You are on page 1of 30

Program Pasca Sarjana - Magister Ilmu Komputer - Universitas Budi Luhur

Integrasi Strategi Bisnis Dan


Strategi Sistem Informasi

Kuliah Sessi – 5:
External Assessment: Faktor Eksternal Perusahaan Yang
Mempengaruhi Strategi Bisnis dan Sistem Informasi

Dosen:
Ir. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, SE, MSi, MPP

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 1


Outline:
• Why External Assessment
• Environmental Scanning & Industry
Analysis
• Five Forces
• Strategic Groups
• Cluster

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 2


Why External Assessment

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 3


“Analisis situasi lingkungan merupakan langkah pertama berpikir
strategik.”
Kenichi Ohmae

“Pemikiran kalangan bisnis cenderung beku seperti pada jaman


es, sementara siklus sosial ekonomi berubah makin cepat.”
Jeffery R. Williams

“Dunia selalu berubah – Seni dalam menggambarkan perubahan


itu yang menjadi masalah.”
Laszlo Biringi

“Makhluk yang bisa survive bukanlah yang terkuat atau terpandai,


tetapi yang sangat tanggap terhadap perubahan.”
Charles Darwin
Organisasi dan Lingkungan

• Organisasi berinteraksi dengan


lingkungan
• Terkait dengan efektivitas organisasi
• Lingkungan memberi ketidak pastian –
tetapi juga peluang
• Lingkungan perlu di-manage agar
mendukung strategi organisasi

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 5


Lingkungan Organisasi
INTERNASIONAL POLITIK
DEMOGR&BUDAYA

PELANGGAN DISTRIBUSI

PEMERINTAH ORGANISASI SER.PEKERJA

PEMASOK PESAING

TEKNOLOGI
LINGKUNG
EKONOMI

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 6


Tantangan Lingkungan

• Lingkungan makin dinamis


• Tuntutan berprestasi atas dasar kualitas
• Keragaman tenaga kerja
• Masalah HAM/etika dan tanggung
jawab sosial
• Kualitas hidup menjadi penting

