You are on page 1of 20

Kata Pengantar

Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Tuhan YME sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah yang diberikan oleh Ibu guru. Dan dengan ini
kami dapat berbagi ilmu mengenai pelajaran, tepatnya pelajaran tentang ilmu Kalor.
Serta kami akan mempresentasikan hal yang mengenai pembahasan babagan panas
dan temperatur, dan perincian tentang asas – asas dan hukum tentang bab Kalor.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, Kami menerima kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaikinya. Harapan kami, dengan adanya makalah ini, para Mahasiswa
dapat mengingat kembali pelajaran-pelajaran Fisika dasar waktu di bangku SMA dan
sederajatnya.

Jakarta, 20 Oktober 2010

Penulis

1
DAFTAR ISI

 BAB I. PANAS DAN TEMPERATUR------------------- hal. 4-7

 BAB II. PERUBAHAN SUHU----------------------------- hal. 8-11

 BAB III. KAPASITAS KALOR---------------------------- hal. 12-17

 REFERENSI--------------------------------------------------- hal. 18

2
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Dilihat dari pokok pembahasan Fisika yang akan kita bahas dalam makalah
ini. Kita bisa mengingat kembali bahasan - bahasan Fisika yang telah di ajarkan di
bangku sekolah.

Fisika pada unsurnya saling berkaitan dalam kehidupan sehari – hari yang
tanpa kita sadari sebenarnya hal – hal atau peristiwa yang kita temui tersebut memiliki
pemecahan yang cukup kompleks untuk kita pecahkan. Maka dari itu dari segi
pembuatan makalah ini di harapkan kita dapat memahami dan menyimpulkan
peristiwa – peristiwa yang berkaitan dengan pembahasan yang kita akan bahas saat
ini.

2. Tujuan Umum

Tujuan pembuatan makalah ini di harapkan kepada mahasiswa agar bisa


meningkatkan pengetahuan di bidang Ilmu Fisika yang telah diserap, khususnya
materi Kalor dan Temperatur.

3
BAB I
PANAS dan TEMPERATUR

1. Pengertian Panas atau Kalor

Panas atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI
untuk panas adalah joule.

Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda
memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul
penyusunnya.

Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan
suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua benda
tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar.
Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal. Perbedaanya adalah panas
dihubungkan dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem.
Mengerti perbedaan ini dibutuhkan untuk mengerti hukum pertama termodinamika.

Radiasi inframerah sering dihubungkan dengan panas, karena objek dalam suhu
ruangan atau di atasnya akan memancarkan radiasi kebanyakan terkonstentrasi dalam "band"
inframerah-tengah.

Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu
adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah
panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.

Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis
yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal)
dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan
1 gram air naik 1 derajat celcius.

4
Satuan energi adalah joule, yaitu energi yang diperlukan untuk memindahkan benda
bermassa 1 kg dengan percepatan 1 m/s2 sejauh 1 m. Kesetaraan kedua satuan itu adalah 1
kalori= 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori.

Teori Kalor Dasar :


 Kalor yang diterima sama dengan (=) kalor yang dilepas : Azas/asas Black
o Penemu adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.
 Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan
o Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat
 Kalor adalah salah satu bentuk energi
o Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878)
 Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik.
o Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889)

Ketika suatu benda melepas panas ke sekitarnya, Q < 0. Ketika benda menyerap panas
dari sekitarnya, Q > 0.

Jumlah panas, kecepatan penyaluran panas, dan flux panas semua dinotasikan dengan
perbedaan permutasi huruf Q. Mereka biasanya diganti dalam konteks yang berbeda.

Jumlah panas dinotasikan sebagai Q, dan diukur dalam joule dalam satuan SI.

di mana

adalah banyaknya kalor (jumlah panas) dalam joule


adalah massa benda dalam kg
adalah kalor jenis dalam joule/kg °C, dan
adalah besarnya perubahan suhu dalam °C.

