Professional Documents
Culture Documents
1. Guna Lahan
merupakan kebijakan Pemerintah kota yang bersifat dua dimensional (dalam bentuk
peta) tapi berpengaruh pada rancangan tiga dimensi (bangunan) di atas lahan tersebut. Guna
lahan juga berkaitan dengan sirkulasi dan perparkiran.
2. Bentuk dan Massa Bangunan
Umumnya, peraturan bangunan mengatur ketinggian, sempadan dan coverage
bangunan. Pengalaman beberapa proyek perancangan kota menyarankan untuk meliputi pula
"penampilan dan konfigurasi bangunan", misal berkaitan dengan warna, bahan bangunan,
tekstur, bentuk muka (fasad). Secara tradisional, hal-hal ini menjadi hak arsitek bersama
kliennya. Tapi, sebenarnya hal ini menyangkut kepentingan masyarakat dan berdampak pada
lingkungan kota. Contohnya: penggunaan kaca pantul cahaya untuk bangunan tinggi, dan
pengubahan tampilan muka bangunan bersejarah.
4. Ruang Terbuka
Pengertian "ruang terbuka" (open space) bagi tiap orang mungkin berbeda-beda, tapi
dalam hal ini, ruang terbuka meliputi: lansekap, hardscape (jalan, trotoar,dan sebagainya),
taman, dan ruang rekreasi di kota. Unsur-unsur ruang terbuka mencakup: taman dan alun-
alun, ruang hijau kota, perabot jalan/ruang kota, kios-kios, patung, jam kota, dan sebagainya.
5. Jalan Pedestrian
Pada masa lalu, perancangan pedestrian di kota jarang dilakukan. Ketika suatu mall
dirancang dengan memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, maka mall tersebut berhasil
menarik banyak pengunjung. Jalan pedestrian (jalan pejalan kaki) di samping mempunyai
unsur kenyamanan bagi pejalan kaki juga mempunyai andil bagi keberhasilan pertokoan dan
vitalitas kehidupan ruang kota. Sistem pedestrian yang baik akan mengurangi
ketergantungan pada kendaraan bermotor di pusat kota, menambah pengunjung ke pusat kota,
meningkatkan atau mempromosikan system skala manusia, menciptakan kegiatanan usaha
yang lebih banyak, dan juga membantu meningkatkan kualitas udara.
6. Pendukung Kegiatan
Pendukung kegiatan diartikan sebagai semua guna lahan dan kegiatan
yangmemperkuat ruang publik perkotaan. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu
kawasanakan menarik fungsi-fungsi guna lahan, dan kegiatan yang spesifik. Sebaliknya,suatu
kegiatan cenderung memilih lokasi yang paling cocok untuk kegiatan tersebut Dengan
demikian, penempatan kegiatan yang tepat akan menarik kegiatan-kegiatan pendukung.
Kegiatan pendukung tidak hanya termasuk penyediaan pedestrian atau plaza (ruang terbuka
yang berlantai perkerasan) tapi juga termasuk fasilitas kota yang menarik kegiatan lainnya.
Fasilitas tersebut misalnya: pusat perbelanjaan, taman rekreasi, pusat pertemuan masyarakat
(civic center), perpustakaan kota, dan lain-lain.
7. Perpapanan-nama / Reklame
Simbol dan tanda adalah ukuran kualitas dari papan reklame yang sebenarnya diatur
untuk :
• Menciptakan kesesuaian.
• Mengurangi dampak negatif visual.
• Dalam waktu bersamaan menghilangkan kebingungan serta persaingan dengan tanda
lalu lintas atau tanda umum yang penting.
• Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan
dan menghidupkan street space dan memberikan informasi bisnis.
Simbol dan tanda sebenarnya dalam urban design, terutama untuk preservasi
diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, sama seperti tempat
atau bangunan bersejarah. Dalam hal ini berarti juga mempertahankan kegiatan yang
berlangsung di tempat itu.
8. Preservasi
Preservasi atau perlindungan tidak hanya diberlakukan untuk bangunan bersejarah,
tapi juga untuk bangunan dan tempat yang dianggap perlu dilestarikan. Preservasi biasanya
juga mempertimbangkan faktor ekonomis dan kultural.
