You are on page 1of 10

Sub-Topik

‡ Polynomials in Engineering and Science


Metode Numerik ‡ Computing with Polynomials
‡ Conventional Methods
‡ Muller’s Method
Akar Persamaan
‡ Bairstow’s Method
Akar Polinomial

Petrus Paryono - R. Gunawan Santosa


Teknik Informatika – Universitas Kristen Duta Wacana
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 2

Polinomial dalam Teknik dan Sains


Akar Persamaan
Akar-akar polinomial seperti berikut ini ‡ Polinomial punya banyak aplikasi dalam
teknik dan sains.
fn ( x) = ao + a1x + a2 x2 +K+ an xn (7.1) „ Polinomial dipakai secara luas di curve-fitting.
„ Aplikasi-aplikasi yang menarik dan ampuh
Akan mengikuti aturan-aturan berikut: terdapat pada pengkarakterisasi sistem
1. Untuk suatu persamaan orde ke-n, ada n akar dinamis, dan khususnya, sistem linear.
real atau kompleks „ Contoh: peralatan mekanikal, struktur dan
2. Bila n gasal, ada paling sedikit satu akar real untai elektrikal.
3. Bila akar-akar kompleks, mereka muncul dalam „ Kita akan bahas contoh-contoh lain pada topik-
pasangan konjugasi (yaitu, λ+µi dan λ-µi), topik selanjutnya
dengan i = − 1

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 3 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 4
Polinomial dalam Teknik dan Sains Komputasi dengan Polinomial

‡ Diskusi akan dibuat fokus dan umum pada ‡ Lihatlah polinomial orde-ketiga berikut:
simple second-order system melalui
persamaan diferensial biasa (ordinary f 3 ( x) = a3 x 3 + a2 x 2 + a1 x + a0
differential equation - ODE) linear:
‡ yang melibatkan 6 perkalian dan 3
d2y dy penambahan.
a2 2 + a1 + a0 y = F (t ) (7.2)
dt dt ‡ Jadi, untuk polinomial orde-ke-n,
‡ dengan y dan t adalah variabel gayut dan pendekatan macam ini memerlukan
tak-gayut, a adalah koefisien konstanta, n(n+1)/2 perkalian dan n penambahan.
dan F(t) adalah fungsi pengaruh (forcing
function)
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 5 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 6

Komputasi dengan Polinomial Komputasi dengan Polinomial

‡ Bandingkan dengan bentuk nested ‡ Karena bentuk nested meminimalkan


berikut: banyak operasi, berarti juga
meminimalkan galat pembulatan (round-
f 3 ( x) = ((a3 x + a2 ) x + a1 ) x + a0 off errors)
‡ Sesuai dengan kebiasaan, urutan nesting
‡ yang melibatkan 3 perkalian dan 3
penambahan. dapat disusun terbalik menjadi
‡ Jadi, untuk polinomial orde-ke-n, f 3 ( x) = a0 + x(a1 + x(a2 + xa3 ))
pendekatan macam ini hanya memerlukan
atau
n perkalian dan n penambahan.
f 3 ( x) = a0 + (a1 + (a2 + a3 x) x) x
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 7 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 8
Komputasi dengan Polinomial Komputasi dengan Polinomial
‡ Andaikan kita akan mencari akar tunggal ‡ Lihatlah polinomial orde ke-lima berikut:
dari polinomial orde ke-n. Bila prosedur f 5 ( x) = −120 − 46 x + 79 x 2 − 3 x 3 − 7 x 4 + x 5
pencarian lokasi diulangi, mungkin akan
‡ Sekarang bandingkan dengan penulisan
menemukan akar yang sama. polinomial dalam bentuk factored:
‡ Lebih baik menghapus akar yang telah
ditemukan sebelum melanjutkan proses. f 5 ( x) = ( x + 1)( x − 4)( x − 5)( x + 3)( x − 2)
„ bentuk ini memiliki kelebihan karena menunjukkan
„ Proses penghapusan ini disebut sebagai deflasi dengan cepat lokasi dari akar-akarnya, yaitu di -1, 4,
polinomial (polynomial deflation) 5,-3, dan 2 karena masing-masing suku bernilai nol
„ Ada juga pembagian polinomial dengan ‡ Bila polinomial di atas dibagi salah satu faktor,
menggunakan pendekatan pembagian sintetis mis. (x+3), diperoleh polinomial orde ke-4
(synthetic division) yang dipakai pada f 4 ( x) = ( x + 1)( x − 4)( x − 5)( x − 2) = −40 − 2 x + 27 x 2 − 10 x 3 + x 4
algoritma komputer
dengan sisa nol.
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 9 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 10

