Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Pecandu alkohol sering mengalami keracunan alkohol, bahkan hampir setiap hari.
Keadaan mabuk dapat menghancurkan hubungan keluarga dan hubungan sosial;
pernikahan seringkali berakhir dengan perceraian.
Terlalu sering bolos kerja bisa menyebabkan pecandu kehilangan pekerjaannya.
Pecandu alkohol tidak dapat mengatur perilakunya, cenderung untuk menyetir di saat
mabuk, dan menderita cedera fisik karena terjatuh, berkelahi atau kecelakaan kendaraan
bermotor.
Beberapa pecandu alkohol juga dapat menjadi kasar/bengis.
PENYEBAB
Penyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara pasti, namun
penggunaan alkohol bukan satu satunya faktor penyebab.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa orang yang beresiko menjadi alkoholik tidak
mudah mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek yang
ditimbulkan oleh alkohol.
Selain kemungkinan kelainan genetik, latar belakang dan kepribadian tertentu dapat
menjadi faktor pendukung seseorang menjadi pecandu.
Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan dari mereka yang hubungan dengan
orang tuanya kurang harmonis.
Pecandu alkohol cenderung merasa terisolasi, sendiri, malu, depresi atau bermusuhan.
Mereka biasa memamerkan perilaku perusakan diri, dan mungkin secara seksual tidak
dewasa.
Meskipun demikian, penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sangat umum sehingga
pecandu mudah dikenali diantara orang-orang dengan berbagai kepribadian.
GEJALA
Efek biologis
Alkohol dengan cepat diserap dari usus halus ke dalam peredaran darah.
Penyerapan alkohol terjadi lebih cepat dibandingkan metabolisme dan pembuangannya
dari tubuh, sehingga kadar alkohol dalam darah meningkat dengan cepat.
Sejumlah kecil alkohol dalam darah dibuang ke dalam air kemih, keringat dan udara
pernafasan.
Sebagian besar alkohol dimetabolisme di hati dan menghasilkan sekitar 210 kalori/100
gram (7 kalori per mililiter) dari alkohol murni yang diminum.
Alkohol segera menekan fungsi otak; seberapa beratnya tergantung kepada kadarnya di
dalam darah; semakin tinggi kadarnya, semakin berat gangguan yang terjadi.
Kadar alkohol dapat diukur dalam darah atau dapat diperkirakan dengan mengukur
jumlahnya dalam contoh udara yang dihembuskan.
Penggunaan alkohol jangka jumlah yang berlebihan bisa merusak berbagai organ di
tubuh, terutama hati, otak dan jantung.
Alkohol cenderung menyebabkan toleransi, sehingga seseorang yang secara teratur
minum lebih dari 2 gelas alkohol/hari, bisa mengkonsumsi alkohol lebih banyak daripada
non-alkoholik, tanpa mengalami intoksikasi.
Pecandu alkohol juga dapat menjadi toleransi terhadap obat-obatan anti-depresi lainnya.
Sebagai contoh, pecandu yang minum barbiturat/benzodiazepin biasanya membutuhkan
dosis yang lebih besar untuk memperoleh efek pengobatannya.
Bila seorang pecandu tiba-tiba berhenti minum, akan terjadi gejala putus obat.
Sindroma putus obat alkohol biasanya dimulai dalam 12-48 jam setelah seseorang
berhenti meminum alkohol.
Jika tidak diobati, gejala putus alkohol dapat menyebabkan sekumpulan gejala yang lebih
serius yang disebut Delirium Tremens (DTs).
DTs biasanya tidak segera terjadi, tetapi muncul sekitar 2-10 hari setelah berhenti minum.
Pada DTs, pecandu pada awalnya merasakan cemas, kemudian terjadi kebingungan, sulit
tidur, mimpi buruk, keringat berlebihan dan depresi berat.
Denyut nadi cenderung menjadi lebih cepat.
Bisa terjadi demam.
Episode ini bisa meningkat menjadi halusinasi, ilusi yang menimbulkan rasa takut dan
gelisah dan disorientasi terhadap halusinasi lihat yang menimbulkan teror.
