You are on page 1of 7

GEOLOGI PULAU KALIMANTAN

PULAU KALIMANTAN

Pulau Kalimantan berada dibagian tenggara dari lempeng Eurasia. Pada bagian utara dibatasi
oleh cekungan marginal Laut China Selatan, di bagian timur oleh selat Makassar dan di bagian selatan
oleh Laut Jawa.

H
N

UG
O
TR
KOTA

AN
South China Sea

W
KINABALU
+ + +

LA
PA
+ +S
W
ES

E
Brunei + + MP+OR + + +
T
B
AR
LI

NA
NE

AM

NW.BORNEO + HI
GH
BASIN +
TARAKAN
+ + +
BASIN
+ + + +
Malaysia
LU + + + +
PA
R
LI + + + + + + + + +
KUCHING OROGENIC
NE M Celebes Sea
+ + + + + + ANG+KAL
+ + + + + COMPLEX
IHA
+ + + + + + + + + Indonesia
+ + + +
KUCHING TH
IGH
+ + + + + + +
MELAWI BASIN Sangatta

+ + + + KUTAI BASIN
UPPER Semberah
KETUNGAU BASIN Badak/Nilam GH
+ + + + ADA
SAMARINDA
Tunu
OU

NG
FLE LOWER
+ + + + + + +
TR

XUR Mutiara Handil


E
AR

+ + + + + + + PLAT FORM
BARITO
SS

BALIKPAPAN
SCHWANNER BLOCK
KA

PALANGKARAYA

+ + + + + + +
MA

ESI
AS TU AS O
T
RI

LAW
EM S H IN
AS IGH

+ + + + + + +
BA

EM
B

SU

BANJARMASIN PATERNOSTER
A

PLATFORM
ER

N
M

SI
BA

Java Sea
Gambar 1: Kerangka Tektonik Pulau Kalimantan (Bachtiar, 2006)

Bagian utara Kalimantan didominasi oleh komplek akresi Crocker-Rajang-Embaluh berumur


Kapur dan Eosen-Miosen. Di bagian selatan komplek ini terbentuk Cekungan Melawi-Ketungai dan
Cekungan Kutai selama Eosen Akhir, dan dipisahkan oleh zona ofiolit-melange Lupar-Lubok Antu dan
Boyan.
Di bagian selatan pulau Kalimantan terdapat Schwanner Mountain berumur Kapur Awal-Akhir
berupa batolit granit dan granodiorit yang menerobos batuan metamorf regional derajat rendah.
Tinggian Meratus di bagian tenggara Kalimantan yang membatasi Cekungan Barito dengan Cekungan
Asem-asem. Tinggian Meratus merupakan sekuens ofiolit dan busur volkanik Kapur Awal. Cekungan
Barito dan Cekungan Kutai dibatasi oleh Adang flexure.

a. Tatanan Tektonik
 Basement pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan tersusun atas kerak yang stabil (Kapur Awal) sebagai
bagian dari Lempeng Asia Tenggara meliputi baratdaya Kalimantan, Laut Jawa bagian barat,
Sumatra, dan semenanjung Malaysia. Wilayah ini dikenal sebagai Sundaland. Ofiolit dan
sediment dari busur kepulauan dan fasies laut dalam ditemukan di Pegunungan Meratus, yang
diperkirakan berasal dari subduksi Mesozoikum. Di wilayah antara Sarawak dan Kalimantan
terdapat sediment laut dalam berumur Kapur-Oligosen (Kelompok Rajang), ofiolit di (Lupar
line, Gambar 4; Tatau-Mersing line, Gambar 5 dan 6; Boyan mélange antara Cekungan
Ketungai dan Melawi), dan unit lainnya yang menunjukkan adanya kompleks subduksi. Peter
dan Supriatna (1989) menyatakan bahwa terdapat intrusive besar bersifat granitik berumur Trias
diantara Cekungan Mandai dan Cekungan Kutai atas, memiliki kontak tektonik dengan formasi
berumur Jura-Kapur.
WEST DIPPING SUBDUCTION
NW SE
MA
RIFTED FROM
SCS BASIN FA MERATU'S WEDGE GONDWANA
BA 1

