You are on page 1of 11

BUDIDAYA KAILAN (Brassica oleracea)

SECARA AEROPONIK

Oleh :
Antoni Derry Pradana Putra
H0709010
Agroteknologi A

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
I. PENDAHULUAN

Tanaman kailan (Brassica oleraceae Var. Acephala) merupakan salah


satujenis sayuran famili kubis-kubisan (Brassicaceae) yang diduga berasal dari
negeri China. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke -17, namun sayuran ini
sudah cukup populer dan diminati di kalangan masyarakat ( Darmawan, 2009).

Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran daun, dimana rasanya enak
serta mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh manusia, seperti protein,
mineral dan vitamin. Kandungan gizi serta rasanya yang enak, membuat kailan
menjadi salah satu produk pertanian yang diminati masyarakat, sehingga
mempunyai potensi serta nilai komersial tinggi.

Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram kailan.

Zat Kadar % AKG*

Energi (kkal) 22 1

Total karbohidrat (g) 3,8 1

Serat pangan (g) 2,5 10

Protein (g) 1,1 1,8

Total lemak (g) 0,7 1

Vitamin A (IU) 1.638 33

Vitamin C (mg) 28,2 31

Vitamin E (mg) 0,5 2

Vitamin K (mkg) 84,8 141

Asam folat (mkg) 99 25

Kalsium (mg) 100 10

(Widadi, 2003).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006,
produksi tanaman kubis-kubisan khususnya kailan mengalami penurunan dari
rata-rata produksi 287,30 kw/ha tahun 2005 menjadi 253,70 kw/ha. Menurunnya
produksi sayuran tersebut disebabkan belum adanya penerapan teknik budidaya
yang baik khususnya di kalangan petani. Penurunan produksi tersebut juga diikuti
dengan terjadinya penurunan luas lahan panen dari 5.897 ha pada tahun 2005
menjadi 5.461 ha pada tahun 2006. Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan
suatu usaha untuk meningkatkan kembali produksi kailan .

Salah satu metode yang kini mulai marak digunakan dalam budidaya
kailan adalah dengan metode aeroponik. Metode aeroponik merupakan metode
hidroponik dimana unsur hara diberikan secara berkala dalam bentuk semprotan
air. Akar tanaman dibiarkan bebas menggantung dan tidak terendam unsur hara
demi maksimalnya suplai udara. Metode aeroponik memiliki banyak keunggulan
jika dibandingkan dengan metode hidroponik lainnya, antara lain tersedianya
oksigen yang melimpah sehingga proses respirasi optimal dan mampu memacu
pertumbuhan tanaman.

II. ISI

A. Persiapan Tempat

Tempat pelaksanaan metode aroponik merupakan faktor yang amat


penting dalam proses budidaya kailan secara aeroponik. Tempat yang paling baik
untuk budidaya ini adalah greenhouse. Penggunaan greenhouse bertujuan untuk
mempermudah pengaturan iklim mikro yang penting bagi pertumbuhan tanaman
serta untuk meminimalisir terjadinya serangan hama penyakit.

Untuk menghemat biaya, greenhouse dapat dibuat menggunakan rangka


bambu. Ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan skala budidaya. Lapisan
atap greenhouse dapat dibuat menggunakan UV plastic, dinding ditutupi paranet
60% atau dapat pula menggunakan kain kassa. Lantai greenhose sebaiknya
diplester dengan beton atau dilapisi dengan plastik terpal untuk menghindari lantai
menjadi becek.
B. Persiapan Sarana dan Prasarana

Kesiapan peralatan amat penting demi lancarnya proses budidaya


hidroponik. Berikut ini daftar peralatan yang diperlukan dalam budidaya kailan
secara aeroponik :

a. Prasarana irigasi

Yang dibutuhkan :

- Tong untuk pekatan nutrisi

- Tandon larutan

- Pralon

- Selang PE

- Bak tanaman

- Pompa air (bertekanan tinggi dan bervolume besar)

- Sprinkler

- Timer

- Genset atau generator

b. Prasarana peralatan

1. EC-meter (electro conductivity, penghantaran listrik)

Merupakan alat untuk mengukur kepekatan hara dalam larutan. Satuan


ukurannya mS atau mmho. Pemakaiannya cukup dicelepkan ke dalam larutan
hara.
2. TDS-meter (Tottal dissolved solutes/solids)

Merupakan jumlah bobot garam-garam yang terlarut. Angka yang tertera


mempunyai satuan ppm. TDS sekitar 700 ppm setara dengan EC 1 mS.
Anjuran angka TDS 640 ppm atau 700 ppm.

