Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Saat ini seluruh perguruan tinggi di Indonesia telah menerapkan metode belajar
Student Center Learning, karenanya untuk menambah wawasan mahasiswa perlu adanya
suatu program yang melibatkan mahasiswa, sehingga mahasiswa mendapatkan pengetahuan
sekaligus pengalaman. Nantinya diharapkan mahasiswa lebih siap memasuki dunia kerja.
Karena itu informasi yang didapatkan mahasiswa di bangku kuliah, diperlukan bentuk
aplikasinya dalam dunia kerja. Salah satu bentuk aplikasinya yaitu berupa kerja praktek.
Sistem kerja praktek dan pelatihan merupakan alternatif pemecahan yang kongkrit sebagai
suatu kepedulian dunia usaha terhadap kemajuan pendidikan nasional.
Kerja praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa S-1 Teknik Sistem Perkapalan - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya. Selain itu kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal
- hal yang terjadi di dunia perkapalan.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah kerja praktek telah menjadi
salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi di lapangan
kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku
kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan di perusahaan galangan kapal PT.Dok
dan Perkapalan Surabaya (Persero) adalah:
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS.
2. Untuk mengenal lebih jauh tentang dunia kerja yang akan digeluti oleh mahasiswa
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan yaitu dunia industri dan maritim.
3. Mengenal dan mempelajari secara khusus bidang yang menjadi minat peserta yakni
tentang Main Engine operational, Marine Machinery System dan sistem lain yang ada
di kapal serta teknologi yang telah diterapkan di indonesia.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Kerja Praktek Lapangan yaitu kita bisa lebih mengerti teori-teori kuliah
yang diberikan oleh dosen dalam penerapan aplikasinya di lapangan dan lebih mengenal
serta mengetahui tentang dunia industri terutama dunia industri maritim, sarana dan
prasarana yang dipakai, proses produksi, sistem manajemen dan maintenance pada
perusahaan, selain itu kita juga dapat pengalaman kerja walaupun waktunya sangat singkat.
BAB 2
PT Dok dan Perkapalan Surabaya sebuah galangan kapal yang mempunyai sejarah
panjang dalam dunia perkapalan. Didirikan pada tanggal 22 September 1910 oleh
penguasa Belanda di Amsterdam dengan nama N.V DROOGDOK MATSCHAPPIJ
SOERABAJA dimana galangan ini dibangun oleh pemerintah Belanda guna sarana
penunjang armada kapal laut pihak Belanda yang pada saat itu menjajah Indonesia.
Pendirian PT. Dok & Perkapalan Surabaya ini dilakukan didepan notaris J.P Smith.
Pemegang saham pada saat itu ada tiga orang yakni :
1. N.V Konjlijke paket vaart maatschappij.
2. N.V Stomiv+art Maatshappij Nederland.
3. N.V Roter Sdancsh LCYD.
Pada saat terjadinya perang dunia kedua, Belanda menyerah kepada Jepang.
Galangan ini berpindah tangan ke Jepang pada tahun 1942 – 1945, perusahaan ini
berubah nama menjadi HARIMA ZOZEN. Namun setelah jepang mengalamai
kekalahan dalam Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan ini
menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Namun Pada tahun 1945 sampai dengan
tahun 1957 pihak Belanda kembali ke Indonesia dan perusahaan ini kembali direbut
oleh Belanda yang namanya kembali diubah menjadi nama awal yaitu N.V
DROOGDOK MATSCHAPPIJ SOERABAJA.
Pada waktu terjadi konfrontasi antara pemerintah Indonesia dengan Belanda yang
terjadi pada tahun 1958 telah menyebabkan perusahaan ini berpindah tangan ke
pemerintahan Indonesia dengan landasan hokum Peraturan Pemerintah No 23, tahun
1958 dibawah pengelolahan B.P.U MARITIM. Kemudian Pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah lagi yang menyusul Peraturan Pemerintah sebelumnya yaitu
Peraturan Pemerintah No 109 Th. 1961, tanggal 17 April 1961 dan akhirnya Perusahaan
ini menjadi Perusahaan Negara (PN) dengan nama PN. DOK DAN PERKAPALAN
SURABAJA.
Kemudian pada tahun 1963 Galangan yang ada di sebelah PN. Dok & Perkapalan
Surabaya yang bernama GALANGAN KAPAL SUMBER BHAITA digabung dengan PN
Dok & Perkapalan Surabaya berdasarkan atas keputusan Menteri Perhubungan Laut.
Berdasarkan keputusan ini juga nama-nya diubah menjadi PN. DOK SURABAJA.
Perubahan nama PT Dok & Perkapalan Surabaya belum berhenti sampai disitu,
Tahun 1975 dengan munculnya kembali Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1975 PN.
Dok Surabaja berganti nama lagi menjadiPT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA.