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 7


World Trade Center: 11 September 2001
1. American Express: Jasa keuangan dengan aset $ 39 miliar.
2. Pengalaman pada 11 September 2001
 3.200 karyawan berada di Fl. 94 WTC, dan 27 lantai di WFC.
 11 karyawan meninggal dunia.
 Memiliki 3.200 PC, email dan Web servers.
 Kerugian (sementara): Total WTC $90 miliar, khusus AmEx:
 Material $ 140 juta.
 Email pada 4 kantor cabang tak dapat dipakai 36 jam.
 Kantor pusat AmEx tidak dapat dipakai berbulan-bulan.
 Sesudah satu bulan, baru dapat beri tempat kerja bagi
ribuan karyawan disebar di New Jersey dan Connecticut.
3. Namun tak ada gangguan sama sekali pada layanan konsumen
atau transaksi bank: Contingency Plan dahulukan konsumen.
 Telah memiliki “hot back up servers” yang tetap berjalan.
Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 2.
Dampak 9/11 Pada Operasi Perusahaan Di Dunia.
“HOW TO MANAGE IN HARD TIME”
1. Banyak perusahaan lebih memusatkan perhatian pada masalah
keamanan & kepastian kerja: antisipasi kehancuran miliyaran.
 Sistem komputer sangat kritis diberi 2 back-up, bukan 1 saja
 Top management tak boleh berkantor di gedung yang sama.
 Semua kontrak outsourcing ditinjau kembali untuk beri
persyaratan kontengensi terkait dengan musibah.
 Manajemen supply chain di re-design lagi.
2. Semua perubahaan tsb mengandung duplikasi.
3. Musibah: peristiwa yang menggangu operasi bisnis dan
berakibat dislokasi bisnis secara sementara atau permanen.
4. Perusahaan belajar kemungkinan resiko apa saja, bagaimana
menghindarinya, bagaimana mengatasi musibah secara cepat.
Suder (Ed). (2004). Terrorism and the International Business Environment: The Security-Business Nexus.
Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 3.
Resiko Geopolitik Bagi Bisnis Internasional
1. Politik-ekonomi global makin komplex, vulnerabel, multi ancaman
Inter-koneksitas geografi, geo-ekonomi, etnisitas, politik-ekonomi
2. Salah satu isu global yang populer: multidimensi resiko teorisme.
 Tercipta resiko politik: kontingensi konsekuensi tak diinginkan,
akibat dari kebijakan pemerintah dan perilaku organisasi publik.
 Terorisme banyak warna:
Terorisme kiri (komunis), terorisme kanan (ideologi ortodox),
terorisme etnis-separatisme, dan terorisme “suci”.
 Terorisme terjadi mendadak dan di mana saja.
 Kekerasan tanpa diskriminasi, paksa pemerintah bertindak.
 Dampak terorisme menciptakan ketidak-pastian bisnis.
 Permintaan konsumen cenderung menurun, takut/panik kalau2
 Pengamanan supplai masih tetap ragu-ragu.
 UU dan Kebijakan Pemerintah menggeser operasi bisnis.
 Makroekonomi masyarakat bergoyang.
 Hubungan antar negara berubah.
1. Brown (Ed); Grave new World; Security Challenge in the 21st Century (2003).
11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 10FE-UI, p. 4.
2. Suder: Terorism and the International Business Environment; The Security-Busienss Nexus (2004). Dr. Albert Widjaja,
Krisis Ekonomi di Asia Tahun 1997
A. EKONOMI YANG BOOMING D. FAKTOR INDUSTRI MENYULUT API
 Deregulasi sejak 1983: "Asian Miracle".  Pasar tampak tetap besar, tumbuh spt awal.
 Pertumbuhan ekonomi & ekspor yang tinggi.  Profit tinggi: tarik investor.
 Overoptimis dan overinvestasi.  Penghalang entri rendah.
 Overshooting kapasitas industri.
B. MANIAK SPEKULATIF
 Hasil: persepsi booming masih kuat.
 Plaza Accord 1985: dorong dollar melemah.  Faktor Cina: devaluasi Yuan 35% thn 1994.
 Obral “Fire” sales barang dan jasa Amerika.  Fed turunkan suku bunga: $ mengalir ke Asia.
 Rush of FDI & foreign capital suppliers. E. GELOMBANG MUNTAHKAN KRISIS
 US portfolio inv: $100 M (1985) to $40 B (94).  Private debts > forex reserve.
 Relokasi manufaktur Jepang.  Berkeliaran spekulator.
 Hot real estate industry.  Domino rontoknya kurs mata uang lokal.
 Capital flight.
 Overtrading: Jual beli aset dengan kredit.
F. KEPANIKAN
 Moral hazards: CCN.
 Timbul perilaku berlawanan.
C. FAKTOR GLOBAL STIMULIR KRISIS = Cinta Rupiah & benci Rupiah.
 "Monkeys see, monkeys do".
 Krugman factor: "The Myth of Asian Miracle".
 Tuntutan reformasi.
 Produktifitas & keterampilan buruh rendah.
G. RONTOK
 Disalokasi aset, pasar tertutup.
 Aset spekulatif harganya rontok.
 Pendidikan & teknologi terbengkalai.
 Sebaliknya, eskalasi harga kebutuhan dasar.
 G7 Accord 1995: dollar mulai dibuat kuat.  Bangkrut, bunuh diri, rumah sakit jiwa.
 Pemerintah: pegging forex tahan kurs local.  Pemimpin politik runtuh.
Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 7.
Alternatif Ketidakpastian/Kontingensi
1 SATU ARAH MASA DEPAN YANG JELAS
● Ump. Kenaikan suku bunga.
● Satu porkas cukup untuk menentukan strategi.
● Pakai strategi tradisional seperti efisiensi biaya.
2
ALTERNATIF MASA DEPAN BISA DIPERKIRAKAN
• Naik atau tidak naik harga BBM.
Rencana kontingensi: sedia minyak (tapi tidak nimbun),
naikkan harga produk (posisi bisa lemah dlm persaingan).
• Cari peluang baru, monitor dan kontrol perkembangan.
3
BANYAK KEMUNGKINAN MASA DEPAN
• Sulit membuat skenario perubahan masa depan.
• Restrukturisasi untuk perampingan.
• Efisiensi dan diversifikasi pasar.
4
SANGAT MEMBINGUNGKAN (CHAOS)
?
• Kejutan tiap hari:berita bom,BBM naik,buruh mau mogok
• Tak ada logika ekonomi atau bisnis yang dapat dipakai.
• Review dalam siklus pendek, ecocycle adaptasi organisasi
• Ambil langkah strategi turnaround.
Source: H. Courtney, J. Kirkland, P. Viguerie: "Strategy Under Uncertainty", HBR, Nov. - Dec. 1997 Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 9.
Chaos Dari Perspektif Strategy
1. Chaos muncul dari pinggiran atau jauh dari pusat.
       

