Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan Cekungan Bandung yang merupakan salah satu kawasan
andalan dan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Jawa Barat juga
mempunyai arti penting bagi keutuhan ekosistem Jawa Barat dalam
mendukung kehidupan, pelestarian fungsi lingkungan hidup, dan
menjamin pembangunan berkelanjutan. Kawasan Bandung Utara
(KBU) sebagai kawasan konservasi air di Cekungan Bandung
diharapkan dapat mendukung kualitas lingkungan Kawasan Cekungan
Bandung.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, pertumbuhan dan
perkembangan penggunaan lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU)
masih belum terkendali sehingga menimbulkan gangguan fungsi
lindung baik di kawasan itu sendiri maupun kawasan di bawahnya.
Dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di KBU, pemerintah
Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang
diantaranya berupa Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Bandung Utara.
1
Ketentuan teknis dalam Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian
Pemanfaatan Ruang di KBU meliputi ketentuan teknis pemanfaatan
ruang, penataan bangunan, rekayasa teknis dan vegetatif,
pengawasan, dan rekomendasi perizinan
A. Penetapan KDB
1. Penetapan KDB Maks Berdasarkan Kemiringan Lereng Maksimum 30%
KDB Maksimum
Kemiringan Lereng Berdasarkan kemiringan maksimum yang
Rata-rata boleh dibangun 30%
Perkotaan Perdesaan
0% - 8% 40% 20%
8% - 15% 37% 12%
15% - 30% 32% 7%
30% - 40% 10% 2%
>40% (*) 2% 2%
Catatan :
− KDB maksimum perkotaan = 40%
− KDB maksimum non perkotaan = 20%
− Disarankan untuk Kawasan Bandung Utara KDB maksimum yang
diperbolehkan yaitu berdasarkan kemiringan maksimum yang boleh dibangun
sebesar 30%.
− (*) hanya diperbolehkan bagi pembangunan prasarana/sarana khusus/tertentu
2
Tabel Ketentuan Teknis Pemanfaatan Ruang Budidaya non Permukiman dan Permukiman di KBU.
Fungsi Utama/ Lokasi Ketentuan Teknis Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan/Desa Dilarang Boleh Bersyarat Boleh
Budidaya/ Permukiman Kota Bandung Cibeunying Kaler Cigadung • Industri besar dan sedang • Sarana prasarana dan infrastruktur Permukiman KDB maksimal
Cibiru Cisurupan, Palasari, • Industri yang berpotensi pelayanan seperti jaringan 40%
Pasirbiru mencemari lingkungan dan transmisi listrik, telekomunikasi, air KDH minimal 52%
Cicendo Husen Sastranegara, mengkonsumsi air banyak. bersih, irigasi, dan jalan lingkungan RTH
Sukaraja • Pertambangan • Sarana prasarana dan infrastruktur
Cidadap Ciumbuleuit, Hegarmanah, • Kegiatan lain yang akan pelayanan berupa jalan akses ke
Ledeng merusak lingkungan pusat produksi
Coblong Cipaganti, Dago, kehutanan,pertanian, perkebunan
Lebakgede, Lebak • Jasa perdagangan skala kecil
Siliwangi, Sekeloa sampai sedang
Sukajadi Cipedes, Pasteur, • Perumahan dan perkantoran dg
Sukabungah, Sukagalih, KDB 40%,
Sukawarna • Pasar tradisional dan
Sukasari Gegerkalong, Isola, modern/supermarket
Sarijadi, Sukarasa, • Resort, hotel bernuansa
Ujungberung Pasirwangi lingkungan
• Industri kecil/ kerajinan
• Pengambilan air tanah untuk
Kota Cimahi Cimahi Tengah Cimahi, karangmekar,
