You are on page 1of 4

Nama : Kharisma Aprilita Rosyidah

NIM : 051011106
Kelas :D
Kelompok :2

BAB 6 dan 7 : HAM dan Rule Of Law (1 dan 2)

1. A. Magna Charta
Sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di Dunia, salah satunya dimulai
di negara Inggris. Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di
Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Salah satu dari dokumen-dokumen tersebut adalah Magna Charta.
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh Raja
John Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan
sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang
akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna
Charta atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun
dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau
dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam
Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip
telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya
perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang
derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
• Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan
kebebasan Gereja Inggris.
• Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak
sebagai berikut :
a. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak
penduduk.
b. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi
yang sah.
c. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan
bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar
tindakannya.
d. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja
berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
B. Bill of Rights 1689
Dokumen lain yang merupakan bagian penting dari perkembangan dan perumusan HAM
dan berada di negara Inggris adalah Bill of Rights 1689, yang merupakan undang-
undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen Inggris. Isinya mengatur tentang :
• Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
• Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
• Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
• Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing .
• Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.

C. Declaration des Droits de Phomme et du Citogen 1789


Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal
Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama.
Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE L’HOMME ET DU
CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang
dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan
atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang
berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya
Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi
manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan
diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi
ini diprakarsai pemikir – pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak
Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan
umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
D. Bill of Rights 1769
Suatu naskah yang disusun oleh rakyat Amerika Serikat pada tahun 1769, dan kemudian
menjadi bagian dari undang-undang dasar pada tahun 1891.

2. Hak politik, sosial dan ekonomi pada HAM di Universal Declaration of Human Rights.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Universal Declaration of Human Rights 1948.
Di dalam deklarasi PBB ini diakui bahwa manusia adalah individu yang menyandang status
sebagai subjek hukum internasional disamping negara.
Pada abad XX ditandai dengan usaha untuk mengkonversikan hak-hak individu yang
sifatnya kodrat menjadi hak-hak hukum (form natural human rights into positive legal rights).
Saat itu lahirlah The Universal Declaration of Human Rights. Hak yang meonjol pada abad ini
adalah hak-hak sosial ekonomi (sosial economic rights) dan hak untuk mendapatkan sesuatu
(rights to receive). Hal ini digambarkan oleh Philipus M Hadjon, sebagai berikut :
Dibedakan dalam tiga kelompok, berdasarkan ide/ gagasan yaitu political and ideological
thought yaitu Barat, sosialis dan dunia ketiga. Yang dikelompokkan dalam pemikiran barat
meliputi Eropa Barat, amerika Serikat, Kanada, Aistralia, New Zealan, sebagian Amerika Latin
yang dipengaruhi pemikiran Barat, dan Jepang (dari segi ekonomi). Kelompok sosialis meliputi
negara sosialis di Eropa timur, Kuba, Yugoslavia. Selain itu ada kelompok dunia ketiga yang
tidak mempunyai kesatuan ideologi, misalnya India dan Indonesia
Secara umum bersandar pada banyaknya deklarasi dan kovenan (kontrak perjanjian) yang
berkenaan dengan HAM yang dikeluarkan oleh PBB, maka terdapat tiga generasi Hak-Hak Asasi
Manusia. Pertama, pemahaman HAM yang tersurat di dalam Universal Declaration of Human
Rights 1948 merupakan pernyataan tentang HAM yang dipengaruhi oleh pandangan tradisional
Barat, yang lahir dari sebuah kemenangan kelas menengah terhadap monarki absolut. Kedua,
pemahaman tentang HAM yang tertuang dalam Covenant on Civil and Political Rights dan
Covenat on Economics, Social, and Cultural Right (1966) merupakan hasil kompromi antara
ideologi Barat (liberalisme) yang menitikberatkan pada hak-hak politik dengan ideologi Timur
(komunisme) yang menitikberatkan pada hak-hak ekonomi. Dalam HAM generasi kedua ini
terlihat adanya upaya penyelarasan antara hak individu (hak sipil dan politik) dengan hak
kolektif (hak ekonomi dan sosial) seperti hak untuk kehidupan yang layak dan mendapatkan
pendidikan. Namun demikian, adanya pembedaan hak sipil dan hak politik dengan hak ekonomi
dan sosial masih tetap menimbulkan persepsi yang berbeda-beda mengenai apa yang merupakan
pelanggaran HAM. Negara-negara Barat berpendapat bahwa pelanggaran HAM hanya
menyangkut pelanggaran hak sipil dan hak politik saja, khususnya yang berkaitan dengan hak
dan kebebasan individu. Di lain pihak, negara-negara berkembang lebih memprioritaskan
hakpembangunan ekonomi, sosial, dan budaya.

3. Empat generasi Hak Asasi Manusia.


• Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat pada bidang
hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada bidang hukum dan
politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya
keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk menciptakan sesuatu tertib
hukum yang baru.
• Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan juga hak-
hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada masa
generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat penekanan sehingga terjadi
ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak ekonomi dan hak politik.
• Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami
ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.
• Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam
proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan
dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara
keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM
generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun
1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic
Duties of Asia People and Government.

4. Piagam Madinah.
Piagam Madinah atau Mitsaqul Madinah yang dideklarasikan oleh Rasulullah pada tahun
622 M, merupakan kesepakatan-kesepakatan tentang aturan-aturan yang berlaku bagi masyarakat
Madinah yang dipimpin oleh Nabi. Terdapat dua landasan pokok bagi kehidupan bermasyarakat
yang diatur dalam Piagam Madinah, yaitu:
a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa.
b. Hubungan antara komunitas Muslim dan Non-muslim didasarkan pada prinsip-prinsip:
- Berinteraksi secara baik dengan sesama tetanga
- Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama
- Membela mereka yang teraniaya
- Saling menasihati
- Menghormati kebebasab beragama
Dengan demikian, Piagam Madinah menjadi alat legitimasi Nabi untuk menjadi pemimpin
seluruh penduduk di Madinah.

5. Deklarasi Kairo
Dalam pandangan Islam HAM Barat tidak sesuai dengan pandangan ajaran Islam yang
ditetapkan oleh Allah Swt.Berkaitan dengan itu, negara Islam yang tergabung dalam OKI
(OIC) pada tanggal 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi tentang kemanusiaan .Deklarasi
ini berisi 24 pasal tentang hak asasi manusia berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.

You might also like