You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Detergen merupakan salah satu produk yang dibutuhkan oleh manusia


dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua aktivitas yang berhubungan dengan
cuci-mencuci selalu bersinggungan dengan produk ini. Dengan demikian, ditinjau
dari segi bisnis, detergen merupakan komoditas yang sangat menjanjikan.
Sabun (detergen) bukanlah sesuatu yang asing dalam kehidupan sehari-hari.
Umumnya, sabun diperoleh dari warung atau toko dengan cara dibeli. Namun
sebagai alternatif sabun dapat dibuat sendiri. Hasilnya dapat digunakan sendiri
ataupun dijual.
Selama ini, mungkin dalam bayangan kebanyakan orang, sabun hanya dapat
dihasilkan oleh pelaku-pelaku bisnis besar. Namun, ternnyata masih banyak
peluang bagi orang yang ingin berkecimpung dalam usaha ini dalam skala rumah
tangga, baik skala kecil maupun skala menengah.

B. Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan detergen (sabun)
BAB II
TEORI DASAR

Adanya sabun colek saat ini merupakan “buah kesalahan” atau


“ketidaksengajaan”. Awalnya, sebuah perusahaan penghasil sabun jenis padat
melakukan pengembangan produk. Namun, salah satu percobaan yang
dilakukannya ternyata gagal bukannya sabun padat yang dihasilkan, melainkan
sabun yang lembek berbentuk pasta. Sabun “rusak” yang cukup banyak ini
dirasakan sayang kalau dibuang begitu saja sehingga timbul suatu gagasan untuk
menjualnya dengan harga murah. Ternyata konsumen sangat antusias merespon
“sabun baru” tersebut. Dari peristiwa itulah bisnis sabun colek terus berkembang
hingga kini.
Bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Dedocyl benzene sulfonat (DDBS)
DDBS merupakan bahan aktif untuk pembuatan sabun colek. Sebagian
kalangan menyebutkan dengan ABS (alkyl benzene sulfonat). Dari segi
penampakan dan fungsinya, tanpa DDBS busa tidak akan timbul dan daya
bersihnya menjadi berkurang. Bahan ini merupakan cairan yang berwarna
cokelat tua dan berfungsi sebagi pembersih dengan cirri khas adanya busa
yang banyak.
2. Kaustik soda
Kaustik soda berfungsi sebagai penetralisir sifat keasaman yang ditimbulkan
DDBS. Bahan ini berbentuk lempengan atau pedatan tipis-tipis (flake)
sebelum direaksikan dalam adonan. Flake tersebut harus dilarutkan denga air.
Jika larutan yang diinginkan berkadar 40% maka perbandingan antara
lempengan kaustik dengan air kurang lebih adalah 40:60 (perbandingan
pendekatan)
3. Soda abu
Soda abu berbentuk bubuk dan berwarna putih. Fungsinya untuk
meningkatkan daya bersih. Namun, penambahan soda abu dengan tujuan
untuk meningkatkan daya bersih sabun colek tidak boleh terlalu banyak
karena dapat menimbulkan rasa panas ditangan pada saat mencuci. Oleh
karena itu, jumlah soda abu dibatasi meksimal 7%.
4. Sagu dan kaolin
Tepung sagu atau tapioca lebih banyak berfungsi sebagai penambah volume
sabun colek. Namun, walaupun harga kaolin cukup murah, penggunaannya
dibatasi karena jika terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sabun colek
yang dihasilkan, yaitu jadi cepat kering.
5. Garam
Dalam pembuatan sabun colek, garam berfungsi sebagai pengental.
6. Silikat
Bahan ini merupakan cairan kental dan bening (tidak berwarna). Selain
berfungsi untuk mengiakt material dalam sabun colek. keberadaan silikat juga
memberikan kesan mengkilap. Bahan ini harus disimpan dalam tempat yang
tertutup rapat karena sangat mudah mengental.
7. Pewarna dan parfum
Meskipun bahan ini tidak mengurangi fungsi sabun colek, tetapi keberadaanya
dapat meningakatkan daya tarik terhadap konsumen.
8. Air
Air merupakan bahan pokok dalam pembuatan sabun colek. Air dapat
mengontrol kekentalan sabun colek sehingga tidak terlalu kental atau terlalu
encer.

Beberapa bahan tersebut merupakan bahan standar yang bias dipergunakan oleh
pembuatan sabun colek. selain itu, masih terdapat bahan lain yang bisa dipakai sebagai
bahan pengganti bahan-bahan tersebut.
BAB III
METODE PEKERJAAN

A. Alat dan Bahan


- Alat :
1. Ember
2. Timbangan
3. Dandang
4. Kompor
5. Pengaduk
- Bahan :
1. ABS 750gr
2. Soda Ash 500gr
3. Soda api 100gr
4. CMC 175gr
5. Air panas 250gr
6. Parfum Secukupnya
7. STTP 225gr
B. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Tuang air panas kedalam ember
3. Tuangkan soda ash sedikit demi sedikit, aduk sampai larut
4. Tuangkan STTP sedikit demi sedikit, aduk sampai larut
5. Tuangkan soda api sedikit demi sedikit, aduk sampai larut
6. Tuangkan CMC sedikit demi sedikit, aduk sampai larut
7. Tuang parfum sesuai yang dinginkan
8. Tuang ABS perlahan-lahan sambil diaduk cepat hingga rata
9. Setelah itu sumpan selama 24 jam
C. Flow Chart Pembuatan Detergen

Air panas

Tuang soda ash

Tuang STTP

Tuang soda api

Tuang CMC

Tuang parfum

Tuang ABS

Simpan

D. Pembahasan
- Dalam proses pembuatan ABS perlu hati-hati dan pengaduknya dipercepat
karena ABS mudah menggumpal.
- Tujuan penyimpanan 24 jam, agar seluruh soda api terurai. Soda api
bersifat panas dan berbahaya bagi kulit, sehingga detergen tidak dapat
langsung digunakan setelah proses pembuatan selesai.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Detergen merupakan produk yang terbuat dari bahan baku dari bahan kimia
olahan yang dapat didefinisikan sebagai suatu produk kimia rimah tangga yang
mempunyai fungsi cuci-mencuci

B. Saran
- Dalam praktikum pembuatan detergen sebaiknya dilakukan secara hati-hati
karena bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan kimia olahan yang
berbahaya bagi kulit.
- Takaran pencampuran bahan-bahan sebaiknya sesuai dengan yang telah
ditentukan.

You might also like