You are on page 1of 2

DIBALIK SIFAT KONSUMTIF DAN JIWA HEDONISME MASYARAKAT INDONESIA

Orang Indonesia belakangan ini terkenal dengan perilaku konsumtif dan hedonis. Fakta dan data
menunjukan bahwa tingkat penggunaan mobil mewah di Indonesia cukup tinggi. Beberapa mobil
mewah dengan harga milyaran laku terjual di Indonesia. Fenomena yang paling dekat dengan
kita adalah tingkat permintaan pasar terhadap ponsel canggih. Saat ini, Indonesia telah masuk
menjadi kelompok negara dengan pengguna BB yang sangat banyak. Dilansir di beberapa
sumber, Indonesia berada di posisi ke dua di bawah Amerika.

Apakah perilaku ini murni akibat dari hasrat konsumtif dan jiwa hedonis masyarakat Indonesia?
Lalu darimana lahirnya perilaku ini? Apakah ada kaitannya dengan sejarah, sosiologi, kultur dan
budaya bangsa? Atau memang ini merupakan racun dari kekuatan media dan propaganda bangsa
asing? Banyak sekali variabel yang bisa kita tarik untuk mengurai asal muasal perilaku ini.
Namun saya coba membahas dari satu sudut pandang saja.

Hemat saya, alasan penggunaan mobil mewah, barang bermerek tinggi, komputer berkelas,
hingga telepon genggam canggih bukanlah semata karena kebutuhan akan fungsionalitas dan
kualitas dari benda tersebut. Satu hal yang merupakan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia
adalah jiwa sosial yang tinggi, sehingga benda-benda tersebut juga digunakan sebagai parameter
indikasi dari “kasta” yang terbangun di masyarakat. Semakin mahal barang yang ia miliki, maka
semakin terpandang ia di masyarakat. Jenis handphone yang kita pakai saat ini akan menjadi
tolak ukur golongan mana kita berada. Apakah golongan ikan teri yang cuma menggunakan
handphone murahan, golongan ingin dilihat gaul tapi tidak cukup finansial dengan handphone
imitasi, atau termasuk golongan eksis dan uptodate dengan fasilitas internet 24 jam full, dan
mungkin bisa saja golongan orang-orang hitech dengan handphone kelewat canggih.

Di Eropa, handphone sendiri dibeli berdasarkan fungsi dan kebutuhan akan fungsi tersebut.
Banyak masyarakat di sana yang menggunakan handphone monochrome yang tidak berkamera,
tidak ber3G, tidak ada wiFi, dll. Mereka cuma butuh fungsionalitas produk. Sedangkan bagi
masyarakat Indonesia. Jenis Handphone menentukan bagaimana orang memandang dan
menghargai kita (dan tentu saja bagi orang Indonesia penghargaan dan perilaku ini sangat
penting).

Selain kita ingin mendapatkan status sosial, orang Indonesia juga memiliki rasa kekeluargaan
dan jiwa sosial yang tinggi. Melejitnya pengguna handphone dengan layanan 24 jam internet
bukanlah dilatarbelakangi hanya oleh kebutuhan akan fasilitas tersebut yang berbanding lurus
dengan produktifitas kerjanya, namun juga kebutuhan akan kedekatan sosial, komunikasi, dan
pengakuan. Orang Indonesia sejatinya sangat senang berkomunikasi, berinteraksi, dan utamanya
dihargai. Dengan fasilitas internet 24 jam dan suport dari situs jejaring sosial, makan handphone
dirasa sangat penting sebagai bagian dari aktualisasi kita di masyarakat kita yang memiliki jiwa
sosial dan keinginan untuk diperhatikan yang tinggi.

Mungkin ini baru satu pandangan mengenai ledakan pengguna blackberry, mobil mewah, dan
barang-barang lainnya oleh masyarakat Indonesia. Analisis ini murni pendapat saya pribadi yang
tidak bermaksud menjatuhkan atau meninggikan suatu perilaku. Saya hanya mencoba memahami
latar belakang dibalik perilaku dan fenomena yang ada. Mungkin jika ada pandangan lain bisa
dibagi di sini.

You might also like