Professional Documents
Culture Documents
1
pelayaran, kesibukan pelabuhan, dan kunjungan wisatawan ke berbagai obyek
wisata yang ada di laut dan pesisir.
Bebagai informasi sumberdaya tersebut disajikan pada Atlas Sumberdaya
Kelautan dalam bentuk peta narasi. Peta menunjukkan lokasi atau persebaran
sumberdaya dan narasi memberikan gambaran tentang sumberdaya yang
ditampilkan pada peta.
2
WILAYAH KEDAULATAN DAN HAK KEDAULATAN
3
perairan Kepulauan Negara di wajibkan untuk membolehkan kapal-kapal
asing untuk melaksanakan hak lintas damai dan lintas alu-alur kepulauan.
c. Perairan perdalaman adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat
dari garis-garis penutup sungai, keluh atau pelabuhan yang terletak di perairan
kepulauan Indonesia (sesuai dengan ketentuan pasal 50).
d. Lebar laut zona tambahan tidak dapat melalui 24 mil laut dari garis
pangkal kepulauan Indonesia. Di zona tambahan ini dapat melaksanakan
pengawasan yang diperlukan untuk mencegah pelanggaran atas ketentuan
hukum dalam wilayahnya.
e. Zona Ekonomi Ekslusif adalah suatu daerah diluar dan berdampingan
dengan laut teritorial yang lebarnya tidak melebihi 200 mil laut dan garis
pangkal. Di perairan ini Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam
Hayati maupun non-hayati. Indonesia juga mempunyai yurisdiksi berkenaan
dengan pembuatan dan pemakaian, instalasi dan bangunan, riset ilmiah
kelautan serta perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
f. Landas Kontinen meliputi dasar laut dan tanah di bawahya dari daerah
dibawah permukaan laut sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya
hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga jarak 200 mil laut dari garis
pangkal, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut.
Batas terluar landas kontinen tidak boleh melebihi 350 mil laut dari garis
pangkal dan ditetapkan dengan berdasarkan kriteria-kriteria, antar lain: jarak,
kedalaman, dan ketebalan batu endapan. Penetapan landas kontinen diluar 200
mil laut tersebut harus sampaikan kepada Komisi Batas-Batas Landas
Kontinen dengan bukti-bukti yang relevan.
4
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI)
5
PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
6
TATA RUANG KELAUTAN NASIONAL
7
Kawasan Kerjasama Kelautan
Wilayah Pengelolaan Perikanan
Pusat-Pusat Pengembangan Kelautan
Pelabuhan Perikanan
Outer Ring Fishing Port
Kawasan Konservasi Laut
Pusat-pusat Kegiatan Nasional dan Wilayahnya.
8
KAWASAN KONSERVASI LAUT
9
LINGKUNGAN PANTAI DAN LAUT
10
pembangkit tenaga listrik, konservasi alam. Berbagai kegiatan tersebut belum
tentu saling mendukung bahkan dalam banyak kasus kegiatan tersebut menjadi
pusat konflik kepentingan.
11
12
ARUS PERMUKAAN FEBRUARI DAN AGUSTUS
Pebruari
Pada bulan pebruari arah angin di wilayah Indonesia umumnya dari arah
barat sehingga mengakibatkan arus permukaan laut umumnya bergerak dari arah
baratdaya – baratlaut dengan kecepatan antara 12cm/detik s/d 38cm/detik, kecuali
di perairan sebelah utara Nusa Tenggara Barat, laut Sewu, Laut Banda, Perairan
disekitar Talaud berkisar 50cm/detik s/d 75cm/detik. Di Perairan sebelah barat
Nangroe Aceh Darussalam, Samudra Hindia sebelah selatan jawa hingga nusa
tenggara timur bagian barat, arus permukaan laut bergerak dari arah timur –
tenggara dengan kecepatan sekitar 25 cm/detik, sedangkan diselat sunda arus
bergerak dari arah timur laut dengan kecepatan 25 cm/detik.
Arus permukaan laut di Selat Malaka bergerak dari arah tenggara dengan
kecepatan sekita5 cm/detik, sedangkan di Laut Cina selatan bergerak dari arah
timur laut – timur dengan kecepatan berkisar 25 cm/detik, kecuali di pesisir timur
malaysia kecepata arus dapat mencapai kecepatan 50 cm/detik.
Di laut Mindanau arus permukaan laut bergerak memutar atau melingkar
dengan kecepatan 12 cm/ detik s/d 25 cm/detik, sedangkan di Laut Sulawesi
bergerak dari arah barat laut - timur laut dengan kecepatan berkisar 12 cm/detik
s/d 50 cm/detik.
Untuk Selat Makasar bergerak dari arah utara – timur laut dengan
kecepatan 12 cm/second, sedangkan diperairan timur pulau sumba, laut timur,
sebelah utara pulau Barbar dan kepulauan Tanibar arus permukaan laut bergerak
dari arah timur dengan kecepatan 25 cm/second.
Agustus
Pada Bulan Agustus di wilayah Indonesia angin bertiup dari arah timur,
hal ini menyebabkan arus permukaan laut umumnya bergerak dari arah timur
laut–tenggara dengan kecepatan 12cm/detik s/d 50 cm/detik, kecuali di
Kepulauan Talaud, Laut Halmahera, Samudera Pasifik sebelah utara Papua
kecepatan bisa mencapai 50 cm/detik atau lebih.
13
Disebelah barat Sumatera arus permukaan laut bergerak dari arah barat
laut – utara dengan kecepatan 12 cm/detik s/d 25 cm/detik. Sedangkan di Laut
Cina Selatan sebelah timur Malaysia bergerak dari arah selatan – barat daya
dengan kecepatan 12 cm/detik s/d 50 cm detik.