Tepatnya pada tanggal 8 Januari 1976 Peresmian Perusahaan ini dilakukan oleh
Menteri Perhubungan R.I yaitu Prof. DR H Emil Salim, berkedudukan di Jl. Tanjung
Perak Barat No. 433 – 435 Surabaya.
Visi :
PT. Dok Dan Perkapalan mampu menjadi galangan kapal yang mampu bersaing di pasar
internasional.
Misi
PT.Dok dan Perkapalan menjadi perusahaan yang tanguh dan mampu memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh castumer.
PT.Dok dan Perkapalan terus berkembang menjadi perusahaan yang besar dibidang
perkapalan.
PT.Dok Dan Perkapalan memberikan pelayanan yang optimal sehingga mampu
memberikan kepuasan kepada pelangaan dan share holder.
Board of Commisioners
Board of Directors
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya sebagai perusahaan galangan kapal melayani kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan Kapal
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal besar/kecil, kapal dengan
pelayaran samudra atau pantai ntuk segala macam tipe sesuai dengan kapasitas flotaing
dock yang dimiliki.
2. Ship Convertion
Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi dari kapal.
3. Running Repair
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya melayani perbaikan kapal yang dilakukan pada saat kapal
berlayar atau kapal mengalami kerusakan di pelabuhan lain.
4. New Building (kapal baru)
PT. DPS dapat membuat kapal baru dengan berbagai tipe.
5. Off Shore Construction
Selain bergerak dibidang perkapalan, PT. DPS juga menerima pesanan pembangunan bangunan
lepas pantai dll.
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas pendukung pembuatan kapal
serta management yang baik sehingga mendapatkan ISO 9001, hal ini sebagai bukti
bahwa management yang mengolah PT. Dok dan Perkapalan bekerja dengan baik.
Gambar 2.1 Salah satu Floating dock yang terdapat di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki tempat peluncuran untuk membangun
bangunan kapal baru dengan dimensi
Dimensi ini tidak tetap karena dimensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan
maupun kapasitas kapal.
Gambar 2.2 Bangunan kapal baru PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (kakap 6500 DWT)
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya memiliki fasilitas bengkel untuk bangunan baru
dan reparasi, antara lain :
1.Bengkel Plat
2.Bengkel Mesin
- Propeler Balancer
- Mesin Bubut dengan berbagai ukuran
- Peralatan Las
- Perkakas Overhaul mesin
- Mesin Fraise dan Drill dengan kecepatan tinggi
- Dan peralatan penunjang lainnya
3.Bengkel Outfitting
- Outfitting pipa
- Outfitting kayu
- Outfitting layer dan cat
- Mesin Bending
- Peralatan Las
- Mesin Gergaji
- Mesin Perkakas
4.Bengkel Fasilitas Pemeliharaan
a) Fork Lift
Sarana kendaraan sebagai pengangkut bahan-bahan material dan peralatan
lainnya.
b) Crane
1. Rail Way Crane
Berbentuk Crane yang dapat berjalan dengan kapasitas 7 ton, tinggi 20
cm dan kapasita 60 ton dengan tinggi 75 meter. Crane tersebut sangat
berguna sebagai alat angkut untuk proses assembly kapal baru.
2. Floating Crane
Floating Crane terdapat di sisi floating Dock dengan kapasitas 75 ton
dan ketinggian 15 m. Crane ini dapat dipindahkan dengan
menggunakan Tug boat. Crane ini mempunyai fungsi yang cukup baik
dan sebagai pendukung reparasi diatas air.
Tug Boat
Merupakan sarana penunjang operasional harian. Fungsi Tug Boat ini antara lain :
Untuk menarik dan mendorong kapal yang akan masuk atau keluar dari Floating
Dock
Untuk menarik kapal baru setelah diluncurkan.
Untuk menarik ponton / Barge
Beberapa Tugboat yang dimiliki oleh PT. Dok & Perkapalan Surabaya antara lain :
DS VI : mempunyai daya 270 PK
DS VIII : mempunyai daya 120 PK
DS IX : mempunyai daya 360 PK
DS X : mempunyai daya 400 PK
Barges/Ponton
Ponton yang tersedia digunakan untuk berbagai kebutuhan :
Ponton air tawar
Ponton bahan bakar
Ponton lubricating oil
Ponton pemadam kebakaran dengan pompa
Ponton biasa untuk mengangkut komponen-komponen kapal ke bengkel.
Fasilitas Produksi yang lain
Emergency tenaga listrik.
buah generator set masing–masing 600 kVA
Udara tekan.
BAB 3
3.1. Definisi
Kapal adalah suatu kendaraan yang kompleks dimana dia dituntut untuk mampu
tetap beroperasi dan bertahan dengan daya tahan yang tinggi dalam waktu yang relatif
lama dalam lingkungan yang cepat berubah dan menghidupi anak buah kapal maupun
penumpang yang ada di kapal.
PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Jl. Tg. Perak Barat 433-43, Surabaya 61000
Telp. 0313291286 / 08123976975
15 Fax. 62313291172
www.dok-sby.co.id
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext.1102
Fax. 031 599 4757
Ketika kebutuhan semakin bervariasi mulai dari kebutuhan akan mencari ikan di
laut, muncul berbagai jenis kapal penangkap ikan, kebutuhan mengebor minyak bumi di
laut memunculkan jenis kapal pengebor, kapal crane, cable layer, kapal pengumpul
minyak, kebutuhan memperkuat pertahanan, patroli dan berperang di laut melahirkan
kebutuhan akan kapal pemburu, kapal penyapu ranjau, kapal pendarat tank, kapal
pengangkut personel, kapal induk. Kebutuhan-kebutuhan yang lainpun akan
memunculkan berbagai jenis kapal dengan variasi tiap jenis bermacam-macam tergantung
kebutuhan si pemilik kapal.
Apabila kita pergi ke pelabuhan dan mengamati kapal-kapal yang terlihat disana,
bila kita amati akan terdapat berbagai jenis kapal yang berbeda-beda dalam ukuran dan
bentuk dari kapal, video dibawah ini adalah apabila kita naik ferry penyeberangan akan
dapat kita lihat kapal-kapal yang beragam.
Draft Marks adalah nomor-nomor atau angka-angka yang dicat pada bagian luar
kapal yang menunjukkan kedalaman draft kapal bila angka tertentu berada pada garis air
FREE BOARD Secara sederhana pengertian lambung timbul (free board) adalah
tinggi tepi dek dari permukaan air yang diukur pada tengah kapal (midship). Tinggi
minimum dari lambung timbul ini perlu dipertahankan agar supaya kapal selalu
mempunyai daya apung cadangan. Karena lambung timbul secara langsung menyangkut
masalah keselamatan pelayaran, maka diadakan suatu peraturan internasional yang
sifatnya mengikat untuk menetapkan besarnya minimum lambung timbul yang
diperkenankan untuk suatu kapal.
Latar belakang dibuatnya peraturan ini adalah karena banyak kapal yang mengisi
muatanya melebihi kapasitas muat kapal. Sehingga banyak terjadi peristiwa kapal
tenggelam akibat overload. Untuk itu dibuat standar internasional load line agar kapasitas
muat kapal dapat diamati setiap waktu.
Untuk selanjutnya pada lambung kapal terpasang tanda plimsoll mark. Tanda ini
berupa lingkaran dengan garis horizontal yang melalui lingkaran tesebut yang
menunjukkan sarat maksimum kapal. Tanda tambahan dibuat menyesuaikan dengan
kondisi perairan dan perbedaan kerapatan air. Selain itu pada plimsoll mark juga
terpasang tanda dimana kapal tersebut di klas kan dan tanda batas maksimum sarat pada
beberapa kondisi:
PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Jl. Tg. Perak Barat 433-43, Surabaya 61000
Telp. 0313291286 / 08123976975
17 Fax. 62313291172
www.dok-sby.co.id
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext.1102
Fax. 031 599 4757
Fresh water adalah air dengan kerapatan 1000kg/m3 dan sea water adalah dengan
kerapatan 1025 kg/m3. Berikut adalah gambar plimsol mark dan pengaruhnya pada kapal.
Peraturan yang terakhir dikeluarkan pada tahun 1966 sebagai hasil dari
Internasional Load Line Convention 1966 yang diadakan di London. Tinggi minimum
timbul yang diperkenankan seperti yang disyaratkan dalam peraturan tersebut diatas,
diukur ditengah kapal (midship) dari tepi geladak ke garis muat pada musim panas
(summer load line). Besarnya minimum lambung timbul ini terutama tergantung pada
panjang kapal, koefisien kelangsingan kapal, sheer, panjang bangunan atas.
Kapal perang
digunakan sebagai akses atau tempat pijakan sementara bagi pekerja sehingga ia bisa
bekerja di atas ketinggian.
3.5. Fouling
Fouling adalah pertumbuhan yang tidak diinginkan dari makhluk hidup - misalnya
remis atau alga-di permukaan yang tercelup air. Cat anti-fouling digunakan untuk
melapisi kapal untuk mencegah melekatnya organisme laut seperti alga dan mollusca
pada lambung kapal. Melekatnya organisme tersebut dapat menyebabkan kecepatan
kapal menurun yang pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi bahan bakar pada
kapal.
zink Anoda berfungsi sebagai sacrificial anoda, yaitu metal aktif yang dapat teroksidasi
dengan mudah dibanding dengan pelat baja, sehingga jika ditempelkan pada baja maka
baja akan terhindar dari Korosi dan binatang laut yang menempel, namun seiring
berjalannya waktu zink anode tersebut akan kian menipis dan akhirnya habis sehingga
pelat baja tidak terlindungi lagi.Oleh karena itu setiap kali kapal melakukan Docking
repair sebaiknya Zink Anoda juga ikut diganti.
