Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
disengaja dari rencana dan program yang telah ditentukan perusahaan. Sistem
pengendalian bukan berarti bahwa Pimpinan Perusahaan tidak memiliki trust
atau kepercayaan terhadap bawahannya, melainkan sumber daya manusia
sebagai pelaksana memiliki keterbatasan yang tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan. Hal ini juga berfungsi untuk mengarahkan, menuntun dan
mengendalikan proses kegiatan agar tujuan atau sasaran produksi perusahaan
tercapai sesuai target ditentukan dan sebagai alat untuk mengukur kinerja
perusahaan. Perlu ditekankan pula bahwa pengendalian yang efektif
seharusnya ditujukan pada sistem yang berlaku dan bukan pada pelaku
pekerjaan atau sumber daya manusianya. Untuk mengetahui perihal sistem
dan proses bisnis perusahaan perkebunan inilah, maka dilakukan Praktek
Kerja Lapangan I di PT. Perkebunan Nusantara XI ( Persero ) Pabrik Gula
Redjosarie, dalam bentuk pengenalan proses administrasi perusahaan
perkebunan. Sehingga diharapkan dari pengenalan sistem, proses administrasi
dan peran bidang Tanaman, Instalasi, Pengolahan dan A.K&U ini mahasiswa
yang notabene juga merupakan peserta tugas belajar dari PT. Perkebunan
Nusantara XI (Persero) bisa lebih mendalami, menghayati, mengamalkan dan
menjabarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari Politeknik LPP program
studi Akuntansi kedalam bidang Administrasi, Keuangan dan Umum
(A.K&U), kelak setelah selesai dari studi dan kembali ke tempat pekerjaan,
khususnya Unit Kerja Pabrik Gula di PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero).
2
1.3. Ruang Lingkup dan Waktu Kegiatan
Praktek Kerja Lapang I ini dilakukan di wilayah kerja PT. Perkebunan
Nusantara XI (Persero) unit kerja Pabrik Gula Redjosarie yang berada di
wilayah Pemkab. Magetan Jawa Timur. Pelaksanaan PKL I dimulai pada
tanggal 20 Oktober sampai dengan 5 Desember 2008, selama 7 (Tujuh)
minggu yang merupakan bagian dari kurikulum akademik Politeknik LPP
Yogyakarta. Ruang lingkup kegiatan meliputi beberapa bagian, yaitu :
1. Sistem dan proses bisnis perusahaan perkebunan :
a. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Tanaman.
b. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Instalasi.
c. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Pengolahan.
d. Sistem, proses administrasi dan peran bidang Administrasi, Keuangan
dan Umum.
2. Organisasi perusahaan perkebunan :
a. Struktur organisasi.
b. Tingkat manajemen.
c. Budaya kerja perusahaan.
d. Sumber daya manusia ( Tenaga Kerja ).
3. Sarana dan prasarana pendukung perkebunan :
Terdiri dari berbagai macam pendukung pelaksanaan operasional usaha
perkebunan di PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), khususnya Unit
Kerja Pabrik Gula Redjosarie.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI
PERUSAHAAN PERKEBUNAN
4
menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang
perekonomian dan pembangunan nasional melalui usaha di bidang
perkebunan dengan nama Perseroan Terbatas / PT. Perkebunan XX
(Persero) PG. Redjosarie sesuai Peraturan Pemerintah RI No. 6 Tahun
1972 ( LN/Lembaran Negara RI No. 7 Tahun 1972) dan Peraturan
Pemerintah RI No. 6 tahun 1972 (Lembaran Negara RI 43 Tahun 1974)
tentang pembubaran Perum Gula Bone dan penetapan status Pabrik Gula
Bone sebagai unit produksi PT. Perkebunan XX (Persero).
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
1996 yang ditetapkan pada tanggal 14 Pebruari 1996, PT. Perkebunan XX
(Persero) berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero),
sehingga Pabrik Gula Redjosarie yang semula berada dibawah naungan
unit kerja PT.Perkebunan XX (Persero) beralih nama menjadi bagian unit
kerja dibawah naungan lingkup PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero)
dan berada dibawah naungan Kementerian Negara Badan Usaha Milik
Negara (Meneg BUMN). Perubahan nama Badan Usaha ini merupakan
penggabungan antara PT.Perkebunan XX (Persero) dan PT. Perkebunan
XXIV-XXV (Persero) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1972 dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1975. Kedudukan Kantor Pusat PT.
Perkebunan Nusantara XI (Persero) ini tetap di Jalan Merak No. 1
Surabaya Jawa Timur seperti masih berstatus nama BPU-PPN Perwakilan
Daerah V, PN Perkebunan XX dan PT. Perkebunan XX (Persero).
B. Komoditi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) Pabrik Gula Redjosarie
bergerak dalam bidang usaha perkebunan tebu yang menghasilkan produk
utama Gula Kristal Putih (GKP) dan hasil samping berupa Tetes
(Molasses). Selain itu Pabrik Gula Redjosarie dalam operasional gilingnya
juga menghasilkan ampas tebu (Bagasse) sebagai bahan bakar Biomassa
pengganti minyak Residu/ Marine Fuel Oil (MFO) untuk Ketel tekanan
rendah, Loko Uap dan usaha pabrik kertas yang diperoleh dari
5
penggilingan tebu dan berguna bagi Pabrik Gula Sesaudara. Usaha lain
perusahaan ini adalah usaha dibidang kesehatan, yaitu Balai Pengobatan
dan Apotek Argosarie yang menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi
karyawan dan karyawati dilingkup kerja PT. Perkebunan Nusantara XI
(Persero), khususnya SDM di pabrik gula wilayah barat, antara lain PG.
Kanigoro, PG. Pagottan, PG. Soedhono, PG. Poerwodadie dan PG.
Redjosarie sendiri, serta untuk masyarakat sebagai bentuk kepedulian pada
lingkungan dan masyarakat sekitar dalam penerapan CSR (Corporate
Social Responbility) di PG. Redjosarie.
C. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan.
Visi dan Misi Pabrik Gula Redjosarie merupakan bagian dari visi
dan misi secara umum PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), yaitu :
Visi : ”Menjadikan PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero)
perusahaan perkebunan yang mampu meningkatkan
kesejahteraan stakeholders secara berkesinambungan”
Misi : ”Menyelenggarakan usaha agribisnis, utamanya yang
berbasis tebu , melalui pemanfaatan sumber daya secara
optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan”.
Keberadaan Visi dan Misi Perusahaan diharapkan mampu meningkatkan
kinerja bisnis dan akuntabilitas korporasi sehingga dapat menciptakan nilai
yang optimal bagi pemegang saham maupun stakeholders yang lain. Selain
itu diharapkan mampu memberi arah yang jelas bagi Insan Perusahaan
dalam melaksanakan Strategi Perusahaan dan menjadi sistem nilai
Perusahaan yang meliputi Etika Kerja dan Etika Usaha Perusahaan yang
dituangkan dalam budaya Perusahaan.
Budaya Perusahaan :
a) ”Jadikanlah diri kita Pakar pendobrak hambatan, bukan hanya Pakar
berkilah dan Pakar cari alasan”.
b) ”Jangan kau tanyakan apa yang perusahaan berikan padamu, tapi
tanyakan apa yang kau berikan pada perusahaan”.
c) ”Sukses merupakan hasil kerja sama yang didukung prakarsa
6
perorangan”.
d) ”Senantiasa berorientasi pada pertumbuhan dengan mencip takan dan
memanfaatkan peluang”.
e) ”Mutu melandasi setiap perilaku”.
f) ”Kerja tim, peningkatan yang berkesinambungan, kepuasan Stake
holders termasuk petani tebu dan keterlibatan total anggota
organisasi”.
Budaya Perusahaan adalah seperangkat sistem nilai yang diyakini
semua Insan Perusahaan dan yang dipelajari, diterapkan , serta
dikembangkan secara terus menerus berfungsi sebagai perekat, dan
dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan
Perusahaan yang telah ditetapkan. Seperangkat sistem nilai terdiri dari
norma perilaku, sosial, dan moral yang menjadi pegangan Insan
Perusahaan untuk menentukan sesuatu hal yang dinilai benar atau salah.
Selanjutnya Budaya Perusahaan dijabarkan dalam pedoman Good
Corporate Governance (GCG) yang merupakan pedoman untuk
pengelolaan perusahaan secara baik dan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) bagi seluruh insan perusahaan yang juga merupakan kunci
keberhasilan dalam mencapai tujuan usaha.
7
1) Kepala Bagian Tanaman
2) Kepala Bagian Instalasi
3) Kepala Bagian Pengolahan
4) Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum
B. Diskripsi Kerja
Diskripsi kerja merupakan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
dari masing-masing bagian berdasar struktur organisasi di Pabrik Gula
Redjosarie yang meliputi :
1) Administratur
Tugas, wewenang dan tanggung jawabnya :
a) Memimpin pabrik gula dan bertanggung jawab atas segala aktifitas
perusahaan dan pelaporan kepada Direksi.
b) Melaksanakan kebijakan yang telah disetujui oleh Direksi dan
melaksanakan koordinasi kerja pada masing-masing bagian.
c) Melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sesuai
persetujuan Direksi.
d) Melaksanakan supervisi dari segala aktifitas perusahaan.
e) Bertanggung jawab terhadap berhasil tidaknya aktifitas pabrik
gula dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan.
f) Mengangkat dan memberhentikan karyawan/karyawati baik yang
berstatus tetap maupun tidak tetap dengan persetujuan Direksi.
2) Kepala Bagian Tanaman
Kepala Tanaman bertanggung jawab kepada Administratur dalam
pengelolaan bidang tanaman. Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
bidang tanaman termasuk tebang angkut.
b) Bertanggung jawab atas penyediaan bahan baku tebu.
c) Menentukan pola giling dan pola tebang.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian tanaman.
e) Mengadakan koordinasi dengan bagian lain dan instansi yang
terkait.
8
f) Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan di bagian
tanaman secara periodik kepada Administratur.
g) Mengatur pemakaian kendaraan dan alat mekanisasi pertanian
termasuk pemakaian bahan bakar.
h) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana dan biaya
bidang tanaman dan tebang angkut.
i) Bertanggung jawab atas administrasi tanaman.
Kepala Tanaman dalam melakukan tugas-tugasnya dibantu oleh Sinder
Kebun Kepala (SKK) atau HTO (Hoofd Tuin Opzigten) yang
berfungsi lini sebagai pembina rayon dan Sinder Kebun Wilayah
(SKW) yang berfungsi staf sebagai spesialis yang meliputi bidang
Agronomi, Pembibitan, Litbang, Tebang Angkut, Tebu Sendiri (TS)
dan Tebu Rakyat (TR).
3) Kepala Bagian Instalasi
Dalam pelaksanaannya Kepala Instalasi bertanggung jawab langsung
kepada Administratur atas operasional peralatan pabrik, kendaraan dan
peralatan mekanisasi pertanian/traktor yang di bantu oleh Asisten
Kepala Instalasi dan para Masinis yang membidangi masing– masing
stasiun di pabrikat.
Tugas - tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
bagian Instalasi.
b) Bertanggung jawab atas Maintenance mesin-mesin produksi, baik
pada masa giling maupun diluar masa giling serta kelancaran atas
proses produksi termasuk pelayanan tehnik.
c) Ikut menentukan pola giling yang ditentukan.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian Instalasi dan
mengadakan koordinasi dengan bagian lain.
e) Bertanggung jawab dalam pengajuan dan laporan tentang
Permintaan Modal Kerja (PMK) dan administrasi di bagian
Instalasi.
9
f) Mengatur pemakaian kendaraan dan alat mekanisasi pertanian
termasuk pemakaian bahan bakar.
g) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana dan biaya
bidang Instalasi.
4) Kepala Bagian Pengolahan
Dalam pelaksanaannya Kepala Pengolahan bertanggung jawab
langsung kepada Administratur atas operasional bidang Pengolahan
yang di bantu oleh Ajun Kemiker Kepala dan para Kemiker yang
bertanggung jawab atas proses pengolahan gula di pabrikat.
Tugas - tugasnya meliputi :
a) Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
dibidang Pengolahan.
b) Bertanggung jawab atas proses pengolahan gula pada masa giling
dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan cleaning mesin-mesin
produksi pada Luar Masa Giling (LMG).
c) Ikut menentukan pola giling yang dilaksanakan.
d) Pembinaan sumber daya manusia (SDM) di bagian Pengolahan dan
mengadakan koordinasi dengan bagian lain, khususnya bagian
Instalasi.
e) Bertanggung jawab atas laporan administrasi di bagian
Pengolahan.
f) Bertanggung jawab atas pemakaian peralatan pengolahan,
khususnya laboratorium.
g) Mengendalikan dan mengevaluasi penggunaan dana, biaya dan
peralatan dibidang Pengolahan.
