You are on page 1of 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jambu biji (Psidium guajava Linn) tumbuh alami di daerah tropis Amerika yang
mudah dijumpai di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Tanaman ini sangat adaptif dan
dapat tumbuh tanpa pemeliharaan, tumbuh di daerah tropis hingga ketinggian 1.500 m di
atas permukaan laut (dpl), pada berbagai kondisi iklim dan tanah. Di Jawa tumbuh pada
daerah elevasi 1-1.200 m dpl, sering ditanam sebagai tanaman buah, sangat sering hidup
alamiah di tepi hutan dan padang rumput (Cahyadi, 2005). Jambu klutuk termasuk jenis
buah-buahan tropika, berasal dari benua Amerika selatan sebagai tumbuhan liar. Buah ini
pertama ditemukan oleh Gonzalo Hernadez de Oveido, orang Spanyol. Orang-orang
Spanyol sebagai penjajah membawa jambu batu ke benua Amerika selatan kemudian
menyeberang ke Lautan Pasifik, Filipina pada tahun 1526. Dari sini, jambu biji disebarkan
ke Asia Tenggara dan Asia Timur serta India oleh para pengembara Portugis awal abad
ke-17. Saat ini, jambu batu dibudidayakan secara intensif oleh Malaysia, Brazil, India, Haiti,
Jamaika, dan Kenya. Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak,
batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan.
Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun berambut halus, permukaan
atas daun licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal
membulat, tepi rata, agak melekuk keatas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-
6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3
bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna
hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak,
berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak megumpul ditengah, kecil-
kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan (PRSSI,2004). Jambu biji (Psidium guajava L.),
Suku: Myrtaceae adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris
disebut Lamba guava. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki atau jambu
batu. Jambu biji mempunyai rasa dan aroma yang khas disebabkan oleh adanya senyawa
eugenol (Al-nassa'I, 2005). Sejak sejak lama, bahkan sebelum diketahui kandungannya,
jambu biji yang pernah mendapatkan julukan sebagai “ the poor man's apple of the tropics
” sudah dikenal sebagai obat. Diantaranya untuk menyembuhkan radang usus besar,
diare, disentri, menghilangkan infeksi, dan obat untuk menghentikan pendarahan. Di
pedesaan, tumbukan daun jambu biji juga digunakan sebagai obat luka karena cidera dan
luka karena perdarahan serta bisul-bisul. Akar dan kulit batang jambu biji dapat digunakan
sebagai decoct atau infusum, obat diare, atau gastroenteritis (radang selaput lendir
lambung dan usus) terutama pada anak-anak. Sementara batangnya digunakan sebagai
obat sariawan. Semua organ tumbuhan ini mengandung banyak senyawa fenolik, di
samping itu ditemukan pula golongan triterpen. Daun, kulit batang dan buah jambu biji
mengandung tannin, namun buah muda kurang tepat digunakan sebagai sumber tannin
karena kadarnya relatif kecil. Hasil skrining fitokimia Psidium guajava yang tumbuh di
Indonesia ditemukan tannin, minyak atsiri, flavonoid, dan kemungkinan senyawa golongan
arbutin. Tanin yang bersifat astringent yang bermanfaat sebagai anti diare dan mengurangi
kontraksi usus sehingga menghentikan diare selain itu daunnya mengandung minyak atsiri
(zat avikularin dan guaijaverin yang sifatnya anti bakteri), damar, garam mineral dan zat
samak (psiditanin). Buah jambu klutuk banyak mengandung vitamin C sehingga membantu
penyembuhan penyakit. Selain itu buahnya juga mengandung zat-zat : asam amino
(triptofan, lisin), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A dan B1. Kandungan pektinnya
dapat menurunkan kolesterol. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin
A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram
- Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.
Saat ini ketika semakin merebaknya wabah penyakit demam berdarah akibat virus dengue,
jambu biji ikut ambil bagian sebagai alternative obatnya. Ekstrak daun jambu biji diprediksi
dapat menjadi obat penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal itu juga sudah dijelaskan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) H. Sampurno. Badan POM
mendapat kesimpulan bahwa daun tersebut telah bisa dibuktikan dapat menghambat
pertumbuhan virus berinti RNA. Termasuk di dalamnya,virus DBD. Selain itu, ekstrak daun
jambu biji bisa meningkatkan/mempercepat jumlah trombosit tanpa efek samping, selain
meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu dalam kurun waktu delapan jam, juga
mempengaruhi aktivitas sistem komplemen (Tumor Necrosis Factor) TNF alpha, Th 1, dan
interleokin, meskipun masih diperlukan pengujian yang lebih cermat (Ibnudin, 2004).
Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian
ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme
kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-
Alfa olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas
pembuluh darah. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), daun dan
buahnya jambu biji (Psidium guajava.L) bermanfaat sebagai obat demam berdarah karena
dapat meningkatkan kadar trombosit darah sehingga dapat sebagai obat demam berdarah
yang potensial serta daunnya yang dapat digunakan sebagai antidiare. Jambu biji kini
memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan sebagai bahan baku industri fitofarmaka.
Rumusan Masalah Jambu biji sebagai tumbuhan yang memiliki banyak manfaat
diantaranya daunnya yang berfungsi sebagai obat antidiare dan meningkatkan jumlah
trombosit darah yang berguna sebagai obat untuk demam berdarah. Dalam pengobatan di
perlukan formulasi daun jambu biji yang sesuai guna meningkatkan keefisienan dan
kemudahan yang menunjang aktivitasnya. Karenanya diperlukan pengemasan ekstrak
dalam suatu formulasi daun jambu biji yang sesuai. Sebagai alternative obat yang
potensial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat formulasi daun jambu biji ini
kemudian dapat dikembangkan sebagai produk fitofarmaka.

http://inilahaulia.blogspot.com/2010/05/bab-i-pendahuluan-latar-belakang-jambu.html
DAFTAR PUSTAKA

1) Pusat Informasi Pertanian, Trubus Kumpulan Kliping Jambu Biji: Jenis dan
Manfaat Budidaya Panen dan Pasca Panen. Jakarta: 1993. 108p: gamb.
2) Rahardi F.; Rina Nirwan S. dan Iman Satyawibawa Agribisnis tanaman
perkebunan. Jakarta: Penebar Swadaya, 1994. Vi + 67p; ilus.; 21 p
3) Ensiklopedi nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1989. Jilid 7: hal 325
JAMBU BIJI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK PADA MATA KULIAH

BERFIKIR DAN MENULIS ILMIAH

H
KELOMPOK:

DEVIAWATI 2008.02.0007

HURAINAH 2008.02.0015

MUNAWARAH 2008.02.0025

DOSEN : RISA ASTALINA, SP

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

(STIPER) AMUNTAI

TAHUN AKADEMIK 2010/2011

You might also like