Di laut Mindanau, Laut Sulawesi, Selat Makassar arus permukaan laut
bergerak dari barat laut sampai timur laut dengan kecepatan berkisar 12 cm/detik
s/d 38 cm/detik. Sedangkan di Laut Maluku, Halmahera, Samudera Pasifik
sebelah utara Papua arus bergerak dari arah selatan – barat dengan kecepatan
berkisar 25 cm/detik s/d 75 cm/detik, di perairan sebelah utara Nusa Tenggara
Barat hingga Laut Banda arus permukaan laut, bergerak dari arah barat daya –
barat laut dengan kecepatan berkisar 12 cm/detik s/d 25 cm/ detik.
14
CEKUNGAN SEDIMEN TERSIER SUMBERDAYA MINERAL DAN
ENERGI LEPAS PANTAI
15
BATIMETRI
16
SEBARAN BAHAN GALIAN BATUBARA,
GAMBUT, MINYAK DAN GAS
Kelompok bahan galian penghasil energi terdiri dari minyak, gas bumi,
batubara, dan gambut. Semua bahan galian tersebut termasuk dalam golongan A
atau strategis. Minyak dan gas bumi umumnya menempati cekungan-cekungan
khusus dan cekungan-cekungan yang mengandung batubara dan gambut. Gambut
adalah peringkat batubara paling muda belum mengalami proses pengarangan,
biasanya dijumpai di kawasan rawa-rawa.
Pada peta sebaran galian batubara, gambut, minyak dan gas dapat dilihat
persebaran untuk batubara di Sumatera terbanyak ada di Provinsi Sumatera
Selatan, Bengkulu, Riau dan Jambi. Batubara juga ditemui di Provinsi Nangroe
Aceh Darusssalam, Sumatera Utara namun tidak dalam jumlah banyak. Batubara
dijumpai di Pulau Jawa di pantai bagian selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY
dan Jawa Timur. Di Indonesia bagian timur, batubara banyak di jumpai di
Sulawesi Selatan, Pulau Buton, Pulau Seram, dan Irian Jaya. Lokasi yang paling
banyak batubara di Kalimantan yang tersebar di semua Provinsi.
Persebaran sumberdaya gambut tidak seluas persebaran batubara. Gambut
dijumpai di Pulau Sumatera yaitu di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, daan
sebagian kecil di Sumatera Utara dan Lampung. Lokasi lain persebaran gambut
ada di Irian Jaya/Papua, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.
Sumberdaya minyak dan gas bumi (migas) dikelompokan menjadi dua
yaitu: 1) daerah cekungan minyak dan gas bumi, 2) cekungan sumberdaya minyak
dan gas bumi berproduksi. Lokasi persebaran kelompok 1 ada di pantai dan laut
bagian barat Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Selain itu
juga dapat dijumpai di laut sebelah barat laut Provinsi Lampung, Bengkulu dan
Sumatera Barat. Persebaran di Pulau Jawa dapat di jumpai di pantai bagian
selatan, laut maupun daratan dari mulai Provinsi Banten sampai Provinsi Jawa
Timur. Sebaran migas juga dapat dijumpai di lepas pantai laut Pulau Jawa,
sebelah selatan Nusa Tenggara Barat sampai Nusa Tenggara Timur, Selat
Makasar, Laut Sulawesi, Teluk Timoti, Laut Banda, Teluk Banda, Teluk Bone,
17
Teluk Weda, Laut Seram sebelah utara Irian Jaya/Papua, dari Teluk Cenderawasih
ke arah timur dan Irian Jaya bagian selatan hingga lepas pantai.
Kelompok cekungan minyak dan gas bumi berproduksi terdapat di
sepanjang pantai Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara bagian
tenggara hingga lepas pantai. Daerah lain yang termasuk kelompok ini adalah
Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Persebaran di Pulau Jawa terdapat di
pantai bagian utara hingga lepas pantai Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur dan Pulau Madura bagian utara hingga lepas pantai di Laut Jawa.
Di Kalimantan hanya terdapat di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur
hingga lepas pantai. Di Indonesia bagian timur dapat dijumpai di kepala burung
Irian Jaya/Papua dan Pulau Seram.
18
SEBARAN SEDIMEN WILAYAH LAUT
19
3. Lumpur : semua sedimen yang berasal dari perut bumi berukuran
sangat kecil dan mengandung komponen-komponen pasir dan partikel-
partikel silt. Sedimen tersebut termasuk diantaranya adalah Lumpur biru,
Lumpur hijau, Lumpur hitam, abu gunung berapi, lempung hujau, dan lain
sebagainya.\
4. Selut gampingan : semua endapan mengeras yang partikelnya
berukuran pasir atau lebih halus mengandung sekitar 30% atau lebih CaCO3
kecuali endapan yang semuanya tersusun dari cangkang mollusca atau koral.
5. Selut silikaan : semua endapan mengeras yang paling sedikit 30%
cangkang organisme silikaan.
6. Lempung : semua endapan pelagis yang berbutir halus bergaris tengah
kurang dari 4 mikron, tersusun dari kurang lebih 30% jasad organisme dan
kurang lebih 30%CaCO3.
7. Koral : semua endapan yang berasal dari bangkai terumbu karang.
20
21
SEBARAN RATAAN PASIR
22
TERUMBU KARANG
23
Atol merupakan terumbu karang yang bentuknya melingkar seperti cincin
mengitari goba yang dalamnya sekitar 40-100m. Atol memiliki kedalaman akar
melampaui kedalaman akar terumbu karang lainnya. Atol terbesar di Indonesia
adalah Atol takabonerate di Laut Flores sebelah tenggara Pulau Selayor. Atol
seluas 2.220 km² merupakan Atol terbesar ketiga di dunia atau terbesar setelah
Atol kwajalein, Atol suvadiva, Atol Takabonerate, merupakan sistem terumbu
karang yang kompleks memiliki 21 pulau kecil berupa gugus pasir (sand clay),
sembilan diantaranya dihuni oleh penduduk.
