuannya dalam mengobati beberapa jenis tumor.

c. Radioterapi
Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan normal. Sedangkan
tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk membunuh sel tumor dengan
kerusakan serendah mungkin pada sel normal.

Untuk mencapai target ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :


1). Meninggikan radiosensitifitas dan oksigenasi. Sel akan sensitive jika mempunyai oksigen.
Suatu sel yang hipoksia akan kurang sensitive terhadap ionisasi/radiasi.
2). Mengarahkan radiasi lebih terfokus pada jaringan tumor saja, misalnya dengan melakukan
penyinaran yang mobile.
3). Membagi-bagi dosis secara series sehingga jaringan tidak mendapat beban radiasi yang berat
yang dapat turut merusak jaringan normal. (http://zerich150105.wordpress.com/about/)

You might also like