Metode-metode Konvensional Metode Müller


‡ Keefektifan pendekatan metode pengurungan ‡ Metode Müller memperoleh estimasi akar
dan terbuka, tergantung pada apakah soal yang dengan memproyeksikan suatu parabola
ingin diselesaikan memiliki akar-akar kompleks.
ke sumbu x lewat tiga nilai fungsi
„ Bila hanya ada akar-akar real, metode-metode yang
telah dibahas tadi dapat dipakai.
„ Namun, menentukan tebakan-tebakan awal yang sesuai,
juga merupakan kesulitan tersendiri bagi metode
pengurungan maupun metode terbuka.
„ Bila ada akar-akar kompleks, metode pengurungan tidak
dapat dipakai.
„ Dari semua metode terbuka, metode Newton-Raphson
merupakan pendekatan yang praktis

‡ Metode Müller dan Bairstow dibuat untuk mencari


akar real dan kompleks dari suatu polinomial.
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 11 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 12
Parabola harus memotong tiga titik [x0,f(x0)],
Metode Müller 2.
[x1,f(x1)], [x2,f(x2)]. Koefisien-koefisien polino-
mial dapat diestimasi dengan mensubstitusi tiga
‡ Metode ini terdiri dari koefisien-koefisien titik, sehingga
yang diturunkan dari parabola yang f ( xo ) = a( xo − x2 ) 2 + b( xo − x2 ) + c
melewati tiga titik:
f ( x1 ) = a ( x1 − x2 ) 2 + b( x1 − x2 ) + c
f ( x 2 ) = a ( x 2 − x2 ) 2 + b ( x 2 − x 2 ) + c
1. Tuliskan persamaan dalam bentuk yang
umum 3. Tiga persamaan dapat diselesaikan untuk tiga
anu, a, b, c. Karena dua suku di persamaan
ketiga adalah nol, maka dapat secara langsung
dihitung c=f(x2)
f 2 ( x) = a( x − x2 )2 + b( x − x2 ) + c f ( xo ) − f ( x2 ) = a( xo − x2 ) 2 + b( xo − x2 )
f ( x1 ) − f ( x2 ) = a( x1 − x2 ) 2 + b( x1 − x2 )
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 13 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 14

‡ Akar-akar dapat ditemukan dengan


Bila menggunakan bentuk alternatif formula kuadratik
ho = x1-xo h1 = x2 -x1
− 2c
f ( x1 ) − f ( xo ) f ( x2 ) − f ( x1 ) x3 = x2 + (7.27b)
δo = δ1 = (7.23) b ± b 2 − 4ac
x1 − xo x2 − x1
‡ Galat dapat dihitung dengan
(ho + h1 )b − (ho + h1 ) 2 a = hoδ o + h1δ1
Selesaikan
h1b − h12 a = h1δ1 a dan b x3 − x2
εa = 100%
x3
δ1 − δ o Suku + menghasilkan dua akar, yang bila tanda-
a= b = ah1 + δ1 c = f ( x2 ) ‡
h1 + ho nya disesuaikan dengan nilai b akan menghasil-
kan penyebut (denominator) terbesar, dan
(7.24) (7.25) (7.26) memberi estimasi akar yang terdekat ke x2
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 15 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 16
Contoh Metode Müller
‡ Begitu x3 telah ditentukan, proses dapat
Soal: Gunakan metode Müller dengan tebakan x0=4.5,
diulangi dengan panduan sebagai berikut: x1=5.5, dan x2 =5, untuk mencari akar persamaan
f ( x) = x 3 − 13 x − 12
1. Bila yang dicari hanya akar-akar real, Catatan: akar dari persamaan ini adalah -3, -1, dan 4
pilihlah dua titik asli (original) yang
Solusi:
terdekat ke akar estimasi x3.
2. Bila yang diestimasi akar-akar real dan Kita hitung dulu fungsi - fungsi di titik tebakan
kompleks, gunakan pendekatan f (4.5) = 20.625 f (5.5) = 82.875 f (5) = 48
sekuensial seperti pada metode secant, yang dapat digunakan untuk menghitung
x1, x2, dan x3 untuk menggantikan x0, x1, h0 = 5.5 − 4.5 = 1 h1 = 5 − 5.5 = −0.5
dan x2.
82.875 − 20.625 48 − 82.875
δ0 = = 62.25 δ1 = = 69.75
5.5 − 4.5 5 − 5.5
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 17 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 18