Jumlah karang yang hidup di Indopasifik menurut Wells (1954) dan Rosen
(1971) sejumlah 700 jenis dari 88 genus. Jumlah karang diperairan Atlantik
diperkirakan berjumlah 35 jenis dari 26 genus. Berdasarkan hasil ekspedisi
Snelius II tahun 1984 karang yang hidup di perairan Indonesia berjumlah 75
genus dan 350 spesies merupakan terumbu karang terluas di dunia (60.000 km).
24
MANGROVE
25
PAUS DAN LUMBA-LUMBA
Meskipun dikenal sebagai ikan tetepi dalam pengertian biologis Ikan Paus
sebenarnya merupkan hewan menyusui (mamalia), tergolong dalam ordo (bangsa)
“Cetaceae”, yang bernapas dengan patu-paru dan telah menyesuaiakan diri hidup
dalam air. Makanan paus berupa plankton “crustaceae”.
Satu hal unik yang ada di dunia adalah paus yang hidup didaerah tropis
sejak bertus-ratus tahun lalu hanya ada di Indonesia. Paus dijumpai di Pulau
Lembata (Lomblen) dan Lamakera di Pulau Solor yang ada di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Di daerah laut dalam terutama di perairan Indonesia bagian
timur banyak dijumpai paus berukuran besar. Telah diketahui bahwa di Indonesia
terdapat 24 jenis ‘cetaceae’.
Paus terbesar adalah “Balaenoptera Musculus” yang panjang tubuhnya
dapat mencapai 30 meter. Paus merupkan pengelana yang hebat. Paus dapat
menempuh perjalanan lebih 20.000 km /tahun. Wilayah sebarannya antara lain di
Samudra Hindia, Samudra Pasifik sampai antartika. Indonesia merupakan jalur
penting migrasi paus antara samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Perkiraan jalur
migrasi di Indonesia diantaranya melalui selat-selat di pulau Nusantenggara.
Lumba-lumba merupakan mamalia kuatis yang memiliki hubungan dekat
dengan paus. Ada kurang lebih 40 spesies lumba-lumba dari 17b Negara. Ukuran
lumba-lumba berpariasi antara panjang 1,2 m dengan bobot 40 Kg (Lumba-lumba
mau) samapai dengan lebih dari pada 9,5 m dan bobot mencapai 10 ton (Lumba-
lumba orca). Lumba-lumba ditemukan diperairan seluruh dunia kebanyakan dari
paparan dunia dan merupakan karnifora khususnya pemakan ikan dan udang.
Lumba-lumba dianggap sebagai binatang yang paling pandai, bersahabat dan
memiliki potensi untuk bermain sehingga cukup dikenal oleh manusia.
Lumba-lumba dan bersama paus dan porpoise dianggap sebagai turunan
mamalia darat seperti artiodactyl jamus. Lumba-lumba diperkirakan masuk
keperairan sekitar 50 juta tahun yang lalu. Lumba-lumba memiliki tubuh panjang
lentur untuk berenang cepat. Lumba-lumba memiliki warna kulit abu-abu dengan
semburat putih pada sisi bawahnya dan warna gelap pada bagian belakang.
26
Lumba-lumba sering dianggap sebagai salah satu spesies yang paling
cerdas, meskipun cukup sulit untuk menyatakan seberapa cerdas di bandingkan
secara langsung dengan spesies lain karena perbedaan yang kompleks pada alat
sensor, mode respon dan sipat pengetahuan.
Lumba-lumba sering melompat ke atas permukaan air sering juga
membentuk akrobat (khususnya jenis spiner dolphin). Ilmu tidak begitu
memahami maksud kelakuan lumba-lumba tersebut, mungkin saja sebagai upaya
untuk melihat lokasi kerumunan ikan. Seperti yang dilakukan burung-burung yang
sedang mencari mangsa. Bermain merupakan salah satu kegiatan penting yang
dilakukan oleh lumba-lumba bahkan sering juga dapat diamati sedang bermain
dengan rumput laut atau dengan lumba-lumba lainnya. Lumba-lumba sering kali
terlihat menikmati gerakan gelombang dan kadang-kadang “ berselancar” dan
membuat gelombang dibawah perahu.
Lumba-lumba memiliki peranan dalam budaya manusia. Lumba-lumba
sangat dikenal dalam mitologi yunani sampai ada banyak mata uang (koin)
dengan gambar seorang pria atau anak laki-laki yang sedang mengendarai lumba-
lumba. Lumba-lumba berperan dalam tarian seni. Dimitos hindu, lumba-lumba
sungai ganga diasosiasikan dengan sungai ganga.
27
DUYUNG
28
Bertelur. Tempat, waktu perkawinan, dan bertelur duyung tidak diketahui
secara pasti, tetapi di perkirakan di teluk yang terlindung, Esturia, ebelah barat
Teluk Cenderawasih, dan sebelah tenggara Kepulauan Aru.
Perlindungan: Duyung diperkirakan berlindung dari badai dan musuhnya pada
teluk yang terlindung dan Estuari.
Migrasi: jalur perpindahan duyung tidak diketahui. Kemungkinan besar
duyung berpindah kearah daratan dan melalui jalur terumbu karang untuk
makan pada malam hari. Doperkirakan duyung berpindah dari Papua Nugini
ke sepanjang pantai selatan melintas ke Indonesia dan Kepulauan Aru dimana
mereka biasa diburu.
