You are on page 1of 26

HANDOUT

Mata Kuliah Eksplorasi Batubara


(TE-4211)
Teknik Pertambangan ITB

Dr.Ir. Komang Anggayana, MS.


Agus Haris W, ST. MT

Bagian 8:
Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Klasifikasi Sumberdaya dan
Cadangan Batubara
• Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): Jumlah
batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap survei tinjau.

• Sumberdaya batubara tereka (inferred coal resource): Jumlah


batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi.

• Sumberdaya batubara terindikasi (indicated coal resource): Jumlah


batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.
• Sumberdaya batubara terukur (measured coal resource): Jumlah
batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah
penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.

• Cadangan batubara terkira (probable coal reserve): Sumberdaya


batubara terindikasi dan sebagian sumberdaya batubara terukur,
tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah
terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.

• Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve): Sumberdaya


batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor
yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat
dilakukan secara layak.
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara (BSN, 1997)

Tahapan Eksplorasi Eksplorasi


Eksplorasi Rinci
Survei Tinjau Prospeksi Pendahuluan
(Detailed
(Reconnaissance) (Prospecting) (Preliminary
Exploration)
Status Kajian Exploration)
Tingkat Keyakinan Ekonomi

Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya Sumberdaya


Hipotetik Tereka Terindikasi Terukur
Belum Layak
(Hypotetical (Inferred (Indicated (Measured
Resources) Resources) Resources) Resources)

Cadangan Terkira
(Probable Reserves)
Layak Cadangan
Terbukti (Proven
Reserves)

Tingkat Keyakinan Geologi


Tingkat Keyakinan Geologi

• Jarak pengaruh Æ jarak dimana kemenerusan dimensi dan kualitas


batubara masih dapat terjadi dengan tingkat keyakinan tertentu
yang disesuaikan dengan kondisi geologi daerah penyelidikan.

• Titik informasi dapat berupa singkapan, parit uji, sumur uji, dan titik
pengeboran dangkal atau pun pengeboran dalam.

• Penentuan titik-titik informasi disesuaikan dengan penyebaran


batubara (garis singkapan) dan jarak pengaruh.
Jarak titik informasi menurut kondisi geologi (BSN, 1997)
Kondisi Geologi Sederhana

• Endapan batubara umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas


tektonik seperti sesar, lipatan, dan intrusi.

• Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai


ribuan meter, dan hampir tidak memiliki percabangan.

• Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak


menunjukkan variasi yang berarti.

• Contoh batubara di Bangko Selatan dan Muara Tiga Besar


(Sumsel), Senakin Barat (Kalsel), dan Cerenti (Riau).
Kondisi Geologi Moderat
• Endapan batubara sampai tingkat tertentu telah mengalami
pengaruh deformasi tektonik.

• Pada beberapa tempat, intrusi batuan beku mempengaruhi struktur


lapisan dan kualitas batubaranya.

• Dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral


yang sedang.

• Sebaran percabangan batubara masih dapat diikuti sampai ratusan


meter.

• Contoh batubara di Senakin, Formasi Tanjung (Kalsel), Loa Janan-


Loa Kulu, Petanggis (Kaltim), Suban dan Air Laya (Sumsel), serta
Gunung Batu Besar (Kalsel)
Kondisi Geologi Kompleks
• Umumnya telah mengalami deformasi tektonik yang intensif.

• Pergeseran dan perlipatan akibat aktivitas tektonik menjadikan


lapisan batubara sulit dikorelasikan.

• Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang


terjal.

• Sebaran lapisan batubara secara lateral terbatas dan hanya dapat


diikuti sampai puluhan meter.

• Contoh batubara di Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing


dan Upau (Kalsel), Sawahluhung (Sumbar), Air Kotok (Bengkulu),
Bojongmanik (Jabar), serta daerah batubara yang mengalami
ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumsel).
Perhitungan Cadangan Batubara
• Data Dasar
9 Peta topografi
9 Peta geologi
9 Peta garis singkapan (cropline) batubara
9 Peta parit uji, sumur uji, dan pengeboran
9 Peta dan data pendukung lainnya

• Data Olahan
9 Peta isopach
9 Peta iso-struktur
9 Peta iso-overburden
9 Peta iso-kualitas

Data dasar dan olahan sebaiknya disajikan dalam bentuk softcopy.


Data dasar pemodelan endapan batubara

• Peta Topografi
9 Skala peta harus memenuhi syarat yaitu minimal 1 : 2.000 untuk
tujuan studi kelayakan.
9 Apabila peta masih dalam bentuk hardcopy maka harus dibuat
softcopy dengan mendigitasi peta tersebut dengan perangkat
digitizer.
9 Apabila data topografi masih berupa data mentah hasil survei
(format xyz) maka harus dilakukan proses gridding dan
contouring dengan paket program perangkat lunak.
• Peta Geologi
Peta geologi berguna untuk mengetahui penyebaran batubara
melalui garis singkapan dan kemiringannya sehingga dapat
membantu dalam penentuan lokasi pengeboran maupun
mengetahui blok-blok yang akan ditambang.