5) Kepala Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum ( A.K & U )
Kepala A.K&U membantu dan bertanggung jawab kepada
Administratur dalam melaksanakan tugas dan kegiatan di bagian
Administrasi, Keuangan dan Umum sesuai dengan ketentuan atau
prosedur yang telah ditetapkan oleh Kantor Direksi.
Uraian tugas Kepala AK&U meliputi :
10
a) Memonitoring dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
bagian AK&U yang utamanya berhubungan dengan bidang
Akuntansi, Anggaran/keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM),
umum dan Hubungan Industrial (HI).
b) Memonitoring dan bertanggung jawab untuk menyiapkan data,
fakta yang diperlukan sebagai laporan yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan kepada Direksi dan atau Instansi lain serta
pihak lain yang memerlukan dan melaksanakan analisa keuangan
untuk membantu Administratur dalam mengambil keputusan, serta
pembinaan lingkungan baik ekstern maupun intern.
c) Memonitoring dan tanggung jawab terhadap penyelesaian laporan
hasil pemeriksaan Satuan Pengawas Intern (SPI) / Akuntan Publik
(AKP), mengatur semua kegiatan bagian AK&U dan
melaksanakan koordinasi antar bagian (Tanaman, Instalasi,
Pengolahan) dan atau instansi/pihak lain demi kelancaran tugas,
serta tugas lain yang bersifat non tehnis.
Dalam tugasnya Kepala AK&U dibantu oleh Assisten Kepala AK&U
dan beberapa Kepala Seksi (Kasie) / RC (Responcibility Centre) yang
terdiri dari RC. Gudang, RC. SDM dan Umum, RC. Keuangan dan
RC. Pembukuan.
C. Tenaga Kerja
1) Karyawan Luar Masa Giling (LMG) :
No Uraian Jumlah (orang)
1 Karyawan Tetap golongan IIIA-IVD 32
2 Karyawan Tetap golongan IA-IID 286
3 Karyawan Kampanye 0
4 Karyawan PKWT 12 bulan 109
5 Karyawan Honorer 3
6 Karyawan Borongan 56
Jumlah Total Karyawan LMG 486
11
2 Karyawan Tetap golongan IA-IID 286
3 Karyawan Kampanye 468
4 Karyawan PKWT 12 bulan 109
5 Karyawan PKWT DMG 55
6 Karyawan Honorer 3
7 Karyawan Borongan 238
8 Borong Panggul Gula 35
9 Borong Scrap 14
Jumlah Total Karyawan DMG 1.240
12
BAB III
SISTEM DAN PROSES BISNIS PERUSAHAAN PERKEBUNAN
DI PABRIK GULA REDJOSARIE
13
A. Pembibitan
Pembibitan adalah salah satu bagian dalam suatu
kegiatan usaha tani untuk mempersiapkan tempat bibit
dan bahan tanam. Bibit yang dikembangkan berasal dari
Kebun Bibit Nenek (KBN), Kebun Bibit Induk (KBI) dan
Kebun Bibit Datar (KBD) / top stek / rayungan bersetifikat
yang diusahakan dan dikelola oleh sub bagian agronomi
Litbang. Untuk memudahkan pengembangan suatu
varietas dan menjaga mutu bibit yang diharapkan,
penjenjangan kebun bibit mutlak diperlukan. Adapun
jenjang kebun pembibitan tersebut meliputi :
1. Kebun Bibit Nenek ( KBN )
Usia tanaman Kebun Bibit Nenek adalah 6 - 7 bulan
dengan masa tanam pada bulan Agustus-Oktober.
Kebutuhan areal untuk KBN ke KBI adalah 1:7 atau 0,7%
dari luas tanaman tebu giling. Misal ada 1.000 ha tanaman TG, maka
cukup ditanam 7 ha KBN.
2. Kebun Bibit Induk ( KBI )
Usia dari tanaman KBI adalah 6 - 7 bulan. Masa
tanamnya antara bulan februari sampai bulan april. Asal
bibit untuk tanaman KBI adalah dari tanaman Kebun
Bibit Nenek atau KBN. Faktor penangkaran dari KBI ke
KBD adalah 1:5 atau 2,5% dari luas areal tanaman Tebu
Giling. Sedang luas lahan yang dimiliki PG. Redjosarie
untuk KBI ini adalah 26,6 ha dari lahan keseluruhan
Tebu Sendiri (TS) seluas 1.401 ha.
3. Kebun Bibit Datar ( KBD )
Usia dari tanaman KBD adalah 6 - 7 bulan. Masa tanam
KBD adalah antara bulan november sampai bulan
januari. Kebutuhan KBD yang harus ditanam cukup 1:7
atau 12% luas areal tanaman Tebu Giling. KBD
14
kemudian ditanam di kebun TSS.I dan TST. I.
4. Tebu Sewa Sawah Kebun Percobaan ( TSS.KP ).
Usia dari tanaman TSS. KP adalah sama dengan usia
dari tebu giling yaitu 1 tahun. Untuk masa tanam
tanaman TSS.KP adalah bulan Juni sampai dengan
Agustus. Setelah ditebang, tanaman ini akan digiling
dan diproses menjadi gula.
B. Tebu Giling ( TG )
Tebu Giling ini merupakan tanaman yang dialokasikan
untuk musim giling berikut dan juga merupakan tanaman
yang dikelola dari lahan yang disewa oleh Pabrik Gula,
serta tanaman tebu rakyat yang dikelola oleh para petani.
Menurut jenjang masa tanam pada lahan-lahan TSS I, TSS
II, TST I dan TST II, disesuaikan dengan kemasakan varietas
yang meliputi masak awal, masak tengah dan masak
lambat. Hal ini juga berhubungan dengan kesesuaian
tingkat struktur tanah (ringan, sedang berat) yang disewa
perusahaan dan masa tebang untuk persiapan musim
giling berikutnya sesuai prosentase yang ditetapkan oleh
Pimpinan Pabrik Gula Redjosarie.
1. Kebun Tebu Sewa Sawah Pertama ( TSS.I )
Usia dari tanaman TSS.I adalah 1 tahun. Sedangkan
masa tanam dari tanaman TSS.I antara bulan Juni
sampai dengan bulan oktober.
2. Kebun Tebu Sewa Sawah Kedua ( TSS.II )
Usia dari tanaman TSS. II adalah 1 tahun. Masa
pengelolaan keprasan untuk tanaman TSS.II yaitu
antara bulan juni sampai dengan oktober.
3. Kebun Tebu Sewa Tegalan Pertama ( TST.I ).
Usia dari tanaman TST. I adalah 1 tahun dan masa
15
tanamnya berkisar antara bulan September sampai
dengan oktober.
4. Kebun Tebu Sewa Tegalan Kedua ( TST.II ).
Usia tanaman ini juga 1 tahun, sedang masa tanam
untuk tanaman TST. II adalah sekitar bulan oktober. TSS
II dan TST II ini disebut juga dengan tanaman
keprasan/ratoon, dikarenakan tanaman ini tumbuhnya
dari sisa dongkel/tunggak tebu setelah ditebang dan
tanaman ini tumbuh dari tunas tanaman TSS.I atau TST I
yang telah ditebang.
16
Pengajuan areal IPL melalui beberapa proses antara lain
:
a) Permohonan Imbalan Penggunaan Lahan (IPL) untuk
Tebu Giling /Bibit. Permohonan ini diajukan oleh
pemilik lahan kepada Administratur Pabrik Gula
dengan mengetahui Kepala Desa/Kelurahan
setempat.
b) Lampiran kedua adalah lampiran gambar lahan yang
dikeluarkan Kantor Desa/Kelurahan setempat.
c) Daftar Nominatif. Lampiran ini merupakan daftar
pemilik lahan dan digunakan sebagai lampiran surat
kuasa dan diketahui Kepala Desa/ Kelurahan dan
Camat setempat diatas materai senilai Rp. 6.000,00.
d) Laporan Pemeriksaan Tanah/Areal/Lahan yang akan
dikelola PT.Perkebunan Nusantara XI ( Persero )
Pabrik Gula Redjosarie MT. XX/XX. Pemeriksaan lahan
dilakukan oleh SKW beserta mandor kebun, disetujui
oleh SKK Rayon dan diputuskan oleh Kepala
Tanaman.
e) Berita Acara Negosiasi penawaran harga IPL ini
dibuat dan disepakati oleh Tim Negosiasi dari Pabrik
Gula dan Pemilik Lahan yang diketahui oleh Kabag
Tanaman.
f) Berita Acara penetapan nilai imbalan penggunaan
lahan (IPL) yang ditanda tangani oleh SKW sebagai
penanggung jawab pengelola lahan.
g) Lampiran denah areal yang diajukan pemilik tanah,
selajutnya digambar oleh juru gambar Tanaman
dengan program pemetaan lahan GPS/GIS.
h) Perhitungan BEP ( KB/TSS/TST ) IPL MT. XX/XX PG.
17
Redjosarie. Perhitungan Break Even Point (BEP) IPL
dimaksudkan guna mengetahui operasi perusahaan
memperoleh nilai tidak laba dan tidak menderita
kerugian atau pada titik impas (Pendapatan = Total
biaya ). Perhitungan Laba/Rugi TS TG MT. XX/XX
Sampai Tebu Di Timbangan. Dari data data produksi
IPL pada perhitungan laba/rugi bisa diketahui
pendapatan yang dicapai dari sewa lahan tersebut,
sehingga pengurangan pendapatan terhadap biaya
dikeluarkan bisa diketahui total laba/ruginya, serta
diketahui laba/rugi per hektar dan laba/rugi per kui
tebu ditimbangan.
i) Penandatanganan Surat Perjanjian Penggunaan
Lahan Untuk Tanaman Tebu (oleh petugas AK&U)
antara kedua belah pihak yang disaksikan oleh
Kepala Desa/Kelurahan dan disyahkan oleh Camat
setempat diatas materai senilai Rp. 6.000,00.
j) Surat Pernyataan Penyerahan Lahan yang ditanda
tangani kedua belah pihak dan diketahui Kepala
Desa/Lurah setempat.
k) Data pembayaran Imbalan Penggunaan Lahan ( IPL ).
l) Kwitansi pembayaran beserta materai.
18
( Pembayaran u.m.
IPL )
n) Pemutihan ( kasbon pemutihan beserta surat
perjanjian ).
Untuk kasbon pemutihan, jenis kasbon sama dengan
jenis kasbon untuk pembayaaran uang muka IPL,
yang membedakan adalah no. Perkiraan :
Pembibitan MT. XX /XX +1 =
Kebun Bibit Nenek (KBN) : 192.603
Kebun Bibit Induk ( KBI ) : 192.703
Kebun Bibit Datar ( KBD) : 192.803
Tebu Giling ( TG ) : 193.30
Pembayaran dilakukan oleh petugas AKU atas
persetujuan SKW yang disaksikan oleh pejabat
kecamatan dan desa. Pembayaran dapat dilaksanakan
dalam dua periode musim tanam atau 2 Okupasi,
namun harus seijin dan persetujuan Direksi, serta
diajukan dalam RKAP. Biaya Yang Ditangguhkan untuk
pembibitan, tebu giling, tebang dan angkut tebu masuk
pada golongan 19, meliputi :
a) Perkiraan utama 196. Pembibitan tahun XX+1 /
XX+2, yaitu :
1) Kebun Bibit Nenek : 196.60
2) Kebun Bibit Induk : 196.70
3) Kebun Bibit Datar : 196.80
b) Perkiraan utama 197. Pembibitan tahun XX+2 /
XX+3, yaitu :
1) Kebun Bibit Nenek : 197.60
2) Kebun Bibit Induk : 197.70
3) Kebun Bibit Datar : 197.80
19
c) Perkiraan utama 198. Pembibitan tahun XX+3 /
XX+4
20
beberapa kebun yang dikelolanya. Perlu diketahui
untuk biaya penggarapan tanah ini meliputi biaya
pemeliharaan tanaman tebu yang terdiri dari :
(1) Pemeliharaan got mulai got keliling, mujur dan malang
yang bertujuan untuk menurunkankan permukaan air tanah,
sehingga merangsang pertumbuhan akar, mempertahankan
sistem drainase dan memperlancar sirkulasi udara dalam
tanah.