Selain itu pada saat pengecatan ( Coating ) untuk lambung kapal biasa digunakan Three
Coating System, yaitu pengecatan menggunakan System 3 lapisan, lapisan pertama
adalah foundation yang berbahan anti korosi, kemudian lapisan kedua adalah anti
fouling, baru pada lapisan ketiga merupakan cat warna dari kapal biasanya
menggunakan Epicon thinner atau Ravax thinner.
Kotak laut (sea chest) adalah suatu perangkat yang berhubungan dengan air laut yang
menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal yang berada dibawah permukaan air
dipergunakan untuk mengalirkan air laut kedalam kapal sehingga kebutuhan sistem air laut
(Sea water sistem) dapat dipenuhi.
Pada kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan sistem
instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak didalam kamar mesin, pada badan
kapal bawah air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi harus dipasang suatu bagian
konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air laut dalam kapal
dapat dipenuhi.
Antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan
dengan perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan penggunaannya.
Pada pipa-pipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup
aliran air laut, katup tersebut dibuka bila sistem perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem
sudah tidak perlu lagi. Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka
katup air laut yang menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih memerlukan
suplai arus listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka katup air laut yang menuju
mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain bahwa pembukaan dan penutupan katup pada
pipa-pipa perantara tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya,
dan diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan oleh kapal
untuk suplai sistem air laut dari kapal diam sampai kapal bergerak dan beroperasi.
Kinerja dari sistem air laut dalam kapal tergantung dari suplai air laut yang di isap
oleh sea chest, jadi sistem air laut dapat beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu
mengisap air laut sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk kapal-kapal tertentu atau kapal khusus, biasanya diperlukan satu sea chest
tersendiri yang khusus melayani suplai untuk pompa pemadam kebakaran. Hal ini
dimaksudkan agar debit pompa yang diperlukan untuk pemadam kebakaran tidak
mengalami gangguan apapun dari sistem kerja pipa-pipa yang lain bila sedang bertugas
dalam memadamkan kebakaran, karena memadamkan kebakaran adalah suatu pekerjaan
yang sifatnya emergency. Diameter pipa disesuaikan dengan kapasitas atau debit pompa
pemadam kebakarannya.
dari putaran baling-baling saat kapal mundur atau udara dari sisa tiupan udara
kompresor.
Apabila udara dalam sea chest ini dibiarkan akan merugikan seluruh sistem,
terutama pada sistem pendingin mesin. Karena air pendingin yang di isap tidak
sepenuhnya berupa air laut, tapi bercampur dengan gelembung-gelembung udara,
sehingga dapat menyebabkan mesin menjadi panas. Dapat pula berakibat jelek pada
pompa-pompa yang mengisap air dari sea chest tersebut, karena air yang di isap tidak
penuh dan banyak mengandung udara sehingga rendemen pompa menjadi turun. Untuk
membuang udara dibuka satu valve dan ditutup kembali bila udara dalam sea chest telah
habis.
Pipa-Pipa By Pass
Pipa by pass dipergunakan untuk saling menghubungkan antara sea chest yang
satu dengan sea chest yang lain, dengan tujuan dapat membantu suplai air laut ke tempat
tertentu dari satu sistem, bila salah satu sistem mengalami kesulitan atau hambatan
dalam suplai air laut.
Diameter pipa by pass biasanya cukup besar, sebab harus dapat mengganti
menyalurkan air laut sebanyak jumlah pipa isap dalam sea chest tersebut. Atau
digunakan saat pemindahan penggunaan saat kapal berlayar dari perairan dalam masuk
ke perairan yang dangkal, sehingga harus menggunakan sea chest samping.
Strainer
Strainer adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada
pipa ke mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai
jebakan kotoran dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter.
Kotoran tersebut bila tidak tersaring dan diendapkan pada strainer akan masuk
kedalam sistem air laut dalam kamar mesin dan lain-lain. Pada periode waktu tertentu
strainer harus dibuka untuk dibersihkan bersama dengan filternya. Penampang strainer
kurang lebih 1,5 sampai dengan 2 kali penampang pipanya.
Sea Grating
Sea Grating adalah saringan atau kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk
mencegah masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari laut ke dalam sistem
pipa dalam kapal,
Jadi fungsi Sea Grating adalah menyaring air laut sebelum masuk kedalam kotak
sea chest, yang merupakan saringan awal sebelum air laut masuk sistem melewati
strainer dan filternya.