3. PH-meter

Cara penggunaan dicelupkan pada larutan nutrisi. Setelah alatnya dipakai


maka harus dicuci dengan airbersih atau aqua destilata sebelum digunakan
untuk menera larutan lain.

4. Oksigen-meter

Sebenarnya oksigenasi pada aeroponik tidak menimbulkan masalah karena


butiran kabut yang halus akan merambah oksigen yang berada diudara
sehingga pada saat akar menyerap larutan hara, oksigen terlarut telah
mencukupi. Namun beberapa pekebun tetap menginginkan pengukuran kadar
oksigen pada larutan. Pengukuran oksigen terlarut yang paling tepat ialah
pada zona perakaran tetapi karena harus dicelupkan maka pengukurannya
dilakukan dalam tandon larutan hara.

5. Higrometer

Kelembaban optimal adalah 70%. Higrometer dipasang ditengah pertanaman


sekitar 30 cm diatas tajuk tanaman. Dengan demikian kelembaban yang
tercatat merupakan kelembaban di sekitar tajuk tanaman. Dengan peletakan
tersebut, angka RH-nya mudah terlihat dari kejauhan sehingga kita dapat cepat
bertindak bila terjadi penyimpangan.

6. Termometer

Alat pengukur suhu atau temperatur kadang disatukan dengan higrometer


sehingga pengamatannya hanya sekali. Suhu udara optimum sekitar 250C
untuk sayuran daun yang dibudidayakan secara aeroponik. Suhu tersebut
sebenarnya lebih disesuaikan dengan jenis tanamannya. Karena pada
umumnya jenis sayuran yang dibudidayakan berasal dari negeri beriklim
sedang.

c. Sarana produksi

Komponen sarana produksi yaitu komponen yang hanya sekali pakai habis,
seperti benih, media semai, pupuk dan pestisida. Pupuk yang digunakan dapat
diramu sendiri atau dibeli. Pupuk yang lazim digunakan adalah berupa larutan
AB mix. Perusahaan besar biasanya meramu sendiri berdasarkan rumus
tertentu sehingga lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan keadaan cuaca
maupun iklim.

C. Budidaya kailan

a. Pembibitan

1. Wadah Semai

Wadah semai dapat berupa nampan plastik yang ukurannya dapat


disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang diperlukan. Jarak tanam benih 1 cm x
1 cm. Dalam satu lubang dimasukkan 1 benih.

2. Media Semai

Media semai dapat berupa arang sekam, bubuk sabut kelapa, kompos dan
tanah gembur. Tebal media di nampan semai sekitar 4 cm dianggap cukup
untuk berbagai perakaran anak semai sayuran.

3. Penanaman Benih

Benih ditanam dalam barisan dan diatasnya ditutupi dengan arang sekam
setebal 0,5 cm untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan sehari satu
kali dan ditempatkan pada tempat yang teduh.
4. Perawatan Pesemaian

Cahaya harus cukup karena bila bibit kurang cahaya akan pucat, lemah
dan sering mati. Pupuk yang digunakan mempunyai EC 1 – 1,2 mS atau setara
dengan 1 g/l air. Dalam waktu 10-14 hari, anak semai sudak layak untuk
dipindah tanamkan. Sehari menjelang pindah tanam di semprot dengan
fungisida dan insektisida.

5. Pindah-tanam Anak Semai ke Lapangan

Anak semai yang akan dipindahtanamkan dicabut dari nampan, dicuci dan
dibersihkan dari arang sekam.Hipokotil, bagian antara kotil diatas dengan
pangkal akar dibungkus dengan sepotng rockwool atau busa. Waktu antara
pencabutan hingga pindah tanam di lapangan hendaknya dilakukan dengan
secepatnya, karena anak semai peka dengan kekeringan.

b. Perawatan

Perawatan merupakan tahapan paling penting dalam suatu proses budidaya


kailan secara aeroponik. Beberapa perawatan yang mesti dilakukan antara lain :

1. Penyiraman

Merupakan perawatan paling vital dalam suatu budidaya aeroponik.


Penyemprotan dilakukan secara otomatis menggunakan sprayer dan pompa.
Waktu pemberian larutan nutrisi dapat disesuaikan dengan kondisi iklim dan
cuaca tempat budidaya dilakukan. Namun yang perlu diperhatikan adalah
kondisi kelembaban akar. Akar kailan tidak boleh sampai kering karena dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman kailan.