(2) Sulam bertujuan untuk mengganti tanaman atau bibit yang
mati dengan bibit baru supaya jumlah tanaman tiap
juringannya lengkap.
(3) Pemupukan bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
perkembangan tanaman dan untuk mencukupi unsur hara
bagi tanaman. Pemupukan I dilakukan bersamaan dengan
masa tanam antara 0 - 7 hari, sedangkan Pemupukan II
dilakukan pekerjaan sebelum bumbun I atau paling lambat
berumur 45 hari.
(4) Penyiangan bertujuan untuk pengendalian gulma agar tidak
menjadi sarang hama, penyakit dan untuk menghidari
persaingan antara tebu dengan gulma terhadap penyerapan
hara.
(5) Bumbun (cacah/kecrik) I sampai III dilakukan untuk
memelihara media tanaman sebagai tempat tumbuh akar,
membantu menutup pupuk, menekan pertumbuhan rumput,
menggemburkan tanah, mendorong pertumbuhan anakan
(tillering) dan memutus kapiler tanah sehingga mengurangi
penguapan.
(6) Gulud akhir dan Rewos bertujuan untuk merangsang
pertumbuhan calon akar pada ruas batang, memperkokoh
berdirinya tanaman, mencegah tumbuhnya sogolan atau
anakan (Tillering) tebu yang terlambat tumbuh dan
21
memperlancar pengeringan kelebihan air hujan. Rewos
sendiri dilakukan sebelum gulud akhir, seringkali sebelum
gulud digarbu untuk menstimulir tumbuhnya akar.
(7) Pengairan bertujuan agar alas tanam dan bibit dapat
dipertahankan dalam keadaan basah, mencukupi kebutuhan
air bagi tanaman dan melarutkan pupuk, sehingga dapat
diserap oleh tanaman.
(8) Klentek I sampai III dilakukan dengan maksud untuk
mempermudah sirkulasi udara dan memudahkan tebangan.
22
(Bukti Masuk Kas/Bank) dibuat apabila ada
kelebihan biaya yang dikeluarkan yang disertai
dengan Berita Acara Pengembalian Biaya.
Setelah proses buku tersebut diatas, maka semua
data mulai dari Buku Permintaan Pembiayaan
Tanaman/Buku Cadongan, Robetan/Biaya
Penggarapan Tanah dan Biaya Diluar Kebun,
Rekapitulasi Pengeluaran Bagian , Buku Ekspedisi,
Kasbon dan Tanda Terima Biaya Garap dimintakan
persetujuan kepada Sinder Kebun Wilayah (SKW)
bersangkutan, Sinder Kebun Kepala (SKK/HTO) dan
Kepala Tanaman. Selanjutnya diserahkan pada
Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum ( AKU )
sampai proses pencairan dana sesuai jadwal satu
minggu sekali dan diterimakan langsung pada
Mandor Kebun bersangkutan untuk diserahkan pada
pekerja.
Keterangan :
No. perkiraan utama Kas/Bank = 100 (kas
besar)
23
= 192.807 (Tebang Bibit)
= 192.808 (Angkut Bibit)
Kebun KBD MT. 2009/2010 = 196.80
= 196.804 (Penggarapan
Tanah)
= 196.805 (Biaya Diluar
Kebun)
Kebun KBI MT. 2009/2010 = 196.70
= 196.707 (Tebang Bibit)
= 196.708 (Angkut Bibit)
3. Perbandingan Biaya Penggarapan Tanah / BiayaDiluar Kebun
(LM.56)
Administrasi ini berisi laporan tentang perbandingan
biaya penggarapan tanah atau biaya diluar kebun dalam
periode satu bulan dengan nomor/ nama Perkiraan yang
diikuti dengan Sinder masing – masing Afdeling yang
berisi Perkiraan 512.40 Pengolahan Tanah dan
Perkiraan 512.50 Biaya Diluar Kebun, sehingga bisa
diketahui realisasi sampai dengan yang sudah
dikeluarkan untuk pengolahan Tanah dan biaya diluar
kebun . Dan dengan laporan ini bisa diketahui biaya –
biaya perhektar kebun.
4. Laporan Kemajuan Penggarapan Tanah ( LM. 57 )
Administrasi ini berisi laporan tentang perkembangan pekerjaan kebun
yang disertai jumlah nilai biaya yang sudah dikeluarkan sampai
periode terakhir. Sehingga dengan adanya laporan ini pihak Pimpinan
Kebun bisa mengetahui perkembangan kebun sekaligus bisa
memanajerial pengelolaan pekerjaan di kebun. Adapun laporan ini
meliputi No. Perk. 193.40 Pengolahan Tanah dan No.Per. 193.50
Biaya Diluar Kebun.
5. Alur permintaan biaya garap untuk TRK adalah sebagai
24
berikut :
a) Mengajukan Permohonan Pinjaman Dana KKP / Biaya
Garap yang disediakan PG dan diisi oleh Petani Tebu
Rakyat atau Ketua Kelompok TR dengan
mencantumkan nilai pinjaman dan luas lahan yang
dikelola yang disetujui oleh Asosiasi Petani Tebu
Rakyat setempat dan disyahkan oleh Kepala Desa/
Lurah bersangkutan.
b) Lampiran Daftar Nominatif nama – nama pemilik
lahan lainnya, apabila dalam satu pengajuan
pinjaman KKP lebih dari satu nama petani.
c) Gambar Krawangan lokasi dan luas kebun yang
dikelola petani yang dikeluarkan Kantor Kepala
Desa / Kelurahan setempat.
d) Laporan Pemeriksaan Tanah / Areal / Lahan yang
dikelola Petani Tebu Rakyat. Pemeriksaan dan survey
ini meliputi kebenaran akan wilayah lahan, tujuan
pinjaman, luas kebun dan lokasi kebun.
e) Lampiran denah areal yang diajukan, selanjutnya
digambar oleh juru gambar tanaman dengan
program gambar pemetaan lahan GPS/GIS.
f) Berita Acara Pemeriksaan untuk menyatakan
kebenaran atas keberadaan lahan PTR.
g) Petani/ Kelompok Tani yang dikoordinir APTR
mengajukan ke BRI sebagai penyalur kredit dan
membuat perjanjian tentang hak dan kewajiban
antara pihak PG dan Petani sesuai konsep kemitraan.
h) Pihak Petani penerima kredit menyerahkan Agunan
kepada Pabrik Gula berupa sebagai pengaman
pinjaman.
25
i) Pencairan kredit langsung di kasir Pabrik Gula
dengan Bukti Keluar Kas/Bank (kasbon biru) dan
langsung diterima oleh petani bersangkutan.
6. Alur pengembalian dana KKP meliputi beberapa tahap,
yaitu :
a) Pengajuan perhitungan pokok kredit dan bunga
pinjaman oleh Petani yang disyahkan pihak Pabrik
Gula.
b) Membuat kesepakatan pemotongan kredit antara
Pabrik Gula dan Petani TRK berdasarkan jumlah tebu
yang telah digiling melalui SHU yang sudah cair.
c) SHU dibayarkan langsung kepada petani oleh Pabrik
Gula setelah dikurangi kewajibannya dengan Bukti
Keluar Kas/Bank (Kasbon Biru)
d) Pabrik Gula membuat bukti Pelunasan Hutang
kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai
penyalur kredit. dan mengembalikan agunan yang
diserahkan petani beserta tanda terima
pengembalian agunan tersebut.
7. Pengadaan lahan TRM ini meliputi beberapa ketentuan, yaitu :
a) Pendataan lahan TRM oleh SKW bersangkutan.
b) SKW menggambar kebun dan memberinya nomor
blok dan diserahkan pada juru gambar dengan
program GPS/GIS.
c) Petani mengajukan permohonan Pendaftaran Nomor
Induk / Nomor Blok sebagai anggota Petani TRM
kepada PG.
d) Perhitungan tebu yang dikirim ke PG oleh petugas
Timbangan Tebu diperhitungkan dengan produksi
gula sesuai rendemen gula yang dihasilkan.
26
e) Pembayaran SHU langsung oleh Seksi Keuangan
dengan Bukti Keluar Kas/Bank (Kasbon biru).
9. Laporan Analisa Pendahuluan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk menganalisa faktor
kemasakan tebu, koefisien peningkatan rendemen dan
koefisien daya tahan tanaman.
8. Taksasi Produksi Tanaman
Perhitungkan produksi tanaman tebu per hektar kebun berdasarkan
pada perkalian :
1) Jumlah batang per juring
2) Tinggi batang tanaman tebu
3) Diameter batang tebu per juring dan faktor juringan.
Perhitungan produksi tanaman tebu dilakukan 2 (dua) kali , yaitu pada
bulan Desember dan bulan Maret. Taksasi hasil produksi ini
dimaksudkan bisa menggambarkan hasil realisasi yang diharapkan
dalam RKAP.
a) Taksasi Desember :
Taksasi bulan Desember dilaporkan kepada Direksi untuk
memperkirakan hasil produksi tanaman di PG. Redjosarie pada
periode pertama.
b) Taksasi Maret :
Taksasi merupakan rencana/perkiraan penilaian suatu hasil yang
dicapai dalam suatu periode kerja sampai periode realisasi terakhir
dalam satu tahun periode kerja. Untuk periode kedua pada Taksasi
Maret ini merupakan taksasi yang mendekati masa giling. Taksasi
dilakukan oleh Mandor Kebun dan SKW dan hasil taksasi
diperiksa oleh Kepala Tanaman dan Administratur, rekap taksasi
dibandingkan RKAP ini diteruskan ke Direksi sebagai data intern
PT.Perkebunan Nusantara XI (Persero).
D. Tebang dan Angkut Tebu
1. Administrasi Tebang dan Angkut :
27
Pengajuan tarip tebang dan angkut berdasarkan hasil musyawarah dari
pihak Pabrik Gula Redjosarie, Forum Temu Kemitraan (FTK)
termasuk Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) dan pihak Pemda
Kabupaten terkait sebagai acuan untuk penerbitan SK. Bupati tentang
Upah Tenaga Tebang dan Angkutan Tebu.
a) Kontrak Tebang
Kontrak tebang berupa surat perjanjian kerja antara PG. dengan
tenaga tebang yang diwakili Mandor tebang. Kontrak tebang dibuat
oleh PTA/SKW, diketahui SKK/Korteb dan disetujui oleh Kepala
Tanaman.
b) Kontrak Angkutan
Kontrak Angkutan dengan truk berupa surat perjanjian kontrak
sewa alat angkut truk antara PG. dengan Kontraktor Angkutan
yang dilakukan melalui tender yang disahkan oleh Administratur
dan ditanda tangani oleh pihak Kontraktor Angkutan.
c) Daftar dan Situasi Kebun
Daftar Kebun lengkap dengan nomor induk dan gambar kebun
yang dibuat oleh bagian tanaman, diserahkan kepada sub bagian
tebang untuk pengecekan.
d) Rencana Pola Giling dan Pelaksanaan Tebang
e) Rencana dan Laporan Tebangan Harian
Daftra rencana tebang harian dan periode yang dibuat SKW
berdasarkan Kapasitas Giling dan Surat Pemberitahuan Tebang
untuk PTR dibuat oleh bagian tanaman yang ditanda tangani oleh
Kepala Tanaman.
f) Realisasi Hasil Tebang Harian
Realisasi hasil tebang harian dibuat setiap hari oleh SKK Tebang
Angkut/ Korteb yang bertujuan untuk mengevaluasi jatah tebang
harian dari tiap-tiap wilayah tebangan.
g) Pemasukan Tebu.
28
Proses administrasi tebu masuk dijelaskan pada administrasi
timbangan tebu pada bidang A,K & U pada halaman selanjutnya.
h) Pengiriman Alat-Alat Tebangan.
Guna menyiapkan jalan, jembatan dan peralatan tebang, PTA
mengajukan dan mengkoordinir pelaksanaannya, serta
berkoordinasi dengan Pakam/ Satpam baik setelah peralatan
tersebut terpasang maupun bongkar setelah selesai tebang.
2. Administrasi Biaya Tebang dan Angkut
a) PMK (Permintaan Modal Kerja) :
Permintaan modal kerja diajukan oleh SKW yang dikoordinir SKK
Tebang Angkut / Korteb, diketahui Kepala Tanaman, disetujui
Administratur dan dikompilir oleh bagian A.K&U.
b) Upah Tebang :
1) Lampiran SPAT (Surat Perintah Angkut Tebu)
2) Tanda Pembayaran Upah Tebang dibayar berdasarkan kwintal
tebu yang termuat dalam Surat Timbangan Tebu (Keper).