5
Zat Kalor jenis c Zat Kalor jenis c
Kkal/kg oC J/kg oC Kkal/kg oC J/kg oC
Aluminium 0,22 900 Alkohol 0,58 2.400
Tembaga 0,093 390 Raksa 0.033 140
Kaca 0,20 840 Air 0.2 4.180
Besi atau baja 0,11 450 Es (-5oC) 0,5 2.100
Timah Hitam 0,031 130 Cair (15oC) 1,00 4.186
Marmer 0,21 860 Uap (110oC) 0,48 2.010
Perak 0,056 230 Tubuh manusia 0,83 3.470
Kayu 0,4 1.700 Protein 0,4 1.700

Contoh:

1. Tentukan kapasitas kalor suatu zat, jika untuk menaikkan suhu 4 °C dari zat itu
diperlukan kalor 10 joule !

Jawab :
Q = C. Δt
Q
C=
∆t
10
C=
4
= 2,5J/ °C atau C = 2,5 J/K

2. Jika kalor sebanyak 12 joule digunakan untuk menaikkan suhu 10 °C zat sebanyak 0,5
kg , maka tentukan kalor jenis dari zat tersebut !
Jawab :
Q=m. c . ∆ t

Q
C=
m. ∆ t

12
C= =2,4 J /kg ° C
0,5.10

6
BAB II

PERUBAHAN SUHU

Suhu merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan panas dinginnya
suatu benda.Misalnya benda panas akan dikatakan mempunyai suhu tinggi dan benda
dingin mempunyai suhu yang rendah.

Zat cair yang biasanya dipakai untuk mengisi termometer adalah air raksa. Suhu
dapat diukur dengan termometer. Kebaikan air raksa dari zat cair lainnya yaitu :
 Air raksa dapat cepat mengambil panas benda yang diukur sehingga suhunya sama
dengan suhu benda yang diukur tersebut.
 Dapat dipakai untuk mengukur suhu benda dari yang rendah sampai yang tinggi,
karena air raksa punya titik beku –39 °C dan titik didih 357 °C.
 Tidak dapat membasahi dinding tabung, sehingga pengukurannya dapat lebih teliti.
 Pemuaian dari air raksa adalah teratur.
 Mudah dilihat, karena air raksa mengkilat.

Selain air raksa dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi tabung termometer.
Alkohol mempunyai titik rendah / beku –114 °C dengan titik didih 78 °C. Termometer
ada berbagai macam menurut fungsinya, yaitu :
a. Termometer suhu badan
b. Termometer udara
c. Termometer logam
d. Termometer maximum dan minimum
e. Termograf untuk terminologi
f. Termometer digital

7
Gambar 1. Termometer Gambar 2. Termometer digital

Skala Termometer
Macam – macam satuan skala termometer :
1. Termometer skala Celcius, titik didihnya 100 °C dengan titik beku 0 °C. Sehingga
dari 0 ° – 100 °C, dibagi dalam 100 skala.
2. Termometer skala Reamur, titik didihnya 80 °R dengan titik beku 0 °R. Sehingga dari
0 ° – 80 °R, dibagi dalam 80 skala.
3. Termometer skala Kelvin, titik didihnya 373 °K dengan titik beku 273 °K. Sehingga
dari 273 °K – 373 °K, dibagi dalam 100 skala.
4. Termometer Fahrenheit, titik didihnya 212 °F dengan titik beku 32 °F. Sehingga dari
32 °F – 212 °F, dibagi dalam 180 skala.
5. Termometer Rainkin, titik didihnya 672 °Rn dengan titik beku 492 °Rn. Sehingga
dari 492 ° Rn– 672 °Rn, dibagi dalam 180 skala.

Gambar 3. Es yang mencair menurut Celcius dan Reamur bersuhu 0°,


menurut Fahrenheit bersuhu 32°, menurut Kelvin bersuhu 273°, dan menurut Rainkin
bersuhu 672°.