Sea Grating ini di ikat menggunakan baut yang tahan korosi, yang kemudian
baut-baut ini antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan menggunakan kawat
agar baut tidak mudah lepas.
Valve
Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin selalu dilengkapi dengan valve
yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air laut, sebagai
pengaman pula bila suatu saat aliran air harus dipompa karena kebocoran, atau karena
untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Untuk ukuran valve harus disesuaikan dengan
ukuran pipanya.
Didalam penentuan peletakan sea chest harus dipertimbangkan bahwa sea chest
masih berfungsi sebagai lubang pengisapan air laut dengan baik, walaupun kondisi
kapal miring sampai 22,5 derajat dari keadaan vertikal sea chest masih tetap bekerja
dengan baik dan tidak mengisap udara.
Anchor (Jangkar)
Pada kapal peralatan labuh (anchoring equipment) ini terdiri dari berbagai
bagian komponen (membentuk suatu system). Peralatan itu adalah sebagai berikut:
Anchor (jangkar)
Chain (rantai jangkar)
Hawse pipe (tabung jangkar)
Chain pipe (tabung rantai)
Chain controller (pengatur rantai)
Chain stopper
Eye plat pada kedua sisi kapal
Sebagaimana yang telah terlihat pada gambar diatas, jangkar memiliki bagian –
bagian tertentu. Adapun bagian – bagian itu antara lain:
1. Ring / Shackle
Adalah bagian sambungan rantai jangkar dengan jangkar tersebut.
2. Shank
Adalah batang jangkar yang menghubungkan shackle dengan lengan jangkar
3. Flukes
Disebut juga dengan anchor palm
4. Crown Pin
5. Crown Plate
Crown pin dan plate merupakan satu kesatuan yang biasa dikenal dengan anchor
crown
6. Anchor Chain
Adapun macam – macam jangkar pada kapal berdasar fungsinya adalah sebagai
berikut :
Jangkar Haluan
Temporary Anchor
Adalah jangkar yang digunakan pada waktu tertentu saja. Jangkar jenis
ini adalah jangkar yang sering kita temui di kapal - kapal
Permanent Anchor
Adalah jangkar yang digunakan dalam jangka waktu yang lama /
permanen. Fungsinya sama dengan jangkar pada umumnya yaitu menjaga
posisi dari kapal. Jangkar ini biasanya digunakan untuk benda – benda yang
dibutuhkan diam / tetap di satu tempat pada jangka waktu lama (contoh :
bangunan lepas pantai). Jangkar permanen yang sering ditemui adalah jenis
“Mushroom”.
Macam – macam jangkar berdasarkan bentuknya secara garis besar dibagi menjadi dua :
1. Yang lengannya tak bergerak tetapi dilengkapi dengan tongkat ( stock ).
2. Yang lengannya bergerak tetapi tidak dilengkapi dengan tongkat
( stock).
Untuk jangkar yang lengannya berengsel tanpa stock umumnya digunakan sebagai
jangkar haluan, mahkota ( crown ) dari Hall anchor adalah merupakan bagian
dari jangkar tersebut, dimana tiang jangkar bergerak.
Apabila jangkar tersebut dijatuhkan maka pada tiang terdapat gaya yang sejajar
dengan dasar laut, maka pada telapaknya akan terdapat tegangan, sehingga
lengan kedua-duanya akan memutar ke bawah dan tangannya akan menunjam
ke bawah.
Hall Anchor
Pool - TW Anchor
Pool - N Anchor
AC-14 Anchor
Baldt Anchor
1. Anchor Shank
2. Anchor Link
3. Swivel
4. Open Link
5. Enlarged Link
6. Kenter Shackle
7. Crown Shackle
Swivel (kili-kili)
Adalah perangkat mata rantai yang memungkinkan jangkar dapat berputar tanpa mengakibatkan
rantai yang dipasang sebelum atau di belakang perangkat tersebut terpuntir
Gambar Swivel
Kenter Shackle
Fungsi dari bagian ini adalah mencegah kerusakan yang timbul pada sisi segel pada saat
segel melewati mata spil jangkar karena bentuk yang berlainan dengan mata rantai biasa
Adalah salah satu jenis mata rantai yang dipasang pada ujung rantai pengikat
balok-balok dan lain-lain. Tidak berbentuk lingkaran tetapi menyerupai kepiting.
Hawse Pipe
Hawse Pipe adalah pipa rantai jangkar yang menghubungkan rumah jangkar ke geladak.
Ketentuan-ketentuan yang penting yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dalam pengangkatan jangkar dari air laut tidak boleh memebentur bagian depan
kapal pada waktu kapal dalam keadaaan trim 50
Tiang jangkar harus masuk ke lubang rantai jangkar meskipun letak telapak
jangkar tidak teratur
Lengan atau telapak jangkar harus merapat betul pada dinding kapal.