Ancaman: ancaman alam termasuk badai dan ikan Hiu. Tempat makan duyung
seringkali terancam pasir, pengerukan rumput laut, dan air yang menuju
pantai. Duyung diburu untuk konsumsi okal dan perdagangan (daging, gigi,
dan air mata duyung). Duyung seringkali tertangkap tidak sengaja pada jaring
ikan pare dan ikan Hiu.
29
PENYU LAUT
Penyu laut hidup di perairan tropis dan subtropik. Diantara tujuh jenis
penyu yang dikenak di dunia, lima jenis penyu hidup di Indonesia. Tiga
diantaranya mempunyai arti penting sejak dulu, yakni penyu hijau atau penyu
daging ( chelonia mydas ), penyu sisik atau penyu kembang ( eretmochelys
imbricata) dan penyu blimbing (dermochelys coriacea). Dua jenis penyu lainnya
terdapat secara sporadic yakni penyu abau – abu atau penyu bromo (lepidochelys
olivacea) dan penyu tempayan (carreta careta).
Penyu hijau adalah penyu yang paling banyak dikenal, daging dan telurnya
dinilai tinggi oleh penggemarnya. Penyu sisik mempunyai nilai ekonomi terutama
sisiknya yang berwarna indah dan digunakan untuk bahan kerajinan serta
perhiasan. Penyu blimbing adalah jenis yang sudah semakin langka padahal
belum banyak diketahui biologinya.
Penyu hijau mempunyai batok punggung keras terdiri dari sisik – sisik
polygonal yang tidak saling tumpang tindih, warnaya coklat kehijauan. Makanan
penyu hijau adalah lamun ( sea grass) tetapi juga memakan biota lain terutama
bila penyu berada di perairan terbuka.
Penyu hijau bertelur sepanjang tahun dan musim puncak produksi telur
berbeda – beda untuk setiap lokasi. Puncak produksi telur penyu hijau di Pulau
Berhala terjadi pada bulan November – Januari, di Sukabumi (jawa barat) pada
bulan November – Februari, di banyuwangi (jawa timur) pada bulan Desember –
Maret, di Ai Ketapang (Sumbawa) pada bulan April – Juli.
Musuh utama penyu adalah manusia. Daging penyu yang nikmat,
menyebabkan penyu diburu oleh manusia. Di Bali, daging penyu diburu oleh
penduduk untuk digunakan dalam upacara tradisional. Di Sulawesi Utara penyu
juga diburu oleh manusia untuk di konsumsi. Selain untuk dikonsumsi, penyu
juga diperdagangkan dalam bentuk sudah dikeringkan. Kurang lebih 20.000 ekor
penyu hijau yang di daratkan di Bali dan pulau – pulau di sekitar Bali bahan juga
dari Nusa Tenggara Timur, Sulawesi dan Maluku.
30
BURUNG-BURUNG LAUT
Burung laut yang dimaksud pada umumnya adalah burung yang mencari
makanan dilaut. Burung laut mempunyai banyak ragam yaitu burung pantai
(shore bird), burung migrasi (migratory bird) dan burung laut sejati. Burung
pantai adalah yang menghuni di pantai saja dan seringkali terbang sampai
keperairan payau atau perairan darat. Burung migrasi adalah burung yang terbang
dari bagian belahan bumi lain, burung ini terbang cukup jauh melintasi samudra.
Burung laut sejati adalah burung yang telah sepenuhnya menyesuaikan diri secara
fisiologia dan anatomis untuk hidup diatas laut.
Sebaran koloni burung laut Indonesia dapat dilihat pada peta. Beberapa
lokasi diantaranya dinyatakan sebagai margasatwa atau suaka alam. Beberapa
lokasi koloni diantaranya di Muara Angke Jakarta dan Pulau Rambut, di Pulau
Dua Teluk Banten Jawa Barat, di Laut Banda lokasi kolni berada di Pulau Gunung
Api dan Pulau Manuk. Selain itu koloni juga terdapat di Pulau Kakabia Laut
Flores, di Sulawesi Utara koloni berada di Batu Kapal, Pulau Burung dan Pulau
Popaja. Koloni burung di Bali berada di Pantai Uluwatu, lokasi koloni burung di
Jawa selatan berada di Rongkop dan Nusa Burung. Lokasi koloni sarang burung
laut biasanya terletak diperairan yang subur disekitar pantai atau diperairan
terbuka.
Burung Pantai meskipun hidup dari laut namun tidak semuanya dapat
berenang, biasanya burung tersebut memiliki paruh dan kaki panjang dan mencari
mangsa diperairan dangkal. Burung-burung semacam ini dalam Bahasa Inggris
disebut Wading Bird atau Wader. Sebagian besar Wader dari suku Ciconidaea,
Ardeidae dan Charadriideae. Wader dari suku ciconidaea yang cukup dikenal
adalah bangau Tong-tong. Kebanyakan burung pantai menjadi pendatang
(migratory wader) di Indonesia. Beberapa jenis burung pendatang tersebut ada di
Karang Gading (pantai timur Sumatera Utara), Way Kambas Lampung, pantai
timur Jawa Timur, pantai selatan Bali, dan Pantai Merauke.
31
KETAM KELAPA
Status Perlindungan
Kategori terancam internasional
Status Hukum
Tidak dilindungi
Perlindungan Habitat
Tidak ada secara langsung perlindungan habitat ini, tetapi di Kepulauan
Togian (Sulawasi Tengah) dan Mapia (Papua) diusulkan untuk mendapat
supaya ada kelestarian.
Persebaran
Sebelumnya dikepulauan kecil dari kepulauan Talaud dan nanusa Utara dan
Sunda Timur kecil di Selatan, dan kepulauan Maluku sampai Papua
Populasi
Status dan lokasi ketam kelapa tidak diketahui, tatapi dikepulauan togian
diketahui memiliki populasi banyak. Kepiting kelapa juga ada dikepulauan
Mapia dan Nanusa. Jumlah ketam kelapa tidak diketahui tetapi cenderung
menurun.