8
Jadi, pembagian skala – skala tersebut diatas satu skala dalam derajat Celcius
sama dengan satu skala dalam derajat Kelvin.

 1 skala C = 1 skala K
 1 skala C > 1 skala R
 1 skala C < 1 skala F
 1 skala C < 1 skala Rn

Perbandingan Pembagian Skala C, R, F, K, Rn

C : R : F : K : Rn = 100 : 80 : 180 : 100 : 180

=5 :4 :9 :5 : 9

C, R, F = 100 : 80 : 180

=5:4 :9

Dalam perhitungan menjadi :


1. Perbandingan ° C ter h adap S kala yang lain
5
 ° C= R
4
5
 ° C= ( F−32 °)
9
5
 ° C= ( Rn−492° )
9
 ° C= K−273 °

2. Perbandingan ° R ter h adap Skala yang lain


4
 ° R= ° C
5
4
 ° R= ( F−32 ° )
9
4
 ° R= ( Rn−492 °)
9

9
4
 ° R= (K −273 °)
5

3. Perbandingan ° F ter h adap Skala yang lain


9
 ° F= ° C +32°
5
9
 ° F= R+ 32°
4
 ° F=Rn−460 °
9
 ° F= {( 5 )}
F−32° + 273°

4. Perbandingan ° K ter h adap Skala yang lain


 ° K=° C+273 °

5
 ° K= R+273 °
4

 ° K=¿

 ° K=¿

5. Perbandingan ° Rn ter h adap Skala yang lain


9
 ° Rn= °C +492 °
5
 ° Rn=° F +460 °
9
 ° Rn=( ° R)+ 492°
4
 ° Rn=¿

Contoh:
Jawablah titik – titik di bawah ini dengan menggunakan rumus yang benar !
16 R = ……….. Rn

10
9
Jawaban : ° Rn=( ° R)+ 492°
4

9
° Rn=( ° .16)+ 492°
4

= 528 °Rn

11
BAB III
KAPASITAS KALOR
 
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 derajat celcius. Perkataan “kapasitas” dapat memberikan pengetian yang
menyesatkan,karena perkataan tersebut menyarankan pernyataan “banyaknya kalor yang
dapat dipegang oleh sebuah benda” yang merupakan pernyataan yang pada pokoknya tidak
berarti,sedangkan yang arti sebenarnya dengan perkataan tersebut hanyalah tenaga yang
harus ditambahkan sebagai kalor unyut menaikkan temperatur benda sebanyak satu derajat.
 
Alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu
perubahan atau reaksi kimia disebut kalorimeter. Kalorimeter yg biasa digunakn di
laboratorium fisika sekolah berbentuk bejana biasanya silinder dan terbuat dari logam
misalnya tembaga atau aluminium dengan ukuran 75mm x 50mm (garis tengah). Bejana ini
dilengkapi dengan alat pengukur dan diletakkan didalam bejana yang lebih besar yang
disebut mantel. Mantel tersebut berguna untuk mengurangi hilangnya kalor karena
konveksimdan konduksi.
                                                                        (Robert Resnick.1989.725-728)
 
Kalor jenis adalah satu bentuk energi. Kalor dapat mengubah suhu atau wujud suatu
benda. Satuan kalor adalah kalori disingkat kal. Satu kalori adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1gram air sehingga suhunya naik 1°C. Karena kalor
merupakan bentuk energi yaitu Joule/J. Dalam pengukuran menunjukkan adanya kesetaraan
antara kalor dengan energi yaitu : 1 kalori setara dengan 4,18J atau 1 J setara dengan 0,24
kalori. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan 1kg zat untuk
menaikkan suhunya 1°C.
 
Menurut asas black apabila ada sebuah benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor darri benda yang bersuhu tinggi
menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan
termal (suhu kedua benda sama).
 