Jangkar harus dapat turun dengan beratnya sendiri tanpa rintangan apapun
Dalam pelayaran jangkar jangan sampai menggantung di air
Panjang pipa rantai harus cukup untuk masuknya tiang jangkar
Lengkungan lobang pipa rantai digeladak dibuat sedemikian rupa sehingga
mempermudah masuk / keluarnya rantai jangkar, hingga gesekan seminim
mungkin. Juga lobang dilambung jangan sampai membuat sudut yang terlalu
tajam
Untuk kapal yang mempunyai tween deck pusat dari pipa rantai harus sedemikian
letaknya pipa rantai tersebut tak memotong geladak bagian bawah
Diameter dalam hawse pipe tergantung dari diameter rantai jangkar sendiri,
sehingga rantai jangkar dapat keluar masuk tanpa suatu halangan
Diameter dalam hawse pipe dibagian bawahnya dibuat lebih besar (antara 3 – 4
cm) dibandingkan bagian atasnya.
Gambar 3.7.1D pelat yang akan dilobangi untuk Hawse pipe di Kamojang
Chain Locker
Chain Locker adalah ruangan tempat penyimpanan rantai jangkar. Untuk kapal-kapal
pengangkut letak chain locker umumnya di depan collision bulkhead dan di atas fore peak tank.
Namun untuk kapal-kapal penumpang besar dengan deep tank terletak di belakang, maka chain
locker biasanya diletakkan di atasnya.
Tetapi pada umumnya yang digunakan adalah chain locker yang berbentuk segi empat
Windlass adalah permesinan pada kapal yang digunakan di kapal untuk menarik dan
menurunkan jangkar.
Windlass manual ini dioperasikan dengan cara memutar tuas yang ada pada
bagian samping.
Sesuai dengan namanya, windlass ini digerakkan dengan tenaga uap. Steam
windlass ini biasanya beroperasi pada kecepatan yang tinggi sehingga
kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran dari penggerak uap adalah kecil
Windlass ini pada umumnya dipasang pada kapal-kapal modern tidak jarang
juga di kapal barang maupun penumpang dengan tingkat elektrisasi tinggi.
Macam-Macam Tali
Berdasarkan bahan bakunya, macam – macam tali antara lain
Tali yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan (nabati).
1. Tali temali
Dibuat dari serat-serat pisang liar (rusa tecxtilis atau abaca).
Sifat-sifatnya:
mudah melengkung
ringan
tahan basah
licin
tahan terhadap cuaca
mudah mengapung di air (untuk membawa tali tros ke darat dengan
jarak yang cukup panjang)
2. Tali Sisal
berasal dari jenis pohon agava, umumnya digunakan sebagai pengganti tali
manila.
Sifat-sifatnya:
Tidak tahan basah dan udara lembab
Seratnya mengkilat
Kaku
Lebih kasar dari serat manila
Agar tali ini lebih tahan air umumnya dilapisi ter dan dipergunakan sebagai
tali buangan
Tali-tali dari bahan serat sintetis selain nylon yang dipergunakan dalam
perkapalan ialah : Dacron, Polyethylene dan polypropylene.
Ketiga tali syntetis ini kekuatannya kurang bila dibanding dengan tali nylon, tetapi
masih lebih kuat dari tali manila.
Tali Kawat
Wire rope dibuat dari material yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi.
Macam wire rope bila ditinjau dari penggunaannya dari kapal membagi atas
beberapa bagian sebagai berikut :
1. Iron wire rope (kabel kawat besi)
a. Dari bahan dengan tensile strenght 40 – 45 kg/mm2
b. Dari bahan dengan tensile strenght 60 – 70 kg/mm2
2. Steel wire rope (kabel baja)
a. Dari bahan dengan tensile strenght 130 – 140 kg/mm2
b. Dari bahan dengan tensile strenght 150 – 160 kg/mm2
c. Dari bahan dengan tensile strenght 170 – 180 kg/mm2
Satu wire rope terdiri dari sejumlah “strand”, beberapa kawat pada setiap strand
dan jumlah cores (inti), yang dapat menampilkan type wire rope tersebut
misal:
Wire rope 6 x 19
Wire rope 6 x 7
Wire rope 6 x 24
Ketiga jenis tersebut untuk mengangkat standing ringging, mooring line and small
hawsers
Kelebihan penggunaan tali kawat :
Awet
Tahan lama
Dapat dipercaya kekuatannya
Cukup baik untuk mengikatkan kapal ke darat bila sedikit
gelombang
Kekurangan :
Elastisitasnya kecil sehingga tidak tepat bila ditempatkan pada
daerah yang banyak gelombang
Elastisitasnya kecil bahkan tidak ada sama sekali sehingga dapat
putus apabila ditarik tiba-tiba
Normalisasi ukuran tali tambat yang dibuat oleh pabrik adalah 120 fathoms
atau sama dengan 220 meter.
