Professional Documents
Culture Documents
Ya Allah...,,
Yang membolak-balikkan hati kami..
Selama ini, aku tidak pernah tahu,
Bagaimana rasanya mencinta...
Namun, ku berharap
Bila cinta hadir menyapaku,
Aku tidak akan kehilangan Engkau...
Ya Allah...,,
Selama ini aku hanya berharap,
Semoga hati ini bisa mencinta seseorang
yang memiliki rasa cinta yang luar biasa kepada-Mu, Ilahi Robbi...
Ya Allah...,,
Selama ini, aku juga berharap,
Semoga bisa dicintai oleh seseorang
yang bisa mengarahkanku
menuju jalan keridhoan-Mu, Ilahi Robbi...
Pintaku Ya Allah...,,
Ijinkan aku memiliki rasa ini
Hingga ia menjadi indah di dada kami,
tanpa mengurangi rasa cinta kami
kepada-Mu, Ilahi Robbi...
Ajari-Ku
untukmu ma...
untuk mata yang mulai layu...
untuk rambut yang mulai tipis, selang seling hitam putih tapi lebih banyak yang warna
putih...
untuk suara yang mulai serak lemah seperti habis menangis...
untuk tungkai yang tak sekuat dulu, yang kini lebih sering membuatmu lelah, pasrah...
aku rela tertatih-tatih berjalan di atas bumi Allah, melewati hampir separuh waktu
melewati hampir separuh dunia, menginjak duri-duri menyakitkan yang tampak dan
tersembunyi
mendaki bukit-bukit terjal yang membuatku aku terpongah, melawan angin kencang yang
menyesakkan dada
untukmu ma...untukmu ma....
untukmu pa...
untuk semangat yang tak pernah engkau biarkan padam...
untuk tatapan mata yang menua namun masih bersinar, berbinar bagai bintang paling
terang di cakrawala..
untuk tangan yang telah renta namun tangan itu selalu bisa untuk melindungi anak
wanitanya...
untuk senyum yang selalu kau sembatkan meski engkau tau bahwa hidup sedang perih,
lirih...
untuk punggung yang selalu ikhlas mengangkat beban-beban agar rumah tak pernah
kehabisan beras
aku rela mendayung perahu perjuangan, menjemput sejumput impian diseberang sana,
melewati berliku pulau, lautan yang sebegitu luas yang ada ombak besar tersembunyi di
sana juga ada angin raksasa juga ikut bersembunyi di sana
untukmu pa...untukmu pa...
lalu kalian akan berkata, kau memang anak kami, kebanggaan kami, pengganti tulang-
tulang kami yang telah renta, rapuh, lemah
maka nak, sudah saatnya untukmu mengembangkan layarmu kembali tapi tidak sendiri...
dan pilihlah nahkoda yang terlatih dan amanah untuk menjalankan layar itu agar terus
mengembang
lalu kataku: nahkoda seperti papakan ma? ^^
Dulu….
Setiap hari, dia yang selalu bangun lebih dini. Saat baru kubuka mataku, sepertinya dia
sudah melewatkan dua rakaat sholat malamnya, dan ketika baru kumulai takbirotul ikram
untuk rakaat pertamaku, kurasa dia sudah melewatkan kesekian sujud panjangnya…
Dulu….
Setiap kali kita diskusi, dia selalu bisa menelurkan pikiran-pikiran barunya tentang umat.
Aku pikir kami akan sama, karena rak perpustakaan pribadi kami sama-sama tak sepenuh
kawan-kawan yang lain. Tapi dia selalu punya cara untuk mengatasi itu semua. Dia bisa
menunjukkan bahwa membaca dan menambah ilmu tak perlu harus selalu punya buku…
Dulu….
Setiap amanah yang dia pikul, selalu dilakukannya dengan senyum. Tanpa keluh, walau
kadang penuh peluh. Dia tak menjadikan kuliah nomor kesekian walaupun harus
menisihkan banyak waktunya untuk kajian ini dan itu, organisasi ini dan itu, serta amanah
ini dan itu…
Dulu….
Dia tak pernah punya beban menerima kritikan, dia selalu membuka diri dengan teguran,
dia selalu sabar dengan kegagalan dan dia selalu optimis dengan setiap keputusan…
Dulu….
Sudahlah...
tatap nanarku hanya pada harap kebahagian
untukmu, selalu...