Benda yang terlihat dalam cahaya terang menimbulkan rasa takut.
Pada akhirnya, penderita menjadi sangat kebingungan dan mengalami disorientasi berat.
Penderita DTs kadang merasa lantai bergerak, dinding roboh dan ruangan berputar.
Tangan menjadi gemetar yang kadang menjalar ke kepala dan seluruh tubuh, dan
sebagian besar penderita menjadi sangat tidak terkoordinasi.
DTs bisa berakibat fatal, apalagi jika tidak diobat.
Masalah lainnya secara langsung berhubungan dengan efek racun dari alkohol terhadap
otak dan hati.
Kerusakan hati karena alkohol menyebabkan hati tidak mampu membuang bahan-bahan
racun dari dalam tubuh sehingga menyebabkan koma hepatikum.
Pecandu yang mengalami koma hepatikum, tampak mengantuk, setengah sadar dan
kebingungan, dan biasanya tangannya gemetar.
Koma hepatikum bisa berakibat fatal dan harus segera diobati.
Sindroma Korsakoff (Psikosa Amnesik Korsakoff) biasanya terjadi pada pecandu yang
meminum sejumlah besar alkohol secara rutin, terutama yang mengalami malnutrisi
(kurang gizi) dan kekurangan vitamin B (terutama tiamin).
Penderita mengalami kehilangan ingatan jangka pendeknya.
Ingatannya sangat buruk sehingga penderita sering mengarang-ngarang cerita untuk
menutupi kemampuan ingatnnya yang berkurang.
Sindroma Korsakoff kadang terjadi setelah serangan DTs.
Pada wanita hamil, riwayat penggunaan alkohol yang berat dan menahun, dapat
dihubungkan dengan cacat lahir yang berat pada janin yang sedang tumbuh.
Bayi akan lahir dengan berat yang rendah, tubuh yang pendek, ukuran kepala yang kecil,
kerusakan jantung, kerusakan otot dan tingkat kecerdasan yang rendah atau
keterbelakangan mental.
Pada peminum ringan, kelainan tersebut tidak akan terjadi.
PENGOBATAN
Alkoholik yang menderita gejala putus obat biasanya mengobati dirinya dengan
meminum lagi.
Beberapa penderita mencari penyelesaian medis karena mereka tidak ingin berlanjut
minum minuman keras atau karena gejala putus obatnya terlalu berat.
Pada kasus ini, pertama-tama diperiksa kemungkinan cedera kepala yang terjadi karena
komplikasinya.
Kemudian digambarkan jenis gejala putus obatnya, ditentukan berapa banyak seseorang
biasanya minum dan dicari tahu kapan terakhir minum.
Karena kekurangan vitamin menyebabkan gejala putus obat yang mengancam jiwa, maka
dokter unit gawat darurat biasanya memberikan memberikan vitamin B kompleks
(terutama tiamin) dan vitamin C dosis besar lewat infus.
Cairan infus, magnesium dan glukosa sering diberikan untuk mencegah beberapa gejala
putus obat dan untuk menghindari dehidrasi.
DTs bisa berakibat fatal dan diobati dengan lebih agresif untuk mengendalikan demam
tinggi dan agitasi yang berat.
Biasanya diperlukan cairan infus, obat penurun panas (seperti asetaminofen), obat
penenang dan pengawasan yang ketat.
Dengan pengobatan tersebut, DTs biasanya akan menghilang dalam waktu 12-24 jam
setelah timbulnya gejala.
Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program detoksikasi dan rehabilitasi harus
dimulai.
Pada tahap pertama pengobatan, alkohol sama sekali tidak digunakan.
Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya.
Tanpa bantuan, sebagian besar pecandu akan kambuh dalam beberapa hari atau beberapa
minggu.
Pengobatan kelompok dipercaya lebih baik dari pada penyuluhan dari orang ke orang,
tetapi pengobatannya harus disesuaikan dengan individu pecandu.