domestik pada zona yg ditentukan
Padasuka, Setiamanah /dg izin
• Sarana umum (kampus,sekolah,
Cimahi Utara Cibabat, Cipageran
masjid, lapangan olahraga, dsb)
Citeureup, Pasirkaliki
• Kantor pelayanan masyarakat
kecamatan, kelurahan, desa,
puskesmas, dsb)
Kab. Bandung Barat Parongpong Sariwangi, Ciwaruga • Jalan umum
3
Kab. Bandung Cileunyi Cibiru Wetan , Cinunuk, • Industri besar dan sedang • Sarana prasarana dan infrastruktur • Dimanfaatkan untuk kegiatan
Cimekar, Cileunyi Kulon, • Industri yang berpotensi pelayanan seperti jaringan pertanian lahan kering,
Cileunyi Wetan mencemari lingkungan dan transmisi listrik, telekomunikasi, air tanaman pangan, bunga-
mengkonsumsi air banyak. bersih, irigasi, dan jalan lingkungan bungaan, hortikultura,
Cimenyan Ciburial, Mekarsaluyu, • Pertambangan • Sarana prasarana dan infrastruktur perkebunan dengan tanaman
Cibeunying, Padasuka, • Kegiatan lain yang akan pelayanan berupa jalan akses ke yang berfungsi lindung dan
Cimenyan, Sindanglaya merusak lingkungan pusat produksi tidak mengganggu fungsi
kehutanan,pertanian, perkebunan hidroorologi, peternakan dan
Cilengkrang Girimekar, Malatiwangi, • Jasa perdagangan skala kecil perikanan
Jatiendah sampai sedang • Membangun bangunan
penunjang kegiatan pertanian
• Dibangun perumahan dengan (pertanian lahan basah dan
Kab. Bandung Barat Lembang Cibodas persyaratan : kering, perkebunan dan
• kepadatan rendah peternakan)
Parongpong Cihanjuang, Cihanjuang • menerapkan rekayasa teknis • Dimanfaatkan untuk kegiatan
Rahayu dan vegetasi sehingga pariwisata yang tidak
kondisi fungsi hidroorologis mengganggu fungsi
lebih baik dari sebelum konservasi
dibangun • RTH
• KDB maksimal 15 %, KLB
maksimal 0,7 %, KDH
minimal 82 %
• Untuk membangun
lingkungan perumahan
permukiman dibatasi luas
total kavling perumahan
maksimal 30 % dan sisanya
digunakan untuk fasum,
fasos, RTH, dan kegiatan
komersial lainnya
• Pasar tradisional/minimarket
• Resort, hotel bernuansa
lingkungan
• Industri kecil/kerajinan
• Pengambilan air tanah untuk
domestik pada zona yg ditentukan
/dg izin
• Sarana umum ( sekolah, masjid,
lapangan olahraga, dsb)
4
• Kantor pelayanan masyarakat (
kecamatan, kelurahan, desa,
puskesmas, dsb)
• Jalan umum
Kab. Bandung Cileunyi Cibiru Wetan , Cinunuk, • Industri besar dan sedang • Sarana prasarana dan infrastruktur Permukiman KDB maksimal
Cimekar, Cileunyi Kulon, • Industri yang berpotensi pelayanan seperti jaringan 20%
Cileunyi Wetan mencemari lingkungan dan transmisi listrik, telekomunikasi, air KDH minimum 76%
mengkonsumsi air banyak. bersih, irigasi, dan jalan lingkungan RTH
Cimenyan Ciburial, Mekarsaluyu, • Pertambangan • Sarana prasarana dan infrastruktur
Cibeunying, Padasuka, • Kegiatan lain yang akan pelayanan berupa jalan akses ke
Cimenyan, Sindanglaya merusak lingkungan pusat produksi
kehutanan,pertanian, perkebunan
Cilengkrang Girimekar, Malatiwangi, • Jasa perdagangan skala kecil
Jatiendah sampai sedang
• Permukiman dan perumahan dg
KDB 20%,
Kab. Bandung Barat Parongpong Cihanjuang, Cihanjuang • Pasar tradisional/minimarket
Rahayu, Cigugur Girang, • Resort, hotel bernuansa
Cihideung lingkungan
• Industri kecil/kerajinan
