Professional Documents
Culture Documents
ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS UDAYANA
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ELEKTRONIKA
KELOMPOK 6 :
OP-AMP
Gambar K2-W, penguat operasional komersial pertama yang dibuat dari tabung
vakum.
Bagian dalam penguat operasional seri 741 seperti dijelaskan di dalam teks.
Ada beberapa hal menarik tentang sirkuit internal 741. Yang pertama
adalah transistor masukan terhubung dengan konfigurasi pengikut emiter NPN
yang keluarannya terhubung secara langsung kepada sepasang transistor PNP
yang terkonfigurasi sebagai penguat basis bersama. Konfigurasi ini memisahkan
masukan dan mencegah sinyal umpan balik yang mungkin memiliki efek
berbahaya yang bergantung pada frekuensi.
Notasi Sirkuit
• : masukan non-pembalik
• : masukan pembalik
• : keluaran
Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan untuk
memudahkan penggambaran rangkaian.
Aplikasi sirkuit
Komparator (Pembanding)
Penguat pembalik
Dimana:
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari
masukan. Contohnya jika Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai
bati adalah -10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
Penguat non-pembalik
Penguat non-pembalik.
Aplikasi sirkuit
Penguat pembalik.
Di mana:
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Penguat non-pembalik.
Penguat diferensial
Penguat penjumlah
• Saat , maka:
• Keluaran adalah terbalik.
• Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah (di mana
adalah bumi maya)
Integrator
gambar 3 : integrator
Mari kita coba menganalisa rangkaian ini. Prinsipnya sama dengan
menganalisa rangkaian op-amp inverting. Dengan menggunakan 2 aturan op-
amp (golden rule) maka pada titik inverting akan didapat hubungan matematis :
Iin = (vin – v-)/R = vin/R , dimana v- = 0 (aturan1)
Iout = -C d(vout – v-)/dt = -C dvout/dt; v- = 0
Iin = Iout ; (aturan 2)
Diferensiator
gambar 4 : differensiator
Unity-gain frequency
Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal
dc sampai frekuensi giga Herzt. Parameter unity-gain frequency menjadi penting
jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu. Parameter AOL
biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC. Response penguatan op-
amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal input. Op-amp LM741
misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-
amp akan menjadi 1 kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang aplikasi
pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain frequency
lebih tinggi.
Slew rate
Di dalam op-amp kadang ditambahkan beberapa kapasitor untuk
kompensasi dan mereduksi noise. Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian
yang menyebabkan response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat. Op-
amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga. Sehingga jika input
berupa sinyal kotak, maka outputnya juga kotak. Tetapi karena ketidak idealan
op-amp, maka sinyal output dapat berbentuk ekponensial. Sebagai contoh
praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us. Ini berarti perubahan
output op-amp LM741 tidak bisa lebih cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us.
Parameter CMRR
Ada satu parameter yang dinamakan CMRR (Commom Mode Rejection
Ratio). Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut.
Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang
dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input
v2 (inverting). Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari
kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai
kemampuan op-amp untuk menekan penguatan tegangan ini (common mode)
sekecil-kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang
dinyatakan dengan satuan dB. Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini
artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali
dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka
artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real,
misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal
ini tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan
persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt. Pembaca dapat mengerti dengan
CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan
penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika
kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp
mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar
akan semakin baik.
LM714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak
dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya sering
digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp
yang sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp.
Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp adalah
dengan melihat dulu karakteristik opamp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang
dilengkapi dengan kemampuan seperti current sensing, current limmiter,
rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi
khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power output
dan lain sebagainya. Data karakteristik op-amp yang lengkap, ya ada di
datasheet.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat
diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp seperti yang
telah dimaklumi ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp
ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga
besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~
105. Penguatan yang sebesar ini membuat opamp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative
feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai
menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-
amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki
impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar
sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Inverting amplifier
Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada
gambar 1, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Seperti
tersirat pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa fase keluaran dari
penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini,
umpanbalik negatif di bangun melalui resistor R2.
Non-Inverting amplifier
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar 2 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki
masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan
keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk
menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti
menganalisa rangkaian inverting.
Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil
outputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan
= 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini
Subtractor/ Pengurang
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan
memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit
ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 2 macam yaitu :
a. Rangkaian dengan 1 op-amp
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting
dan kaki oninverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat
seragam seperti gambar. Rumusnya adalah:
1. IC op-amp
2. Resistor dan kapasitor
3. Potensiometer
4. Osiloskop
5. Multimeter
6. Disket / Flashdisk
7. Milimeterblock
8. Pulpen / pensil
9. Penggaris / mistar
3.4 Cara Kerja
2 Vo volt
2 Vo volt
Tabel 3.3 Pengukuran tegangan input output (positif )untuk amplifier tak
membalik
2 Vo Volt
2 Vo Volt
1 Vi 1 3 5 6 8 10 Volt
2 Vo Volt
1 Vi 1 3 5 6 8 10 Volt
2 Vo Volt
1 Ui (Vpp) 2 2 2 2 2 2 2
2 Uo (Vpp)
1 Ui (Vpp) 2 2 2 2 2 2 2
2 Uo (Vpp)
Tabel 3.11 Pengukuran tegangan input output (positif) untuk amplifier tak
membalik
No Rf 100k 100k 100k 100k 100k 100k Setting
Tabel 3.13 Pengukuran tegangan input output (positif) untuk pengikut tegangan
1 Vi 1 3 5 6 8 10 Volt
2 Vo -1 -3 -5 -6 -8 -10 Volt
Tabel 3.14 Pengukuran tegangan input output (negatif) untuk pengikut tegangan
1 Vi 1 3 5 6 8 10 Volt
2 Vo 1 3 5 6 8 9,75 Volt
V1 V2 Vout
1 2 -3,03
3 4 -7,05
5 6 -9,73
7 7 -9,73
2 2 -4,04
1 Ui (Vpp) 2 2 2 2 2 2
1 Ui (Vpp) 2 2 2 2 2 2
Vo = - (100K:10K) x 0,5 = -5
Tabel 3.18
2 Vo -1 -3 -5 -6 -8 -10
Untuk tegangan input yang membalik menggunakan rumus yang sama pula,
sehingga didapatkan table sebagai berikut :
Tabel 3.19
2 Vo 1 3 4 6 8 10
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
Sehingga perbandingan antara hasil yang diperoleh dari perhitungan, hasil yang
diperoleh dari praktek dan persentase kesalahan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.20
Dari table di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa percobaan yang dilakukan
berhasil karena persentase kesalahan yang didapatakan tidak cukup besar.
Dari table di atas didapatkan grafik perbandingan antara V input positif dan V
input negative output positif baik secara teori maupun praktik
. .
..
..
.
..
..
..
output
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2
. .
-1
Keterangan :
: Input – Output secara TeoRi
Gambar 3.19 Grafik perbandingan hasil antara V input positif dan V output
negative secara teori dan praktik
.. output
. 8
. 7
. 6
. 5
. 4
. 3
Keterangan : -0,1
: Input – Output secara TeoRi
Gambar 3.20 Grafik perbandingan hasil antara V input negative dan V output
positif secara teori dan praktik
output
11
10
. 9
. 8
. 7
. 6
. 5
. 4
. 3
Gambar 3.21 Grafik perbandingan hasil antara V input negative dan V output
apabila berada pada saat saturasi
3.6.2 Amplifier tak membalik
Gambar 3.22
Untuk pengukuran tegangan input output (positif) untuk amplifier tak membalik
Tabel 3.21
Untuk pengukuran tegangan input output (negatif) untuk amplifier tak membalik
Tabel 3.22
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
Sehingga perbandingan antara hasil yang diperoleh dari perhitungan, hasil yang
diperoleh dari praktek dan persentase kesalahan dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.23
0,9 . .
0,8 ..
0,7 ..
0,6 ..
0,5 ..
0,4 ..
0,3 ..
0,2
0,1
. . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 output
: untukperbandingansecarateori
: Untukperbandingansecarapraktek
Gambar 3.23 Grafik perbandingan antara V output dan V input (positif) dengan
hasil perhitungan dan dengan praktik
-2
. -3
. -4
. .
-8
-5
.
-6
. . ..
-7
-8
. -9
.
Keterangan :
output
: untuk perbandingan secara teori
: Untuk perbandingan secara praktek
Gambar 3.24 Grafik perbandingan antara V output dan V input (negatif) dengan
hasil perhitungan dan dengan praktik
Vo = V1
Ini berarti bahwa output mempunyai magnitud dan phase yang sama dengan
input.
Sehingga secara teori untuk input dan output positif didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 3.24
Vi 1 3 5 6 8 10
Vo -1 -3 -5 -6 -8 -10
Tabel 3.25
Vi 1 3 5 6 8 10
Vo 1 3 5 6 8 9,75
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
Sehingga didapatkan data persentase kesalahan sebagai berikut :
Tabel 3.26
1 1 -1 1 0 0
3 3 -3 3 0 0
5 5 -5 5 0 0
6 6 -6 6 0 0
8 8 -8 8 0 0
Karena hasil tegangan output yang dihasilkan secara teori sama dengan praktek
sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase kesalahannya sebesar 0 % maka
percobaan ini berhasil.
input
0,9
.
0,8
.
0,7
.
.
0,6
0,5
0,4 .
0,3
.
.
0,2
0,1
. .