Setiap tali (rope) terdiri serat-serat benang (yarn) yang mempunyai kekuatan
tarik berbeda-beda.
Didalam pabrik untuk serat-serat benang tali manila mempunyai normalisasi
kekuatan tarik (tensile streght) sendiri-sendiri.
Normalisasi untuk panjang 0,66 m serat benang tali manila mempunyai
kekuatan tarik 55,75 dan 95 kg.
Untuk panjang setiap benang tali manila 220 m berat kira-kira 1 kg.
Mooring Pipe
Mooring pipe atau lubang tali merupakan perlengkapan terbuat dari
baja tuang berbentuk gelang yang dipasang atau dilas pada kubu-kubu kapal
dan dipergunakan untuk tempat jalannya tali tambat keluar kapal.
Peralatan kemudi / steering gear adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melakukan
gerakan dan kontrol arah gerak kapal dan menjamin kualitas olahgerak / manuver kapal.
Peralatan tersebut harus dapat :
a. mengendalikan seluruh daya yang diperlukan daun kemudi untuk mengarahkan gerak
kapal,
b. terhubung dengan daun kemudi melalui tongkat kemudi / rudder stock,
c. terhubung dengan peralatan kontrol pusat di ruang kemudi / wheel house,
d. berfungsi dengan baik pada segala cuaca.
Rudder Horn
BAB 4
Pekerjaan di atas dok dimulai dengan pembersihan badan kapal di bawah garis air dari
kotoran binatang dan tumbuhan laut ( fouling organisme), cat lama dan hasil pengkaratan.
Beberapa metode telah diketahui untuk pembersihan badan kapal, diantaranya sebagai
berikut :
Shot Blasting : cara ini hampir sama dengan sand blasting tetapi media yang
digunajan berbeda,biasanya mengunkkan butiran butiran baja 0,5 – 0,8 mm
dan bisanya dilkukan ditempat tertutup.
1. Kompressor
2. Pipa Udara
3. Filter udara
4. Katup udara buang
5. Katup pengatur
6. katup penyalur udara
7. katup pengatur pasir
8. Lubang pengatur keluar pasir
9. slang
10. Nozel
11. penyaring pasir
Gambar 4.2 Pembersihan badan kapal Gambar 4.3 Pembersihan badan kapal
secara mekanis( Manual) menggunakan Sand Blasting
Periksaan kerusakan dan cacat pada plat sangat penting karena dengan proses ini kita
dapat menentukan perbaikan perbaikan bagian mana yang akan kita kerjakan serta
memenejerial waktu sehingga perbaikan bisa tepat sesuai dengan jadwal. Sebelum memulai
pemeriksaan maka harus dilakukan pekerjaan pendahuluan sebagai berikut :
1. Pembersihan tumbuhan dan binatang laut
2. Pembersihan terhadap sisa – sisa cat dan karat
Pembersihan ruang muat dan pembebasan terhadap gas – gas yang mudah
terbakar ( gas free )
Membuka tutup manhole ( lubang orang )
1. Pelat lambung :
- pelat lunas, plat dasar , plat bilga 20%
- plat kulit ( shell plate ) 30%
- pelat lajur atas ( sheer strake 20%
2. plat alas dalam ( tank top ) :
- plat tepi ( margine plate ) 20%
- plat alas dalam 20%
3. pelat geladak ( deck plate ) :
- plat tepi geladak ( stringer plate ) dan 20%
plat geladak antar lambung dan
ambang palkah memanjang
- pelat geladak antara lunag lubang 30%
palkah.
BAB 5
PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)
Jl. Tg. Perak Barat 433-43, Surabaya 61000
Telp. 0313291286 / 08123976975
62 Fax. 62313291172
www.dok-sby.co.id
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Telp. 031 599 4251 ext.1102
Fax. 031 599 4757
PENGELASAN
Penngelasan atau penyambungan selain butt weld, biasanya berbentuk segitiga pada
penyambungan bagian tertentu.
setiap pengelasan itu pasti resikonya adalah deformasi. Deformasi yang maksudnya adalah
perubahan bentuk akibat pengelasan ini menjadi salah satu hal yang menjadi momok bagi para
insan pengelasan. Karena adanya inputpanas, sehingga logam menjadi cair mengakibatkan
penyusutan dan hasilnya terjadi deformasi yang tidak diinginkan karena menyebabkan
dimensi menjadi tidak terpenuhi.
1. Gunakan jig alias alat bantu untuk memegang material yang dilas agar tidak bergerak ke
mana-mana ketika dilas.
Jig Horisontal
Jig Vertikal
2. Setel ampere dan voltage serta kecepatan pengelasan agar input panas tidak terlalu besar, tapi
cukup untuk mencairkan material. Ketiga parameter ini saling berkaitan mengikuti rumus HI =
A x V / kec. di mana HI adalah Heat Input ( besarnya panas yang diberikan ), A adalah arus (
satuannya ampere ), V adalah voltage ( satuannya volt ) dan kec adalah kecepatan pengelasan.