12
Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima
 
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor
adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
 
Q lepas = Q terima ----------------------------- Asas Black

ASAS BLACK
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black.
Asas ini menjabarkan:
 Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap
bila dipanaskan

Rumus Asas Black =

(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)

Catatan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah


fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.

13
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" .

 KEKEKALAN ENERGI (KALOR) – ASAS BLACK

Ketika benda2 yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, kalor akan mengalir
dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah.Ingat ya,kalor adalah
energi yang berpindah.Apabila benda‐benda yang bersentuhan berada dalam sistem yang
tertutup, maka energi akan berpindah seluruhnya dari benda yang memiliki suhu tinggi
menuju benda yang bersuhu rendah.Sebaliknya apabila benda yang bersentuhan tidak berada
dalam sistem tertutup, maka tidak semua energi dari benda bersuhu tinggi berpindah menuju
benda yang bersuhu rendah.
 
Misalnya kita mencampur air panas (suhu tinggi) dengan air dingin (suhu rendah).
Apabila air panas dan air dingin dicampur dalam sebuah wadah terbuka (misalnya
ember),maka tidak semua energi air panas berpindah menuju air dingin. Demikian juga air
dingin tidak menerima semua energi yang disumbangkan oleh air panas. Sebagian energi air
panas pasti berpindah ke udara. Jika kita ingin agar semua energi air panas dipindahkan ke air
dingin maka kita harus mencampur air panas dan air dingin dalam sistem tertutup. Sistem
tertutup yang dimaksudkan di sini adalah suatu sistem yang tidak memungkinkan adanya
pertukaran energi dengan lingkungan.

Contoh sistem tertutup adalah termos air panas. Dinding bagian dalam dari termos air
panas biasanya terbuat dari bahan isolator (untuk kasus ini, isolator = bahan yang tidak
menghantarkan panas. Temannya isolator tuh konduktor. Konduktor = bahan yang
menghantarkan panas). Ssttt… dalam kenyataannya memang banyak sistem tertutup buatan
yang tidak sangat ideal. Minimal ada energi yang berpindah keluar, tapi jumlahnya juga
sangat kecil.

14
Apabila benda‐benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan dan benda‐
benda tersebut berada dalam sistem tertutup, maka ketika mencapai suhu yang sama, energi
yang diterima oleh benda yang memiliki suhu yang lebih rendah = energi yang dilepaskan
oleh benda yang bersuhu tinggi.Karena energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu
= kalor, maka kita bisa mengatakan bahwa dalam sistem tertutup, kalor yang dilepaskan =
kalor yang diterima. secara matematis bisa ditulis
sebagai berikut :
 
Q lepas = Q terima
Q yang hilang = Q yang dicuri
Q yang dibuang = Q yang dipungut
 
Ini adalah asas black alias kekekalan energi (kalor). Prinsip pertukaran energi dengan
cara demikian merupakan dasar dari kalorimetri (kalorimetri = teknik alias prosedur
pengukuran kuantitatif suatu pertukaran kalor). Alat ukurnya dikenal dengan julukan si
kalorimeter. Pernah lihat kalorimeter‐kah ?
mudah2an di sekolahmu ada kalorimeter air. Kalorimeter biasanya dipakai untuk menentukan
kalor jenis suatu benda.
 
Biar paham, kita kasih contoh soal

Contoh soal 1 :
Karena kepanasan, aku ingin menikmati teh hangat. Setelah mengambil sepotong es
batu bermassa 0,2 kg dari kulkas, es batu tersebut dicampur dengan teh hangat. Massa teh
hangat = 0,2 kg. Anggap saja suhu es batu = ‐10 oC, sedangkan suhu si teh hangat = 40 oC.
Setelah bercampur selama beberapa saat, es
batu dan air hangat pun berubah menjadi es teh.
Pertanyaannya, berapakah suhu es teh ? anggap saja es batu dan teh hangat dicampur dalam
sistem tertutup.
 

