You are on page 1of 7

*belajar akuntansi

Definisi/Pengertian Harga, Tujuan & Metode Pendekatan


Penetapan Harga - Manajemen Pemasaran
Fri, 09/05/2008 - 1:15am — godam64

A. Definisi / Pengertian Harga (Price)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena
harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place,
promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk
barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik
berupa barang maupun jasa.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga
terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

B. Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya


Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang
optimal.

2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional
perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah
tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment)


Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan
sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

4. Menguasai Pangsa Pasar


Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian
konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan status quo


Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat
agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)


Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium
price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima
produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)


Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat
keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)


Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel
yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial
budaya, dan lain-lain.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------

PPN atas Jasa Transportasi


PB-Co - detikFinance

Jakarta - Saya bekerja di perusahaan transportasi dari tahun 2006. Ada sebagian customer
menolak ditagihkan PPN karena alasannya angkutan tidak ada PPN dan sebagian meminta atas
PPN.

Yang ingin saya tanyakan adalah apakah kami harus menagihkan PPN 10 % ? Sebagai catatan,
angkutan yang kami pakai masih plat hitam.

Jawaban :

Berdasarkan Pasal 4A ayat (3) butir i Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 18/2000
ditetapkan bahwa Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air termasuk dalam jenis jasa
yang tidak dikenakan PPN.

Definisi kendaraan angkutan umum sesuai dengan Pasal 1 huruf 4 Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 28/PMK.03/2006 adalah kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk kegiatan
pengangkutan orang dan/atau barang yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran
baik dalam trayek maupun tidak dalam trayek, dengan menggunakan tanda nomor kendaraan
dengan dasar kuning dan tulisan hitam. (plat kuning)

Dalam kasus saudara, disebutkan bahwa jenis angkutan yang saudara pergunakan untuk
penyerahan jasa transportasi masih menggunakan plat hitam (tanda nomor kendaraan dengan
dasar hitam dan tulisan putih).

Dengan demikian, atas penyerahan jasa transportasi yang perusahaan saudara berikan tidak
termasuk dalam kategori jenis jasa yang tidak dikenakan PPN dan perusahaan saudara wajib
memungut PPN dengan tarif sebesar 10% .
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
Analisis
Kelayakan Usaha
Written by admin
Wednesday, 22 October 2008 02:40
Aspek Finansial
Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan bisnis
layanan Personal Info Services pada Flexi. PT.Telkom perlu melakukan pengkajian lebih
mengenai aspek-aspek pendapatan dan biaya yang diperlukan dalam pengimplementasiannya.
Hal ini dimaksudkan sebagai bahan kajian pertimbangan tersendiri bagi pihak manajemen
perusahaan dalam mengambil langkah strategi terhadap penyelenggaraan bisnis layanan
Personal Info Services pada Flexi.Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu
investasi diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat untuk menilai dan menentukan investasi
yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis. Ada beberapa metode yang biasa
dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi :
1. Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang. Suatu proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai
NPV positif (lebih besar dari nol), dan jika sebaliknya maka proyek ditolak karena dinilai tidak
menguntungkan.

A0 = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0


At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t
r =Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh para pemilik modal dengan
memperhatikan resiko usaha
n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi)
Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Suatu rencana investasi dikatakan layak jika
memiliki nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku (Minimum Attractive
Rate of Return / MARR ). Jika terjadi sebaliknya, maka rencana investasi tersebut dianggap tidak
layak untuk direalisasikan. Dengan mempergunakan rumus PW (Present Worth), IRR adalah i’
% pada nilai ini

dimana
Rt = Penghasilan atau penghematan netto untuk tahun ke-t
Et = Pengeluaran netto termasuk tiap biaya investasi untuk tahun ke-t
n = Jumlah tahun / usia ekonomis proyek (atau periode studi)
Payback Period (PBP)
Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya aruspenerimaan
secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Semakin kecil
periode waktu pengembaliannya, semakin cepat proses pengembalian suatu investasi.

Analisis Sensitivitas
Setelah dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi perlu dilakukan analisa sensitifitas untuk
mengetahui sejauh mana tingkat sensitifitas / pengaruh dari beberapa variabel terhadap
pendapatan dan keuntungan perusahaan berdasarkan skenario-skenario yang logis.
Metoda yang biasa digunakan dalam analisa sensitifitas yaitu:
a. Analisa Breakeven
b. Analisa sensitifitas dengan model sederhana
c. Analisa sensitifitas menggunakan model discounted
Dalam penerapannya analisa sensitifitas tidak akan dilakukan dengan ketiga metoda
tersebut tetapi dipilih metoda yang paling sesuai.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------

Jasa & Transportasi

Rabu, 11/04/2007

Usaha logistik sambut revisi PPh 23

JAKARTA: Delapan dari sembilan sektor usaha transportasi dan logistik


dihapuskan dari PPh 23 menyusul terbitnya revisi Perdirjen Pajak menyoal
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 UU Pajak Penghasilan.

Menurut Wakil Ketua Umum Gafeksi Iskandar Zulkarnain, seluruh asosiasi


jasa transportasi dan logistik menyambut gembira terbitnya Perdirjen
Pajak No. PER-70/PJ/2007 tertanggal 9 April itu.

Hal itu, kata dia, menunjukkan kepedulian Dirjen Pajak Darmin Nasution
terhadap pertumbuhan industri jasa transportasi dan logistik yang
merupakan roda penggerak perekonomian nasional.

"Total ada delapan asosiasi [sektor] yang dibebaskan dari PPh 23


tersebut. Hanya Organda yang turun dari perkiraan penghasilan neto 20%
menjadi 10%. Kami semua menyambut gembira hal ini," ujarnya kepada
Bisnis, kemarin.