Lembang Cibogo, Langensari, • Pengambilan air tanah untuk
Cikidang, Cibodas,
domestik pada zona yg ditentukan
Mekarwangi, Sukajaya, /dg izin
Cikole, Gudang Kahuripan,
• Sarana umum ( sekolah, masjid,
Wangunsari
lapangan olahraga, dsb)
• Kantor pelayanan masyarakat (
Cisarua Sadangmekar
kecamatan, kelurahan, desa,
puskesmas, dsb)
• Jalan umum
Budidaya/ Pertanian Kab. Bandung Cimenyan Ciburial Mekarsaluyu, • Konversi budidaya (padi • Sarana prasarana dan infrastruktur • Bangunan penunjang usaha
Lahan Basah Cimenyan, Mandalamekar, sawah sebagai komoditas pelayanan seperti jaringan pertanian lahan basah/sawah
Mekarmanik utama) ke budidaya atau transmisi listrik, telekomunikasi, air irigasi teknis
Cipanjalu, Girimekar, kegiatan lainnya. bersih, irigasi, dan jalan lingkungan
5
Cilengkrang Malatiwangi, Ciporeat, • Pertanian lahan kering. • Sarana prasarana dan infrastruktur
Cilengkrang • Perkebunan(perkebunan pelayanan berupa jalan akses ke
Cimekar, Cibiru Wetan, besar/rakyat). pusat produksi pertanian
Cileunyi Cileunyi Wetan, Cileunyi • Pertambangan • Bangunan penunjang unit
Kulon • Industri yang berpotensi produksi perkebunan atau usaha
mencemari lingkungan dan tani
mengkonsumsi air banyak. • Permukiman perdesaan dg KDB
• Kegiatan lain yang akan 20%,
Kab. Bandung Barat Cikalong Wetan Cipada, Ganjarsari, merusak lingkungan • Agrowisata
Mekarjaya, Mandalamukti, • Peternakan, perikanan,
Ciptagumanti, Cisomang • Pariwisata, kawasan wisata dg
KDB 20%, KDH 76%
Cisarua Cipada, Sadangmekar, • Jalan akses ke kawasan/tempat
Campakamekar, wisata
Pasirlangu, Tugumukti,
• Resort dg KDB 20%, pada wilayah
Pasirhalang, Jambudipa,
KWT < KWT maks.
Padaasih
• Bangunan penyedia air bersih dr
Bojongkoneng, Sukatani,
air permukaan/mata air
Ngamprah Ngamprah, Mekarsari,
Cilame, Pakuhaji
Cihanjuang, Sariwangi,
Cigugur Girang,
Parongpong Karyawangi
Cikole, Cibogo, Cikidang,
Budidaya/ Pertanian Kab. Bandung Cimenyan Mekarmanik, Cimenyan, • Konversi perkebunan atau • Sarana prasarana dan infrastruktur • Perkebunan
Lahan Kering Cibeunying hutan rakyat yang ada ke pelayanan seperti jaringan • Hutan rakyat
budidaya pertanian. transmisi listrik, telekomunikasi, air
Cilengkrang Cipanjalu, Ciporeat, • Industri yang berpotensi bersih, irigasi, dan jalan lingkungan
Cilengkrang mencemari lingkungan dan
mengkonsumsi air banyak.
6
Cileunyi CIleunyi Wetan, Cibiru • Perumahan skala besar • Sarana prasarana dan infrastruktur
Wetan • Pertambangan pelayanan berupa jalan akses ke
• Kegiatan lain yang akan pusat produksi
merusak lingkungan kehutanan,perkebunan
• Bangunan penunjang unit
produksi pertanian, perkebunan
atau hutan rakyat,
Kab. Bandung Barat Cikalong Wetan Ganjarsari, Mandalamukti, • Permukiman perdesaan dg KDB
Mandalasari, Mekarjaya 20%,
• Agrowisata, agroforestry
Parongpong Karyawangi, Cihideung, • Peternakan
Cihanjuang, Ciwaruga, • Bangunan penyedia air bersih dr
Cihanjuang Rahayu, air permukaan/mata air
Sariwangi
Ngamprah Cilame
Coblong Dago
7
Cidadap Ciumbuleuit
Budidaya/ Perkebunan Kab. Bandung Cimenyan Mekarsaluyu, Cimenyan, • Konversi perkebunan atau • Sarana prasarana dan infrastruktur • Hutan Lindung.
