You are on page 1of 25

MODERNIS cenderung APATIS

???
DAHULU..

Sekilas tentang arsitektur modern..


Muncul sekitar tahun 1950-1960an, akibat perang dunia 2,
penekanan pada kecepatan dalam membangun (pabrikasi
komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional

Walter Gropius, Weimar,


1919
Postmodern sebagai sebuah kritik

Mencari perubahan radikal dengan melakukan


pembaruan , menawarkan alternatif  baik orientasi
kedepan ataupun mundur kebelakang (kebangkitan
tradisional).

Posisi postmodern melindungi sejarah dan dalam


arsitekturnya  nilai-nilai estetis klasik seperti tiruan
dan ornamen kembali diperjuangkan.

LESS is bore..
Modernisme…

 Merupakan kebalikan dari postmodern  yang ingin lebih


meluaskan modern dan melengkapi budaya tradisi modern 
dan kemudian mentransformasikannya

 Modernisme sebagai program kritik diri yang menjanjikan


memelihara kualitas tinggi dari seni masa lalu pada masa
sekarang ini  dan juga untuk memastikan kelanjutan dari
estetis sebagai suatu nilai.
Kenyataannya..

 Arsitektur modern dirasa kurang efektif dalam


memecahkan permasalahan sosial , kurang identifikasi
sosial, kurangnya ketaatan dan kurangnya kecintaan
terhadap diri sendiri (bersikap acuh, tak peduli)

Casa Farnsworth,
1946
 Tujuan dari arsitektur adalah menghasilkan wacana tektonis yang
menandai sebagai tempat bernaung sekaligus pada saat yang sama
mewakili suatu makna atau sebuah cerita…

Jadi mengapa arsitektur harus dibatasi


hanya untuk menghadirkan sesuatu yang
eksternal dari diri arsitektur sendiri?

Pemikiran ini menggaris bawahi posisi otonomi yang memandang


fungsi sebagai eksternal dalam arsitektur.
Dimulai dari sebuah pertanyaan bodoh..

Postmodern menempatkan nilai lebih tinggi pada


bentukan daripada fungsi , tidak seperti modern yang
menganut form follow function

Lalu…

Tidak mungkinkah form follow aesthetics?


Atau form follow structure??

 
  Saya memandang makna sebagai suatu ide yang fundamental
dalam arsitektur dan ide dari segala bentuk di lingkungan atau
tanda dalam bahasa , yang membantu menjelaskan mengapa
bentuk bisa mendadak menyeruak hidup dan terkadang terkesan
hancur berkeping.

Selama ada dalam masyarakat maka setiap kegunaan akan


diubah dengan sendirinya menjadi sebuah tanda contoh
sederhana seperti sebuah jas hujan yang melindungi kita dari
hujan, tidak dapat dilepaskan dari tanda yang mengindikasikan
situasi di atmosfer, jas hujan identik dengan tanda akan turun
hujan.jas hujan akan dipisahkan dari maknanya jika guna
sosialnya menurun atau masyarakat  secara expisit menyangkal
maknanya lebih lanjut,

Charles Jencs
Teori ini dikemukakan oleh  Charles Jencs
merupakan penjelasan mengenai pentingnya makna
dari sebuah bangunan akan dapat memberikan jiwa,
menghidupkan  existensi dari bangunan itu sendiri.

Teori ini berkaitan dengan  tema makna yang


memandang tujuan dari arsitektur bukan hanya
berfungsi menciptakan tempat hunian untuk
bernaung namun jug sebuah karya yang sarat makna
bahkan didasari konsep yang mampu menceritakan
asal-usul terjadinya bentukan.
Tentang arsitektur modern
 Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam)
 Tidak Jelas
 Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
 Berupa khayalan /utopia, idealis

 Bentuk tertentu, fungsional


 Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.

 Less is more
 Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.

 Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak


 Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki
fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya
perang dunia II.
 Singular (tunggal)
 Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan
antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
 Nihilism

 Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar.
Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan.
— Mies van der Rohe. from John Zukowsky, organizer. Mies
Reconsidered: His Career, Legacy, and Disciples. p13, 14.