2.2.2 Analisis Elemen-Elemen Perancangan Kota terhadap Kebun Binatang Taman
Sari, Bandung
a) Guna Lahan (Land use)
Secara keseluruhan penggunaan lahan yang ada sudah dapat menciptakan suasana
yang manusiawi dengan sangat mempertimbangakan jalur pejalan kaki (street level) dan
peruntukan lahannya sudah cukup disesuaikan dengan kebutuhan sebuah kebun binatang
yaitu dengan terdapatnya kandang-kandang binatang, ruang terbuka, museum, toilet,
taman bermain anak-anak, gedung kesenian, wahana gajah tunggang, sewa perahu,
tempat parkir, dan lain-lain. Penggunaan lahan yang ada sudah berjalan sesuai dengan
fungsinya seperti penggunaan lahan untuk jalur pejalan kaki, untuk tempat parkir, untuk
Taman Kanak-Kanak, dan lain-lain. Namun, keadaannya kadang-kadang kurang terawat.
Hal ini disebabkan karena kurangya biaya dan tenaga untuk perawatan hewan, kandang,
gaji pegawai, dan sebagainya.
Penggunaan lahan tersebut sudah terdapat di hampir semua bagian yang ada di
kebun binatang ini. Berikut peta (gambar 2.1) dan gambar-gambar yang dapat
menggambarkan posisi dan suasana beberapa penggunaan lahan yang ada di Kebun
Binatang Taman Sari, Bandung.
Wahana Kolam
Perahu
Museum
Kandang Unta
Gambar 2.1 Peta Posisi Beberapa Penggunaan Lahan di Kebun Binatang Taman Sari,
Bandung
Gambar 2.2 Penggunaan Lahan (Land Use)
Gambar 2.2 Penggunaan lahan untuk Gambar 2.3 Pengunaan lahan untuk
kandang buaya wahana kolam perahu
Bentuk dan
Massa Bangunan
berupa bangunan Kandang Perpaduan Kandang Burung
museum
Terali Besi dan
Dinding Tembok
Kandang Perpaduan
Terali Besi
Kandan
g
Siaman
g
Gambar 2.8 Peta Posisi Beberapa Building Form and Massing di Kebun Binatang Taman
Sari, Bandung
Gambar 2.9 Bentuk dan Massa (Building Form and Massing)
Gambar 2.9 a Kandang Burung dengan Gambar 2.9 b Kandang Monyet dengan
Terali Besi Terbuka dan Berukuran Besar Terali Besi Tertutup dan Berukuran Kecil
Gambar 2.10 Bentuk dan massa Gambar 2.11 Bentuk dan Massa
Bangunan berupa Bangunan Gerbang Bangunan berupa Bangunan
Pintu Masuk Museum
Sirkulasi
Jalan Satu
Sirkulasi
Jalur
Drainase
Gambar 2.12 Peta Posisi Beberapa Sirculation and Parking di Kebun Binatang Taman Sari,
Bandung
Open Space
Berlantai
Rumput/RTH
(Gambar 2.19)
Open Space
Berupa
Taman
Open Space
(Gambar 2.23
Berupa Kolam
)
Gambar 2.16 Peta Posisis Beberapa Open Space di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung
Gambar 2.17 Ruang Terbuka Hijau (Open Space)
Gambar 2.17 Open Space Berupa Gambar 2.18 Open Space Berupa
Taman Kolam
Pedestrian Ways
Pedestrian Ways Terbuat dari
Berupa Aspal Aspal
Pedestrian
Pedestrian Ways Ways Berupa
Terbuat dari Tangga
PuvingBlock
Gambar 2.22 Peta Posisi Beberapa Pedestrian Ways di Kebun Binatang Taman Sari,
Bandung
Gambar 2.23 Jalur Pejalan Kaki (Pedistrian Ways)
Gedung
Kesenia
Wahana Unta
Tunggang Activity Support
sebagai Tempat
Istirahat
Gambar 2.27 Peta Posisi Activity Support di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung
Signage Signage
Berupa Berupa Peta
Peringatan
Signage
Penanda Tempat
Signage Kompleks
penunjuk
arah
Gambar 2.34 Peta Posisi Beberapa Signage di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung
Gambar 2.35 Penanda (signage)
i. Preservasi (Preservation)
Bangunan atau tempat yang perlu dilestarikan atau dipelihara bangunannya
sehubungan dengan preservasi di Kebun Binatang Taman Sari adalah bangunan museun,
kandang peninggalan Belanda, dan patung pendiri kebun binatang tersebut. Hal ini
dilakukan karena diharapkan kegiatan preservasi dapat menciptakan kegiatan yang
mendorong keberhasilan usaha dan peningkatan pendapatan daerah. Preservasi bangunan
dan kawasan harus mampu mendorong peningkatan perekonomian daerah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.39 sampai dengan 2.43.
Gambar 2.39 Preservasi (Preservation)
Gedung
Kesenia
n
Wahan Kolam
Perahu
Wahana Unta
Tunggang Activity Support
sebagai Tempat
Istirahat
Gambar 2.34 Peta Posisi Beberapa Presservation di Kebun Binatang Taman Sari, Bandung