Mandalamekar, Ciburial hutan rakyat yang ada ke pelayanan seperti jaringan • Taman Hutan Rakyat/Wisata
Mekarmanik, Cikadut budidaya pertanian. transmisi listrik, telekomunikasi, air Alam.
• Industri yang berpotensi bersih, irigasi, dan jalan lingkungan • Budidaya hutan.
mencemari lingkungan dan • Sarana prasarana dan infrastruktur • Berbagai jenis perkebunan
Cilengkrang Cipanjalu, Girimekar, mengkonsumsi air banyak. pelayanan berupa jalan akses ke besar/rakyat yang mendukung
Malatiwangi, CIporeat, • Perumahan skala besar pusat produksi fungsi konservasi air dan
Cilengkrang • Pertambangan kehutanan,perkebunan tanah
• Kegiatan lain yang akan • Bangunan penunjang unit
merusak lingkungan produksi perkebunan atau hutan
Cileunyi Cibiru Wetan, Cileunyi rakyat,pos pengamat
Wetan • Permukiman perdesaan dg KDB
20%,
• Agrowisata, agroforestry
Kab. Bandung Barat Cikalong Wetan Ganjarsari, Mandalamukti, • Peternakan
Cipada, Mekarjaya, • Bangunan penyedia air bersih dr
Cisomang air permukaan/mata air
Cisarua Sadangmekar, Cipada,
Pasirlangu, Tugumukti,
Kertawangi, Jambudipa,
Pasirhalang, Padaasih
8
Padalarang Tagogapu
9
d. Overstek atap yang melebih 1,50 m maka luas mendatar
kelebihannya dianggap sebagai lantai denah.
e. Teras tidak beratap yang mempunyai dinding tidak lebih
dari 1.20 m di atas lantai teras, tidak diperhitungkan.
f. Untuk perhitungan luas lantai di bawah tanah
diperhitungkan seperti luas lantai di atas tanah dengan
batasan Koefisien Tapak Besmen yang telah ditetapkan.
g. Luas ruang bawah tanah (besmen) yang melewati batas-
batas area perencanaan atau berada di bawah prasarana
kota atau di bawah ruang terbuka publik ditentukan lebih
lanjut dengan surat keputusan bupati
h. Luas lantai bangunan untuk parkir tidak diperhitungkan
dalam perhitungan KDB asal tidak melebihi dari 50% KDB
yang telah ditetapkan. Jika melebihi, maka
diperhitungkan 50% terhadap KDB.
i. Peningkatan intensitas ruang untuk sebuah area
perencanaan harus melalui surat keputusan bupati
B. Penetapan KLB
1. Rumus Perhitungan KLB adalah sebagai berikut :
10
d. Jarak vertikal lantai bangunan ke lantai berikutnya maksimal
5m disesuaikan dengan fungsi bangunannya (kecuali
bangunan ibadah, industri, gedung olah raga, bangunan
monumental, dan bangunan gedung serba guna)
e. Lantai mesanin dihitung dalam ketentuan intensitas ruang.
f. Penggunaan rongga atap diperhitungkan dalam ketentuan
intensitas ruang.
g. Penambahan lantai atau tingkat suatu bangunan harus
mendapatkan persetujuan bupati.
C. Penetapan KDH
1. Penetapan KDH Maksimum berdasarkan kemiringan lereng
Kemiringan Lereng Perkotaan Perdesaan
Rata-rata
0% - 8% 52% 76%
8% - 15% 55% 85%
15% - 30% 61% 91%
30% - 40% 88% 98%
>40% 96% 100%
dimana :
KDH = Koefisien Dasar Hijau
KDB = Koefisien Dasar Bangunan
11
A. Ketentuan Perencanaan Tata Letak Bangunan
1. Pelandaian Lereng
a. Semakin tinggi nilai kemiringan lereng, semakin sempit daerah
yang boleh dilandaikan.
b. Pelandaian lereng maksimum
Kawasan Perdesaan
Kemiringan Pelandaian Maksimum
0-8 % 18 % dari luas lahan
8-15 % 18 % dari luas lahan
15-30 % 10 % dari luas lahan
> 30 % 0 % dari luas lahan
Kawasan Perkotaan
Kemiringan Pelandaian Maksimum
0-15 %
(Kawasan perkotaan 15 % dari luas lahan
berkepadatan tinggi)
0-15 %
(Kawasan perkotaan 15 % dari luas lahan
berkepadatan sedang)
0-15 %
(Kawasan perkotaan 15 % dari luas lahan
berkepadatan rendah)
15-30 % 10 % dari luas lahan
> 30 % 0 % dari luas lahan
12
dari jarak bebas lantai dibawahnya. Ketentuan ini tidak
berlaku untuk bangunan rumah tinggal.
