Professional Documents
Culture Documents
I. LATAR BELAKANG
Banyak larutan oral yang mengandung kosolven dinyatakan sebagai eliksir.
Banyak lainnya dinyatakan sebagai larutan oral, juga mengandung etanol dalam jumlah
berarti. Karena kadar etanol yang tinggi dapat menimbulkan efek farmakologi jika
diberikan oral, dapat digunakan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol, untuk
mengurangi jumlah etanol yang diggunakan. Untuk dinyatakan eliksir, larutan harus
mengandung etanol (Farmakope Indonesia. Edisi IV. Hal 15). Eliksir adalah sediaan
berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi, dan zat
pengawet. Digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pengganti gula dapat digantikan
dengan sirup gula (Farmakope Indonesia, edisi III, hal 8)
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental
karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di
dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan,
maka lebih disukai dibanding sirup.
Zat aktif pada sefiaan kali ini adalah fenobabrbital yang dapat berperan sebagai
antikonvulsan, sedatif, dan hipnotik. Dosis fenobarbital:
Untuk sedativum oral
Dosis lazim: 1 kali = 15-30 mg
1 hari = 45-90 mg
Dosis maksimum: 1 kali = 300 mg
1 hari = 600 mg
Untuk antikonvulsan oral
Dosis lazim: 1 kali = 50-100 mg
1 hari = 150-300 mg
Dosis maksimum: 1 kali = 300 mg
1 hari = 600 mg
Untuk hipnotikum oral
Dosis lazim: 1 kali = 100-200 mg
(Farmakope Indonesia III, hal 980)
II. PERMASALAHAN FARMASEUTIKA
a. Preformulasi Zat Aktif
Fenobarbital
Struktur kimia
b. Permasalahan
- Zat aktif sangat sukar larut dalam air, sehingga sediaan dibuat dalam bentuk eliksir
- KD zat aktif tidak diketahui, sehingga perlu ditentukan KD zat aktif dengan cara
melarutkannya dalam etanol lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga
terbentuk endapan pertama kali.
- Pemilihan komposisi pelarut campur yang tepat, KD pelarut campur sama dengan
KD zat aktif, agar zat aktif melarut sempurna
- Zat aktif tidak berasa, sehingga perlu ditambahkan pemanis dan jika digunakan
sirupus simpleks dengan konsentrasi tinggi perlu ditambahkan anti cap-locking
c. Gliserol
Struktur kimia
d. Sukrosa
Struktur kimia
e. Natrium sakarin
Struktur kimia
f. Vanillin Essence
Struktur kimia
Rumus molekul C8H8O3
Berat molekul 152,15
Pemerian Putih atau krem, kristalin jarum atau serbuk dengan karakteristik aroma
vanilla dan rasa manis (Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi 6.
Hal 760)
Kelarutan Larut di aseton, larutan alkali hidroksida, kloroform, eter, metanol, dan
minyak. 1:2 dalam etanol 95% dan 1:3 dalam etanol 70%, kelarutannya
1:100 di air (Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi 6. Hal 761)
Stabilitas Dapat terganggu oleh cahaya. Vanillin perlahan teroksidasi di tempat yang
lembab. Larutan vanillin dalam etanol terdekomposisi jika terkena cahaya.
Larutan basa dapat menghasilkan larutan berwarna cokelat. (Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Edisi 6. Hal 761)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan aseton (Handbook of Pharmaceutical Excipients.
Edisi 6. Hal 761)
Fungsi Pemberi aroma
g. Aquades
Rumus molekul H2O
Berat molekul 18,02
Kelarutan Bercampur dengan banyak pelarut polar
Konstanta 80,4
dielektrik
Stabilitas Secara kimia air stabil dalam semua bentuk fisis
Inkompatibilitas Mengalami rekaksi hidrolisis dengan senyawa obat. Dapat bereaksi
dengan logam alkali dan oksida logam alkali seperti kalsium dioksida dan
magnesium dioksida. Bereaksi juga dengan garam anhidrat membentuk
garam hidrat dan juga dengan senyawa organik lain dan kalsium karbida.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients. Edisi 6. Hal 768)
Fungsi Pelarut
V. PENIMBANGAN
Dosis = 10mg/cc
Volume sediaan per botol
Volume sediaan yang dibuat 150 mL
Penimbangan untuk 150 mL
No. Bahan Jumlah
1 Fenobarbital 1,5 gram
2 Propilen glikol 30 mL
3 Etanol 95% 15 mL
4 Gliserol 30 mL
5 Sirupus simpleks 22,5 mg
6 Natrium sakarin 150 mg
7 Vanilla essence 50 mg
8 Yellow FCF 50 mg
9 Aquades Add hingga 150 mL
IX. EVALUASI
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah Syarat
sampel
1 Wadah Kelengkapan dan kondisi 1 Tidak rusak,
wadah wadah primer
tidak bocor
2 pH Pengukuran dengan pH meter 1 Dicatat sebagai
spesifikasi
bahan
3 Volume terpindahkan Volume terpindahkan sesuai 1 60 mL
spesifikasi
4 Viskositas Mengukur viskostitas dengan 1 Dicatat sebagai
viskometer Hoppler spesifikasi
sediaan
5 Organoleptik Pemeriksaan organoleptik 1 Dicatat sebagai
sediaan meliputi rasa, warna, spesifikasi
dan bau bahan
6 Berat jenis Pengukuran berat jenis dengan 1 Dicatat sebagai
piknometer spesifikasi
bahan
X. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia ed III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia ed IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th edition. London: The
Pharmaceutical Press.
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition.
London: Pharmceutical Press.