You are on page 1of 9

DISPERSI CAHAYA

LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK

Disusun oleh:
Nita Nurtafita
107016300115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
PERCOBAAN 4
DISPERSI CAHAYA

A. Judul Percobaan
Dispersi cahaya pada prisma

B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini yaitu untuk memahami peristiwa
dispersi cahaya sinar polikromatik, sudut deviasi, dan
menentukan sudut dispersi.

C. Teori Dasar
Prisma adalah zat optik yang dibatasi oleh dua bidang
pembias yang berpotongan. Garis potong antara kedua bidang
disebut sudut pembias. Sedangkan sudut yang dibentuk oleh
kedua bidang disebut sudut bias.
Ketika seberkas
cahaya atau sinar masuk
ke prisma, cahaya akan
dibiaskan mendekati garis
normal. Sebaliknya, ketika
sinar keluar dari prisma,
sinar akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Sudut yang dibentuk oleh titik potong
garis perpanjangan sinar datang dengan sinar bias disebut sudut
deviasi.
Prisma mempunyai dua bidang pembias yang tidak paralel
dan membentuk sudut tertentu. Ini akan mengubah arah rambat
cahaya yang masuk dan meninggalkan kaca prisma. Perubahan
arah rambat ini disebut deviasi cahaya.
δmin=npnu-1β

Keterangan: δmin = sudut deviasi


minimum
np = indeks bias
prisma

Adanya deviasi menyebabkan cahaya putih terurai menjadi


sederetan warna. Peristiwa terurainya cahaya putih ini
dinamakan dispersi cahaya. Dispersi cahaya terjadi karena setiap
warna cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda
sehingga sudut biasnya berbeda-beda.
Cahaya putih terdiri dari gabungan beberapa warna, yaitu
merah, hijau dan biru. Putih disebut warna polikromatik, yaitu
warna cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi warna-
warna dasar. Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau
warna monokromatik, yaitu warna cahaya yang tidak dapat
diuraikan kembali.

D. Rangkaian Percobaan
E. Alat dan Bahan
Kotak cahaya, prisma, kertas HVS, pensil/pena, dan
penggaris.

F. Prosedur Percobaan
1. Sediakan alat dan bahan
2. Letakkan prisma pada kertas HVS dan buatlah tanda dari
sisi-sisi alas prisma.
3. Butlah garis tegak lurus terhadap permukaan prisma.
4. Jatuhkan seberkas cahaya pada permukaan prisma
dengan kemiringan tertentu. Amati perjalanan sinarnya,
tandai berkas sinarnya.
5. Buatlah garis perjalanan sinar pada kertas HVS yang telah
kamu beri tanda. Ukurlah sudut-sudutnya.
6. Perpanjang sinar datang pertama sampai keluar dari
prisma.
Bandingkan dengan sinar bias akhir.

A. Data Hasil Percobaan


Hasil percobaan pada polikromatik

No θ1 θ4
1 50° 44°
2 60° 38°
3 70° 32°

Hasil percobaan pada monokromatik

No Warna θ1 θ4 δmin
1 Merah 50° 50° 50°
2 Hijau 50° 50° 50°
3 Biru 50° 50° 50°

A. Kesimpulan
1. Apakah sinar datang pertama dengan sinar bias akhir
berpotongan?
Jawab:
Ya, karena cahaya yang melalui prisma akan mengalami
dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan
meninggalkan prisma. Jika sinar datang pertama dan sinar
bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan
berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang
disebut sudut deviasi. Jadi, sudut deviasi (δ) adalah sudut
yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang
meninggalkan prisma.
2. Berilah kesimpulanmu dari hasil percobaan tersebut!
Jawab:
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpukan
bahwa apabila seberkas cahaya putih atau polikromatik
melewati sebuah prisma maka cahaya tersebut akan
terurai menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Dan apabila seberkas cahaya berwarna
seperti merah, biru, dan hijau melewati sebuah prisma
maka akan terbentuk warna dasar atau warna berkas sinar
itu sendiri yang disebut warna monokromatik.
Data hasil percobaan terlihat bahwa sudut deviasi
minimum (δm) percobaan cahaya polikromatik ataupun
monokromatik adalah sebesar 50° dengan θ1dan θ4 masing-
masing adalah sama yaitu 50°. Dalam mengamati sinar datang dan sinar
bias diperlukan kecermatan yang tinggi untuk menghindari kesalahan
paralaks. Tujuannya untuk menghasilkan data yang valid. Maka dapat
dikatakan bahwa untuk mengamati suatu berkas sinar dan menentukan
deviasi minimum diperlukan pengujian secara berulang, agar mendapatkan
data yang valid.

A. Tugas Akhir
1. Bagaimanakah jika sebuah cahaya putih dilewatkan ke
sebuah prisma? Jelaskan dan tunjukkan dengan gambar.
Jawab:
Apabila seberkas cahaya putih atau polikromatik melewati
sebuah prisma maka cahaya tersebut akan terurai menjadi
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Peristiwa terurainya cahaya putih ini dinamakan dispersi
cahaya. Setiap warna yang menyusun cahaya putih
memiliki panjang gelombang yang tidak sama, oleh karena
itu sudut biasnya pun berbeda-beda. Ketika cahaya putih
bergerak dari udara ke medium yang berbeda (prisma),
cahaya penyusunnya mengalami pembiasan yang berbeda-
beda bergantung pada panjang gelombangnya. warna
merah mengalami pembiasan paling kecil sedangkan
warna ungu paling besar.
2. Pada sudut sinar datang (θ1=60°) berapakah diperoleh
sudut deviasi prisma?
Jawab:
sudut sinar datang (θ1=60°) menghasilkan sudut deviasi
prisma sebesar 38°.
3. Tentukanlah sudut deviasi minimum (δm) dari cahaya putih
yang digunakan?
Jawab:
Sudut deviasi minimum (δm) cahaya putih adalah 50°
4. Tentukanlah sudut deviasi minimum (δm) cahaya merah?
Jawab:
Sudut deviasi minimum (δm) cahaya merah adalah 50°
5. Tentukanlah sudut deviasi minimum (δm) cahaya hijau?
Jawab:
Sudut deviasi minimum (δm) cahaya hijau adalah 50°
6. Tentukanlah sudut deviasi minimum (δm) cahaya biru?
Jawab:
Sudut deviasi minimum (δm) cahaya biru adalah 50°
7. Buatlah grafik hubungan antara sudut deviasi dengan
sudut datang pertama!
LAMPIRAN

Prisma yang dilewati oleh cahaya putih

Prisma yang dilewati oleh cahaya merah


Prisma yang dilewati oleh cahaya biru

Prisma yang dilewati oleh cahaya hijau

You might also like