Dukungan dari anggota keluarga sangat diperlukan.
Terapi obat-obatan
Asetaldehid merupakan racun dan menyebabkan kemerahan pada wajah, sakit kepala
berdenyut, denyut jantung yang cepat, pernafasan cepat dan berkeringat dalam waktu 5-
15 menit seteleh minum alkohol.
30-60 menit kemudian terjadi mual dan muntah-muntah.
Reaksi ini terjadi selama 1-3 jam.
Timbulnya reaksi tersebut (karena minum alkohol setelah menelan disulfiram), sangat
menyiksa, sehingga pecandu memilih menghindari alkohol.
Alkoholik yang baru pulih, tidak dapat langsung mengkonsumsi disulfiram setelah
berhenti minum alkohol; obat ini hanya diminum setelah beberapa hari tidak minum
alkohol.
Disulfiram bisa mempengaruhi metabolisme alkohol sampai 3-7 hari setelah dosis
terakhir obat ini.
Hati (Hepar)
Hati merupakan organ terbesar, terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen. Hati
melakukan banyak fungsi penting dan berbeda-beda dan tergantung pada sistem darahnya
yang unik dan sel-selnya yang sangat khusus.
Hati tertutupi kapsul fibroelastik berupa kapsul glisson. Kapsul glisson berisi pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan saraf. Hati terbagi menjadi lobus kanan dan lobus kiri. Tiap
lobus tersusun atas unit-unit kecil yang disebut lobulus. Lobulus terdiri sel-sel hati,
disebut hepatosit yang menyatu dalam lempeng. Hepatosit dan jaringan hati mudah
mengalami regenerasi.
Hati menerima darah dari 2 sumber, yaitu arteri hepatika (banyak mengandung oksigen)
yang mengalirkan darah ±500 ml/mnt dan vena porta (kurang kandungan oksigen tapi
kaya zat gizi, dan mungkin berisi zat toksik dan bakteri) yang menerima darah dari
lambung, usus, pankreas dan limpa; mengalirkan darah ±1000 ml/mnt. Kedua sumber
tersebut mengalir ke kapiler hati yang disebut sinusoid lalu diteruskan ke vena sentralis
ditiap lobulus. Dan dari semua lobulus ke vena hepatika berlanjut ke vena kava inferior.
Tekanan darah di sistem porta hepatika sangat rendah, ±3 mmHg dan di vena kava
hampir 0 mmHg. Karena tidak ada resistensi aliran melalui vena porta dan vena kava
sehingga darah mudah masuk dan keluar hati.
Hati menjalankan berbagai macam fungsi terutama metabolisme, baik anabolisme atau
katabolisme molekul-molekul makanan dasar (gula, asam lemak, asam amino) dilakukan
oleh sel-sel hati.
Fungsi Hati:
1. Sel Hepar (hepatosit) terdiri 60% massa hepar, bertanggung jawab untuk konjugasi
bilirubin dan ekskresi kedalam saluran empedu
2. Hepar merupakan tempat aktivitas metabolic bagi karbohidrat, protein, dan lipid
3. Hepar mendetoksikasi banyak produk metabolic, obat, toksin sebelum
diekskresikan ke dalam urin. Proses detoksikasi melibatkan perubahan kimia, dan
atau konjugasi terutama dengan asam glukuronat, glisin atau sulfat.
4. Hepar menyimpan berbagai senyawa, termasuk besi, vitamin A, dan vitamin B₁₂.
5. Sel-sel Kupffer mengambil bagian dalam semua aktivitas sistem retikulo
endothelial (RES).