Semakin kecil A dan V maka HI akan menjadi kecil, semakin besar kecepatan pengelasan
maka HI akan menjadi kecil. Aturlah ketiganya agar tidak terlalu besar Heat Input yang
diberikan.
3. Buatlah sequence alias urutan pengelasan yang tidak mengumpul di satu tempat, karena untuk
memperkecil panas terpusat pada satu tempat yang bisa mengakibatkan deformasi.
Konsep dari “pengelasan satu sisi” adalah dengan penggunaan keramic sebagai backing plate
saat pengelasan berlangsung. Pengelasan ini sering dipakai pada bangunan kapal, bangunan
laut, industri kimia, dan berbagi industri.
Cara penggunaan:
5.5. Gouging
Gouging adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan logam yang tidak diinginkan dengan
cara melakukan pemanasan lokal pada bagian yang dimaksud, sehingga bagian tadi meleleh dan
terhembus.
Teknik gouging:
1. Arahkan elektrode dan tekan perlahan pada benda kerja sampai busur keluar.
2. Arahkan elektrode dengan sudut kurang lebih 15-20 terhadap benda kerja.
5. Untuk benda kerja dengan posisi vertikal, bekerjalah dari atas ke bawah.
6. Jika dibutuhkan groove yang lebih dalam, maka ikutilah urutan pengerjaan sebagai
berikut.
5.6. Firing
Plat yang telah di las biasanya akan mengalami lendutan ( melengkung ) karena panas
dari proses pengelasan, hal sedemikan tidak di ijinkan karena akan membuat bentuk body
kapal tidak bagus. Selain itu dengan banyaknya lengkungan akan mengakibatkan
bertambahnya tahanan kapal. Namun demikian terbentuknya lengkungan-lengkungan tersebut
merupakan hal yang sulit dihindari terutama untuk plat yang hanya memiliki ketebalan 9 mm
(tebal plat biasanya antara 9 – 16 milimeter). Maka dari itu dilakukanlah pemanasan yang
disebut Firing yang bertujuan memperhalus badan kapal, atau menghilangkan lengkungan-
lengkungan yang tidak diinginkan.
Proses firing ini cukup unik dan sederhana, namun aplikasinya cukup rumit karena
tidak ada perhitungan dalam aplikasinya, pekerja hanya menggunakan perkiraan untuk panas
api dan hasil yang mungkin di dapat bisa jadi tidak sesuai.
Proses firing dimulai dengan mencari bagian yang melengkung. Lalu di samping
bagian yang melengkung itu lah dilakukan pemanasan menggunakan alat Las ( las karbit/TIG)
sebagai alat pemanasnya, dengan panas sedang, kemudian segera diberi air. Karena jika
terlambat diberi air plat justru akan rusak. Pemanasan ini dilakukan berulang-ulang sepanjang
plat yang melengkung sehingga membentuk noda hitam berbentuk lingkaran sepanjang plat.
BAB 6
Kesimpulan dan saran dari kami selama melakukan kerja praktek di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya adalah sebagai berikut :
6.1. Kesimpulan
1) Kapal merupakan alat transportasi yang sangat kompleks yang tentunya terdiri dari
berbagai macam komponen, berbagai macam peralatan, berbagai macam sistem.
Beberapa bagian kapal yang kami amati selama kerja praktik antara lain adalah: draft
mark, load lines, plimsoll mark, free board, seachest, dll.
2) Salah satu proses yang penting saat kapal docking adalah proses pembersihan badan
kapal. Pembersihan badan kapal meliputi penyemprotan dengan air tawar, dan
pembersihan dengan sekrap agar fouling yang menempel lambung kapal lepas. Setelah
itu baru kemudian dilakukan tes pengukuran tebal pelat dengan menggunakan alat yang
disebut ultrasonic thickness gauge.
3) Salah satu proses yang penting dalam pembuatan kapal adalah pengelasan. Dalam proses
pengelasan banyak teknik yang bisa digunakan, terutama yang dipakai dalam dunia
perkapalan misalnya pemakaian gouging sebagai konsekuensi pengelasan dengan square
groove.
4) Pengecatan sebagai finishing dari pembuatan maupun reparasi plat sebuah kapal juga
merupakan bagian penting dan sensitif dalam industri perkapalan dikarenakan
pengecatan akan mempengaruhi umur dan ketahanan pelat.
6.2. Saran
1) Melakukan pengawasan terhadap efisiensi kerja para pekerja sehingga waktu kerja dapat
terpakai secara optimal sehingga hasil perkerjaan dari segi kuantitas dan kualitas lebih
memuaskan.