You are on page 1of 3

MATRIK SENGKETA KEBERATAN WAJIB PAJAK

Nama Wajib Pajak : PT. DHARMA MUDA PRATAMA (DMP)


NPWP : 01.301.899.9-062.000
Jenis Pajak / Masa Pajak : PPN / Sep 08, Okt 08, Jan 09 s.d Juli 09

No Pokok Sengketa Dasar Koreksi Alasan Keberatan Wajib Pendapat Sementara Peneliti
Pemeriksa Pajak
1. Koreksi atas Pajak Berdasarkan hasil 1. Bahwa kegiatan 1. Tidak ada aturan yang
Masukan pemeriksaan atas usaha wajib pajak adalah mengatur secara tegas bahwa
dokumen pembelian jasa perantara/agen pengkreditan pajak masukan
diketahui bahwa Wajib penjualan atas barang didasarkan pada ada atau
Pajak (PT Dharma Muda dagangan milik PT FMC. tidaknya arus kas atas
Pratama) telah 2. Bahwa PT DMP hanya pembelian.
melakukan pembelian menerima imbalan jasa 2. Aturan mengenai hubungan
kepada PT FMC Santana berupa komisi penjualan antara pengkreditan pajak
Petroleum berupa alat- sebesar 5% dari masukan dan arus kas hanya
alat pengeboran. penjualan bersih yang pada mekanisme tangung
Namun Pemeriksa tidak dikenakan PPN 10%. renteng, dimana ketika
menemukan adanya 3. Bahwa pembayaran konfirmasi faktur pajak
aliran arus kas atas dilakukan langsung dari masukan dijawab tidak ada,
pembelian tersebut. pembeli barang maka pajak masukan tetap
Pemeriksa telah (sebagian besar adalah dapat diakui apabila pembeli
meminta konfirmasi WAPU) kepada PT FMC dapat menunjukkan bukti
pajak masukan atas tanpa melalui PT DMP bahwa atas pajak masukan
pembelian tersebut, (Wajib Pajak). Sehingga tersebut telah dibayar (dengan
namun hingga tidak ada arus kas dari cara melihat arus kas
berakhirnya PT DMP kepada PT FMC pembelian)
pemeriksaan belum ada 4. Bahwa PT FMC yang 3. Aturan mengenai tanggung
jawaban atas konfirmasi terdaftar di KPP PMA Dua renteng yang dimaksud poin2
dimaksud. telah melaporkan di atas sendiri sebelumnya
Berdasarkan hal seluruh Faktur Pajak diatur dalam Pasal 33 UU KUP
tersebut, pemeriksa Keluaran yang telah tahun 2000. Namun aturan
melakukan koreksi atas diterbitkan termasuk tersebut dihapus mulai 01
pajak masukan yang Faktur Pajak Keluaran Januari 2008 berdasarkan
dilaporkan wajib pajak. kepada PT DMP (Wajib ketentuan UU KUP No 16 tahun
Pajak) 2009. Aturan mengenai
5. Bahwa Faktur Pajak tanggung renteng kembali
Masukan yang diterima diatur melalui produk UU yang
PT DMP (Wajib Pajak) berbeda yaitu UU PPN No 42
dari PT FMC telah tahun 2009 yang berlaku mulai
memenuhi ketentuan April 2010. Hal ini berarti
formal sesuai Pasal 9 bahwa Periode Januari 2008 s.d
dan Pasal 13 UU PPN. Maret 2010 tidak ada aturan
yang mengatur secara tegas
mengenai tanggung renteng
tersebut.
4. Pemeriksaan atas Wajib Pajak
dilakukan untuk masa pajak
Sep 08 s.d Juli 2009, hal ini
berarti bahwa wajib pajak tidak
dapat dikenakan aturan
mengenai tanggung renteng
berdasarkan UU KUP No 16
Tahun 2009.
5. Aturan mengenai tanggung
renteng yang masih mungkin
diterapkan adalah melalui
aturan konfirmasi faktur pajak
sesuai KEP-754/PJ./2001 pada
butir 1.4.1.3.4 yang
menyatakan “Apabila dalam
jangka waktu 1 (satu)
bulan sejak tanggal
pengiriman permintaan
klarifikasi dikirimkan
melalui facsimile jawaban
klarifikasi belum/tidak
diterima dan apabila
berdasarkan hasil
pengujian arus barang dan
atau arus uang dapat
dibuktikan bahwa faktur
pajak tersebut sah maka
faktur pajak masukan
tersebut dapat
diperhitungkan sebagai
pajak masukan yang dapat
dikreditkan”. Kemudian
dalam butir 1.4.1.3.2 yang
menyebutkan bahwa faktur
pajak masukan tetap dapat
dikreditkan apabila konfirmasi
faktur pajak masukan dijawab
“Tidak Ada” namun atas PKP
Penjual telah diterbitkan
SKPKB/SKPKBT atas Faktur
Pajak yang belum dilaporkan
tersebut.

Pendapat Sementara:
Sepanjang Konfirmasi pajak
masukan dijawab “Ada” maka
penelaah berpendapat bahwa
pajak masukan tersebut dapat
dikreditkan oleh wajib pajak

You might also like