Nilai - nilai tadi disubstitusikan ke Pers. (7.24) - (7.26) Karena galat masih besar, tetapkan lagi tebakan baru:
untuk menghitung x0 diganti dengan x1 , x1 diganti dengan x2 , dan x2
69.75 − 62.25 diganti dengan x3 . Sehingga, untuk iterasi baru,
a= = 15 b = 15(−0.5) + 69.75 = 62.25 c = 48
− 0.5 + 1 x0 = 5.5 x1 = 5 x2 = 3.976487
Akar kuadrat diskriminan dapat dihitung dan proses kalkulasi diulangi lagi. Hasilnya tampak
62.25 − 4(15)48 = 31.54461
2
pada tabel berikut yang menunjukkan metode ini
Karena 62.25 + 31.54451 > 62.25 − 31.54451 , tanda positif konvergen secara cepat pada akar xr = 4.
dipakai di penyebut Pers(7 - 27b), dan estimasi akar
i xr εa(%)
baru dapat dihitung menjadi
0 5
− 2(48) 1 3.976487 25.74
x3 = 5 + = 3.976487
62.25 + 31.54451 2 4.00105 0.6139
− 1.023513 3 4 0.0262
dan estimasi galat sebesar ε a = 100% = 25.74% 4 4 0.0.0000119
3.976487
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 19 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 20
Metode Bairstow Metode Bairstow
‡ Metode Bairstow merupakan pendekatan ‡ Dari pengertian di atas, dapat dibuat algoritma
iteratif yang tidak terlalu berkaitan baik untuk menentukan akar polinomial:
terhadap metode Müller maupun Newton- 1. tebak nilai untuk akar x=t,
Raphson 2. bagi polinomial dengan faktor x-1, dan
‡ Lihat polinomial bentuk faktor 3. tentukan apakah ada sisa
‡ Bila tidak ada sisa, tebakan tepat dan
f 5 ( x) = ( x + 1)( x − 4)( x − 5)( x + 3)( x − 2) (7.28)
akarnya sama dengan t
„ Bila kita bagi dengan faktor yang bukan akar ‡ Bila ada sisa, tebakan dapat secara
(misalkan, x+6), persamaan akan menjadi sistematis diatur dan prosedur diulangi
polinomial orde ke-4 sampai muncul sisa dan akar ditemukan.
„ Untuk kasus ini, akan terdapat sisa
‡ Metode Bairstow menggunakan pendekatan ini

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 21 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 22

