SENSE Cruse, tiga dimensi sense: a. hasil relasi arti kata tersebut dengan kata lainnya dalam sebuah bahasa. misalnya b. makna kadangkala juga diartikan sebagai intensi (intension), yaitu seperangkat ciri formal objek yang harus dimiliki sebuah bentuk sebelum bentuk tersebut dapat digunakan; c. makna merupakan arti yang dapat dibeda- bedakan (distinguishable meaning), sebagaimana arti yang tertulis di dalam kamus MEANING David Crystal, The basic notion is used in linguistics both as a datum and as a criterion of analysis: linguists study meaning, and also use meaning as a criterion for studying other aspects of language. Trask, the characteristic of a linguistic form which allows it to be used to pick out some aspect of the non-linguistic world Richards and Smith, what a language expresses about the world we live in or any possible or imaginary world MEANING (lanjutan . . . .) Hadumod Bussman, empat batasan untuk menentukan definisi meaning: (1) aspek material dari ekspresi linguistik, baik secara fonetis maupun secara grafis; (2) aspek kognitif yang terlibat ketika memproduksi konsep abstrak atau ketika menyadari muatan perseptif; (3) objek, ciri, dan keadaan di dunia nyata yang dirujuk melalui ekspresi linguistik; dan (4) penutur (speaker) dan konteks spesifik dari situasi ketika ungkapan linguistik tersebut digunakan. MAKNA DAN ARTI Kamus Besar Bahasa Indonesia makna = ‘arti’ dan ‘maksud’ arti = ‘maksud yang terkandung (dalam perkataan atau kalimat)’ atau ‘makna’ dan ‘guna’ atau ‘faedah’ KONSEP Cruse, “mental representations that store knowledge about categories, enabling us to assign things to appropriate categories “ Richards dan Smith, “..... the general idea or meaning which is associated with a word or symbol in a person’s mind. Concepts are the abstract meanings which words and other linguistic items represent” Hartmann dan James, “basic notion which a term is designed to express” KONSEP (lanjutan . . . .) Bussmann, konsep sama dengan notion: ide yang didapat melalui abstraksi dan klasifikasi terhadap objek atau hal berdasarkan ciri dan relasi khusus yang dimilikinya. Secara aktual, konsep direpresentasikan melalui istilah (terms) dan didefinisikan secara: (1) intensional, yaitu dengan memperlihatkan komponen spesifiknya; dan (2) ekstensional, yaitu dengan inventarisasi objek tertentu yang dapat dikategorisasikan ke dalam suatu konsep. REFERENSI (David Crystal; Richards and Smith; Wayne A. Davis)
Luas: hubungan ekspresi linguistik dengan
suatu hal yang menjadi acuannya di dunia nyata atau di dunia konseptual (semantic/word reference) Sempit: hubungan antara kata atau frasa dan objek spesifik tertentu secara khusus (speaker’s reference) REFERENSI (Charles W. Kreidler)
referensi generik (generic reference) versus
referensi non-generik (non-generic reference), a. Ikan adalah binatang yang hidup di air b. Ikan dapat hidup di kali ini referensi spesifik (specific reference) versus referensi non-spesifik (non-specific reference), a. Saya memiliki sebuah rumah makan b. Saya ingin memiliki sebuah rumah makan REFERENSI (Charles W. Kreidler) Lanjutan . . . . referensi bermarkah (definite reference) versus referensi takbermarkah (indefinite reference). Tanda kebermarkahan: 1. diasumsikan bahwa petutur mengetahui dengan pasti apa yang dimaksudkan melalui referensi tersebut, misalnya Pindahkan cangkir itu dari atas meja itu ke lemari kayu; 2. diasumsikan bahwa petutur mampu membuat implikatur yang diperlukan guna memahami pesan tersebut, misalnya Di sebelah kantor ini Jurusan IPS; 3. diasumsikan bahwa referensi terkait dengan sesuatu yang menjadi bagian pengetahuan petutur, misalnya ungkapan Danau Toba bagi orang Indonesia; dan 4. acuan harus bersifat unik atau mendekati unik, misalnya Hati-hati, banyak anak kecil REFERENSI (lanjutan . . . ) Ungkapan untuk mengacu (kata, frasa, dst) disebut referring expression Hal atau objek yang diacu disebut referent (acuan) REFERRING EXPRESSION (Charles W. Kreidler) bentuk yang digunakan sebagai referring expression adalah berbeda dari acuannya, yaitu bahwa, misalnya, kata meja bukanlah “meja”; tidak ada keterkaitan alami antara referring expression dan acuannya; keberadaan referring expression tidak berarti keberadaan acuannya dalam dunia fisik-sosial (non-referring expression [Saeed]); dan dua referring expression atau lebih dapat mengacu kepada acuan yang sama, tetapi belum tentu memiliki arti yang sama REFERENT (ACUAN) Saeed, acuan konstan (constant referent) dan acuan variabel (variable referent). Kreidler, tiga dikotomi acuan: 1. abstrak (abstract) vs konkret (concrete); 2. unik (unique) vs non-unik (non-unique), dan 3. terhitung (countable) vs tak-terhitung (non-countable)