You are on page 1of 3

PERDARAHAN SALURAN CERNA

Perhatian
• Manajemen penting pada perdarahan GIT yaitu t :
1. Identifikasi adanya syok dan resusitasi.
2. Identifikasi penyebab potensial perdarahan dan usahakan mengembalikan
keadaan yang terjadi (misalnya dengan pemberian antikoagulasi).
3. Identifikasi keadaan fisiologis lain yang terjadi akibat syok (iskemik jantung,
renal compromised atau anemia simptomatik yang membutuhkan transfuse
darah).
• Selalu waspada terhadap terjadinya aneurisme aorta yang manifestasinya
mirip dengan perdarahan GIT.
• Selalu lakukan pemeriksaan rectum untuk menentukan apakah frank
melena terjadi atau adanya perdarahan local pada area anal kanal/perianal.
• Melena yang terjadi akibat terapi dengan Fe akan berwarna hijau/hitam.
• Penyebab umum perdarahan GIT antara lain:
1. ulkus peptikum
2. erosi gastric
3. varises GIT bagian atas
4. hemoroid pada GIT bagian bawah
5. malignansi

Penatalaksanaan
Perawatan suportif
A. Pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil
• pasien harus ditempatkan pada area critical care
• pertahankan airway. Pertimbangkan intubasi jika hematemesis terjadi
berlebihan dan pasien tidak dapat mempertahankan jalan nafasnya sendiri,
misalnya pada keadaan depresi mental akibat CVA.
• Berikan O2 aliran tinggi untuk mempertahankan SpO2 >95%.
• Monitoring EKG, tanda vital tiap 5 menit, pule oksimetri.
• Lakukan pemerikasaan EKG 12 lead untuk menyingkirkan adanya
disritmia kardiak.
• Pasang 2 atau lebih iv line perifer dengan jarum yang besar (14/16G).
• Lab :
1. Sampel Darah untuk tranfusi paling tidak 4 unit.
2. DL, urea/elektrolit/kreatinin, profil koagulasi.
3. Lakukan tes fungsi hati jika pasien mengalami jaundice
4. Periksa enzim jantung jika ada indikasi iskemik/injury miokard
pada EKG.
• Infus 1 liter NS secara cepat dan periksa kembali
parameter. Lakukan transfusi darah jika tidak ada perbaikan dengan
pemberian fluid challenge.
• Masukkan NGT untuk tujuan drainase dan kepentingan
diagnostic (serta untuk mencegah terjadinya aspirasi jika terjadi
muntah/vomit) jangan masukkan NGT jika ada kecurigaan varises esophagus.
• Pasang kateter untuk monitoring output urine

Catatan : Peran dari Omeprazole (proton Pump Inhibitor). Bukti terbaru


menyebutkan bahwa ada beberapa keuntungan dalam menurunkan perdarahan
yang terjadi dalam jangka pendek (meningkatkan pH lambung, memungkinkan
terjadinya kondisi yang mendukung terbentuknya clot) namun, penelitian yang
lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efek mortalitas dan morbiditasnya.
Berikan omeprazole 40 mg secara iv.

B. Pasien dengan Hemodinamik Normal


• Pasien dapat ditangani pada area intermediate care walaupun harus tetap
diingat bahwa pasien dapat mengalami dekompensasi setelah evaluasi yang
pertama karena kehilangan darah yang terus menerus.
• Berikan oksigen untuk mempertahankan SpO2 >95%.
• Monitoring tanda vital tiap 10-15 menit, pulse oksimetri. Pasang iv line paling
tidak 1 buah dengan jarum 14/16G.
• Lakukan pemeriksaan EKG 12 lead.
• Lab :
1. Sampel Darah untuk tranfusi paling tidak 2 unit.
2. Dl, urea/elektrolit/kreatinin, profil koagulasi.
3. Lakukan tes fungsi hati jika pasien mengalami jaundice, atau
menunjukkan tanda penyakit liver kronis.
4. Periksa enzim jantung jika ada indikasi iskemik/injury miokard
pada EKG.
• Mulai pemberian infus salin 500ml selama 1-2 jam.
• Pasang NGT dengan tujuan drainase dan kepentingan diagnostik (serta
untuk mencegah terjadinya aspirasi jika terjadi muntah/vomit).
• Berikan omeprazole 40 mg secara iv.
• Pindahkan pasien ke area critical care jika terjadi ketidakstabilan kondisi.

Pemeriksaan Spesifik
• Cari adanya luka bekas operasi aneurisma aorta abdominalis sebelumnya;
perdarahan GIT yang terjadi mungkin akibat adanya fistula aortoenterik. Jika
kecurigaan terbukti ada, maka konsulkan pada bagian bedah umum dan TKV.
• Jika ada kecurigaan varises esophagus pertimbangkan penggunaan somatostatin
250µg bolus iv, kemudian diikuti dengan infus iv 250 µg/jam (sukses diberikan
pada 85-90% pasien). Jika somatostatin tidak berhasil menghentikan perdarahan,
serta ada resiko sebelum endoskopi dapat dilakukan, maka insersi Sengstaken-
Blakemore tube dapat dipertimbangkan. Insersi alat ini hanya dapat dilakukan
oleh operator yang berpengalaman.

Disposisi .
• Konsultasi MRS pada bagian bedah umum atau bagian Gastroenterologi
tergantung pada kebijakan tiap institusi.

You might also like