13
c. Mempertahankan karakter fisik dan vegetasi alami
d. Memperkecil luas terbangun/penutupan lahan
2. Pemilihan desain tata letak bangunan, jalan dan sarana dan
prasarana yang memenuhi pertimbangan tersebut adalah:
14
Meminimalkan perubahan kontur lahan
Sesedikit mungkin
menggunakan bahan
perkerasan, jalan
perlu dirancang seefisien
mungkin
15
Gunakan GSB yang kecil untuk meminimalkan luas tanah yang dibangun dan diperkeras
16
iii) Memperkecil luas perataan tanah (cut and fill)
Bangunan dipecah dalam massa yang lebih kecil dan jangan membuat
massa bangunan yang besar dan lebar, sehingga tidak perlu melakukan
cut and fill tanah yang terlalu besar.
17
iii) Bentuk bangunan panggung yang tidak banyak menutup
permukaan tanah sehingga fungsi resapan air terjaga
dan merupakan struktur yang lebih tahan gempa.
18
vi) Menggunakan tipe pondasi dan struktur yang sesuai
dengan kondisi kemiringan lereng.
Jenis pondasi perlu diplih secara cermat untuk lahan yang berkontur
2. Atap Bangunan
19
elektrikal, tanki air, cerobong (shaft) dan fungsi lain sebagai
ruang pelengkap bangunan, dengan ketinggian ruangan
tidak boleh melebihi 2,40 m diukur secara vertikal dari pelat
atap bangunan, kecuali untuk ruang mesin teknis lainnya
diperkenankan lebih, sesuai dengan keperluan. Apabila luas
lantai melebihi 50% dari luas lantai bawahnya maka ruang
utilitas tersebut diperhitungkan sebagai penambahan tingkat.
20
JENIS
URAIAN
REKAYASA
1. REKAYASA 1. SUMUR RESAPAN :
TEKNIS Teknis pembuatan sumur resapan mengacu kepada peraturan perundang–
undangan dan SNI 03-2459-1991, Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan.
SNI 03-2453-2002, Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk
Lahan Perkarangan.
SNI 03-2459-2002, Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan.
15 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 2 2
25 1 1 1 1 2 2 2
30 1 1 2 2 2 2 2
21
JENIS
URAIAN
REKAYASA
BENTUK DAN DIMENSI SUMUR RESAPAN
22
Biopori dapat dibuat di dasar saluran yang semula untuk membuang air
hujan, di dasar alur di sekeliling batang pohon atau pada batas tanaman.
LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula untuk membuang air
hujan, di dasar alur yang dibuat di sekeliling pohon, atau pada batas
tanaman.
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Jumlah LRB = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap (m2)
Peresapan air perlubang (liter/jam)
23
JENIS
URAIAN
REKAYASA
2. REKAYASA
VEGETASI a. VEGETASI PEKARANGAN :
a.1. Pekarangan Rumah Besar
- Kategori: rumah dengan luasan lahan di atas 500 m2;
- RTH min yang disarankan adalah luasan lahan kavling dikurangi luas
dasar bangunan sesuai peraturan daerah setempat;
- Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan min.3 (tiga) pohon
pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan
atau rumput.
24
JENIS
URAIAN
REKAYASA
25
JENIS
URAIAN
REKAYASA
DIAMETER
NO NAMA SPECIES/FAMILI TINGGI
TAJUK
I POHON UKURAN BESAR
1 Kiara Payung/Filicium decipiens > 20 M > 12 M
2 Bungur/Lagerstroemia loudonii > 20 M > 12 M
3 Flamboyan/Delonix regia > 20 M > 20 M
4 Trenguli Batu/Cassia javanica > 20 M > 12 M
5 Seputih Janten/Sindora walichii > 20 M > 12 M
26
4. Bentuk sanksi adalah sanksi administratif, sanksi perdata, dan sanksi
pidana.
