You are on page 1of 8

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA

MODUL 3
PENGEREMAN MAGNETIK

NAMA : Saepurrohman Sidik


NIM : 208 700 649
Waktu Praktikum: Sabtu, 30 Oktober 2010
Jam 15.00-17.00 WIB

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
ABSTRACT
Faraday conducted experiments show that the changing magnetic flux on a surface bounded by
a trajectory tertututup will result in the emf on the track. While Lenz's Law states induced
currents that arise in such a direction, giving rise to induced magnetic fields against the
magnetic field changes direction. In magnetic braking dilintasan having magnetic material will
experience a large magnetic braking force.
ABSTRAK
Eksperimen yang dilakukan Faraday menunjukan bahwa perubahan fluks magnet pada suatu
permukaan yang dibatasi oleh suatu lintasan tertututup akan mengakibatkan adanya ggl
pada lintasan tersebut. Sedangkan Hukum Lenz menyatakan Arus induksi yang timbul arahnya
sedemikian sehingga menimbulkan medan magnet induksi yang melawan arah perubahan
medan magnet. Pada pengereman magnetik dilintasan yang memiliki bahan magnet akan
mengalami gaya pengereman magnet yang besar.

Kata kunci : fluks magnet, ggl, dan pengereman magnet.

1. TUJUAN
 Mempelajari sifat-sifat gaya pengereman magnetik
 Menentukan besar gaya pengereman magnetik pada jarak dan kecepatan yang berbeda
 Menentukan ketergantungan gaya pengereman magnetik pada jarak dan kecepatan relatif
terhadap konduktor nonmagnetik

2. ALAT DAN BAHAN


 Magnet donut
 Batang alumunium
 Bidang miring dengan trak
 Penyangga plastik
 Stopwatch
 Penggaris dan busur
 timbangan

3. TEORI DASAR
Sebuah magnet yang bergerak didekat konduktor nonmagnetik maka akan mengalami
gaya pengereman magnetik. Gaya pengereman magnetik.
F PM =−k 0 d P v n
Tergantung pada kuat medan magnetik, yang ditentukan oleh momen magnetik (μ),
konduktivitas konduktor (σc), ukuran dan geometri magnet dan konduktor, jarak antara
magnet dan konduktor (d), kecepatan magnet (v) relatif terhadap konduktor, k0 adalah
konstanta yang bergantung pada μ, σc p dan n paktor pangkat.
Jika jarak magnet–konduktor dibuat konstan (d=5mm) maka gaya pengereman
magnetik hanya bergantung pada kecepatan gerak magnet.
F PM =−k 0 d P v n=−k 1 v n
Ketika magnet mencapai kecepatan terminal maka total torsi akan sama dengan nol
∑ τ c =0
mg sin θR+ F MB R=0
mg sin θ−k 1 v n=0
k1 n
sin θ= v
mg
Pada jarak magnet-konduktor divariasikan, gaya pengereman magnetik akan bergantung
pada kecepatan gerak magnet dan jarak magnet konduktor, ketika magnet mencapai
kecepatan maksimal maka total torsi akan sama dengan nol.
∑ τ c =0
mg sin θR+ F MB R=0
mg sin θ−k 0 d p v n=0
−n k0 p
v ¿ d
mg sinθ
4. METODA
Persiapan mengeset alat bidang miring pengereman magnetik, letakan kedua batang
alumunium dengan jarak d=5 mm dihitung dari pusat magnet lepaskan magnet sehingga
menggelinding tunggu sampai mencapai kecepatan tetap, catat waktu yang ditempuh
dengan jarak tertentu, percobaan tersebut dilakukan 20 kali penggelindingan dan dilakukan
lagi untuk sudut 100, 150, 300 dan 450.
Kemudian melakukan percobaan lagi dengan sudut tetap (100) dengan jarak d yang
berbeda beda sebanyak 5 d yang berbeda sebanyak 20 kali menggelinding.
DIAGRAM ALIR
Percobaan pengereman magnetic bergantung pada kecepatan:
Mulai

Menyusun Peralatan Sesuai Gambar

Ukur panjang lintasan bidang miring ( s )

Tentukan jarak alumunium (d) sebesar 0,01 m

Tentukan sudut bidang miring

Luncurkan magnet dari dari ujung atas bidang miring sampai


ujung bawah kemudian hitung dan catat waktunya
menggunakan stopwatch
Ya

Mencari koefisien n dengan sudut yang diubah-ubah?