Makanan
Ketam kelapa mencari makanan ditanah dan tidak memiliki habitat makanan
khusus. Makanan utamnya termasuk tumbuh-tumbuhan (daun, buah, padmaus,
atrtocarpus, terminalia, canarium coconut).
Perkembangbiakan
Tidak diketahui cara perkawinannya, telur dikeluarkan di laut pda waktu
penetasannya dan larva muda kembali ke darat.
Tempat Perlindungan
Perlindungan di lubang tanah, khususnya antara sksr pohon stsu celah batu
kapur.
Ancaman
Pada waktu kecil predator alami oleh larva planckivarous dan ketika besar
oleh babi liar dan babi rusa. Ketam Kelapa di kumpulkan untuk konsumsi
32
lokal dan perdagangan, dikenal zat rasanya. Ketam Kelapa juga diekspor
untuk konsumsi ke Hongkong.
33
SUMBERDAYA IKAN PELAGIS BESAR
34
SUMBERDAYA IKAN PELAGIS KECIL
Ikan pelagis kecil adalah jenis ikan permukaan atau didekat permukaan
yang biasanya bermigrasi cukup jauh. Sala satu sifat ikan jenis pelagis kecil
adalah suka bergerombol, hidup bergerombol disekitar rumpon atau cahaya
lampu, sehingga penyebarannya dalam satu perairan tidak merata.
Pada umumnya kelompok ikan sumberdaya kecil terdiri dari ikan-ikan
kecil seperti Ikan Kembung, Bentong, Layang, Selar, dan lain sebagainya. Pada
umumnya kepadatan (ton/km2) ikan-ikan pelagis diperairan yang lebih dangkal
atau dekat permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan densitas yang ada di laut
yang lebih dalam, kecuali di daerah upwelling yang kaya akan unsur hara.
Secara kuantitas kelompok Ikan Pelagis kecil merupakan jenis ikan yang
paling banyak tertangkap. Jenis Ikan Pelagis kecil paling banyak memberikan
kontribusi terhadap hasil produksi perikanan laut nasional. Kelompok Ikan Pelagis
Kecil biasanya tertangkap dengan: pukat cincin, paying, jarring insang, bagan
apung atau tancap dan jaring lingkar lainnya.
Ikan Pelagis Kecil menurut statistic perikanan nasional dikelompokkan 16
kelompok. Produksi perikanan Pelagis Kecil di dominasi oleh 6 kelompok Ikan
Besar yang masing-masing produksinya berkisar 100.000 ton. 6 kelompok ikan
tersebut adalah Ikan Layang (Decapterus spp), Kembung (Rastrelliger spp), Teri
(Stolephorus spp), Lemuru Bali (Sardenilla Lemuru), dan jenis-jeis Selar
(Selaroides spp, Alapes spp, dan Atule spp).
Hasil survey dan analisis serta Catc/Effort menunjukkan bahwa potensi
sumberdaya Ikan Pelagis Kecil yang cukup besar berada di perairan laut Cina
Selatan, Laut Banda, Laut Arafuru, dan Pantai Barat Sumatera.
Penangkapan ikan-ikan Pelagis Kecil di Indonesia sebagian besar telah
menunjukkan tingkat pengelolaan yang berlebihan atau mendekati tingkat
maksimal kecuali di perairan Maluku dan Irian Jaya. Sementara di wilayah Selat
Malaka dan Pantai Utara Jawa telah menunjukkan kejenuhan penangkapan Ikan
Pelagis Kecil. Kejenuhan penangkapan di Selat Malaka mencapai 98%, Pantai
Utara Jawa mencapai 74% dan Pantai Timur Sumatera mencapai 51%.
35
DEMERSAL
Merupakan kelompok ikan yang menghuni dasar atau dekat perairan. Cirri
umum dari sumber daya tersebut antara lain : aktivitas rendah, gerak ruang yang
tidak jauh dan memebentuk kelompok relative kecil. Secara ekologis udang
termasuk sumber daya demersal.
Ikan demersal memiliki daya tahan penangkapan yang rendah. Beberapa
jenis Demersal merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi
diantarannya Petek, Bawal, Kerapu, Gagap Merah, Jerbung, Udang Windu,
Udang Dogol, dan Udang Krosok.
Ikan Demersal tersebar di seluruh perairan terutama di Paparan Sunda dan
Laut Arafuru dengan kecenderungun kepadatan populasi dan potensi di daerah
sekitar pantai.
Pengelompokkan sumber daya Ikan Demersal dalam rangka
menggambarkan penyebaran dan komposisi menurut kategori nilai ekonomis
adalah sebagai berikut : Kelompok komersial utama terdiri dari : Ikan Kerapu,
Bambangan, Bawal Putih, Kakap, Manyung, Jenaha, Kuwe, dan Nome.
Kelompok kedua terdiri atas : Gerot-gerot, Bawal Hitam, Ketang-ketang,
Baronang, Pari, dan Cucut. Kelompok komersial ketiga terdiri dari : Petek,
Beloso, Kuniran, Mata Merah, Keong-keong, Gabus Laut. Kelompok Ikan
campuran terdiri atas jenis-jenis ikan : Srinding, Lidah, Kapas-kapas, Swanggi
Batu, dan jenis lain hasil tangkapan yang relative rendah.
36
TERIPANG
37
POTENSI DAN PRODUKSI LOBSTER
38
POTENSI DAN PRODUKSI CUMI-CUMI
39
menggunakan bahasa inggris, cumi-cumi lebih dikenal dengan nama calamari,
berasal dari bahasa Yunani-Italia. Spesies cumi ditemukan diwilayah perairn
tertentu dan menjadi tangkapan besar dalam dunia perikanan.