        
        

       


Chaos Biasa Chaos at the edge Chaos Struktural


2. Chaos Theory pada Manajemen Strategik: Mencari pentigger chaos.

Sumberdaya Konsumen
Strategy Pesaing
Kompetensi Pada Faktor perubahan, spt kurs
Kapabilitas Chaos mata uang, ancaman LSM
Rosenhard: Rational Analysis for a Problematic
World: Problem Structuring Methods for Complexity,
Uncertainty and Conflict (2001).
3. Strategi bersaing “on the edge”:
 Strategi konvensional : dapat prediksi move pesaing, masa depan agak
jelas, strategi menyesuaikan dengan perubahan pasar.
 Strategy on the edge: strategi di pinggiran, selalu siap merubah,
siap cari ide baru, strategi dalam “semi coherent”.
Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 10.
Sumber: Harris: Blindsided (2002)
Buta Pandang
1. Menurut Elizabeth Ross: “Death dan Dying”:
Individu, organisasi, industri mudah buta pandang, manusia
cenderung anggap sepi & menolak perubahan yg mengancam
 Lima tahapan merupakan penyakit fatal pada manusia:
 Menolak, “hang”, marah, bargain, stress, akhirnya terima.
2. Tiga macam perilaku organisasi:
Tidak lihat ada medan persaingan keras, berlari dengan cara
bersaing lama, akhirnya hancur menghantam banyak batu.
 Tahu ada batu, menghindari persaingan, tersendat-sendat
mengelilingi batu, sehingga pertumbuhan menjadi kerdil.
 Cepat tahu ada batu, berusaha merubah secara fundamental,
melompat, dan berusaha berada di garis depan perubahan.
3. Tuntutan baru pada kondisi lingkungan yang berubah kompleks:
 Mengatasi buta pandang akibat dari pola pandang usang ttg
organisasi, keunggulan daya saing, dan perubahan lingkungan.
 Di belakang kebutaan pandang: CEO takut perubahan cepat.

Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 11.


Dunia Penuh Paradoks: Membangun Kejelian Berpikir
1. Kebiasaan pengamatan kita terhadap dunia empiris: lurus.
 Berdasarkan teori, model, pengalaman, pandangan populer.
 Menunggu bukti baru sebelum membuat kesimpulan baru.
 Dunia sepertinya tak berubah, perubahan dilihat dg cara lama
2. Namun dunia penuh paradoks dan kontradiksi.
 Orang ingin sejahtera, tapi terus merusak aset ekonomi.
 Perusahaan hadapi utang besar, tapi terus bangun real-estate.
 Bagaimana menghadapi dunia yang membingungkan?
 Sulit mencari kebenaran baru.
 Semakin mengandalkan teori lama, semakin babak belur
 Perlu kacamata paradoks: terbuka pd kontradiksi & keanehan
 Maka kita perlu keterbukaan atau “Theory of Everything”.
Sumber: Charles Handy: The Age of Paradox (1994)
Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 12.
Dunia Mengandung Ilusi
1. Einstein: “Persistent illusion is the only reality in the world.”
 Kontradiksi lebih benar daripada konsistensi, keterbalikan
ternyata sangat dekat satu sama lain.
 “Rindu tapi benci”, “Mau jujur sekaligus nipu”, “Menjunjung
tinggi kepentingan umum, sekaligus maling”.
2. Demikian juga dunia usaha penuh dengan ilusi atau paradoks.
 Reksadana janji fixed income, ternyata uang investor rontok.
 Di dunia media massa: “bad news is good news”.
 Penjelasan kontradiksi ternyata penting mencari kebenaran.
3. Keynes memberi ide untuk strategi investasi:
 Justru pada waktu merugi, perusahaan lebih utamakan bicara
yang elegan daripada fokus meningkatkan keuntungan.
 Jangan ikut-ikutan mayoritas, lebih untung menjadi minoritas.
Sumber: McComish: Antilogic: Why Businesses Fail While Individuals Succeed. (2001) Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 13.
Anti-Logik: Cara Baru Mencari Kebenaran
1. Ekonomis, analis saham, akuntan pakai teori pasar yg teruji,
bisa menduga kinerja perusahaan, tetapi ternyata tidak.
 Manager makin pakar, tapi pasar bergejolak, tak makin stabil.
 Ada faktor ekstra (on the edge) menerangkan kontradiksi tsb
2. Sistem ekonomi dikatakan selalu menuju keseimbangan.
 Anggaran Berimbang tak pernah seimbang: anggaran ala
Orde Baru tak pernah seimbang, disumbat utang.
3. Apa yang dimaksud dengan “antilogik”.
 Awalan kata “anti-” adalah “berlawanan dengan”, rival, palsu,
semu, atau berada ke posisi berlawanan dari logika yg berlaku.
4. ”Antilogik” bukan “nonsense” atau “un-reason”.
 Nonsense: tidak memiliki pengertian, bego, hampa arti.
 “Unreason” (tanpa berpikir) juga bukan.
 Anti-logik menekannya konsep lawan atau rival atau semu.
 Anti-logik punya logika sendiri, tapi punya ciri logika lain,
sehingga berbeda antara makna dan realita.
5. Antilogik mejembatani kontradiksi dari realita.