Metode Bairstow Metode Bairstow


Metode Bairstow bergantung pada proses dengan sisa R = b0 , dan koefisien - koefisiennya
matematik yaitu pembagian polinomial dengan dapat dihitung dengan hubungan tadi
suatu faktor. Dengan mengingat diskusi deflasi bn = an
polinomial di atas kita akan menggunakan faktor bi = ai + bi +1t untuk i = n − 1 sampai 0
x-t untuk pembagian polinomial . Catatan: bila t adalah akar dari polinomial asli,
Contoh dengan polinomial umum sisa b0 akan sama dengan nol.
f n ( x) = a0 + a1 x + a2 x 2 + L + an x n (7.29) Untuk mengevaluasi akar - akar kompleks,
dapat dibagi dengan faktor x-t dan menghasilkan metode Bairstow membagi polinomial dengan
polinomial kedua yang satu orde lebih rendah, faktor kuadratik x 2 − rx − s . Bila dikenakan pada
f n −1 ( x) = b1 + b2 x + b3 x 2 + L + bn x n −1 (7.30) Pers.(7.29), diperoleh poligon baru
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 23 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 24
Metode Bairstow Metode Bairstow
f n − 2 ( x) = b2 + b3 x + L + bn −1 x n −3 + bn x n − 2 Metode Bairstow menggunakan strategi mirip
dengan sisa pendekatan Newton - Raphson. Karena b0 dan b1
R = b1 ( x − r ) + b0 (7.31) merupakan fungsi - fungsi r dan s, mereka dapat
Dengan pembagian sintetis, suatu relasi sederhana diekspansi menggunakan deret Taylor :
dapat digunakan untuk melakukan pembagian ∂b ∂b
b1 (r + ∆r , s + ∆s ) = b1 + 1 ∆r + 1 ∆s
dengan faktor kuadratik : ∂r ∂s
bn = an ∂b ∂b
(7.32a) b0 (r + ∆r , s + ∆s ) = b0 + 0 ∆r + 0 ∆s (7.33)
bn −1 = an −1 + rbn (7.32b)
∂r ∂s
dengan nilai - nilai di sisi kanan semuanya dievaluasi
bi = ai + rbi +1 + sbi + 2 untuk i = n − 2 sampai 0 (7.32c)
di r dan s. Perhatikan bahwa suku orde ke - dua dan
lebih tinggi telah diabaikan.
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 25 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 26

Metode Bairstow Metode Bairstow


Derivatif parsial dapat diperoleh dengan pembagian
Perubahan - perubahan, ∆r dan ∆s, yang diperlukan
sintetis dari b :
untuk memperbaiki tebakan dapat diestimasi
cn = bn (7.36a)
dengan membuat Pers.(7.33) sama dengan nol
cn −1 = bn −1 + rcn (7.36b)
∂b1 ∂b
∆r + 1 ∆s = −b1 (7.34) ci = bi + rci +1 + sci +1 untuk i = n-2 sampai 1 (7.36c)
∂r ∂s
dengan ∂b0 / ∂r = c1, ∂b1 / ∂r = c2 , dan ∂b2 / ∂r = c3 .
∂b0 ∂b
∆r + 0 ∆s = −b0 (7.35) Dengan mensubstitusikan hasil di atas ke Pers.
∂r ∂s
Bila derivatif parsial b dapat ditentukan, ini adalah (7.34) dan (7.35) dan b, diperoleh:
sistem dua persamaan yang dapat diselesaikan c2 ∆r + c3 ∆s = −b1
secara simultan untuk kedua anu ∆r dan ∆s. c1∆r + c2 ∆s = −b0

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 27 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 28
Metode Bairstow Metode Bairstow
Persamaan- persamaan di atas dapat diselesaikan Bila kedua estimasi galat ini ada di bawah kriteria
untuk mencari ∆r dan ∆s, yang akhirnya dapat penghenti ε s , nilai - nilai akarnya dapat diperoleh lewat
dipakai untuk memperbaiki tebakan awal r dan s. r ± r 2 + 4s (7.39)
x=
Pada setiap langkah, galat aproksimasi di r dan s 2
dapat diestimasi dengan:
Dari sini, ada 3 kemungkinan yang terjadi:
∆r
ε a ,r = 100% (7.37) 1.Hasil pembagian berupa polinomial orde ketiga
r
atau lebih tinggi. Untuk kasus ini, metode Bairstow
dan dapat diterapkan pada pembagian untuk mengevaluasi
∆s nilai baru dari r dan s. Nilai r dan s sebelumnya berlaku
ε a,s = 100% (7.38) sebagai tebakan-tebakan awal.
s

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 29 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 30