Tingkat potensi dan produksi cumi-cumi di setiap wilayah perairn
Indonesia digambarkan dalam bentuk bargraf seperti dapat dilihat pada peta.
40
POTENSI PRODUKSI UDANG PENAEID
41
Secara ekosistem, penyebaran udang dibagi menjadi dua daerahyaitu
daerah muara sungai atau estuarin dan daerah lepas pantai. Pada perairan estuaria
merupakan daerah pemijahan (spawning ground) udang berada pada stadia post
larva dan yuwana (juvenile) yang biasanya berukuran kecil, sedangkan dilepas
pantai udang berada pada stadia dewasa dan umumnya berukuran besar.
42
POTENSI DAN PRODUKSI IKAN KARANG
Diperkirakan lebih dari 4.000 spesies ikan atau sekitar 18% jumlah ikan
yang ada di dunia dapat ditemukan di daerah terumbu karang. Ikan-ikan yang
hidup di terumbu karang biasanya berukuran kecil dan menetap sepanjang
hidupnya di daerah tersebut. Ikan karang secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai semua ikan yang hidupnya di terumbu karang. Mendefinisikan ikan-ikan
yang hidup di terumbukarang sebagai ikan karang sebenarnya juga sangat sulit,
karena tidak semua ikan yang hidup di karang merupakan famili dari ikan karang.
Distribusi dan kelimpahan ikan karang sangat dipengaruhi oleh faktor
biologi dan fisik di daerah terumbu karang. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah gelombang, arus, cuaca, sedimentasi, kedalaman perairan, fisiografi, dan
kompleksitas terumbu karang. Dengan kata lain keragaman dan kelimpahan ikan
karang sangat berkaitan dengan kompleksitas dan kesehatan terumbu karang
sebagai habitat. Diperkirakan di laut Indo-Pasifik, Kepulauan Indonesia dan
Filipina jumlah dan keragaman ikan karang merupakan jumlah ikan yang terbesar
di dunia.
Salah satu fenomena yang menarik mengenai ikan karang adalah adanya
perbedaan jenis ikan pada siang hari dan malam hari. Pada habitat terumbu
karang, ruang merupakan pembatas bagi dua kelompok ikan terumbu karang yang
hidup pada waktu siang dan malam. Pada malam hari Komunitas Ikan Karang
Diurnal yang keluar dari terumbu karang dan aktif mencari makan. Pada siang
hari Komunitas Ikan Nokturnal aktif keluar dari terumbu karang dan mencari
makan.
Perkiraan potensi ikan karang di Indonesia yang telah disepakati hanya
beberapa jenis yaitu Kerapu (Serranidae), Lencam (Lethrinidae), Ekor
Kuning/Pisang-pisang (Caesionidae), Baronang (Siganidae), Lencam
(Lethrinidae), Kaka tua (Scraridae), dan Napoleon/Mamigmg/Siomay (Labridae).
Sumberdaya ikan karang belum dimanfaatkan secara merata masih terbatas
pada daerah-daerah yang mudah terjangkau dan terhadap komoditas tertentu saja.
Hanya beberapa jenis yang telah dimanfaatkan secara intensif karena mudah
43
ditangkap, nilai komersial dan tingkat kepadatannya tinggi. Beberapa jenis
tersebut diantaranya adalah Ikan Ekor Kuning dan Ikan Pisang-pisang.
44
NELAYAN, EKONOMI DAN SOSIAL
POPULASI NELAYAN
Jumlah nelayan pada tahun 2003 tercatat sebanyak 3.857.597 orang atau
meningkat 26,63% dibandingkan jumlah nelayan pada tahun 2002 yang berjumlah
3.064.473 orang, jumlah nelayan laut meningkat 15,04% jumlah nelayan sembilan
utama dan sembilan tambahan juga mengalami kenaikan masing-masing 18,73
dan 23,52%.
Pada tahun 2003 jumlah nelayan perikanan laut berjumlah 3.311.821
orang. Sebagian besar nelayan perikanan laut adalah nelayan penuh waktu yaitu
sebanyak 1.792.671 orang orang atau 52,23% dari total nelayan perikanan laut.
Sebanyak 33,58% atau 1.112.217 orang merupakan nelayan sembilan utamadan
14,19% atau 469.933 orang merupakan nelayan sembilan tambahan.
Daerah utara Jawa memiliki jumlah nelayan laut paling banyak yaitu
30,11% dari seluruh nelayan perikanan laut. Jumlah nelayan kategori nelayan
penuh banyak terdapat di daerah utara Jawa, Selat Malaka, dan Maluku – Papua.
Nelayan sembilan utama banyak terdapat di daerah utara Jawa, Selatan Sulawesi,
Maluku – Papua. Sedangkan nelayan sembilan tambahan banyak terdapat di
daerah Maluku – Papua, utara Jawa dan Utara Sulawesi.
Jumlah nelayan perikanan perairan umum pada tahun 2003 sebanyak
545.776 orang. Sebanyak 37,80% adalah nelayan penuh, 40,70% nelayan
sembilan utama, dan 21,50 nelayan sembilan tambahan. Peningkatan jumlah
nelayan perairan umum dikarenakan adanya peningkatan jumlah nelayan sembilan
di perairan umum pada tahun 2002 sebanyak 170.045 menjadi 206.284 orang atau
meningkat sebesar 21,31%. Jumlah nelayan peraira umum terbanyak di daerah
Sumatera yaitu 35,25%. Nelayan perairan umum di Kalimantan dan Jawa masing-
masing sebanyak 22,06% dan 32,00%.