Dr. Albert Widjaja, FE-UI, p. 14.


Environmental Scanning &
Industry Analysis

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 18


External Environmet Scanning
Analysis
Analysisof
ofSocietal
SocietalEnvironment
Environment

Competitor
Competitor
Market Analysis
Analysis
Market
Analysis
Analysis
Community Supplier
Supplier
Community
Analysis Analysis
Analysis
Analysis

Interest
Selection
Selectionof
of Government
InterestGroup
Group Government
Analysis
Analysis
Strategic
StrategicFactors:
Factors: Analysis
Analysis
•Opportunities
•Opportunities
•Threat
•Threat
11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 19
Societal Environment (PEST)

• Political-Legal
• Economic
• Sociocultural
• Technological

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 20


PEST
• Political: local, national and international political
developments – how will they affect the organisation
and in what way/s?
• Economic: what are the main economic issues –
both nationally and internationally – that might affect
the organisation?
• Social: what are the developing social trends that
may impact on how the organisation operates and
what will they mean for future planning?
• Technological: changing technology can impact on
competitive advantage very quickly!

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 21


Political-Legal

• Anti-monopoly laws • Free trade


• Environmental laws regulations
• Tax laws • Employment laws
• Special incentives • Government stability

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 22


Economic

• GDP trends • Wage/price controls


• Interest rates • Devaluation
• Inflation rates • Energy cost
• Unemployment • Government
levels spending

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 23


Sociocultural

• Changes in lifestyle
• Consumer activism
• Rate of familiy formation
• Growth rate of population
• Regional shifts of population
• Age distribution
• Life expectancies
11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 24
Technological

• Patent protection • Telecommunication


• New products infrastructure
• New developments • Internet
from lab to markets • Productivity
improvement
through automation

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 25


PEST, Examples:
• Growth of China and India as manufacturing centres
• Concern over treatment of workers and the environment in
less developed countries who may be suppliers
• The future direction of the interest rate, consumer
spending, etc.
• The changing age structure of the population
• The popularity of ‘fads’ like the Atkins Diet
• The move towards greater political regulation of business
• The effect of more bureaucracy in the labour market

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 26


Which Issues Are Important?
Issue X
Probable Impact on Company

High Medium Low


Probability of Occurance

High High High Medium


Priority Priority Priority
Medium High Medium Low
Priority Priority Priority
Low Medium Low Low
Priority Priority Priority
11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 27
Market-Based View: Outside-In.
 Konsep SWOT: Mencari FIT tuntutan eksternal & kondisi internal:
Snapshot Kondisi Sekarang
Perusahaan:
 Kompetensi khas. Strengths &
- Keuangan, fungsi, organisasional Weaknessess
 Reputasi. INTERNAL
 Sejarah perusahaan.

Industri:
 Besarnya industri.
FIT Strategi
 Daya tariknya (tingkat profit).
 Segmentasi.
 Persaingan: strategi, kapabilitas.
Opportunities
& Threat
Lingkungan Makro: EKSTERNAL
 Ekonomi.
 Teknologi.
 Politik. Sumber: Collis & Ghemawat: “Industry Analysis”, Fahey
& Randall: The Portable MBA in Strategy (1994)
 Sosial/demografi.
Dr. Albert Widjaja, FEUI, p. 12.
Five Forces

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 29


Porter’s Competitive Forces
Potential
Potential
Entrants
Entrants

Industry
Industry
Suppliers
Suppliers Competitors
Competitors
Buyers
Buyers
Other
Other Rivalry
Stakeholders RivalryAmong
Among
Stakeholders Existing
ExistingFirms
Firms

Substitutes
Substitutes

11/19/2008 Integrasi Bisnis & SI/TI - Maswig 30

You might also like