2. Pemberantasan Hama Penyakit

Hama dan penyakit merupakan hal yang hampir tak dapat dipisahkan
dalam suatu budidaya tanaman. Dalam metode aeroponik keberadaan hama dan
penyakit dapat diminimalisir dengan pemakaian greenhouse. Namun demikian
kesiapsiagaan tetap diperlukan demi tercapainya hasil bududaya yang optimal.
Hama yang sering menyerang kailan adalah berupa serangga, ulat, serta
beberapa jenis gastropoda seperti siput dan bekicot. Sedangkan penyakit yang
lazim dijumpai adalah busuk batang dan busuk daun. Pemberantasan hama
penyakit dapat dilakukan dengan cara manual, yakni dengan menyingkirkan
organisme pengganggu tersebut. Pencabutan daun yang terinfeksi juga dapat
dilakukan demi mencegah menyebarnya serangan hama penyakit.

c. Pemanenan

Pemanenan kailan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 35 hari setelah


tanam dengan kriteria panen: daun berukuran lebih kecil muai muncul pada
bagian atas tanaman daun bagian bawah mulai menguning. Pemanenan kailan
secara aeroponik cukup dengan mencabut tanaman kailan dari styrofoam yang
digunakan. Setelah proses pemanenan tanaman siap memasuki tahap pasca
panen.

d. Pasca Panen

Penanganan pasca panen merupakan tahapan yang tak kalah penting demi
tercapainya keuntungan secara ekonomis dari suatu budidaya tanaman.
Penanganan yang lazim digunakan untuk kailan adalah

1. Grading

Merupakan metode pasca panen untuk memilah kailan berdasarkan


kualitas tanaman. Kualitas terbaik tentu memiliki harga yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kailan kualitas menengah dan kailan kualitas
rendah. Parameter kualitas kailan dapat dilihat dari segi ukuran, warna,
serta kemulusan produk (tidak berlubang-lubang).

Kailan kualitas terbaik akan ditujukan untuk konsumsi hotel-hotel,


supermarket, dan sebagainya. Kailan kualitas menengah umunya ditujukan
untuk rumah makan, usaha catering, dan sebagainya. Sedangkan kualitas
rendah akan dilepas untuk masyarakat umum melalui pasar-pasar
tradisional.
2. Crisping

Crisping merupakan metode untuk mempertahankan mutu kesegaran


sayuran dan buah yang mudah dilakukan, selain itu biayanya pun realtif
lebih murah dibandingkan dengan metode lainnya yang dijelaskan diatas.
Sehingga Metode Crisping dapat menjadi solusi penanganan pasca panen
sayuran dan buah bagi petani atau pedagang yang memiliki keterbatasan
modal. Selain itu, penerapan metode ini tetap menguntungakan, baik
digunakan untuk komoditas yang bernilai ekonomi tinggi maupun yang
memiliki nilai ekomomi rendah

Proses crisping yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu tahap
pertama, perendaman dengan air pada suhu diatas suhu kamar tetapi
dibawah suhu kritis (30 – 45 oC), dengan waktu perendaman tertentu. Tahap
kedua adalah pendinginan pada suhu dibawah 5oC.

III. KESIMPULAN

Dari makalah budidaya kalian secara aeroponik yang telah disusun dapat
diambil kesimpulan antara lain :

• Tanaman kailan (Brassica oleraceae Var. Acephala) merupakan


salah satujenis sayuran famili kubis-kubisan (Brassicaceae).

• Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran daun, dimana


rasanya enak serta mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan
tubuh manusia, seperti protein, mineral dan vitamin.

• Metode aeroponik merupakan metode hidroponik dimana unsur


hara diberikan secara berkala dalam bentuk semprotan air.
• Metode aeroponik memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan
dengan metode hidroponik lainnya, antara lain tersedianya oksigen
yang melimpah sehingga proses respirasi optimal dan mampu
memacu pertumbuhan tanaman.

• Tempat yang paling baik untuk budidaya ini adalah greenhouse.

• Penggunaan greenhouse bertujuan untuk mempermudah


pengaturan iklim mikro yang penting bagi pertumbuhan tanaman
serta untuk meminimalisir terjadinya serangan hama penyakit.

• Proses budidaya kailan secara aeroponik meliputi pembibitan,


perawatan, serta perlakuan pasca panen.

• Grading penting dilakukan untuk meningkatkan hasil dari budidaya


secara ekonomis.

• Crisping penting dilakukan untuk menjaga sayuran tetap segar dan


tahan lama.
TINJAUAN PUSTAKA

Arif, A. 1990. HORTIKULTURA. Andi Ofset, Jakarta

Darmawan. 2009. Kailan dan Budidayanya. Penebar Swadaya. Jakarta

Sutiyoso, Y. 2003. Aeroponik Sayuran. Budidaya dengan Sistem Pengabutan.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Tindal. 1983. Comercial Vegetable Crop . tata MC. Publishing Company. Ltd.
New York

Widadi. 2003. Food Nutrition. Erlangga. Jakarta

You might also like