Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
3. Etika
Beberapa dekade terakhir ini, etika dalam bisnis dianggap sangat penting.
Dibandingkan dengan usaha dan program yang diadakan untuk meningkatkan
kemampuan manajemen dalam bisnis, perhatian bagi etika dalam bisnis masih
terbatas. Namun akhir-akhir ini peranan etika mulai diakui dan diperhatikan.
2
II. Aspek Peranan Etika dalam Bisnis
Namun mitos itu lambat laun ditinggalkan. Bisnis itu netral terhadap
moralitas, jadi bisnis moral itu hanya sekedar mitos atau cerita dongeng saja. De
George mengemukakan tiga gejala dalam masyarakat yang menunjukkan
sirnanya mitos tersebut :
3
2) Bisnis diamati dan dikritik oleh banyak LSM, terutama LSM konsumen
dan LSM pecinta lingkungan hidup. Apa yang disimak oleh LSM-LSM
tersebut jelas-jelas berkonotasi etika.
3) Bisnis mulai prihatin dengan dimensi etis dalam kegiatannya. Hal ini
tampak pada refleksi yang mereka buat mengenai aspek-aspek etis
dari bisnis serta timbulnya kode-kode etik yang disusun oleh banyak
perusahaan.
2) Kontrak sosial
3) Keutamaan
Pikiran tersebut bisa diterapkan dalam situasi bisnis. Orang bisnis juga
harus melakukan yang baik, karena hal itu baik. Atau dirumuskan dengan
terminologi modern, orang bisnis juga harus mempunyai integritas. Dalam
pekerjaannya, si pebisnis memang mencari untung. Perusahaan memang
perusahaan for profit. Tetapi pebisnis atau perusahaan tidak mempunyai
integritas, kalau mereka mengumpulkan kekayaan tanpa pertimbangan moral.
Selama pebisnis itu seorang manusia, maka ia tidak bisa dipisahkan dari
moralitas.
5
2.4. Kode Etik Perusahaan
6
2) Dapat membantu dalam menghilangkan grey area atau kawasan
kelabu di bidang etika. Beberapa ambiguitas moral yang sering
merongrong kinerja perusahaan dapat dihindarkan.
Meskipun kode etik masih menuai kritikan, akan tetapi kode etik
perusahaan masih digunakan untuk merumuskan standar etis yang jelas dan
tegas untuk semua karyawan dan tanggungjawab sosial perusahaan. Supaya
kode etik bisa berhasil, berikut ada beberapa faktor yang bisa membantu :
7
1) Kode etik dirumuskan berdasarkan masukan semua karyawan,
sehingga mencerminkan kesepakatan semua pihak yang terikat
olehnya.
Setiap dua tahun The Body Shop membiarkan dirinya diaudit dari segi
sosial dan etis. Audit pertama itu dilakukan oleh Institute of Social and
Ethical Accountability dan diterbitkan dengan judul The Values Report
1995 (1996). Dalam audit ini antara lain diperiksa pelaksanaan dua
dokumen etik yang dimiliki perusahaan ini yaitu, The Body Shop
Mission Statement dan The Body Shop Trading Charter.
9
III. Penutup dan Kesimpulan
Dari sudut pandang bisnis, semakin disadari bahwa bisnis yang berhasil
adalah bisnis yang memperhatikan norma-norma moral. Hal ini benar-benar
diakui oleh orang bisnis berdasarkan pengalaman bisnis mereka. Pebisnis itu
punya kesadaran yang tinggi bahwa kalau mau berhasil dalam bisnis, kegiatan
bisnisnya harus tetap mengindahkan prinsip-prinsip etika. Mereka sadar bahwa
bisnisnya akan hancur kalau konsumen (langganan), mitra bisnis atau
masyarakat secara keseluruhan tidak lagi percaya padanya, akibat ulah mereka
yang tidak etis. Orang bisnis yang bersaing dengan tetap memperhatikan norma-
norma etis pada iklim bisnis yang semakin professional justru akan menang,
karena telah dipercaya masyarakat. Untuk jangka pendek mungkin sekali mereka
yang berbisnis secara tidak etis akan menang tetapi bukan bisnis tulen. Bisnis
yang tulen dan baik adalah bisnis yang tahan lama, dan untuk norma dan nilai
etik ikut menentukan, kejujuran, mutu barang dan jasa, aspek keamanan dan
kesehatan dalam suatu produk ikut menentukan baiknya suatu bisnis.
10