Koenzim lain pada metabolisme alkohol adalah nikotinamid dinukleotida (NAD) (yang
juga banyak digunakan pada metabolisme, termasuk siklus kreb untuk memetabolisasi
zat-zst gizi, pembentukan ATP, dan glkoneogenesis). Tanpa NAD, dapat terjadi
hipoglikemi dan penimbunan asam laktat. Hipoglikemi biasa terjadi pada alkoholik yang
kekurangan gizi dan penimbunan asam laktat dapat menyebabkan gout (peningkatan
asam laktat mengurangi ekskresi asam urat oleh ginjal)
Biotransformasi Hormon
Hati memodifikasi atau membuat banyak hormon menjadi tidak aktif. Hormon steroid
(kortisol, estrogen, progesteron, testosteron, dan aldosteron) diolah hati menjadi larut air
sehingga lebih mudah diekskresikan (apabila menumpuk, bisa tertimbun dalam tubuh
terutama jaringan lemak). Insulin, glukagon, ADH dibuat tidak aktif atau dideaminasi
oleh protease hati, tiroksin di iodinasi atau diinaktivasi
Fungsi Imunologis
Kapiler-kapiler di hati disebut sinusoid. Aliran darah di sinusoid adalah campuran darah
vena dari vena porta dan darah erteri dari arteri hepatika. Sinusoid dilapisi sel-sel
makrofag fagositik yang disebut sel kupffer yang berfungis sebagai sistem imun
(menyingkirkan bakteri, sel mati, dan benda asing lainnya yang berasal dari darah,
terutama darah porta).
Pemeriksaan Lipid
Posted by Riswanto on Thursday, February 4, 2010
Labels: Tes Kimia Darah
Lipid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air
(hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Komponen lipid utama yang dapat
dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid.
Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam
lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid
yang berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan
keluar dari molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-asam lemak merupakan bahan
untuk konversi menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung
untuk menghasilkan energi.
Asam lemak dapat berasal dari makanan, tetapi juga berasal dari kelebihan glukosa yang
diubah oleh hati dan jaringan lemak menjadi energi yang dapat disimpan. Lebih dari 95%
lemak yang berasal dari makanan adalah trigliserida. Proses pencernaan trigliserida dari
asam lemak dalam diet (eksogenus), dan diantarkan ke aliran darah sebagai kilomikron
(droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu
atau krim pada serum setelah mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya.
Kolesterol berasal dari makanan dan sintesis endogen di dalam tubuh. Sumber kolesterol
dalam makanan seperti kuning telur, susu, daging, lemak (gajih), dan sebaginya terutama
dalam keadaan ester. Dalam usus, ester tersebut kemudian dihidrolisis oleh kolesterol
esterase yang berasal dari pankreas dan kolesterol bebas yang terbentuk diserap oleh
mukosa usus dengan kilomikron sebagai alat transport ke sistem limfatik dan akhirnya ke
sirkulasi vena. Kira-kira 70% kolesterol yang diesterifikasi (dikombinasikan dengan asam
lemak), serta 30% dalam bentuk bebas.
Kolesterol disintesis di hati dan usus serta ditemukan dalam eritrosit, membran sel, dan
otot.
Sebagian besar kolesterol yang dibutuhkan tubuh disintesis dari asetil koenzim A melalui
betahidroksi-betametil glutamil KoA. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan
dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Kolesterol digunakan tubuh untuk
membentuk garam empedu sebagai fasilitator untuk pencernaan lemak dan untuk
pembentukan hormon steroid (misal kortisol, estrogen, androgen) oleh kalenjar adrenal,
ovarium, dan testis.
Fosfolipid, lesitin, sfingomielin, dan sefalin merupakan komponen utama pada membrane
sel dan juga bekerja dalam larutan untuk mengubah tegangan permukaan cairan (misal
aktifitas surfaktan cairan di paru). Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus, serta
dalam jumlah kecil sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta
dalam metabolisme sel dan juga dalam koagulasi darah.
Karena lipid tidak dapat larut dalam air, maka itu memerlukan suatu ‘pengangkut’ agar
bisa masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah suatu protein yang dinamakan
lipoprotein. Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri dari partikel berbagai ukuran yang juga
mengandung kolesterol, trigliserida, fosfolipid, protein dalam jumlah berbeda sehingga
masing-masing lipoprotein memiliki karakteristik densitas yang berbeda. Lipoprotein
terbesar dan paling rendah densitasnya adalah kilomikron, diikuti oleh lipoprotein
densitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah
(low density lipoprotein, LDL), lipoprotein densitas sedang (intermediate density
lipoprotein, IDL), dan lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein, HDL).