“Saya ingat saat melihat banyak bangunan tua di kota


asal saya ketika saya masih muda. Beberapa di antaranya
merupakan bangunan penting. Sebagian besar sangat
sederhana, tetapi juga sangat jelas. Saya terkesan oleh
kehebatan bangunan-bangunan tersebut karena mereka
bukan milik zaman manapun. Mereka telah ada di sana
selama lebih dari seribu tahun dan masih disegani, dan
tidak ada yang dapat merubah hal itu. Semua gaya-gaya
terkenal telah lewat, tetapi…mereka masih ada sama
seperti saat mereka dibangun. Mereka adalah bangunan
abad pertengahan, tanpa karakter khusus, namun
mereka dibangun sungguh-sungguh.”
Berarti…

Arsitektur modern, dengan kesederhanaannya dianggap


tidak akan ketinggalan zaman.

Mungkin memang benar, dengan konsepnya yang radikal


dan konservatif, tidak akan ketinggalan zaman, tapi
seiring dengan berjalannya waktu bila masih saja
monoton, tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan
(cenderung kaku) maka desain itu menjadi tidak lebih
istimewa dari yang lain.

Sekali lagi bahwa banyak hal yang harus dipikirkan, lebih


dari sebuah fungsi.
Bagaimana sebaiknya?

Arsitektur modern tidak mungkin bisa berdiri secara


utuh/ sendiri, terlalu banyak hal yang harus
dipikirkan, apa yang terjadi & ada disekitarnya, dan
juga hakikat dari prinsip arsitektur : fungsional,
estetis, konstruktif.
Arsitektur modern di Indonesia
Arsitektur modern merupakan
Internasional Style yang
menganut Form Follows
Function ( bentuk mengikuti
fungsi ). Bentukan platonic
solid yang serba kotak,
tak berdekorasi
perulangan yang monoton
 Suasana degradatif ditampilkan oleh adanya arsitektur modern yang tidak
mampu membedakan dirinya dari sembarang bangunan ( arsitektur itu
lebih dari sekedar bangunan ), gubahan olah seni atau olah nalar atau
keduanya tidak jelas karena prosesnya telah sedemikian mekanistik dan
terformulasi keinginan untuk mendongkrak kembali degradasi ini.
 Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah  ‘olah pikir’
dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan ‘bentuk’.
Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur.
Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur modern.
Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang.
 Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk
mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi
masal bahan bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat
menembus batas budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya
internasional serta bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam.
KESIMPULAN

 Arsitektur modern seutuhnya, tidak tepat bila diterapkan di Indonesia…


Banyak hal yang harus dipikirkan.. Seperti ,, Indonesia yang beriklim
teropis, mengusung kearifan lokal..

 Sebaiknya, arsitektur modern dipadupadankan dengan gaya arsitektur


lain, misal tropis, agar tidak berakhir dengan sebuah kemonotonan dan
tidak berujung pada paham apatis…
Contoh-contoh
PORTLAND building

 Graves  arsitektur figuratif, arsitektur yang berasosiasi


dengan alam dan tradisi klasik. Dengan memanfaatkan
fragmen-fragmen berkesan sejarah, maka akan muncul
makna tradisional dan gambaran yang khas pada masa
Yunani/ Romawipada bangunan.
PASIFIC TOWER

 Seperti  yang dihadirkan oleh Kisho Kurokawa dalam


Pasific Tower, tersirat  dari bentukan  mampu
bercerita banyak, mulai dari bentuk tower yang
menyerupai separuh bulan ,terinspirasi dari Chu Mon
yaitu gerbang simbolik dari  pintu masuk ruang
minum teh di Jepang ini menunjukan adanya distorsi
geometri oleh non-geometri(bentukbalok yang
kemudian dipotong cembung)

  Penggunaan dua material yang melambangkan dua


budaya yaitu budaya Eropa yang diwakili oleh beton
agregate putih berupa curving wall, sedangkan pada
bagian plaza terdapat curtain wall dari kaca flat yang
menciptakan efek transparan,mengingatkan kita
pada bahan penutup pintu di Jepang. Gedung ini
memang mengekspresikan simbiosis antara Timur
dan Barat.
 Dari konsepnya dapat terlihat Kisho memulai
desainnya berawal dari konsep bentukan, lebih
mengutamakan bentuk daripada fungsi 
menggabungkan unsur barat dan timur dengan
penggunaan dua material termasuk ke dalam
kategori  memodifikasi struktur. Beliau juga
mencoba menghadirkan bentukan gabungan yang
memiliki makna tersendiri yang tersirat,
memberikan jiwa pada bangunan seperti yang
diungkapkan oleh Jencks. Berdasaran uraian
diatas bangunan ini cocok dengan teori Jencks
karena memiliki “nyawa” sendiri yang mampu
bercerita dan dapat dikategorikan kedalam
bangunan yang memiliki tema makna karena
berangkat dari bentukan
Terima Kasih

You might also like