3) Daftar Penerimaan Tebu di Emplasemen.
4) Daftar Timbang Tebu.
5) Daftar pembayaran beserta Bukti Keluar Kas (Kasbon biru).
6) Rekap Surat Timbangan Tebu untuk pembayaran oleh PTA
kepada Mandor tebang.
c) Pembayaran Biaya Angkutan :
Biaya angkutan yang dibayarkan kepada Kontraktor Angkutan
berdasarkan kwintal tebu yang tercantum dalam surat timbangan
tebu seperti halnya pembayaran upah tebang diatas.
Biaya yang dikeluarkan dari tebang dan angkut tebu masuk pada
rekening / perkiraan utama 513, dengan rincian pada perkiraan :
Tebang dan muat TS : 513.30
Tebang dan muat TR : 513.40
Biaya alat pengangkutan sendiri : 513.50
Pemeliharaan jalan dan jembatan : 513.60
29
Biaya angkutan TS : 513.70
Biaya angkutan TR : 513.80
30
Biaya yang dikeluarkan pada stasiun ini masuk pada sub perkiraan
514.703.
6. Stasiun Masakan (Kristalisasi)
Bejana/Pan Kristalisasi untuk mengubah sucrose (nira kental) menjadi
kristal dengan cara menguapan kandungan air dalam nira kental. Pan
Kristalisasi yang dimiliki ada 8 unit, yaitu 4 unit untuk kristal gula A, 1
unit gula C dan 3 unit untuk gula D. Biaya yang dikeluarkan pada stasiun
ini masuk pada sub perkiraan 514.704.
7. Stasiun Pendingin
Stasiun ini berfungsi sebagai kristalisasi lanjut, karena pada proses
pendinginan akan dipengaruhi angka koefisien lewat jenuh sehingga
kristal yang terbentuk akan lebih membesar terutama pada masakan D.
Palung pendingin yang dimiliki ada 15 (lima belas) unit. Biaya yang
dikeluarkan masuk pada sub perkiraan 514.705.
8. Stasiun Puteran
Stasiun puteran merupakan stasiun yang fungsinya untuk memisahkan
antara kristal gula dan stroop / larutannya. Pada stasiun ini terdapat
peralatan – peralatan yang beban biayanya masuk pada sub perkiraan
514.706.
9. Besali
Stasiun ini berfungsi guna perbaikan dan maintenance peralatan bagian
Instalasi untuk pembuatan alat-alat mesin yang bisa dikerjakan sendiri.
Beban biaya yang dikeluarkan masuk pada sub perkiraan 514.707. Stasiun
ini juga menangani pemeliharaan gedung dan penataran dengan beban
biaya masuk pada nomor perkiraan 514.80.
10. Sentral Listrik
Stasiun ini sebagai sentral listrik yang bertujuan dalam pemenuhan
kebutuhan energi listrik untuk motor penggerak mesin, semua peralatan
yang menggunakan energi listrik dalam semua aktifitas perusahaan. Semua
beban biayanya masuk pada sub perkiraan 514.708.
11. Eksploitasi Alat Pengangkutan
31
Sarana transportasi yang disediakan merupakan upaya perusahaan untuk
memperlancar operasional usaha produksi. Pembebanan eksploitasi alat
pengangkutan masuk pada perkiraan 514.96 yang merupakan rangkaian
dari perkiraan utama 516 dan rincian perkiraan yang meliputi :
32
dan realisasi sebelumnya.
b) Surat permohonan dari beberapa Pihak III disertai dengan nilai
permintaan harga pada masing-masing jenis pekerjaan.
c) Setelah di agendakan surat masuk, membuat Permintaan
Penawaran Harga pada Pihak III yang mempunyai penawaran
terendah.
d) Negosiasi harga dengan dikeluarkannya Berita Acara Negosiasi
yang di tanda tangani oleh Pihak III pemenang dan Administratur.
e) Bagian A.K&U membuat Kontrak Kerja yang meliputi Surat
Perintah Kerja (SPK) dan Perjanjian Kerja yang di tanda tangani
oleh kedua belah pihak diatas Materai senilai Rp. 6.000,00.
f) Pembayaran disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan yang dibuat
Bagian Instalasi yang di tanda tangani Tim Pemeriksa dan disetujui
oleh Administratur.
g) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan sesuai jenis pekerjaan yang di
tanda tangani kedua belah pihak.
h) Pembayaran oleh Bagian A, K & U melalui Kasir langsung pada
Penanggung jawab Pihak III dengan dikeluarkannya Bukti Keluar
Kas/Bank dan kwintansi pembayaran.
2. Permintaan Barang, meliputi :
a) Buku pesanan permintaan barang oleh Mandor diajukan pada Juru
tulis.
b) Juru tulis merekap dengan pengecekan persediaan barang di
gudang, sesuai permintaan. Apabila persediaan ada maka di
buatkan Bon Gudang.
c) Bon Gudang dibuat oleh mandor atau pengguna barang atas
persetujuan Masinis bersangkutan, Kepala Instalasi dan RC.
Gudang. Ini meliputi seluruh bagian Instalasi termasuk permintaan
bahan bakar untuk Kendaraan dan Traktor.
d) PB (Pengadaan Barang) 24 atau Daftar Kebutuhan Bahan Barang
dibuat untuk pengadaan lokal dan bila persediaan di Gudang habis.
33
PB 24 ini dibuat oleh Masinis bersangkutan, diketahui Kabag
Instalasi, Kabag A.K&U dan atas persetujuan Administratur.
e) AU (Akuntansi Umum) 20 adalah merupakan Daftar Kebutuhan
Bahan Barang dan bukti pesanan bahan barang yang dibutuhkan
Bagian Instalasi oleh Pengadaan Kantor Pusat. Hal ini serupa
dengan PB 24, hanya dibedakan dengan nilai harga pesanan bahan
barang dan masa manfaat pemakaian bahan barang yang
dibutuhkan.
f) Memo diperuntukkan pada pengadaan bahan barang yang bersifat
segera atau mendesak dan ditujukan pada Kabag. A,K&U langsung
dari Kabag. Instalasi.
3. Permintaan Modal Kerja ( PMK ).
Pengajuan PMK Bagian Instalasi untuk Upah Borong pengerjaan
cleaning pabrikat setelah masa giling dan pengajuan bahan barang
untuk pemeliharaan Mesin dan Instalasi mengacu pada Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui Direksi.
4. Pembuatan Rincian Investasi Baru dan Laporan Kemajuan Pekerjaan.
Pengadaan Investasi baru yang dibutuhkan Bagian Instalasi dan sudah
ditentukan pada RKAP, dalam pelaksanaannya dibuatkan Rincian
Investasi Baru Bagian Instalasi yang diajukan Kabag Instalasi,
diketahui Kabag A.K&U dan disetujui Administratur diajukan kepada
Urusan Pengadaan Kantor Pusat. Hal ini dimaksudkan untuk
terlaksananya pelaksanaan pemasangan peralatan atau perlengkapan
yang diajukan sebagai Investasi Baru.
5. Laporan – laporan bagian Instalasi :
a) Laporan Bulanan, meliputi Daftar Pembelian Lokal, Realisasi
Investasi, Pemakaian Bahan Bakar Minyak, Laporan Manajemen
berisi laporan kemajuan pekerjaan guna melaporkan hasil kerja
baik DMG maupun LMG sesuai planning kerja bagian Instalasi
dan kendala-kendala pekerjaan.
b) Laporan 15 (lima belas) Harian, meliputi laporan kemajuan
34
pekerjaan dan laporan kondisi kendaraan.
c) Laporan Dalam Masa Giling (DMG), meliputi laporan yang sama
seperti tersebut diatas, namun tiap harinya ada tambahan laporan
giling yang terdiri dari angka-angka keragaan gilingan, tebu
tergiling dan hasil produksi gula.
35
evaporator diharapkan menjadi nira kental .
5. Stasiun Masakan
Proses kristalisasi bertujuan untuk membuat nira kental menjadi kristal
atau sukrosa yang berbentuk cair berubah menjadi kristal padat dengan
cara menguapkan kandungan air yang terdapat pada nira kental, sehingga
dihasilkan kristal gula dalam larutan akhir atau tetes serendah-
rendahnya.
6. Stasiun Pendingin
Stasiun pendingin ini juga disebut kristalisasi lanjut, karena pada proses
pendinginan ada penurunan suhu dan dipengaruhi angka koefisien lewat
jenuh sehingga kristal yang terbentuk akan lebih membesar. Dengan
peralatan palung pendingin untuk menampung dan mendinginkan hasil
masakan yang diturunkan dari pan masakan.
7. Stasiun Puteran
Stasiun putaran mempunyai tujuan utama yaitu memisahkan antara
kristal dan stroop atau cairannya. Dengan puteran high grade, masakan A
setelah didinginkan dipompa menuju palung puteran A/B hingga
terpisah antara gula A dengan stroop A. Gula A kemudian di lebur dan di
pompa menuju puteran SHS hingga terpisah antara klare SHS dengan
gula SHS (Superior Holdt Sugar) Sedang puteran low grade memutar
hasil masakan C hingga diperoleh gula C dan stroop C dan memutar
hasil dari masakan D hingga diperoleh gula D dan tetes. Gula C dan D
ini dijadikan kembali bibitan untuk masakan gula A, sedang tetes
ditampung dan ditimbang pada tangki penunggu sebelum masuk di bak
tetes untuk disimpan pada tangki tetes. Gula SHS dari puteran kemudian
masuk pada talang goyang hingga naik diangkut dengan bucet elevator
untuk disaring dan terbagi menjadi 3 bagaian ukuran kristal, yaitu gula
halus, gula kasar dan gula produk. Gula produk kemudian masuk sugar
bin dan dilakukan penimbangan dengan berat yang telah ditentukan
sebelum pengepakan dan disimpan digudang.
8. Laboratorium
36
Laboratorium sebagai tempat untuk melaksanakan analisa-analisa guna
pengawasan proses dipabrikasi serta penilaian hasil kinerja per stasiun,
sehingga dapat diketahui seberapa besar gula dihasilkan dengan kwalitas
seperti yang diharapkan dan mengantisipasi losses proses gula sejak
awal. Selain analisa yang dilakukan tiap 1 jam, 8 jam, 24 jam dan waktu
tertentu, juga terdapat buku-buku pembantu tiap stasiun pengolahan
yang berfungsi sebagai pedoman dalam proses pengolahan gula.
Biaya yang dikeluarkan pada bagian pengolahan ini masuk pos perkiraan
utama 515, dengan rincian pada perkiraan :
a) 515.30 : Pengemasan gula
b) 515.40 : Menimbun dan angkutan gula
a) 515.50 : Bahan pembantu pengolahan gula
b) 515.60 : Bahan dan alat pemeriksa
B. Administrasi Pengolahan
1. Laporan Harian DMG (Dalam Masa Giling), meliputi :
a) PB (Penerimaan Barang) 33 merupakan laporan harian selama masa
giling, meliputi laporan hasil gula dan tetes beserta laporan bagi hasil
produksi kepada Petani Tebu Rakyat (PTR).
b) LH (Laporan Harian) 1, meliputi :
1) Perhitungan tebu digiling, ampas, blotong, nira mentah dan
rendemen dihasilkan, serta bahan bakar ampas dan residu terpakai.
2) Data angka-angka KIS Dan KES (kecepatan dan jam berhenti
giling), serta hasil produk gula dan tetes.
3) Data tanaman Tebu Giling yang masuk HI S/d HI meliputi jumlah
tebu yang masuk, kristal dan rendemen dihasilkan.
4) Ditanda tangani oleh Kepala Pengolahan, Kepala Instalasi dan
Administratur.
c) Daftar Laporan Angka-angka Produksi, meliputi :
1) Kategori tebu masuk meliputi luas (Ha) digiling, ton tebu/Ha, ton
tebu digiling, rendemen, ton kristal dihasilkan dan ton gula
dihasilkan.
37
2) Dikirim kepada Urusan Pengolahan Kantor Pusat yang ditanda
tangani oleh Admiinistratur.
38
- Gula Petani (Kg)
Perhitungan Rendemen dibawah sama dengan 6 bagi hasilnya 66 %
untuk Petani dan 34 % untuk Pabrik Gula, sedang sisa selebihnya
Rendemen diatas 6 bagi hasilnya 70 % untuk Petani dan 30 % untuk
PG. Pembagian atas perhitungan 70 % bagi hasil untuk Petani dibagi
lagi dengan perhitungan 90 % diberikan berupa uang dan 10 % berupa
Natura/ Gula.