15
Panduan jawaban :
 
☻ T = suhu
☻ Massa es batu = 0,2 kg
☻  Massa teh hangat = 0,2 kg
☻ Kalor jenis (c) air = 4180 J/kg oC
☻ Kalor jenis (c) es = 2100 J/kg oC
☻ Kalor Lebur (LF) air = 334 x 103 J/Kg
☻ Suhu es batu (Tes batu) = ‐10 oC
☻ Suhu teh hangat (T teh hangat) = 40 oC
 Suhu campuran = ?
 
Langkah pertama : Perkirakan keadaan akhir
 
a. Kalor yang harus dilepaskan oleh air untuk menurunkan suhu 0,2 kg teh hangat, dari
40 oC sampai 0 oC
  Q lepas = m.c.ΔT
Q lepas = (0,2 kg) (4180 J/Kg oC) (40 oC – 0 oC)
Q lepas = (0,2 kg) (4180 J/Kg oC) (40 oC)
Q lepas = 33.440 Joule = 33,44 kJ

b. Kalor yang diterima oleh 0,2 kg es batu untuk menaikan suhunya dari ‐10 oC sampai 0
o
C
  Q terima = m.c.ΔT
Q terima = (0,2 kg) (2100 J/Kg oC) (0 oC – (‐10 oC))
Q terima = (0,2 kg) (2100 J/Kg oC) (10 oC)
Q terima = 4200 Joule = 4,2 kJ

c. Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 0,2 kg es batu (Kalor yang diperlukan untuk
mengubah semua es batu menjadi air)
Q lebur = mLF
  Q lebur = (0,2 kg) (334 x 103 J/Kg)
  Q lebur = 66,8 x 103 Joule = 66,8 kJ
 

16
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut :
  Q lepas = 33,44 kJ
Q terima = 4,2 kJ
  Q lebur = 66,8 kJ
 
Ketika teh hangat melepaskan kalor sebanyak 33,44 kJ, suhu teh hangat berubah dari
40 oC menjadi 0 oC. Sebagian kalor yang dilepaskan (sekitar 4,2 kJ) dipakai untuk menaikkan
suhu es batu dari ‐10 oC sampai 0 oC.
33,44 kJ – 4,2 kJ = 29,24 kJ. Kalor yang tersisa = 29,24 kJ.
 
Nah, untuk meleburkan semua es batu menjadi air diperlukan kalor sebesar 66,8 kJ.
Kalor yang tersisa hanya 29,24 kJ.
 
Kesimpulannya, kalor yang disumbangkan oleh teh hangat hanya digunakan untuk
menaikan suhu esdari ‐10 oC sampai 0 oC dan meleburkan sebagian es batu. Sebagian es batu
telah berubah menjadi air,sedangkan sebagiannya belum. Ingat ya, selama proses peleburan,
suhu tidak berubah. Karenanya suhu
akhir campuran es = 0 oC.
 
Catatan :
  Dalam kehidupan sehar‐hari, semua es batu akan mencair karena udara juga ikut2an
menyumbang kalor. Untuk contoh soal di atas, kita menganggap campuran berada dalam
sistem tertutup, sehingga suhu akhir akan tetap seperti itu.
 
Contoh soal 2 :
  Massa teh panas = 0,4 kg, massa es batu = 0,2 kg. Anggap saja suhu es batu = ‐10 oC,
sedangkan suhu si teh panas = 90 oC. Jika keduanya dicampur, berapakah suhu akhir
campuran ? anggap saja campuran berada dalam sistem tertutup
  Kalor jenis (c) air = 4180 J/kg oC
Kalor jenis (c) es = 2100 J/kg oC
Kalor Lebur (LF) air = 334 x 103 J/Kg
 