45
RUMPUT LAUT
Salah penyebutan atau salah kaprah istilah rumput laut telah terjadi
beberapa abad silam, sehingga melalui buku Atlas ini perlu adanya pelurusan
pengertian yang benar. Rumput laut adalah jenis Alga (algae) atau ganggang laut,
tumbuh bersel satu satu maupun bersel banyak. Rumput laut yang dimaksud
adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris Seaweed, bukan Seagrass. Adapun
seagrass diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia manjadi lamun. Hamparan luas
padang padang lamun disebut Seagrassbed. Sepintas lalu beberapa jenis alga
bersel banyak memang dapat memperlihatkan sepertinya ada akar, batang, daun,
bunga, dan buah, padahal semua itu adalah semu. Rumput laut bukanlah rumput
dan tidak seperti rumput biasa. Dasar kenampakkan seperti rumput itulah para
nelayan pada mulanya menyebut rumput laut, padahal bukan rumput. Salah istilah
atau salah kaprah ini susah dibetulkan karena sudah menyebar luas dan bukan
hanya di kalangan nelayan maupun para pembudidaya rumput laut, tetapi juga
kepada para pedagang maupun para konsumennya. Cara hidup alga dapat bersifat
“fitoplankton” karena melayang di dalam air maupun “fito bentos”, karena mampu
melekat pada berbagai benda keras, terutama pada pecahan batu karang (ruble)
Indonesia memiliki berbagai jenis alga, yang menurut hasil penelitian
Weber van Bosse dalam ekspedisi Sibolga 1899 – 1900 di perairan Indonesia
bagian timur saja ada 782 jenis alga yang terdiri dari alga hijau, alga merah, dan
alga coklat. Menurut Zeneveled (1955), ada 56 jenis alga laut atau rumput laut
yang sangat bermanfaat di Indonesia. Dari 56 jenis ganggang besar tersebut ada 6
jenis yang terkenal, yaitu: Eucheuma, Gracillaria, Hypnea, Gelidium, Turbinaria,
dan Sargasum.
Berbagai jenis alga khususnya rumput laut tumbuhan dengan baik di
perairan laut dangkal hingga 30 meter, terutama pada terutama daerah umbalan air
laut dalam atau sering disebut wilayah yang sering ada upweeling, untuk
pembudidayaan rumput laut yang ideal adalah pada perairan yang sangat dangkal
yaitu pada posisi kedalaman 0,5 – 10 meter. Kualitas perairan yang diperlukan
adalah yang relatif jernih bernutrisi tinggi atau tepetnya sebagi berikut: pH antara
46
6,8 – 8,5, oksigen terlarut lebih dari 5 ppm, salinitas 30 – 36 permil, kecepatan
arus 30 – 66 cm/detik, suhu antara 24 – 33 derajat Celcius, unsur NH kurang dari
0,36 ppmm, kandungan posfat dan nitrat cukup, terlindung dan terbatas dari
gelombang besar, air cerah, babas dari berbagai bahan limbah dan pencemaran
laut. Rumput laut banyak tumbuhan pada wilayah bersubsrat dasar pasir ruble dan
pecahan batu karang. Hanya rumput laut jenis Gracillaria yang mampu tumbuh
diwilayah perairan kualitas agak rendah dan bahkan dapat tumbuh di tambak
Sebaran habitat rumput laut : Untuk Wilayah Kepulauan Sumatra, rumput
laut tumbuh dengan baik dan dibudidayakan di beberapa pulau sebelah barat
Pulau Sumatra mulai dari Aceh sampai Bengkulu. Untuk Provinsi Sumatra
Selatan habitat yang sesuai ada dibeberapa bagain dari Pulau Bangka dan
Belitung. Untuk daerah Lampung. Kepulauan Seeribu ada beberapa teluk di
bagian selatan yaitu Teluk Hanura dan Tanjung Putus Lampung. Kepulauan
Seribu ada beberapa tempat, termasuk pulau yang ada goba, sepertihalnya di Goba
Pulau Pari dan Pulau Semak Daun. Untuk wilayah pesisir pulau jawa lebih sangat
terbatas yaitu hanya di beberapa teluk yang sempit di Jawa Barat yaitu di Teluk
Banten, Pelabuhan Ratu, Cidaun, Cipatujah dan Pamengpeuk. Di Jawa Tengah
dan DIY hanya ada di Jepara, Cilacap dan pantai Gunungkidul. Di Jawa Timur
ada di Pacitan, Banyuwangi dab Sumenep. Wilayah Bali Selatan merupakan
penghasil rumput laut paling berkualitas, cepat panen dan dalam jumlah besar.
Beberapa pusat pengembangan rumput laut di Bali adalah di P. Serangan, Tanjung
Benca, Nusa Penida, Nusa Dua dan Nusa Lembongan. Beberapa tempat di NTT
tepatnya adalah di Tj. Karoso, Warambadi, P. Komodo, P. Besar Maumere. Di
Provinsi NTB rumput laut dikembangkan di Maringgi, P. Kambing, Teluk Ekas,
Teluk Saleh dan Teluk Warorada. Untuk wilayah Kalimantan ada di Pulau Laut
dan Terakan Kaltim, beberapa tempat di Sulawesi Tenggara lebih banyak wilayah
yang sesuai umtuk pembudidayaan. Dikepulauan Maluku dan Irian Jaya (Papua)
ada beberapa teluk yang sangat berpotensi untuk Penembangan budidaya rumput
laut.
Pemanfatan rumput laut yang lazim bagi para nelayan dan diolah secara
tradisional adalah untuk bahan makanan seperti halnya sayur, acara lalap,
47
manisan, kue dan obat maupun makanan ternak. Pengolahan rumput laut dengan
cara moderen adalah diekstrak dari getahnya sehingga dapat menghasilkan:
karaginan, furcelaran, algin, porpiran, floridean, dan agar-agar. Manfaat utama
rumput laut setelah diekstrak adalah bahan obat-obatan, gel, agar-agar dan bahan
kosmetik serta plastik.