Keterangan : 90 % Bagi hasil gula Petani berupa uang ini di
maksudkan untuk pengembalian dana Kredit Ketahanan Pangan (KKP)
yang dipinjam PTR untuk biaya penggarapan lahan dan pengembalian
Dana Talangan yang diberikan pada masa giling. Dana Talangan
diselenggarakan oleh Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara
(Persero) bekerjasama dengan Pihak Investor sebagai pembeli kontrak
gula bagi hasil Petani, sedang KKP diselenggarakan oleh Unit Kerja
Pabrik Gula atas wewenang yang diberikan Kantor Pusat untuk
disalurkan pada Petani Tebu Rakyat (PTR) Binaan yang
membutuhkan, bekerjasama dengan Bank Penyalur yang ditunjuk
(BRI)
2. Laporan Periode Setengah Bulanan / 15 (Lima belas) Harian DMG:
a) Laporan Evaluasi Giling ( KT. 2 ), meliputi :
1) Tanaman : Luas lahan (Ha), tebu digiling, hablur dihasilkan, %
(Prosentase) Pol tebu, nilai nira, Kadar nira tebu dan rendemen
tebu.
2) Gilingan : Kecepatan dan jam berhenti (KIS/KES), nira mentah
dari % tebu digiling, pemberian Imbibisi dari % sabut, beserta
analisa-analisa St. Gilingan.
3) Pengolahan : Analisa Lab. Pengolahan.
4) Pabrik : Efisiensi pabrik, rendemen efektif produksi gula dan
tetes, satandad kehilangan Pol.
5) Pemakaian bahan pembantu (kapur tohor, belerang, flokulant,
Asam Phospat dan Coustic Soda yang dipakai.
39
b) Taksasi Sisa Area (Prognosa – Posisi), meliputi :
Data Tebu Giling yang sudah diproses dan belum diproses yang
meliputi Luas/Ha, Ton tebu, Tebu/Ha, Rendemen, ton Hablur,
Hablur/Ha, total produksi Gula (milik PG dan PTR) dan total
produksi tetes (milik PG dan PTR).
c) Pengantar Sample Gula dan Tetes yang mewakili pada periode 15
Harian ditanda tangani oleh Administratur dan dikirim ke Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan dengan
tindasan untuk Bidang Pengolahan KP.
d) Telegram Giling, meliputi :
1) Rincian Hasil Gula periode yang meliputi SHS yang diperoleh
dari TS dan TR, bagi hasil SHS untuk PG dan PTR. Dan
sebagai keterangan dimunculkan data ex gula Sisan, Raw Sugar
dan Gula awur.
2) Data Pabrikasi periode sampai dengan yang meliputi Kui
Produksi SHS I dan Tetes, KIS dan KES, Jam berhenti giling,
Analisa – Analisa Pengolahan, Persediaan Hasil Gula dan
Tetes, beserta persediaan Karung Plastik dan Innerbag, Bagi
hasil(Ton) kristal (GKP) milik PG dan PTR.
3) Data Tanaman periode sampai dengan, meliputi Tebu Giling
(TG), baik TS, TRK maupun TRM dengan keterangan luas ha
digiling, ton tebu, tebu dan halur/Ha, Ha yang belum digiling,
ton Hablur dan Rendemen.
e) KT 4 dikirim bersamaan dengan LP I ke Kantor Pusat, meliputi :
1) Daftar Perkiraan yang meliputi Data Analisa Pengolahan Gula
nira perahan pertama (nnp) sampai hasil produksi gula dan
tetes.
2) Pertanggung jawaban hasil, meliputi berat SHS sampai Hablur
diperoleh dalam hasil dan perkiraan hasil.
3) Hasil Tanaman meliputi ton TG yang masuk, luas ha sampai
ton kristal yang didapat dalam hasil dan perkiraan hasil.
40
4) Daya Giling, meliputi jumlah ton tebu tergiling, jam giling, hari
giling, ton nira mentah yang dihasilkan.
5) Rendemen, meliputi jumlah nira mentah, nira encer, ton Kristal
dari nira encer, ton hasil gula dan tetes dalam hasil dan
perkiraan hasil.
6) Neraca yang merupakan hasil perhitungan produksi Gula dan
Tetes.
7) Lain-lain Perhitungan Pabrikasi yang terdiri dari pemakaian
bahan penolong.
8) Perhitungan Pengawasan Gilingan yang terdiri dari tebu
tergiling, ton pemakaian air Imbibisi, nira kotor dan nira
mentah, ampas tebu dan kadar dari masing-masing analisa.
9) Perhitungan Pengawasan Bahan Bakar, meliputi pemakaian
Residu, solar, kayu bakar dan ampas untuk Ketel dengan
rincian perhitungan tiap-tiap Kg tebu giling yang diproses.
10) Perhitungan bukan gula dalam sirkulasi proses mulai ton Brix
nira mentah, ton bukan gula nira mentah (kotoran), ton bukan
gula nira encer, ton Molasses (tetes) tertimbang.
11) Bagan Perhitungan Rendemen (Recovery) meliputi ton pol
hasil gula dari tebu tergiling dan ton pol nira mentah,
Rendemen Pengolahan/Pol secara Aktual (Actual Boiling
House Recovery) dan BHR-esg (Setara Kristal Rendemen
Pengolahan).
12) Perhitungan Hablur dalam Gilingan dan Pabrikat.
f) LP I / Laporan Pabrik, meliputi :
1. Hasil Gula : Hasil Gula SHS dan HS, Gula Sisan, Analisa SHS
dan HS, Analisa Gula Sisan.
2. Tebu : Luas Tanaman Baku (Ha), tanaman tergiling (Ha),
jumlah berat tebu dalam ton, jumlah berat Hablur dalam ton
beserta hasilnya dan Rendemen masing-masing TG.
3. Pelaksanaan Giling : Lama Karyawan Kampanye (Jam/ hari),
41
lama giling, jam berhenti giling dengan perinciannya.
4. Ikhtisar Jumlah : Tebu tergiling, air Imbibisi, ampas, nira
mentah, blotong, nira kotor, nira encer, nira kental Masakan A,
C dan D, Gula SHS dan HS, Tetes dihasilkan.
5. Data Pengawasan Pabrik : Kapsitas Pabrik, Data dan Hasil
Kerja Stasiun Gilingan sampai dengan Stasiun Masakan.
6. Neraca : Neraca Pol, Neraca Brix dan Neraca bukan Gula.
7. Stasiun Masakan : Data pada stasiun masakan A, C dan D.
8. Data Analisa : Data analisa tebu sampai pengolahan gula sesuai
berat dan kadar- kadar Sucrose yang ada.
9. Bahan Pembantu : Kapur Tohor, Belerang, P2O5 untuk
pemurnian nira, Flukolan untuk pengendapan, NaOH dan MG
303 untuk penguapan, NaOH dan NaCl untuk Ketel, Voltabio
(pembersih / scrap pada pipa Pan Penguapan / Evaporator)dan
pemakaian saringan, baik untuk Puteran Batch
maupunContinue.
10. Bahan bakar : Pemakaian ampas dan bahan bakar tambahan
(ampas, kayu, Residu dan solar), beserta jumlah
keseluruhannya.
11. Ketel, Air pengisi ketel dan Uap : Ketel tekanan tinggi/
menengah dan tekanan rendah, air pengisi ketel, uap dan
prioritas rendemen ketel.
12. Pemakaian tenaga mekanik dan listrik : Kwh pemakaian
periode sampai dengan.
13. Pemakaian bahan bakar untuk pembangkit tenaga uap,
pembangkit tenaga listrik untuk percobaan giling (Residu,
solar), Loko (solar) dan untuk pompa kebun (solar).
14. Sisa (Persediaan) Bahan bakar : Hasil gula, tetes, pemakaian
pembungkus gula, bahan pembantu (kapur tohor, belerang, MG
303, coustic soda dan lain-lain, Bahan bakar (ampas tahun lalu
dan saat ini, residu, solar dan bensin/premium.
42
15. Persediaan kasa saringan Puteran Batch dan Continue.
16. LP I ditanda tangani oleh Kepala Pengolahan, Kepala Instalasi,
Kepala Tanaman dan Administratur, dikirim untuk Urusan
Pengolahan Kantor Pusat. Sedangkan Telegram Giling, Bagi
Hasil dan Evaluasi Giling (KT. 2) ini ditanda tangani oleh
semua Kepala Bagian dan Administratur, dikirim kepada
Urusan Pengolahan Kantor Pusat.
3. Laporan Bulanan, meliputi :
a) Laporan Manajemen/LM Dalam Masa Giling
(DMG) meliputi Data dan Angka – angka
Produksi, bahan pembantu, kapasitas giling,
persediaan dan kapasitas gudang.
b) LM Luar Masa Giling (LMG) meliputi
persediaan produksi gula dan tetes, Laporan
Kemajuan Pekerjaan Setelah Giling sesuai jenis
urut-urutan pekerjaan.
c) Pengajuan Permintaan Modal Kerja (PMK)
Bagian Pengolahan kepada Direksi setiap bulan
melalui bagian A, K & U sesuai Jenis
pengerjaan bidang pengolahan, meliputi No.
Perkiraan 515.
4. Laporan Tahunan, meliputi :
a) Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pengolahan
yang terdiri dari perkiraan utama 515 dikompilir oleh Bagian
A.K&U yang diketahui dan ditanda tangani oleh Kepala
Pengolahan, Kepala Instalasi, Kepala A,K&U dan disetujui oleh
Administratur.
b) Laporan Hasil Pasti Giling dikirim setelah tutup giling kepada
Urusan Pengolahan Kantor Pusat yang ditanda tangani oleh Kepala
Pengolahan, Instalasi, A,K & U dan Administratur dengan tindasan
untuk Kabid Keuangan, Pemasaran dan Biro SPI, meliputi Tanggal
43
awal dan akhir giling, realisasi hari giling, luas Ha, ton tebu
digiling Incl. dari PG, Sesaudara, ton hablur dihasilkan dan hasil
produksi gula (SHS/GKP) dan tetes termasuk gula sisan.
44
c) Lembar ketiga untuk arsip Pabrikasi.
7) TR. 6 (Daftar Pemberian Pelunasan Gula TR) dibuat oleh Bagian
A.K&U rangkap 3 :
a) Asli untuk A.K&U
b) Tindasan kesatu untuk Tanaman
c) Tindasan kedua untuk PTR.
45
hasil produksi dibuatkan LHG (Lembar Harian Gudang).
Untuk batasan tanggung jawab :
1) Bagian peminta bahan/barang bertanggung jawab atas
kebenaran penulisan/pengetikan.
2) Diketahui oleh RC / Masinis / Kemiker / Sinder Bagian
bersangkutan.
3) Disetujui Kepala Bagian bersangkutan.
46
yang dilakukan bersama bagian Litbang.
Pengeluaran :
Buku Pemupukan dibuat oleh SKW, pengeluaran / pengiriman
pupuk sesuai bon permintaan / kebutuhan dan menggunakan
sistem FIFO, serta pembuatan Surat Jalan oleh Seksi Gudang.
b) Belerang dan Kapur
Belerang dan kapur merupakan bahan pembantu dalam proses gula.
47
produksi pengeluaran dan persediaan gula pasir, serta
stock opname setiap periode tertentu.
2. Menyimpan dalam gudang gula dan melaporkan ke
Kantor Pusat tentang produksi, pengeluaran dan sisa
gula dengan laporan model PB-34.
C. Keuangan :
1. Pembuatan Permintaan Modal Kerja ( PMK )
a) Setiap bulan masing-masing bagian mengajukan PMK bulanan ke
Kantor Pusat yang dikompilir oleh bagian AKU.
b) Dari hasil pembahasan pengajuan PMK yang telah disetujui
oleh Kantor Pusat, dipakai sebagai pedoman Permintaan Modal
Kerja.
2. Persetujuan Modal Kerja
a) Modal kerja yang telah disetujui Kantor Pusat didistribusikan ke setiap
bagian untuk diketahui dana yang tersedia bagi masing-masing bagian
tersebut.
b) Permintaan droping dibuat mingguan berdasarkan rencana penggunaan
dana masing-masing bagian.