Pada 30 Januari lalu, sembilan asosiasi dari sektor transportasi dan


logistik bersatu menuntut pembatalan Perdirjen No. PER-178/PJ/2006
tentang jenis jasa lain dan perkiraan penghasilan neto sebagaimana
dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c UU No.7/1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah dalam UU No.17/2000.

Kesembilan asosiasi itu adalah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat


Indonesia (APBMI), Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki),
Association of the Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita), Asosiasi
Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo), Gafeksi,
Indonesian Air Cargo Agents Club (ICAC), Indonesia National Air Carriers
Association (INACA), Indonesian Shipowners' Association (INSA), dan
Organisasi Angkutan Darat (Organda).

Perdirjen tersebut dinilai tidak sesuai dengan sistem perpajakan


Indonesia yang menganut sistem self assessment.

Selain itu, persentase perkiraan penghasilan netto dari penghasilan


bruto dinilai tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya dan akibat
yang timbul karena perkiraan persentase itu adalah terjadinya lebih
bayar PPh pada SPT Tahunan yang dilaporkan secara berkesinambungan.

Spesifik

Selain Iskandar, Sekjen Asperindo M. Kadrial menilai hasil revisi


tersebut menunjukkan Dirjen Pajak mengerti jenis usaha transportasi dan
logitik merupakan jenis usaha yang spesifik.

"Oleh karena itu, kerugian kami dalam menambah tenaga untuk mengumpulkan
bukti potong, sehingga menimbulkan kenaikan biaya operasional dan
menyebabkan berkurangnya cash flow kami hingga 9% selama tiga bulan ini
akhirnya berakhir."

Selanjutnya, Iskandar juga meminta agar ada sistem pengawasan revisi


Perdirjen tersebut hingga ke level penerapan di lapangan mengenai
pembebasan PPh 23 bagi asosiasi transportasi dan logistik itu, agar
tidak menimbulkan multi-interpretasi oleh petugas pajak di lapangan.
(sylviana.pravita@...)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
Re: [forum-pajak] PPN atas jasa Trucking

ID : 8311
JENIS : Surat Dirjen Pajak
NOMOR : S-708/PJ.532/2003
PERIHAL : PPN ATAS PENYERAHAN JASA FREIGHT FORWARDING
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor XXX tanggal 17 Maret 2003, dengan ini
diberikan
penjelasan sebagai berikut:
1. Dalam surat tersebut dikemukakan bahwa:
a. PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi
angkutan umum di darat yang mengerjakan jasa trucking untuk container.
b. PT. ABC mengalami kesulitan dalam penerapan terutama yang menyangkut
Pasal 3 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-370/PJ./2002 tentang
Jasa di Bidang Angkutan Umum di Darat dan Air Yang Tidak Dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai (Kepdirjen Nomor KEP-370/PJ./2002).
c. PT. ABC dalam melaksanakan pekerjaan jasa trucking pernah mengalami
kondisi atau syarat-syarat seperti yang tertera dalam Pasal 3 Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-370/PJ./2002 huruf a sampai dengan d,
tetapi sifatnya tidak secara keseluruhan atau hanya insidentil.
d. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas Saudara ingin mendapatkan
penjelasan secara singkat atas PPN terutang untuk jasa transportasi di darat
dan di air, karena antara Pasal 5 huruf i Peraturan Pemerintah Nomor 144
Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa Yang Tidak Dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-370/PJ./2002 sangat membingungkan.
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, antara lain mengatur:
a. Pasal 1 angka 19, bahwa penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk
semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan Jasa Kena Pajak, tidak termasuk pajak yang dipungut menurut
Undang-undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
b. Pasal 4 huruf c, bahwa Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan
Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.
3. Pasal 5 huruf i dan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000
tentang
Jenis Barang dan Jasa Yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai mengatur
bahwa Jenis Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air yang tidak
dikenakan
Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa angkutan umum di darat, di laut, di danau,
dan di
sungai yang dilakukan oleh Pemerintah atau swasta.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-370/PJ./2002 tentang Jasa Di
Bidang
Angkutan Umum Di Darat Dan Di Air Yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai,
antara lain mengatur:
a. Pasal 1 angka 1, bahwa kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor
yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
b. Pasal 1 angka 2, bahwa perusahaan angkutan umum adalah perusahaan yang
menyediakan jasa angkutan orang dan atau barang dengan kendaraan umum
di jalan.
c. Pasal 3 ayat (1), bahwa jasa angkutan umum di jalan yang tidak terutang
Pajak Pertambahan Nilai adalah jasa angkutan orang dan atau barang yang
diserahkan oleh perusahaan angkutan umum dengan menggunakan
kendaraan, baik dalam trayek maupun tidak dalam trayek dengan dipungut
bayaran, selain dengan cara sebagai berikut:
1). Ada perjanjian lisan atau tulisan;
2). Waktu dan atau tempat pengangkutan telah ditentukan;
3). Orang dan atau barang yang diangkut khusus/tertentu;
4). Kendaraan angkutan tidak dipergunakan untuk keperluan lain; dan
5). Dengan atau tanpa pengemudi.
5. Berdasarkan ketentuan pada butir 2 sampai dengan 4 dan memperhatikan isi
surat
Saudara pada butir 1, dengan ini ditegaskan bahwa sepanjang syarat-syarat
(kelima
syarat secara keseluruhan) pada butir 4 huruf c di atas terpenuhi, maka atas
penyerahan jasa transportasi angkutan umum di darat untuk mengerjakan jasa
trucking untuk container dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan Dasar
Pengenaan
Pajak sebesar penggantian yang diminta atau seharusnya diminta oleh PT. ABC
sebagai pemberi jasa trucking.
Demikian untuk dimaklumi.

You might also like