Tidak

selesai
Percobaan pengereman magnetic bergantung pada jarak:
Mulai

Menyusun Peralatan Sesuai Gambar

Ukur panjang lintasan bidang miring ( s )

Tentukan sudut bidang miring sebesar 100

Tentukan jarak alumunium

Luncurkan magnet dari dari ujung atas bidang miring sampai


ujung bawah kemudian hitung dan catat waktunya
menggunakan stopwatch
Ya

Mencari koefisien n dengan jarak alumunium yang diubah-ubah?

Tidak

selesai
5. HASIL EKSPERIMEN
 Data Eksperimen
Tabel 1 : Sudut yang berubah-ubah dengan d tetap ( d = 0.01 m) S = 1,12 m
Percobaan θ (0) t (s) v (m/s) sin θ (0) ln sin θ (0) ln v (m/s)
1 10 1,19 0,94 0,17 -1,77 0,062
2 20 0,775 1,45 0,34 -1,079 0,37
3 30 0,515 2,17 0,5 0,69 0,77
4 40 0,48 2,33 0,64 0,45 0,85
5 50 0,28 4 0,77 0,26 1,39

Tabel 2 : Sudutnya tetap ( θ = 10° ) dengan d berubah-ubah S = 1,12 m


Percobaa
n d (m) t (s) v (m/s) -nlnv (m/s) Ln d (m)
1 0,01 1,19 0,0084 -4,78 -4,605
2 0,02 1,035 0,019 -3,96 -3,912
3 0,03 0,965 0,031 -3,47 -3,507
4 0,04 0,84 0,048 -3,037 -3,219
5 0,05 0,91 0,055 -2,90 -2,996

 Pengolahan Data
Grafik 1.1 Hubungan ln sinθ terhadap ln V
1
f(x) = 1.73 x − 1.48
0.5 R² = 0.66

0
ln sin θ ( 0 )

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6


-0.5

-1

-1.5

-2
ln v (m/s)

Dari grafik hubungan Ln sinθ terhadap ln V kita mendapatkan nilai koefisian n sebesar 1,73
Grafik 1.2 Hubungan -nln v terhadap ln d

0
-4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4 -3.8 -3.6 -3.4 -3.2 -3 -2.8
-1

-2
-nln (v)

f(x) = 1.2 x + 0.75 -3


R² = 1
-4

-5

-6
ln d

Dari grafik hubungan -nln v terhadap ln d mendapatkan nilai koefisien p sebesar 1,209
Dari kedua grafik didapat n = 1,73 dan p= 1,2019

6. PEMBAHASAN
Dari grafik hubungan ln sinθ terhadap ln v didapat nilai n sebesar 1,73 dan dari grafik
hubungan –nlnv terhadap ln d didapat nilai P sebesar 1,209. Maka dapat dihitung nilai

mgsin θ v n
dimensi k 0 dari persamaan k 0= sebesar 0,000199 setelah k odidapatkan maka
dP
dihitung besar gaya pengereman dengan menggunakan persamaan F PM =−k 0 d p v n sebesar
0,00000014 N.

7. SIMPULAN
Sebuah magnet yang bergerak didekat konduktor nonmagnetik maka akan mengalami
gaya pengereman magnetik. Gaya pengereman magnetik.
F PM =−k 0 d P v n dari hasil eksperimen didapat 0,00000014 N
Ketergantungan gaya pengereman magnetik pada jarak dan kecepatan relatif tehadap
konduktor nonmagnetik dapat diperoleh nilai konstanta n dan p dari hasil regresi linier Ln
sin θ terhadap ln v dan –nlnv terhadap ln d.
8. PUSTAKA
 Sanjaya, Mada. “Modul Eksperimen Fisika II (pengereman magnetik)”. Lab. Fisika
SAINTEK UIN SGD. Bandung. 2010
 Tippler, P. “Fisika Untuk Sains dan Tehnik Jilid 2” Erlangga (terjemah)

You might also like