3. Dropping Uang
a) Permintaan dropping oleh bagian A, K & U disampaikan ke Kantor
Pusat Urusan Keuangan dengan melampirkan PMK bulanan, serta
Rekapitulasi PMK keseluruhan sesuai moker yang telah disetujui.
b) Permintaan dropping uang yang telah disetujui Direksi di Fax
ke PG dengan copy tindasan dari Bank yang dituju sebagai
Penasfer dropping dari Kantor Pusat dengan nilai masing-
masing unit usaha yang ditandatangani oleh Direktur
Keuangan.
c) Modal kerja yang telah diserahkan untuk pembiayaan
48
operasional seluruhnya menjadi tanggung jawab Administratur.
4. Pengambilan Dropping
a) Pengambilan di Bank dengan menggunakaan cek oleh RC. A, K & U.
b) Dropping uang dari Kantor Pusat diantar oleh pihak Bank yang
ditunjuk dan sebagian dengan pengambilan sendiri yang
dijaminkan dengan assuransi CIT dan harus ada pengawalan
dari Satpam dan pihak Kepolisian.
49
In.
6. Pengeluaran.
a) Pengajuan pembayaran dari masing-masing bagian
diajukan ke bagian A.K&U.
b) Semua pengeluaran kas/bank menggunakan bukti
kas/bank warna “Biru” dan didukung oleh dokumen
yang sah dan benar.
c) Pembayaran IPL ( sewa lahan ) dilakukan oleh petugas
bagian A.K&U, SKW, dan disaksikan oleh perangkat desa
setempat.
d) Semua transaksi pengeluaran menurut bukti keluar
kas/bank dicatat dalam Buku Kasir dan Buku Kas/Bank.
e) Saldo buku kasir harus sesuai dengan sisa fisik uang.
Alur pengeluaran
a) Bukti Keluar Kas/Bank warna biru dengan dokumen
yang sah dan benar dengan No.Perkiraan 100.00 dan
Lawan masing-masing No.Perkiraan yang
dikeluarkan.
b) Buku Perencanaan Kasir, selanjutnya dibuku pada
Rekapitulasi Buku Kas/Bank dan Laporan Harian
Kas/Bank yang merupakan kasbon-kasbon
permintaan harian.
c) Pembayaran dengan lampiran tanda terima oleh
Kasir dan dibukukan dengan paraf Mandor
Pembukuan
7. Batasan Tanggungjawab dan proses untuk Bukti Kas/Bank
a) Kasir bertanggungjawab atas kebenaran pengetikan.
b) Bagian pemeriksa, RC/ Masinis/ Kemiker/ Sinder dan
Kabag bersangkutan memeriksa kebenaran fisik dari
obyek yang akan dibayar.
50
c) Diketahui oleh Kabag A,K&U dan disetujui oleh
Administratur.
d) Pembayaran harus sesuai dengan jumlah nominal di
kasbon, kemudian dibukukan ( Diposting ).
8. Penyimpanan
a) Uang kas disimpan di brankas.
b) Brankas selain untuk menyimpan uang tunai, juga untuk
menyimpan surat berharga / dokumen penting
perusahaan.
c) Saldo kas maksimal sesuai jumlah yang ditutup
assuransi (CIS), apabila sisa kas terlalu tinggi, harus
disimpan di rekening giro Bank untuk menjamin
keamanan serta akan mendapat jasa giro Bank.
9. Pelaporan
Realisasi Kebutuhan Kas / Laporan Manajemen nomor 15
(LM - 15) merupakan laporan pertanggung jawaban
realisasi mutasi modal kerja dan posisi saldo kas/bank.
Sedangkan laporan Keuangan dapat diperiksa melalui
Neraca Bulanan. LM-15 dibuat dan dikirim ke Kantor Pusat
setiap bulan. Kemudian LM-15 didistribusikan ke setiap
bagian PG. Redjosarie sebagai bahan evaluasi /
pengendalian dari setiap cost centre (pusat biaya).
10. Pajak :
a) Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) :
1) PBB ini dikompilir oleh Seksi SDM dan Umum. Beban biaya yang
dikeluarkan masuk pos perkiraan 082.XX R/K dalam lingkungan BH,
yaitu Direksi.
2) Pada awal tahun mengisi form Surat Pemberitahuan Obyek Pajak
(SPOP) untuk diserahkan ke KPP setempat sebelum 31 Januari dan
tindasan/copy dikirim kepada Kantor Pusat.
3) Menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dari KPP.
51
4) Jangka waktu penyetoran PBB paling lambat 6 bulan setelah SPPT-
PBB diterima.
5) Setelah pembayaran PBB, copy Surat Setoran Pajak Bumi dan
Bangunan (SSPBB) dikirim ke KP sebagai bukti telah dibayarkan.
b) Pajak Penghasilan Pasal 21 Masa
1) PPh 21 Masa ini dikerjakan oleh Seksi SDM dan Umum, seperti
halnya PBB tersebut diatas.
2) Pajak ini merupakan pajak atas penghasilan karyawan (gaji,
honorarium, upah, tunjangan yang dibayar perusahaan
3) Bukti kasbon merah/pungutan pajak perk.160.10 (PPh tahun ini), serta
bukti kas putih perk.403.40 (Penghargaan Khusus) dan perk.403.50
(SHT) dari Kasir dan print out Kartu Buku Besarnya dari Seksi
Pembukuan.
4) Membuat rekap PPh berdasarkan data dan bukti kas pembayaran gaji.
5) Membuat Surat Setoran Pajak ( SSP ) rangkap 5 untuk masing-masing
PPh pasal 21 karyawan (tidak final dan final).
6) Menyiapkan Cek untuk pembayaran pajak melalui Bank.
7) Setelah SSP di stempel pihak Bank, dibuatakan Surat Setoran Masa ke
KPP dan batas akhir pembayaran pada tanggal 10 bulan berikutnya.
52
dilaporkan ke KPP.
4) Form SPT Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahunan dapat diambil di KPP
setempat.
d) Pajak Penghasilan (PPh) Final Pasal 4 ayat 2
PPh Final Pasal 4 ayat 2 untuk IPL dikompilir oleh Seksi Keuangan,
sedangkan untuk Pesangon dan SHT dikompilir oleh Seksi SDM dan
Umum. Pungutan PPh ini, objek dan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah dan bersifat final.
Proses pembayarannya :
1) Memotong dari nilai penghasilan tersebut diatas, tidak termasuk PPN
dengan tarif 10% dari jumlah penghasilan bruto IPL
2) Memberi bukti pemotongan dan membuku pada Perk.167.10 PPh
(Wapu tahun ini)
3) .Melakukan pembayaran pada KPKN setiap akhir bulan melalui Bank.
4) Setelah pembayaran, SSP yang diterima dilaporkan ke KPP setempat
dan batas akhir pembayarannya adalah tanggal 10 bulan berikutnya
e) Pajak Penghasilan Pasal 23/26
1) Pajak ini dipungut atas imbalan dari jasa pekerjaan yang dikompilasi
oleh Pengadaan Seksi Pembukuan, pengembalian hutang PTR,
pensiunan dan pembayaran berkala lainnya yang langsung ditangani
oleh Seksi Keuangan
2) Batas akhir pembayaran tanggal 10 bulan berikutnya dan proses
penarikannya dengan dikeluarkan bukti kasbon merah perkiraan
167.10 ( PPh Wapu tahun ini ).
3) Mencocokkan kasbon dengan Buku Besar perk. 167.10 dengan bukti
pemotongan pajak.
4) Membuat bukti keluar kas/bank perk. 167.10.
5) Bukti-bukti pembayaran dimasukkan dalam buku pembayaran pajak
untuk dimintakan pembayarannya.
6) Membuat SSP atas dasar bukti pemotongan PPh.
7) Pembayaran melalui Bank dan SSP dibuatkan laporan dan dikirim ke
53
KPP setempat.
f) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN )
PPN adalah pajak yang dipungut atas Penyerahan Barang Kena Pajak dan
atau Jasa Kena Pajak. PPN ini dikerjakan oleh Pengadaan pada Seksi
Pembukuan / Akuntansi.
1) Faktur Pajak :
a) Faktur Pajak dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan Dirjen Pajak.
b) Faktur Pajak merupakan surat berharga dan dalam penulisannya
harus benar.
2) Pembelian Barang Lokal :
a) Pengadaan barang lokal berdasarkan Surat Pesanan dilengkapi
dengan Faktur Pajak.
b) Sedangkan untuk pembelian tunai tidak harus diliengkapi dengan
Faktur Pajak.
3) PPN Masukan Tahun ini :
a) Setiap pengadaan Barang Kena Pajak (BKP) / Jasa Kena Pajak
(JKP) dari perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP) terutang PPN 10%.
b) Rekanan wajib menyerahkan Faktur Pajak Standar.
c) Pembayaran kepada Rekanan sebesar harga + PPN.
d) PPN dibukukan pada perkiraan 162.10 PPN Masukan Tahun Ini.
e) Pada akhir bulan seluruh PPN Masukan dipindah bukukan ke KD.
f) Pada awal bulan berikutnya menyampaikan laporan ke Kantor
Direksi dan selambat-lambatnya tanggal 05 sudah diterima Daftar
Faktur Pajak dan Faktur Pajak Standar lembar ke I
4) PPN Keluaran Tahun ini :
a) Setiap penjualan atas pengadaan BKP/JKP kena PPN 10%.
b) Membukukan PPN keluaran ke perkiraan 163.10 PPN Keluaran
Tahun Ini.
c) Pada akhir bulan memindah bukukan perkiraan 163.10 ke Kantor
54
Direksi.
d) Pada awal bulan berikutnya menyampaikan laporan dan selambat-
lambatnya tanggal 05 sudah diterima Kantor Pusat.
11. Asuransi, meliputi :
a) Cash In Transit (CIT) merupakan asuransi kerugian guna pengaman
dalam pengambilan uang di Bank dari ancaman perampokan,
pencurian selama dalam perjalanan.
b) Cash In Save (CIS) merupakan asuransi kerugian guna melindungi
uang yang disimpan di brankas bila terjadi kehilangan.
c) Asuransi Kendaraan Bermotor merupakan asuransi kerugian, bila
terjadi kehilangan maupun kerusakan, baik akibat kecelakaan maupun
bencana alam.
d) Asuransi Kebakaran Gedung dan Asuransi Stok Gula merupakan
asuransi kerugian guna melindungi gedung dan hasil produksi gula.
e) Personel Accident Plus (PA Plus).
PA Plus merupakan asuransi jiwa yang diberikan oleh PT. Asuransi
Jasa Tania kepada karyawan golongan IA – IVD yang mengalami
kecelakaan dan meninggal dunia. Pembayaran premi asuransi
dilakukan setahun sekali oleh Bidang Keuangan Kantor Pusat dan
untuk klaim asuransi dikompilasi oleh seksi SDM melalui Kantor
Pusat ke PT. Asuransi Jasa Tania.
55
D. Sumber Daya Manusia dan Umum.
Pada bagian ini berkaitan erat dengan bidang Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mencakup hubungan antar karyawan
dengan perusahaan dan semua urusan yang bersifat umum
dalam pelaksanaan operasional usaha perusahaan. Bagian
ini meliputi :
1. Urusan Pengembangan SDM.
a) Perencanaan dan pengadaan sumber daya manusia :
Penyediaan dan pengadaan tenaga kerja, meliputi :
56
1) Penyediaan Internal dari sumber dalam perusahaan.
2) Penyediaan Eksternal dari sumber diluar perusahaan.
b) Pendidikan dan pelatihan
1) Pelatihan Wajib, meliputi pelatihan Jabatan Manajerial seperti
KMPM, KMP, KMPL dan Kursus lain bagi para unsur pimpinan
dan pelatihan Jabatan Teknikal seperti KLG, Kursus Masinis per
stasiun dan Kursus bagi Mandor-Mandor.
2) Pelatihan Penyegaran bertujuan untuk menambah wawasan guna
menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai jabatannya,
seperti halnya Program PED (Pengembangan Efektifitas Diri),
Seminar/Workshop/Lokakarya dan In House Training.
2. Pemeliharaan sumber daya manusia
a) Penempatan / Pengangkatan Karyawan.
Karyawan hasil seleksi golongan I A s/d II D akan melalui masa
percobaan selama 3 bulan (12 minggu) di Bagian yang akan ditempati,
selajutnya diterbitkan Surat Keputusan Pengangkatannya. Sedang untuk
pengangkatan karyawan golongan III A, baik dari rekrutmen internal
maupun rekrutmen eksternal oleh Direksi wajib melaksanakan orientasi
selama maksimum 12 (duabelas) bulan bagi karyawan yang baru
diangkat dari golongan IID ke IIIA, dilaksanakan di luar bagiannya
masing-masing selama 4 bulan.
b) Pemensiunan
Program pensiun, meliputi :
1) Iuran Pensiun dikerjakan oleh seksi SDM setiap bulan dengan
membuat Daftar Iuran Pensiun (Iuran Normal), selanjutnya dikirim ke
Direksi disertai surat pengantar Administratur.