Metode Bairstow Contoh Metode Bairstow


2. Hasil pembagian adalah kuadratik. Untuk kasus
ini, kedua akar yang tersisa dapat langsung dihitung Soal: Gunakan metode Bairstow untuk mencari
dengann Pers.(7.39). akar polinomial berikut
f 5 ( x) = x 5 − 3.5 x 4 + 2.75 x 3 + 2.125 x 2 − 3.875 x + 1.25
3. Hasil pembagian adalah polinomial orde
kesatu. Untuk kasus ini, satu akar tersisa dapat Gunakan tebakan awal r = s = -1 dan iterasi sampai
dievaluasi dengan aras ε s = 1%.
s Solusi : kita gunakan Pers. (7.32) dan (7.36) untuk
x=− (7.40)
r menghitung
b5 = 1 b4 = −4.5 b3 = 6.25 b2 = 0.375 b1 = −10.5
b0 = 11.375
c5 = 1 c4 = −5.5 c3 = 10.75 c2 = −4.875 c1 = −16.375

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 31 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 32
Berikutnya, komputasi diulangi dengan nilai - nilai
Jadi, persamaan simultan untuk memperoleh ∆r dan ∆s
yang telah direvisi untuk r dan s. Terapkan Pers.
adalah
(7.32) dan (7.36), sehingga
−4.875∆r + 10.75∆s = 10.5
b5 = 1 b4 = −4.1442 b3 = 5.5578 b2 = −2.0276 b1 = −1.8013
−16.375∆r + −4.875∆s = −11.375
b0 = 2.1304
yang dapat diselesaikan untuk ∆r = 0.3588 dan ∆s = 1.1381.
c5 = 1 c4 = −4.7884 c3 = 8.7806 c2 = −8.3454 c1 = 4.7874
Sehingga tebakan awal kita dapat dikoreksi menjadi
Sehingga, kita hitung ulang
r = −1 + 0.3558 = −0.6442
−8.3454∆r + 8.7806∆s = 1.8013
s = −1 + 1.1381 = 0.1381
4.7874∆r − 8.3454∆s = −2.1304
dan galat aproksimasi dapat dievaluasi dengan
untuk ∆r = 0.1331 dan ∆s = 0.3316, yang dapat digunakan
Pers.(7.37) dan (7.38)
untuk memperbaiki estimasi akar menjadi
0.3558 1.1381
εa,r = 100% = 55.23% εa,s = 100% = 824.1% r = −0.6442 + 0.1331 = −0.5111 ε a ,r = 26.0%
− 0.6442 0.1381
s = 0.1381 + 0.3316 = 0.4697 ε a , s = 70.6%
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 33 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 34

Perhitungan dapat dilanjutkan, dengan hasil setelah


2 ± 2 2 + 4(−1.249)
iterasi keempat metode mengkonvergen ke nilai x= = 1 ± 0.499i
2
r = -0.5 ( εa ,r = 0.063%) dan s = -0.5 ( εa , s = 0.040%). Sampai disini, hasil pembagian adalah polinomial
Pers. (7.39) digunakan untuk mengevaluasi akar orde kesatu yang dapat secara langsung dievaluasi
− 0.5 ± (0.5) + 4(0.5) 2 dengan Pers.(7.40) untuk menentukan akar kelima: 2
x= = 0.5 , − 1.0
2
Sampai disini, hasil pembagian adalah persamaan kubik
f ( x) = x 3 − 4 x 2 + 5.25 x − 2.5
Metode Bairstow dapat diterapkan pada polinomial ini
dengan menggunakan langkah sebelumnya r = -0.5 dan
s = 0.5 sebagai tebakan awal. Lima iterasi memberi
estimasi r = 2 dan s = -1.249, yang dapat digunakan
untuk menghitung
Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 35 Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 36
Akhir Pertemuan ke-5

‡ Berbahagialah orang yang mendapat hikmat,


orang yang memperoleh kepandaian, karena
keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan
hasilnya melebihi emas.

„ (Ams 3:13-14)

Reference - Numerical Methods for Engineers - Steven C. Chapra and Raymond P. Canale – Ch.7 37

You might also like