Ya Allah,
Kau bersamaku dalam tangis sujudku yg mencari cinta dariMu,
Dalam kesungguhan hati ini mencari cinta sempurna,
Hanya namaMu yg ada cinta,Hanya mengingat namaMu ku rasakan cinta yg begitu
mulia,
Ya Robbi,
Ampunilah hamba yg selalu berdosa ini,
Yg tak layak utk hadiah syurgaMu,
Namun tak sanggup menerima azab api nerakaMu,
Terimalah tangisku yg mengharapkan kasih dariMu ini,
Kaulah Maha pengasih dan Maha penyayang,
Maha memberi dan Maha segalanya tentang cinta,
Kau sangat mencintai hamba-hambaMu,
Kau berikan kami semua kebahagiaan dgn setiap nafas kami yg penuh doa,
Ya Rohman,
Sesungguhnya manusia hidup dgn cinta dan kasih yg hanya milikMu,
Kau telah anugerahkan itu pada kami semua,
Seperti ibu yg mencintai anaknya,
Sahabat baik yg selalu mengasihi,
Isteri yg mencintai suaminya,
Cahaya yg mencintai langit,
Seperti juga aku dan kekasih imamku yg begitu di cintai dan mencintai,
Allah,
Aku ingin menjadi lelaki yg terpilih dan yg lebih baik,
Namun dalam keinginan aku itu,
Sungguh aku tidak kuat utk mendapatkan kesempurnaan dgn sendirinya,
Aku sangat memerlukan seseorang yg mampu menjadi pendamping yg baik,
Yg dpt mendamping aku dgn keikhlasan yg dimulai dgn keimanan,
Kerna cintanya padaMu,
Dgn kehendakNya,
Tuhan telah mempertemukanku dgnnya setelah pelbagai ujian yg datang,
Waktu yg menjanjikan kebahagiaan telah tiba,
Dia yg telah menjadi imamku telah mengisi hatiku utk cinta pertama dan terakhir,
Dialah kekasih imamku Abdul Qayyum,
Dan sujudku tentang cinta,
Adalah bererti takdir cintaku bersamanya,
Dan dalam setiap hembusan nafasku,
Aku bersyukur pada yg Maha segalanya tentang cinta,
Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia….
Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang
memilukan,
Kedukaan karena kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang
menyesakkan rongga dada.
Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian
hidup yang tak terpisahkan.
Sebuah fitrah pula bahwa setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik
ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian.
Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang sholeh dan
sholehah.
Duhai...
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita,
hamil, melahirkan, menyusui hingga keta'atan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana
arena jihad fii sabilillah.
Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah
umurnya?
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri
hingga ia menemukan kekasih hati?
Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?
Letih...
Sungguh amat letih jiwa dan raga.
Memang,
selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya
sebagai lajang di dunia fana.
Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga,
berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.
Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik
Cinta.
Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik
Hati.
Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala
pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyadarinya.
Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan
pekat malam.
Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa.
hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam
kesendirian.
Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang.
Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.
dirimu akan menemukan apa rahasia di balik titian kehidupan yang telah dijalani.
Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat
sendiri.
Walau dia telah mati suatu saat nanti dia akan memberi arti untuk kehidupan yang lain
Setelah dia berbaur dengan tanah dia akan diperlukan oleh pohon - pohon yang hidup
Ya Allah hidup bukanya untuk saling memberi dan mengasihi walau dengan
mengorbankan diri
Tapi kenapa aku masih ada Nafsu dan iri dengki dan kecemburuan
Kuingin memberi, kuingin mengasihi walau jiwa dan raga ini menjadi taruhannya
Kuingin selalu berarti bagi yang lain tanpa ingin meminta arti terhadap mereka...
Ya karena aku...
Berkali kupinta kepada sang Illahi tuk bisa melupakan sebuah cintaku padamu
sujudku, doaku.... tak lekang dari permintaan itu
Sejauhku membodohi diri, sejauhku memunafikan diri tapi hati tidak bisa di bodohi
Abadinya cinta ini tulusnya cinta ini walau kini hanya tinggal kais mimpi
Ditengah malam ini ku bersujud padamu illahi... demi kebagiaan dia
Berikanlah keindahan dunia dan akhirat
Walau perih akan kurasakan tapi itu lebih baik dari pada dia tersakiti
Tak ada yang merengkuh diri tak ada yang menemani jiwa renta ini
Disini ku terdiam, termanggu menahan dan terus menahan semua yang bergejolak ini
Kais-kais itu telah menjadi pilu dalam diri
Cintaku telah mati hanya tersisa sebuah janji dari makna tuk mengapai hari
kelam kehidupan nanti tuk menanti sebuah cinta yang tak pernah akan kembali
Takdirku terusku geluti sampai nanti ku menemukan jawaban yang pasti
Tentang diri, tentang cinta, tentang hati yang selama ini aku geluti
Disudut malam ini diantara berbagai hiruk pikuk kehidupan yang Fana
Diatara nafsu yang mengema
Ku bersujud Agar kau beri apa yang terbaik untuk diri dan kehidupan yang sedang aku
jalani