17
Langkah pertama : Perkirakan keadaan akhir
a. Kalor yang harus dilepaskan oleh air untuk menurunkan suhu 0,4 kg teh panas, dari
90 oC sampai 0 oC
  Q lepas = m.c.ΔT
Q lepas = (0,4 kg) (4180 J/Kg oC) (90 oC – 0 oC)
Q lepas = (0,4 kg) (4180 J/Kg oC) (90 oC)
Q lepas = 150.480 Joule = 150,48 kJ
 
b. Kalor yang diterima oleh 0,2 kg es batu untuk menaikan suhunya dari ‐10 oC sampai 0
o
C
  Q terima = m.c.ΔT
  Q terima = (0,2 kg) (2100 J/Kg oC) (0 oC – (‐10 oC))
  Q terima = (0,2 kg) (2100 J/Kg oC) (10 oC)
  Q terima = 4200 Joule = 4,2 kJ
 
c. Kalor yang diperlukan untuk meleburkan 0,2 kg es batu (Kalor yang diperlukan untuk
mengubah semua es batu menjadi air)
  Q lebur = mLF
  Q lebur = (0,2 kg) (334 x 103 J/Kg)
Q lebur = 66,8 x 103 Joule = 66,8 kJ
 
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut :
  Q lepas = 150,48 kJ
  Q terima = 4,2 kJ
  Q lebur = 66,8 kJ
 
Ketika teh panas melepaskan kalor sebanyak 150,48 kJ, suhu teh panas berubah dari
90 oC menjadi 0 oC. Sebagian kalor yang dilepaskan (sekitar 4,2 kJ) dipakai untuk menaikkan
suhu es batu dari ‐10 oC sampai 0 oC.
150,48 kJ – 4,2 kJ = 146,28 kJ. Kalor yang tersisa = 146,28 kJ
 

18
Nah, kalor yang diperlukan untuk meleburkan semua es batu menjadi air hanya
sebesar 66,8 kJ. 146,28 kJ – 66,8 kJ = 79,48 kJ. Ternyata kelebihan 79,48 kJ. Teh panas tidak
perlu melepaskan semua kalor hingga suhunya berkurang menjadi 0oC. Kesimpulannya :
suhu akhir campuran pasti lebih besar dari 0 oC.
 
Langkah Kedua : Menentukan suhu akhir (T)
a. Kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu es batu dari ‐10 oC sampai 0 oC =
4200 Joule
b. Kalor yang diperlukan untuk meleburkan semua es batu menjadi air alias kalor
laten = 66.800 Joule
c. Kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu air (air hasil peleburan semua es
batu) dari 0 oC sampai T = ( massa es batu)(kalor jenis air)(T – 0 oC) = (0,2 kg)
(4180 J/Kg oC) (T) = (836 T)J/ oC
d. Kalor yang dilepaskan oleh teh hangat untuk menurunkan suhunya dari 90 oC
sampai T = ( massa air panas)(kalor jenis air)
(90 oC – T) = (0,4 kg) (4180 J/Kg oC)
(90 oC – T) = 1672 J/ oC (90 oC – T)
= 150.480 J –(1672 T) J/ oC

 4200 J + 66.800 J + (836 T) J/ oC = 150.480 J – (1672 T) J/ oC


71000 J + (836 T) J/ oC = 150.480 J – (1672 T) J/ oC
(836 T) J/ oC + (1672 T) J/ oC = 150.480 J – 71.000 J

(2508 T) J/ oC = 79.480 J
2508 T = 79.480J /J/ oC
79.480 J
  2508 T =
J /o C
2508 T = 79.480 oC
T = 79.480 / 2508 oC
T = 31,7 oC
Suhu akhir = 31,7 oC

19
 REFERENSI :

 Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
 Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
 Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (terjemahan), Jakarta :
Penebit Erlangga
 Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),
Jakarta : Penerbit Erlangga
 Wikipedia Indonesia,
 Wikibook indonesia

20

You might also like