5. Tindak lanjut atas penutupan lokasi, pencabutan atau pembatalan izin,
atau upaya pengenaan sanksi pembongkaran, pemulihan fungsi ruang dan
denda administratif dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan kajian untuk
penertiban oleh pemberi izin di kabupaten/kota dan/atau pertimbangan
hasil rekomendasi penertiban dari tim koordinasi penataan ruang daerah
provinsi.
6. Upaya paksaan pemulihan fungsi ruang atau denda administratif dapat
berbentuk kompensasi atau penalti penggantian lahan untuk fungsi
lindung di KBU.
27
Bagan Alir Proses Pengawasan Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung
Utara
Pelaporan Kondisi
Berita
Eksisting
Peninjauan
Lapangan
Arsip dan
basis data
Kesesuaian
dengan
Tidak ada Perubahan/ Peraturan
Penyimpangan Tata ruang
Ada Perubahan/
Penyimpangan
Evaluasi
Analisis :
- Jenis
Penyimpangan
- Tingkat
Penyimpangan
- Dampak dan
Resiko Lingkungan
- Hubungan
fungsional lainnya
dalam dan antar
kawasan
TKPRD Rekomendasi
Provinsi Penertiban
28
VI. KETENTUAN TEKNIS REKOMENDASI PERIZINAN
A. Proses rekomendasi perizinan tercantum pada bagan alir prosedur
rekomendasi Gubernur untuk pemanfaatan ruang Kawasan Bandung
Utara
B. Mekanisme rekomendasi perizinan meliputi tahap:
1. Pemohon mengajukan izin pemanfaatan ruang kepada bupati/walikota
dengan melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Bupat/Walikota menyampaikan permohonan rekomendasi perizinan
kepada Gubernur, dilengkapi persyaratan yang telah ditetapkan sesuai
ketentuan yang berlaku sebanyak 2 ( dua ) rangkap, 1 (satu) rangkap
sebagai tembusan disampaikan kepada Dinas.
3. Dinas memeriksa lampiran/kelengkapan teknis yang meliputi:
a. Berkas dan dokumen persyaratan sebagaimana butir B.2 di atas
b. Tambahan lampiran/kelengkapan pendukung lainnya, dan/atau
hasil uji publik yang diperlukan dalam hal rencana perijinan
terindikasi mempunyai dampak lingkungan penting.
4. Dinas melaksanakan kajian teknis sektoral dan survei lokasi rencana
kegiatan yang dimohon. Kajian teknis sektoral meliputi antara lain :
a. Luas, lokasi, jenis kegiatan
b. Kesesuaian peruntukan lahan, fungsi ruang, dan zona
c. Ikp, Ika, Ketinggian, Kelerengan
d. KWT, KWTa, KLB, KDH, Ketinggian bangunan, desain tata letak
bentuk, struktur bangunan, GSB, rencana pengelolaan pekarangan
e. Rona Awal Lingkungan
f. Indikasi resiko dan dampak lingkungan
g. Peraturan, kebijakan sektoral
5. Hasil kajian teknis sektoral merupakan bahan kajian untuk
pembahasan di Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD).
6. TKPRD melaksanakan pembahasan terpadu dari aspek teknis, non
teknis, dan lintas sektoral, serta melibatkan para pakar dan/atau
perwakilan masyarakat dalam rangka menetapkan usulan rekomendasi
bagi Gubernur.
7. Gubernur memberi rekomendasi perizinan berdasarkan penilaian yang
dilakukan oleh tim teknis Dinas dan Tim Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Provinsi.
29
8. Waktu 30 (tiga puluh) hari kerja untuk proses rekomendasi
pemanfaatan ruang di KBU dihitung sejak diterimanya permohonan
yang telah dilengkapi dengan persyaratan rekomendasi diluar proses
surat menyurat dan perbaikan yang dilakukan oleh pemohon.
30