Professional Documents
Culture Documents
Energ
Gambar 7.2.1. Proses reaksi eksotermal
i
Jika partikel-partikel bertumbukan dengan energi yang lebih rendah dari energi
Energi
aktivasi, tidak akan terjadi reaksi. Mereka akan kembali Aktivasi semula. Anda
ke keadaan
(EA)
dapat membayangkan energi Reaktanaktivasi sebagai tembok dari reaksi. Hanya
tumbukan yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi yang
Panas
dapat menghasilkan terjadinya reaksi. Produk
selama
Di dalam reaksi kimia, ikatan-ikatan
reaksi dipisahkan (membutuhkan energi) dan
membentuk ikatan-ikatan baru (melepaskan energi). Umumnya, ikatan-ikatan
Kemajuan
harus dipisahkan sebelum yang baru terbentuk. Energi aktivasi dilibatkan dalam
menceraikan beberapa dari ikatan-ikatan tersebut.
Ketika tumbukan-tumbukan tersebut relatif lemah, dan tidak cukup energi untuk
memulai proses penceraian ikatan. mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak
bereaksi.
(http://www.chem-is-try.org/ 11/20/2010)
7.1. Alat dan Bahan
1. Alat-alat yang digunakan :
- batang pengaduk
- beakerglass
- botol aquadest
- corong kaca
- erlenmeyer
- gelas arloji
- karet penghisap
- neraca digital
- pipet tetes
- pipet volume
- stopwatch
- tabung reaksi
- termometer
- waterbath
2. Bahan-bahan yang digunakan :
- Aquadest (H2O)
- Kalium iodida (KI)
- Kaliumperokdisulfat (K2S2O8)
- Larutan kanji 3 % (C6H10O5)n
- Natriumtiosulfat (Na2S2O3. 5H2O)
Tabel 7.5.2 Data Pengamatan Energi Aktivasi pada suhu dalam Kelvin
t ln = ln k
T1 T2 1 1
No. Trata-rata (detik 1
(K) (K) Trata− rata t
) t
1. 280 289 284,5 0,00351 48,1 0,021 -3.87328
2. 283 291 287,0 0,00348 46,0 0,022 -3.82864
3. 288 293 290,5 0,00344 36,0 0,027 -3.58352
4. 293 297 295,0 0,00338 33,2 0,030 -3.50255
5. 298 299 298,5 0,00335 25,0 0,040 -3.21888
Rumus : y = bx + a
Perhitungan :
a =
( Σ y ) ( Σ x 2 ) − ( Σx )( Σxy)
n ( Σx 2 ) − ( Σx )
2
=
( - 18,00687) (5,91× 10-5 ) − ( 0,017182)( - 0,06195)
5( 5,91× 10-5 ) − (0,000295)
= 8,711×10-79,041×10-8
= 9,63507
b =
n ( Σ xy) − ( Σx )( Σy )
( )
n Σx 2 − ( Σx )
2
=
5( - 0,06195) − ( 0,017182)( - 18,00687)
( )
5 5,91× 10-5 − ( 0,000295)
= -3,484×10-49,041×10-8
= -3853,92929
Jadi, persamaan garis yang didapat adalah y = -3853,92929x-9,63507
Dimana
Rumus : y = bx + a
Dimana: y = ln K
b = EaR
x= 1T
a = ln A
ln k = EaR×1T + ln A
ln k = ln A- EaRT
b= - EaR
R
- 3850 =
Ea
1,9872 (gcal/gmol.K)
Ea = -7650,72 gcal/gmol.K
a = ln A
ln A = 9,62826
A = 15187,986
Tabel 7.6.2 Data hubungan antara temperatur dan energi aktivasi
No. T rata-rata ln k k EA
7.6. Grafik
7.8. Pembahasan
A. Secara teoritis diketahui bahwa semakin tinggi suhu maka laju reaksi juga
akan semakin cepat begitupun sebaliknya. Dari hasil percobaan diketahui
bahwa jika suhu dinaikkan dari 280 K sampai 298 K dan waktu yang
dibutuhkan untuk bereaksi semakin kecil maka laju reaksinya akan semakin
cepat. Hal ini dapat kita amati dari grafik 7.7.1 yang menunjukkan
hubungan antara k dan T. Sehingga hasil percobaan sesuai dengan teori
yang ada.
B. Menentukan energi aktivasi
Secara teoritis semakin tinggi temperatur maka energi aktivasinya akan
semakin kecil, semakin sedikit waktu yang diperlukan sehingga akan
memperbesar harga laju reaksi. Pada percobaan ini, semakin tinggi suhunya
maka energy Aktivasinya akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat pada
Grafik 7.7.1 yang menunjukkan bahwa harga ln k berbanding terbalik
dengan harga 1/T . Semakin besar ln k maka haga 1/T rata-rata akan
rata-rata
semakin kecil.
7.9. Kesimpulan
1. Laju reaksi akan semakin cepat jika suhu dinaikkan
2. Dari hasil percobaan diperoleh harga Ea sebesar -7650,72 gcal/gmol.K dan
A sebesar 15187,986