SUNDA PL MICRO - CONT

80 - 60 MA INDIAN -AUSTRALIA
L.CRET. - PALEOC. PLATE PATERNOSFER -
KANGEAN BLOCK
FIRST EPISODES PLATE
SCS SPREADING
MA

BA 2 NW
FA
LUPAR WEDGE
AUSTRALIA PLATE

60 - 40 MA
PALEOC. - M. EOCENE
EAST DIPPING SUBDUCTION COLLISION MICCRO CONTINEN - MERATUS
MA = MAGMATIC ARC
BA = BACK ARC BASIN
FA = FORE ARC BASIN
SCS = SOUTH CHINA SEA

Gambar 2: NW – SE Cross section Schematic reconstruction (A) Late Cretaceous, and


(B) Eocene (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).
 Permulaan Cekungan Eosen
Banyak penulis memperkirakan bahwa keberadaan zona subduksi ke arah tenggara di
bawah baratlaut Kalimantan (Gambar 2 dan 3) pada periode Kapur dan Tersier awal dapat
menjelaskan kehadiran ofiolit, mélanges, broken formations, dan struktur tektonik Kelompok
Rajang di Serawak (Gambar 4), Formasi Crocker di bagian barat Sabah, dan Kelompok
Embaluh. Batas sebelah timur Sundaland selama Eosen yaitu wilayah Sulawesi, yang
merupakan batas konvergensi pada Tersier dan kebanyakan sistem akresi terbentuk sejak Eosen.
PALEOCENE - M. EOCENE (60 - 40)
90 E
0
110 0 E 1300 E
R
R
F

200 N

PA
SCS

LS
100 N

INDIA
MS
W. SUL.

?
00

TETHYS

I - AU
L
100 S

Gambar 3: Paleocene – Middle Eocene SE Asia tectonic reconstruction.


SCS = South China Sea, LS = Lupar Subduction, MS = Meratus Subduction,
WSUL = West Sulawesi, I-AU = India Australia Plate, PA = Pacific plate
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
S N
EARLY - MIDDLE EOCENE
Volcanic arc Fore-arc basin Rajang Accretionary Prism Luconia Platform
X Y

Plate motion

KUCHING SIBU MIRI


ZONE ZONE ZONE

X Lupar Line Balingian and Tinjar Provinces Lupar Platform Y


SW Sarawak Province Rajang Accretionary ( Collisional Fold Belts )
Prism

Continental Crust Coarse Clastic


PRESENT DAY Carbonate
Oceanic Crust Igneous Rocks

Gambar 4: Cross section reconstruction of North Kalimantan that show Lupar subduction in
Eocene
(Hutchison, 1989, op cit., Bachtiar 2006))

Mulainya collision antara India dan Asia pada Eosen tengah (50 Ma) dan mempengaruhi
perkembangan dan penyesuaian lempeng Asia. Adanya subsidence pada Eosen dan sedimentasi
di Kalimantan dan wilayah sekitarnya merupakan fenomena regional dan kemungkinan
dihasilkan dari penyesuaian lempeng, sebagai akibat pembukaan bagian back-arc Laut Celebes.
 Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan Oligosen di sebagian Asia tenggara, termasuk Kalimantan
dan bagian utara lempeng benua Australia, diperkirakan sebagai readjusement dari lempeng
pada Oligosen. Di pulau New Guinea, pertengahan Oligosen ditandai oleh ketidakselarasan
(Piagram et al., 1990 op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992) yang dihubungkan dengan
collision bagian utara lempeng Australia (New Guinea) dengan sejumlah komplek busur. New
Guinea di ubah dari batas konvergen pasif menjadi oblique. Sistem sesar strike-slip berarah
barat-timur yang menyebabkan perpindahan fragmen benua Australia (Banggai Sula) ke bagian
timur Indonesia berpegaruh pada kondisi lempeng pada pertengahan Oligosen.
L. OLIGOC. - E. MIOC. ( 32 - 16.2 )
90 0 E 100 0 E 110 0 E 120 0 E 130 0 E

