LOGIKA INFORMATIKA

Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 26

6. EKUIVALENSI LOGIS
A. Ekuivalensi Secara Logis
Jika dua buah ekspresi logika adalah tautologi atau kontradiksi, maka kedua
buah ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis. Lain halnya dengan
contingent, kedua buah ekspresi logika dapat dikatakan ekuivalen secara logis
apabila urutan T dan F pada tabel kebenaran tetap pada urutan yang sama.

Contoh 6-1
Perhatikan pernyataan berikut ini:
•Dewi sangat cantik dan peramah
•Dewi peramah dan sangat cantik
Kedua pernyataan tersebut di atas, secara sekilas akan tampak ekuivalen.
A = Dewi sangat cantik
B = Dewi peramah
Maka ekspresi logika tersebut adalah :
(1) A ?HB
(2) B ?i A

Jika dikatakan kedua buah ekspresi logika tersebut ekuivalen secara logis, maka
dapat ditulis : (A ?ðB) ≡ (B ?ðA)

Ekuivalensi logis dari kedua ekspresi logika dapat dibuktikan dengan tabel
kebenaran berikut ini :
A B A ?“B B ?“A
F F
F T
T F
T T

Contoh 6-2
Perhatikan pernyataan berikut ini:
•Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur
•Tidak benar jika Badu pandai dan jujur
Apakah kedua pernyataan di atas ekuivalen?
A = Badu pandai
B = Badu jujur
Maka ekspresi logika tersebut adalah :
(1) ¬ A ?ˬ B
(2) ¬ (A ? B)

A B ¬A ¬B A ?>B ¬ A ∨ ¬ B ¬ (A ?>B)
F F
F T
T F
T T
 LOGIKA INFORMATIKA
Tony Darmanto,ST / Smt III –TI / STMIK WIDYA DHARMA/ Hal 27
B. Hukum-hukum Logika
Dari ekuivalensi secara logis, dapat dikembangkan hukum-hukum logika untuk
membuktikan berbagai keperluan, termasuk membuktikan validitas sebuah
argumen. Hukum-hukum logika antara lain berasal dari ekspresi-ekspresi logika
berdasarkan pernyataan-pernyataan, oleh karena itu kebenarannya tetap dapat
dibuktikan melalui pernyataan tersebut.

1. Identity Laws
a. A ? 1 ≡ A
b. A ?“0 ≡ A
2. Dominition Laws
a. A ?¼1 ≡ 1
b. A 0 ≡ 0
3. Law of Contradiction
a. A ?x¬ A ≡ 1
b. A ? ¬ A ≡ 0
4. Idempotence Laws
a. A ?gA ≡ A
b. A ?Œ A≡A
5. Laws of Double Negation
a. ¬ A ≡ A
6. Commutative Laws
a. A ?0B ≡ B ?0A
b. A ?UB ≡ B ?UA
7. Associative Laws
a. (A ?§B) ?§C ≡ A ?§(B ?§C)
b. (A ?ÈB) ?ÈC ≡ A ?È(B ?ÈC)
8. Distributive Laws
a. A ? (B ? C) ≡ (A ? B) ? (A ? C)
b. A ??(B ??C) ≡ (A ??B) ??(A ??C)
9. Absorption
a. A ?‘ (A ?‘ B) ≡ A
b. A ?¶(A ?¶B) ≡ A
10. De Morgan’s Laws
a. ¬ (A ? B) ≡ ¬ A ? ¬ B
b. ¬ (A ?ZB) ≡ ¬ A ?Z¬ B
11. Hukum-hukum Lainnya :
a. (A ∧ B) ?þ(A ∧ ¬ B) ≡ A
b. A → B ≡ ¬ A ∨ B
c. A → B ≡ ¬ A ∧ ¬ B
d. A ↔ B ≡ (A ∧ B) ∨ (¬ A ∧ ¬ B)
e. A ↔ B ≡ (A → B) ∨ (B → A)
f. (A ∧ B) ∨ (A ∧ ¬ B) ≡ A
g. (A ∨ B) ∧ (A ∨ ¬ B) ≡ A
h. (A ∧ B) ∨ (¬ A ∧ B) ≡ B
i. (A ∨ B) ∧ (¬ A ∨ B) ≡ B