2) Pemberitahuan Masa Bebas Tugas (MBT) dan Pensiun
3. Program Asuransi.
a) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) diberikan melalui program
57
asuransi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK)
dan Jaminan Hari Tua (JHT) kepada semua karyawan.
b) Tabungan Asuransi Pesangon (TAP).diberikan oleh PT. Asuransi Jiwa
Sraya atas santunan kepada karyawan kampanye apabila mencapai usia
55 tahun / cacat total tetap akibat kecelakaan kerja/meninggal
dunia/berhenti sebagai karyawan kampanye.
4. Penggajian dan Sistem Imbalan Jasa
a) Gaji : adalah imbalan yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat
atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan. Pembayaran gaji karyawan PG. Redjosarie :
1) Dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 27
2) Dalam daftar gaji tercakup didalamnya :
a) Gaji Pokok untuk karyawan golongan IA – IVD
b) Tunjangan Khusus untuk karyawan golongan IA - IID
c) Tunjangan Struktural untuk karyawan IIIA - IVD
d) Tunjangan Sosial bagi karyawan IA - IVD
e) Upah Lembur bagi karyawan golongan IA - IID
f) Insentif kehadiran diberikan bagi karyawan golongan IA –
IVD, kecuali karyawan kampanye dan Administratur/ Pejabat
Puncak
g) Tunjangan Ekstra Giling diberikan bagi karyawan IIIA-IVD
selama musim giling, apabila akhir giling tidak lengkap 1
bulan dihitung secara proporsional
h) Tunjangan Ekstra Tugas bagi karyawan golongan IIIA-IVD
i) Tunjangan Fungsional diperuntukkan bagi Administratur/
Pejabat Puncak dan para Kepala Bagian.
b) Santunan Sosial, terdiri :
1) Tunjangan Tetap adalah sejumlah uang yang disepakati
diterima oleh karyawan sebagai tambahan penerimaan yang
meliputi tunjangan khusus, tunjangan struktural, tunjangan
sosial dan tunjangan fungsional.
58
2) Tunjangan Tidak Tetap adalah sejumlah penerimaan bagi
karyawan selain tunjangan tetap yang meliputi :
(1) Lembur merupakan kerja Insidentil berdasarkan SPKL
(Surat Perintah Kerja Lembur).
(2) TEG (Tunjangan Extra Giling) diberikan kepada karyawan
golongan IIIA s/d IVD dalam masa giling.
(3) TET (Tunjangan Extra Tugas) diberikan kepada karyawan
golongan IIIA s/d IVD setiap bulan sesuai ketentuan SK
Direksi dengan perhitungan giling terpendek 3 bulan.
(4) Biaya Pelaksanaan Tugas yang meliputi :
a. Biaya Perjalanan Dinas (BPD)
b. Tunjangan Pengumandahan merupakan suatu
penugasan khusus kepada karyawan untuk jangka
waktu tertentu (min.1 bulan dan maks.3 bulan).
c. Tunjangan Pisah Keluarga (Maks. 3 bulan).
d. Biaya Pindah merupakan mutasi antar unit kerja.
e. Tunjangan Mewakili bagi yang mewakili tugas
Administratur / Kepala Bagian (Min. 1 bulan).
f. Konpensasi Tugas untuk Karyawan golongan IIA s/d
IID yang mewakili tugas golongan IIIA.
g. Biaya Pendidikan merupakan pembinaan keahlian dan
kejuruan karyawan.
59
golongan IA s/d IVD, Karyawan Kampanye dan Honorer dan rumah
dinas sesuai ketentuan SK. Direksi.
c) Cuti Tahunan, Cuti Panjang, cuti haid dan cuti diluar tanggungan
perusahaan, serta cuti melahirkan.
d) Bonus / Imbalan Jasa bagi Karyawan Tetap golongan I-IV, Karyawan
Musiman (ex-Kampanye), PKWT 12 bulan, PKWT DMG/LMG dan
Karyawan Honorer, sedangkan kepada Karyawan Borongan diberi atas
dasar kebijakan Direksi dengan mengacu pada hasil Keputusan RUPS
PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) tentang Laporan Pengesahan
Keuangan Tahun Buku, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan SK
Direksi tentang Pemberian Imbalan Jasa/Bonus berdasarkan pada jasa
kerja dan prestasi kerja.
e) Bantuan biaya pemondokan anak sekolah dan Insentif kehadiran
diberikan bagi Karyawan golongan IA s/d IVD dan Karyawan
Kampanye, kecuali Administratur.
6. Kesejahteraan Sumber Daya Manusia
a) Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) diberikan pada Karyawan
Tetap, Karyawan Kampanye, Karyawan PKWT 12 bulan / DMG /
LMG dan Karyawan Honorer, serta kepada Karyawan Borongan diberi
atas dasar kebijakan Direksi. Pemberian THR ini berdasarkan
Peraturan Menaker RI, PKB dan SK Direksi tentang pemberian
Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Ketentuan THR diberikan secara
proporsional apabila karyawan bekerja kurang dari 12 bulan.
b) Santunan Hari Tua (SHT)
Prosedure pemberian SHT meliputi :
(a) Pembayaran SHT dilaksanakan dua tahap yaitu pada saat MBT
sebesar 50 % dan sisanya diterima saat berhenti bekerja/pensiun.
(b) Berdasarkan Surat Pemberitahuan MBT dari Direksi (golongan III-
IV) atau dari Administratur (golongan I-II), Seksi SDM membuat
kasbon pembayarannya seminggu sebelum memasuki MBT.
(c) Kasbon dilampiri foto copy surat pemberitahuan MBT yang
60
diparaf Staf SDM, Staf Keuangan, Kepala Bagian A.K&U dan
Administratur, kemudian dibayarkan melalui Kasir bagi karyawan
yang menempati Rumdin dan sudah menyerahkannya pada
perusahaan
(d) Sedangkan sisanya diberikan seminggu sebelum memasuki
pensiun, termasuk koreksi pembayaran SHT apabila ada kenaikan
gaji pokok. dengan membuat kasbon dilampiri foto copy SK
Pensiun disertai perhitungan PPh dan kuintansi.
(e) Pembayaran sisa SHT diberikan bersamaan dengan penyerahan SK
Pensiun oleh Administratur atau Direksi bagi karyawan golongan
III-IV.
7. Bantuan Kematian
Bantuan Kematian diberikan bagi karyawan aktif dan pasif (pensiunan)
golongan I-IV beserta batih berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama.
8. Penghargaan Masa Kerja 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun
Penghargaan ini diberikan pada karyawan tetap golongan I-IV, baik
yang pernah menjadi karyawan kampanye maupun tidak dan telah
bekerja secara terus menerus tanpa terputus selama waktu penghargaan
masa kerja diperoleh.
9. Pelaporan.
(a) Laporan Bidang Umum (LBU) merupakan laporan bulanan yang
dikirim kepada Bagian Urusan Umum Kantor Direksi yang ditanda
tangani oleh RC. SDM & Umum, RC. Keuangan, Kabag A.K&U
dan Administratur dengan tindasan untuk Kabid SDM, meliputi :
1) Realisasi biaya SDM dibanding biaya produksi sampai dengan.
2) Formasi Karyawan PG. Redjosarie yang meliputi formasi
karyawan LMG (Luar Masa Giling) atau DMG (Dalam Masa
Giling).
3) Formasi Karyawan Menurut Usia Golongan IIIA - IVD dan IA-
IID
4) Formasi Karyawan Menurut Pendidikan Golongan IA-IVD
61
5) Formasi Karyawan Menurut Golongan
6) Jumlah karyawan yang akan pensiun/berhenti (bulan) golongan
IA-IVD dalam 5 tahun mendatang
7) Biaya gaji karyawan yang terdiri dari No. Perkiraan 51X.00
Gaji Karyawan Tetap meliputi :
(a) 510 : Pimpinan dan TUK
(b) 512 : Tanaman
(c) 513 : Tebang dan Angkut
(d) 514 : Pabrik
(e) 515 : Pengolahan
(f) 516 : Eksploitasi Alat Angkutan
(g) 517 : Eksploitasi Alat Pertanian
8) Karyawan PKWT 12 bulan, PKWT Dalam Masa Giling
(DMG), Karyawan Kampanye, Borongan, Borongan Panggul
Gula dan Borongan Scrap (DMG) meliputi upah dan uang
lembur (bila ada).
9) Realisasi upah lembur karyawan tetap golongan IA-IID dan
kampanye
10) Daftar Karyawan dengan masa kerja 20 tahun, 25 tahun, 30
tahun dan 35 tahun
11) Daftar karyawan MPP (Masa Persiapan Pensiun) dan MBT
(Masa Bebas Tugas), Pensiun dan karyawan golongan IA-IVD
termasuk karyawan kampanye.
12) Biaya perawatan kesehatan karyawan dan rekapitulasi
perawatan kesehatan sesuai jenis perawatan
13) Realisasi upah karyawan PKWT, Borongan dan Honorer
14) Rekapitulasi gaji (per perkiraan) golongan IA-IVD termasuk
karyawan kampanye.
(b) Permintaan Modal Kerja (PMK) Bagian SDM&Umum
PMK merupakan ajuan permintaan dropping dana yang dibutuhkan
oleh Perusahaan untuk membiayai pengadaan aktiva dan
62
operasional. Besarnya ajuan kebutuhan dana disesuaikan dengan
jadwal pelaksanaan program kerja yang telah dianggarkan dalam
RKAP.
(c) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) SDM dan Umum
RKAP disusun saling berkaitan antara rencana kerja dan anggaran
sebagai alat koordinasi agar sasaran perusahaan lebih dijamin
karena semua saling menunjang, mendukung dan bekerjasama
dengan baik. Sekai SDM membuat RKAP biaya gaji, tunjangan
kesejahteraan dan tunjangan sosial sesuai formasi karyawan dan
selanjutnya RKAP tersebut dikompilasi oleh seksi keuangan dari
semua bagian di PG. Redjosarie.
(d) Laporan Program Kemitraan dan Program Bila Lingkungan (PKBL)
Dikerjakan oleh seksi SDM setiap bulan ke PKBL Pusat yang
memuat :
(1) Laporan pertanggung jawaban Dana PKBL kas/bank
(2) Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi
(3) Buku kas/bank, Daftar pencocokan R/K dana PKBL,
Evaluasi PKBL dan laporan bina lingkungan.
10. Sekretariat.
Selain administrasi file/dossier karyawan yang merupakan bagian
kearsipan pada Seksi SDM, juga terdapat sub Sekretariat yang
membidangi kearsipan surat-surat. kearsipan sendiri merupakan
serangkaian kegiatan pencatatan, pengumpulan surat, memo, data,
surat keputusan, dokumen dan lain-lain serta penyimpanannya
sebagai arsip perusahaan yang dilakukan seterusnya sebagai data dan
historis perusahaan.
Prosedure surat masuk, meliputi :
a) Surat masuk dari pihak III atau surat dari Direksi dicatat di buku
agenda surat masuk, antara lain nomor, tanggal dan perihal surat
63
serta disposisi Direksi.
b) Setelah diketahui Administratur, dicatat sesuai disposisi
Administratur dan diteruskan kepada Kepala Bagian sesuai
urusan dan disposisi Administratur.
Prosedure surat keluar, meliputi :
a) Konseptor/petugas sekretariat mengambil nomor surat sesuai
urusan surat keluar dan dicatat pada buku agenda surat keluar.
b) Sekretaris/agendaris membuat amplop surat dan dikirim
termasuk tindasannya, bila surat bersifat rahasia dikirim dengan
sampul tertutup dan diberi stempel rahasia.
c) Administratur mengetahui dengan paraf pada lembar arsip dan
surat diteruskan pada Direksi / pihak III.
E. Pembukuan
a. Administrasi Pelaporan
1. Posting :
Mutasi Kas / Bank :
1) Bahan / sumbar data dari Bukti Masuk dan Keluar
Kas/Bank yang dilengkapi dokumen dasar yang sudah
direalisir.
2) Posting dilakukan secara harian.