• Data parit uji, sumur uji, dan pengeboran


Data yang perlu ditampilkan adalah koordinat, elevasi, sudut
kemiringan pengeboran (untuk pengeboran miring), total
kedalaman, kedalaman-elevasi-ketebalan litologi, dan keterangan
litologi. Untuk parit uji dan sumur uji perlu ditampilkan juga
kedudukan perlapisan litologi (strike dan dip).
Contoh tabel rekapitulasi data pengeboran

Tabel rekapitulasi dibuat secara sistematis, dibuat secara terpisah setiap


seam apabila terdapat lebih dari satu seam.
Elevasi harus dinyatakan terhadap titik ikat (datum) yang sama dengan
titik ikat peta topografi dan data-data yang lainnya.
Data dasar ini kemudian diplot dalam satu peta digital yang memuat
informasi topografi, informasi geologi, sebaran singkapan, sebaran parit
uji, sumur uji, dan bor.
Perhitungan Sumberdaya
• Metode poligon dan circular
• Jarak pengaruh Æ SNI, atau USGS
• Mempergunakan ketebalan sebenarnya
• Memperhitungkan geological losses
Data Olahan pemodelan endapan batubara

• Peta Isopach
9 Merupakan peta yang menunjukkan kontur penyebaran
ketebalan batubara .
9 Data ketebalan pada peta ini merupakan tebal sebenarnya yang
dapat diperoleh dari data bor, uji paritan, uji sumuran, atau dari
singkapan.
9 Peta ini juga dapat disusun dari kombinasi peta iso struktur .
9 Tujuan penyusunan peta ini adalah untuk menggambarkan
variasi ketebalan batubara di bawah permukaan.
Isopach
• Peta Iso Struktur (Kontur Struktur)
– Menunjukkan kontur elevasi yang sama dari top atau bottom
batubara.
– Elevasi top atau bottom batubara dapat diperoleh dari data bor.
– Peta iso struktur berguna untuk mengetahui arah umum (jurus)
masing-masing seam batubara, sekaligus sebagai dasar untuk
menyusun peta iso overburden.

• Peta Iso Kualitas


– Menunjukkan kontur hasil analisis parameter kualitas batubara.
– Peta ini berguna untuk menentukan daerah-daerah yang
memenuhi syarat kualitas untuk ditambang.
Kontur Struktur
Iso-kualitas (Sulfur)
• Peta Iso Overburden
– Menunjukkan kontur ketebalan overburden (lapisan penutup)
yang sama.
– Ketebalan tersebut dapat diperoleh dari data bor atau dari peta
iso struktur dimana ketebalan overburden dapat dihitung dari
perpotongan kontur iso struktur dengan kontur topografi.
– Cukup penting sebagai dasar evaluasi cadangan selanjutnya,
dimana ketebalan tanah penutup ini dapat digunakan sebagai
batasan awal dari penentuan pit potensial.
– Persyaratan dari Ditjen Pertambangan Umum:
• Sumberdaya terukur (measured resources) untuk daerah yang
mempunyai ketebalan tanah penutup 0 – 100 m
• Sumberdaya terindikasi (indicated resources) untuk daerah yang
mempunyai ketebalan tanah penutup 100 – 200 m
• Sumberdaya tereka (inferred resources) untuk daerah yang
mempunyai ketebalan tanah penutup 200 – 400 m
• Penampang
– Disusun dari kombinasi antara peta cropline batubara dengan
data pemboran (log bor).
– Perlapisan batubara disusun dengan melakukan interpolasi
antar data seam pada setiap titik bor yang berdekatan.
– Garis penampang sebaiknya selalu diusahakan tegak lurus jurus
cropline batubara.
– Penampang seam batubara berguna untuk memudahkan
perhitungan sumberdaya sekaligus cadangan batubara dengan
metode mean area.
– Juga dapat digunakan untuk menghitung cadangan tertambang
(mineable reserve) dengan memasukkan asumsi sudut lereng
dan SR.
• Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
perhitungan cadangan batubara, antara lain :
– Seam-seam yang digunakan dalam perhitungan
cadangan hanya seam yang tebalnya > 0,5 m.
– Tebal zona pelapukan adalah 3 m ke arah vertikal.
– Sudut lereng yang digunakan adalah 45°-15° untuk
high-wall, sedangkan pada zona pelapukan 30° atau
mengikuti low-wall jika sudut lerengnya < 30°.
– Mining losses adalah 10 cm pada roof dan 10 cm
pada floor batubara dihitung dari true thickness.
Disamping itu mining losses juga diperhitungkan
terhadap cadangan tertambang sebagai safety factor
yaitu sebesar 5%.
Pit Limit

You might also like