1 2 3 4 5 6 7 output
Gambar 3.25 Grafik Voltage Follower dengan Input dan Output Positif
-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1
. .
input
. -1
. -2
. -3
. -4
. -5
. -6
. -7
-8
-9
output
Gambar 3.26 Grafik Voltage Follower dengan Input dan Output Negatif
Gambar 3.27
Vo = (- (20 K : 10 K x 1 ) + (20 K : 10 K x 2 ) ) = -6
Tabel 3.27
Vi 1 3 5 7 2
V2 2 4 6 7 2
Vpengukura n −Vteori
% kesalahan relatif = x 100 %
Vteori
-6 -3,03 -49.5
-8 -4,04 -49.5
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa percobaan masih kurang berhasil
karena berdasarkan hasil perhiitungan persentase kesalahan didapatkan nilai
yang cukup besar. Nilai tersebut disebabkan beberapa factor misalnya kurang
telitinya praktikan atau kurang presisinya alat in p u t
9
. 7 .
6
. 5
.
. . 4
..
.. 3
..
. 2
.
. 1
-1 8 -1 7 -1 6 -1 5 -1 4 -1 3 -1 2 -1 1 -1 0 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 .
-2 -1
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
o u tp u t
K e :t
:U n tu k U i d a n U o
: U n t u k2 dUa n U o
1
F=
2ΠRC
foutput − fperhitung an
% kesalahan relatif = x 100 %
fperhitung an
Tabel 3.27
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa percobaan masih kurang berhasil
karena berdasarkan hasil perhiitungan persentase kesalahan didapatkan nilai
yang cukup besar. Nilai tersebut disebabkan beberapa factor misalnya kurang
telitinya praktikan atau kurang presisinya alat ukur ataupun keadaan praktikum
yang kurang kondusif
1 5-
1 0-
5-
20 200 1000 1500 3500 4000 F In p u t
Gambar 3.29 Grafik hubungan antara f input dan f perhitungan dengan metode
Low Pass Filter
F Output
4000 - .
3500 - .
1700 - .
1000 -
.
200 - .
50 - . 1000 5000 10000 15000
.
20000 F Input
Gambar 3.20 Grafik hubungan antara f input dan f output dengan metode Low
Pass Filter
1
F=
2ΠRC
foutput − fperhitung an
% kesalahan relatif = x 100 %
fperhitung an
Tabel 3.28
15 -
10 -
5-
20 200 1000 1500 3500 4000 F Input
Gambar 3.31 Grafik hubungan antara f input dan f perhitungan dengan metode
Low Pass Filter
.
.
.
.
.
. 1000 5000 10000 15000
.
20000
Gambar 3.32 Grafik hubungan antara f input dan f output dengan metode Low
Pass Filter
1. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan OP-AMP?
2. Sebutkan
fungsi dan karakteristik dari sebuah OP-AMP!
3. Buatlah
symbol skematis dari sebuah OP-AMP dan sebutkan masing – masing
bagiannya!
4. Jelaskan
fungsi dari masing – masing kaki OP-AMP (pada OP – AMP 741)menurut
datasheet yang anda peroleh!
5. Tentukan
besarnya gain bagi amplifier membalik dan tak membalik!
6. Bagaimana
prinsif kerja dari pengikut tegangan (voltage follower)!
7. Bagaimana
sifat-sifat op-am ideal dan hubungannya dengan op-amp nyata!
8. Bagaimana
hubungan tegangan input dan output dari amplifier penjumlah/adder!
9. Apa yang
dimaksud dengan frekuensi cut-off atau putus dan berapa besarnya gain
pada kondisi ini?
10. Berapa
frekuensi cut-off dari filter-filter pada percobaan yang anda lakukan dan
bandingkan hasil ini dengan perhitungan/teorinya!
Jawaban Pertanyaan
1. Penguat operasional (op-amp) adalah suatu blok penguat yang
mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Op-amp biasa terdapat di
pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuit-IC).
dalam bentuk IC. Seperti terlihat pada gambar 3.7.1, op-amp memiliki
masukan tak membalik v+ (non-inverting), masukan membalik v-
(inverting) dan keluaran vo. Jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan membalik (v-), maka pada daerah frekuensi tengah isyarat
keluaran akan “berlawanan fase” (berlawanan tanda dengan isyarat
masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan
masukan tak membalik (v+), maka isyarat keluaran akan “sefase”.
Sebuah opamp biasanya memerlukan catu daya ± 15 V. Dalam
menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan.
1
3
2
Keterangan gambar :
1. Inverting Input
2. Non-Inverting Input
3. Output.
Rf V0
V0 = − V1 ; G =
R1 V1
Sehingga :
Rf
G =−
R1
R1 V
V1 = Vo ; G = 0
R1 + R f V1
Sehingga :
R1 + R f Rf
G= =1 +
R1 R1
6. Rangkaian buffer/voltage follower adalah
rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam hal ini
seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini
9. Yang dimaksud dengan frekuensi cut-off adalah dapat dilihat pada rumus
1
fH = = cut-off frekuensi tinggi dari filter
2πRC
3.8 Kesimpulan