SCS
PHIL. PL

IND
NP

10 0 N RB

MS
KUTEI B

E. SUL
00
SU

NG

6 cm / yr DA
I - AU BAN
10 0 S

AU

Gambar 5: Late Oligocene – Early Miocene SE Asia tectonic reconstruction.


SCS = South China Sea, LS = Lupar Subduction, MS = Mersing Subduction, WSUL = West
Sulawesi,
E SUL = East Sulawesi I-AU = India Australia plate, PA = Pacific plate, INC = Indocina, RRF =
Red River Fault,
IND = India; AU = Australia, NG = New Guinea, NP = North Palawan, RB = Reed Bank, H =
Hainan,
SU = Sumba (Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar 2006)

Ketidakselarasan pada pertengahan Oligosen hadir di Laut China selatan (SCS) dan
wilayah sekitarnya (Adams dan Haak, 1961; Holloway, 1982; Hinz dan Schluter, 1985; Ru dan
Pigott, 1986; Letouzey dan Sage, 1988; op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992). Ketidak
selarasan ini dihubungkan dengan pemekaran lantai samudera di SCS. Subduksi pada baratlaut
Kalimantan terhenti secara progresif dari baratdaya sampai timurlaut. Di bagian baratdaya,
berhenti pada pertengahan Oligosen; di bagian timurlaut, berhenti pada akhir Miosen awal
(Holloway, 1982, op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).
NW SE - DIPPING SUBDUCTION SE
INNER OUTER
SECOND EPISODE MA KUTEI B KUTEI B W. SULAWESI
SCS SPREADING
IAB BA MS BA
MERSING MA
FA
SUBDUCTION

KUCHING UPLIFT
32 - 16.2 Ma
OLIGOCENE - M. MIOCENE

- COLLISION BA - SU - W. SULA
- TERMINATION SUBDUCTION
PA - RB - TERMINATION SUBDUCTION
TRANSPRESSION / TRANSTENSION
16.2 - 0 Ma DEFORMATION
( M. MIOCENE - PRESENT )
PA - RB PALAWAN / MERATU'S
REED BANK BA - SU
UPLIFT BANGGAI /
COLLISION
W. SUL E. SUL SULA MICRO-
CONTINENT

BA - SU

Gambar 6: NW – SE cross section schematic reconstruction (A) Oligocene – Middle Miocene,


and
(B) Middle Miocene - Recent (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).

M. MIOCENE - PRESENT ( 0 - 16 )
100 0 E 110 0 E 120 0 E 130 0 E

PHIL. PL

10 0 N
NP

KUTEI B

00
BA - SU

NG

10 0 S

I - AU

AU

Gambar 7: Middle Miocene – Recent SE Asia tectonic reconstruction


(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
 Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada Miosen awal-tengah terjadi perubahan yang Sangat
penting. Pemekaran lantai samudera di SCS berhenti, sebagai subduksi di Sabah dan Palawan;
mulai terjadinya pembukaan Laut Sulu (silver et al., 1989; Nichols, 1990; op cit., Van de Weerd
dan Armin, 1992); dan obduksi ofiolit di Sabah (Clennell, 1990, op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992). Membukanya cekungan marginal Laut Andaman terjadi pada sebagian awal
Miosen tengah (Harland et al., 1989. op cit., Van de Weerd dan Armin, 1992).

Gambar 8: Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen tengah. Nuay, 1985, op cit., Oh,
1987.)

You might also like