48
PADANG LAMUN
49
sangat kecil. Namun demikian, Lamun sangat bermanfaat khususnya jika di
pandang sebagai sub sistem dari ekosistem pesisir. Padang lamun merupakan
produsen bahan orgabik maupun oksigen yang dapat membantu proses pemijahan
berbagai biota laut seperti telah tersebut diatas. Peran padang lamun hampir sama
seperti peran hutan mangrove yaitu sumber bahan organik maupun penciptaan
lingkungan yang mendukung proses pemijahan berbagai ikan dan biota laut
lainnya. Padang lamun berperan pula dalam menahan laju erosi dasar laut,
membantu pengendapan lumpur dan menahan arus maupun ombak, dengan kata
lain sebagai stabilisator proses pembentukan pantai maupun proses yang
sebaliknya yaitu abrasi. Dengan demikian keberadaan padang lamun perlu dijaga
kelestariannya/perlu konservasi.
Sebaran geeografis padang lamun di dunia ada di 2 wilayah, yaitu di
wilayah Indo-Pasifik Barat dan wilayah perairan Karibia. Wilayah sebaran lamun
di Indonesia sudah semakin terbatas, dimana habitat lamun semakin terancam
pencemaran.
50
SUMBERDAYA IKAN HIAS
51
JALUR PELAYARAN DAN PELABUHAN
Indonesia sebagai negara maritim terdiri dari puluhan ribu pulau dan
dihubungkan dengan laut yang luas. Dengan kondisi semikian maka untuk
keperluan pembangunan, pertahanan, keutuhan wilayah, pergerakan penduduk
dan lain sebagainya diperlukan alat transportasi yang baik dan tangguh.
Berdasarkan data Pelayaran Indonesia Nasional Indonesia (PELNI) tahun
2006 jaringan transportasi laut dilayani oleh 22 kapal penumpang, yaitu: KM.
Umsini, KM. Kerinci, KM. Tidar, KM. Ciremai, KM. Dobonsolo, KM, BK.
Siguntang, KM. Lambelu, KM. Sinambung, KM. Kelud, KM. Dorondola, KM.
Nggapulu, KM. Laborar, KM. Kelimutu, KM. Lawit, KM. Tatamailau, KM.
Sirimau, KM> Awu, KM. Leuser, KM Binaiya, KM. Bukit Raya, KM.
Tilongkabila, KM. Pangrango, KM. Sangiang.
Jika dilihat dari peta jalur pelayaran dan pelabuhan, daerah terdapat
lalulintas lautnya adalah jalur pelayaran dari Pulau Jawa. Sebagaimana terlihat di
peta dari pelabuhab Tanjung Priok menuju ke Puulau Gunung Sitoli, Belawan
(Medan), Dumai, kepulauan Bangka Belitung. Jaringan pelayaran ke Kalimantan
dengan tujuan Potianak. Di Pulau Jawa sendiri jaringan antara pelabuhan juga
terlihat padat, dari Tanjung Priok ke Tanjung Emas dan Tnjung Perak. Jaringan
pelayaran dari Jawa juga sampai ke Sulawesi, bahkan ke Irian Jaya/Papua.
Jaringan pelayaran di Indonesia bagian timur kurang padat seperti jalur
pelayaran Indonesia bagian barat. Jalur pelayaran yang cukup panjang di
Indonesia bagia timur dilayani oleh KM. Tatamailu. Rute yang dilewati meliputi
Pulau Bali, Bima, Maumere, Tual, Dobo, Timika, Merauke kembali ke Timika,
Kaimana, Fak-fak, Ambon, Bau-bau, Makasar, dan kembali ke Bali.
52
OBYEK WISATA BAHARI
53
PRASARANA PERIKANAN DAN PELABUHAN
54
POTENSI BUDIDAYA LAUT
55
4. Budidaya Teripang (Sea Cucumber)
Jenis teripang sudah dibudidayakan di Indonesia adalah Teripang Pasir
(Holuthuria scraba). Daerah yang sudah mengembangkan diantaranya
Sulawesi Tenggara, Lmpung, Nusa Tenggara Barat. Teripang dipelihara di
laut dengan sistem kurungan atau dapat juga dikpelihara di kolam laut
(tambak). Benih teripang untuk budidaya masih diperoleh dari hasil
penangkapan di alam, kerena kpembenihan teripang walaupun sudah berasil
dilakukan namun belum dapat siap dihasilkan secara masal.
5. Komoditi lain
Komoditas lain yang mempunyai prosopek cukup baik untuk dibudidayakan
antara lain: Udang Barong, Ikan Hias, Tngkur Kuda, Tocha, Oyster, dan
Abalone.
56
BENIH DAN INDUK IKAN ALAM
57
Ikan Baronang menykai perairan yang bersalinitas tinggi, benih ikan
memiliki ketahanan terhadap keragaman selinitas yang tinggi. Beberapa ikan dan
dan anak ikan hidup dalam perairan yang lebih rendah daripada laut.
Ikan bandeng tersebar luas mulai dari pantai Afrika Timur sampai ke
Jepang selatan, Australia Utara. Tempat berkembang biak di perairan dekat
Kepulauan Salomo. Di Indonesia banyak dijumpai di perairan Pulau Madura dan
Pulau Kangean dan biasanya bergerak kearah barat dan timur dan Pulau Madura.
Nener bandeng biasanya saat tertangkap memiliki panjang 11 – 13 cm dan berat
0,01 gram.
58
JUMLAH KAPAL
59