3) Output pertama yang dihasilkan dari kegiatan posting
mutasi kas/bank adalah Lembar Pemeriksaan Kas/Bank
yang dipergunakan untuk meneliti kebenaran jumlah
pengeluaran dan penerimaan kas/bank, meneliti
kebenaran posting perkiraan lawan atas penerimaan
dan pengeluaran kas/bank. Setelah semuanya sesuai
kemudian dicetak untuk dikirim ke Biro Satuan
Pengawas Intern (SPI) di Kantor Pusat.
4) Pada akhir periode posting (harian), bila diperlukan
bisa dilakukan proses mutasi ke dalam Kartu Buku
Besar, sehingga dihasilkan saldo akhir semua
64
perkiraan. Saldo akhir harian Kartu Buku Besar
perkiraan Kas dan perkiraan Bank harus cocok dengan
saldo fisik Kas dan saldo Rekening Koran (RK) yang
telah diterima dari Bank. Untuk pencocokan ini setiap
akhir bulan, disusun Daftar Pencocokan RK dengan
Bank (Rekonsiliasi Bank).
Mutasi Non Kas :
1) Bahan / sumber data adalah Bukti Memorial.
2) Jenis Bukti Memorial antara lain Penerimaan dan
Pengeluaran Barang Gudang, Hasil Produksi, Ambil Alih
R/K dan Bukti Memorial Koreksi-koreksi.
3) Posting dilakukan secara harian sesuai tanggal bukti
memorial.
4) Untuk meneliti kebenaran posting Bukti Memorial yang
telah dibuku, digunakan Lembar Pemeriksaan Bukti
Memorial.
2. Rekening Koran
Setiap terjadi transaksi pembebanan antar unit usaha, RK
harus dicetak sebanyak 2 lembar untuk yang asli
disampaikan kepada unit usaha terkait dan tindasan untuk
Bidang Akuntansi.
3. Kartu Buku Besar
Setelah Neraca Sisa selesai dibuat dan telah
ditandatangani oleh yang berwenang, maka yang harus
dilakukan adalah mencetak semua akun buku besar,
kemudian dibuku/dibendel untuk arsip sebagai data
pendukung Neraca Sisa
4. Kartu / Buku Tambahan ( Ekstra Komtabel )
Kartu ini adalah bertujuan untuk membantu penjelasan
dari Kartu Buku Besar. Kartu ini meliputi Kartu Rincian
65
Piutang, Kartu Rincian Hutang, Kartu Rincian Biaya, Kartu
Persediaan bahan/barang Finansial atau KVA (Kantoor
Vorraad Administratieve) dan Kartu Eksploitasi Alat
Pengangkutan.
5. Neraca Bulanan
Adalah merupakan kumpulan dari saldo akhir bulan atas
perkiraan Aktiva, Hutang, Modal, Persediaan, Pendapatan
dan Biaya.
6. Prognosa Laba / Rugi
Prognosa merupakan suatu cara untuk mengamati
perjalanan pelaksanaan RKAP, dengan mempertimbangkan
dan menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi,
sehingga dapat diprediksi sejauh mana target yang
ditentukan dapat tercapai, pada sektor mana target yang
tidak tercapai dan akhirnya bisa menentukan langkah-
langkah untuk mendekatkan upaya pencapaian target
7. Laporan Manajemen merupakan laporan aktifitas dan
biaya perusahaan.
8. Neraca Suplesi dan Penutup
Neraca Suplesi dan Penutup dibuat setelah Neraca
Bulanan dari bulan Desember atau akhir tahun yang
disampaikan ke Kantor Pusat.
9. Pelaporan
Pelaporan disampaikan ke Kantor Pusat yang meliputi
Neraca bulanan, Laporan Manajemen, Prognosa Laba/Rugi,
Neraca Sisa Suplesi dan Penutup, Lembar Pemeriksaan
Kas/Bank dan Memorial, serta Laporan Persediaan Bahan /
Barang Gudang Triwulanan.
b. Pengadaan Barang Dan Jasa :
1. Prosedur administrasi
a) Kepala Bagian terkait mengajukan permintaan pembelian sesuai
66
kebutuhan riil dengan menggunakan blangko PB-24 yang diketahui
Kepala A,K & U untuk mendapat persetujuan Admnistratur.
b) Berdasarkan persetujuan dari Admnistratur, kemudian dilakukan
proses Permintaan Penawaran Harga (PPH) kepada minimal 3 rekanan
perusahaan yang dinilai mampu dan layak dapat memenuhi pengadaan
barang tersebut oleh bagian pengadaan.
c) Hasil Permintaan Penawaran Harga (PPH) yang telah ditandatangani
oleh Tim Tender dibuatkan evaluasi penetapan pemegang tender. Tim
Tender dibentuk dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Administratur.
d) Berdasarkan referensi harga yang ada, maka dilakukan negosiasi harga
kepada pemenang tender dan selanjutnya dibuatkan berita acara hasil
negosiasi.
e) Dari hasil evaluasi dan negosiasi, Tim Tender menyampaikan usulan
pemenang tender untuk mendapatkan persetujuan Administratur.
f) Apabila peserta yang menyampaikan PPH lebih dari satu
Rekanan/Leperansir, maka saat pembukaan sampul PPH mengundang
minimal satu Rekanan guna sebagai saksi.
2. Batasan kewenangan pengadaan.
Pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan melalui
pembelian tunai maksimal sampai dengan nilai Rp 10
juta. Sedangkan yang melalui pemilihan langsung
(kontrak) dengan nilai diatas Rp 15 juta yang didukung
atas persetujuan Direksi.
3. Cara Pengadaan Barang Lokal
Pengadaan barang melalui Surat Pesanan ( SP ) :
a) Berdasarkan persetujuan Administratur, maka
dibuatkan SP kepada Rekanan pemenang tender.
b) Dalam SP harus memuat :
(1)Jumlah barang dan spesifikasi tehnis barang yang
dipesan.
67
(2)Diketahui Kepala Bagian bersangkutan, Kepala
Bagian A.K&U dan Administratur.
(3)Batas waktu penyerahan pesanan barang sejak
diterimanya SP Rekanan.
(4)Dilengkapi kode huruf I untuk barang investasi dan
huruf E untuk barang ekploitasi.
Pengadaan barang secara tunai :
a) Melalui penunjukan langsung baik di pasar, melalui
Rekanan, maupun pihak ketiga lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan.
b) Barang bersifat spesifik, keagenan, pabrikan,
keahlian khusus, dan pengadaan bersifat
mendesak/tidak dapat ditunda.
c) Pimpinan PG wajib menetapkan kebijaksanaan
daftar barang yang dapat dibeli secara tunai.
d) Bersifat Just in Time dan langsung digunakan.
e) Sesuai permintaan Kepala Bagian terkait dan
disetujui Administratur.
f) Pelaksanaan pembelian oleh urusan Pengadaan
didampingi petugas bagian terkait yang meminta
barang.
g) Dilakukan penelitian kwalitas barang, melalui nego
harga, guna memperoleh harga yang wajar dan
menguntungkan perusahaan.
h) Melakukan check price minimal 3 toko/Rekanan
sebagai referensi untuk menilai kewajaran harga.
i) Proses administrasi pencatatan penerimaan dan
pemanfaatannya harus melalui gudang atau
Laporan Harian Gudang ( LHG ).
Pengadaan barang/jasa melalui tender :
68
LEMBAR PEMERIKSAAN KAS/BANK LEMBAR PEMERIKSAAN MEMORIAL
Alur Pembukuan
POSTING HARIAN
69
NERACA
KARTU BULANAN
BUKU BESAR
KARTU/BUKU TAMBAHAN
Gambar 3.2.
c. Aktiva Tetap.
Pengelolaan dan pencatatan Aktiva Tetap pada prinsipnya
mengacu pada Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan
yang ditetapkan Meneg. BUMN. Standar pengelolaan dan
pencatatannya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Aktiva Tetap Berwujud.
(a) Pengakuan aktiva tetap berujud sesuai kriteria yaitu
memenuhi azas manfaat minimal lebih dari 1 tahun
dan memenuhi azas material dengan nilai perolehan
minimal sesuai ketentuan Direksi.
(b)Pengadministrasian pengakuan aktiva tetap
berwujud harus dicatat pada Kartu Aktiva dan
dilengkapi dengan data/dokumen pendukung yang
benar.
(c) Jenis aktiva tetap berwujud ( Investasi baru ):
Nama Perkiraan No.Perkiraan Masa
manfaat % Penyusutan
Bangunan perusahaan 003/043 20 tahun
5
70
Mesin dan instalasi 004/044 8 tahun
12,5
Jalan dan jembatan 005/045 20 tahun 5
Alat pengangkutan 006/046 8 tahun
12,5
Alat pertanian 007/047 8 tahun
12,5
Investasi kantor/rumah 008/048 4 tahun
25
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Jenis aktiva tetap tidak berujud :
Nama perkiraan No.Perkiraan
Biaya pendirian 000.00
Penelitian dan pengembangan 000.30
Hak atas tanah ( HGU/HGB ) 000.70
3. Prosedur perolehan aktiva tetap.
a) Dianggarkan dalam RKAP tahun berjalan.
b) Realisasi pengadaannya harus dimintakan ijin dan
persetujuan Direksi.
c) Batasan nilai dan proses pengadaan lokal aktiva
tetap sesuai dengan SOP pengadaan barang/jasa.
d) Proses administrasi pencatatan penerimaan dan
pemanfaatannya harus melalui gudang ( LHG ) sesuai
ketentuan yang berlaku.
e) Perolehan aktiva tetap melalui kontrak/borongan
dalam satuan unit dan penyerahannya dilengkapi
dengan berita acara.
f) Setiap aktiva tetap yang dimanfaatkan diberi label
yang ditempelkan pada fisik aktiva tersebut.
Selanjutnya data tersebut dimasukkan dalam buku
71
inventarisasi aktiva.
4. Perbaikan, Penggantian dan Penghapusan Aktiva
Tetap :
a) Biaya perbaikan rutin yang bersifat mengembalikan
ke kapasitas normal di buku sebagai biaya
eksploitasi.
b) Biaya penggatian yang dampaknya dapat
meningkatkan kapasitas umur aktiva atau efisiensi
operasional aktiva dibuku sebagai penambah nilai
aktiva dan perlu dilakukan penyesuaian nilai buku,
penyusutan dan umur manfaatnya sesuai ketentuan.
c) Aktiva tetap non produktif ( aktiva bongkaran )
karena alas an yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk segera diusulkan penghapusannya kepada
Direksi sesuai ketentuan dan prosedur.
5. Pelaporan
Setiap akhir tahun disampaikan kepada Bidang
Akuntansi KP Laporan posisi Aktiva Tetap dan pelaporan
buku aktiva tetap tahunan dibuat sesuai program
aplikasi Aktiva Tetap yang setiap waktu dapat dilakukan
up date sesuai urgensi perusahaan.
d. Administrasi Hasil
1. Administrasi Gula :
Mutasi Pemasukan :
a) Berita acara perhitungan prooduksi gula harian.
b) PB 33 laporan produksi Gula dan Tetes.
72
Barang) oleh Kantor Pusat/PG.
b) Surat Kuasa dari pembeli kepada pemegang DO.
c) Surat Pembuktian Pengeluaran Gula.
d) Gula dikeluarkan sesuai situasi kondisi gudang dan
stapel.
e) Surat Ijin Angkut ( SIA )
f) Buku Ekspedisi pengeluaran Gula beserta
Rekapitulasi Laporan Produksi dan Pengeluaran Gula.
g) DO/SPPB Natura 10% milik PTR dibuat,
ditandatangani oleh Kabag A.K&U dan Penerima
Gula.
Pola penjualan gula :
a) Dijual Kantor Pusat ( milik PG + PTR ).
b) Dijual PG ( milik PG + PTR ).
c) Kontrak A karyawan.
d) Natura 10% PTR.
Pola kepemilikan gula :
a) Milik sendiri ( PG )
Ex. TS ditambah ex. PTR dengan formula untuk
rendemen dibawah 6,00 sebesar 34 %, selebihnya
30 %.
b) Milik PTR
Untuk rendemen dibawah 6,00 sebesar 66%
selebihnya 70%.
c) Stock opname fisik secara bulanan oleh Tim Bagian
AK&U dan Bagian Pengolahan setiap akhir bulan dan
akhir tahun.
d). Periode penyelesaian perhitungan gula bagi hasil PTR
:
(a) Periode mingguan.
(b) Periode 15 harian.
73
(c) Periode 30 harian.
74
BAB IV
PENUTUP
75
DAFTAR PUSTAKA
76