Sebagian besar trigliserida pada plasma tidak dalam keadaan puasa terdapat dalam bentuk
kilomikron, sedangkan pada sampel plasma puasa, trigliserida terutama terdapat dalam
bentuk VLDL. Sebagian kolesterol plasma terkandung dalam LDL. Sebagian kecil (15-
25%) kolesterol berada dalam HDL.
Jalur eksogen atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan trigliserida dan
kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan kilomikron ke dalam
limfe dank e aliran darah melalui duktur torasikus. Kilomikron membebaskan trigliserida
ke jaringan adiposa sewaktu beredar dalam sirkulasi. Selain itu, juga mengaktifkan
lipoprotein lipase yang dapat melepaskan asam lemak bebas dari trigliserida sehingga
ukuran kilomikron berkurang menjadi sisa yang akhirnya diserap oleh hati. Asam-asam
lemak yang dikeluarkan pada gilirannya diserap oleh sel otot dan adiposa.
VLDL terutama dibentuk oleh sel hati, sebagian oleh usus. VLDL terutama terdiri dari
trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. Ia bertugas membawa
kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan
energi.
LDL berasal dari katabolisme VLDL, bertugas mengangkut kolesterol dalam plasma
darah ke jaringan perifer untuk keperluan pertukaran zat. LDL mengandung 45%
kolesterol. LDL ini mudah sekali menempel pada dinding pembuluh koroner sehingga
menimbulkan kerak kolesterol (plak). Itu sebabnya LDL sering disebut sebagai
“kolesterol jahat”.
HDL dibentuk oleh sel hati dan usus, bertugas menyedot timbunan kolesterol di jaringan
tersebut, lalu mengangkutnya ke hati dan selanjutnya membuangnya ke dalam empedu.
Karena itu maka HDL disebut sebagai “kolesterol baik”. Bila HDL rendah, maka
kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri.
Pengukuran Lipid
Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan
plasma EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan
dari sel-sel darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya
distribusi kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah proporsi
lipoprotein. Sampel darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 – 12 jam sebelum
pengambilan.
Pengukuran lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida,
kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Pengukuran lipid dapat dilakukan dengan metode
kimiawi kolorimetrik.
Nilai Rujukan
Trigliserida
DEWASA : Usia 12-29 tahun : 10 – 140 mg/dl. Usia 30 – 39 tahun : 20 – 150 mg/dl. Usia
40-49 tahun : 30 – 160 mg/dl. Usia > 50 tahun : 40 – 190 mg/dl.
ANAK : Bayi : 5 – 40 mg/dl. Usia 5-11 tahun : 10 – 135 mg/dl.
Kolesterol total
DEWASA. Nilai ideal : < style="font-style: italic;">Risiko sedang : 200 – 240 mg/dl.
Risiko tinggi : > 240 mg/dl. Kehamilan : kadar berisiko tinggi, tetapi akan kembali
normal seperti sebelum kehamilan 1 bulan setelah kelahiran.
ANAK. Bayi : 90 – 130 mg/dl. Anak usia 2 – 19 tahun : nilai ideal 130 – 170 mg/dl, risiko
sedang 171 – 184 mg/dl, risiko tinggi > 185 mg/dl.
Kolesterol HDL
Usia 20-24 tahun : 30 – 79 mg/dl. Usia 25-29 tahun : 31 – 83 mg/dl. Usia 30-34 tahun :
28 – 77 mg/dl. Usia 35-39 tahun : 36 – 62 mg/dl. Usia 40-44 tahun : 34 – 67 mg/dl. Usia
45-49 tahun : 30 – 87 mg/dl. Usia 50-54 tahun : 28 – 92 mg/dl.
Kolesterol LDL
Yang dianjurkan : Risiko sedang : 130 – 159 mg/dl. Risiko tinggi : >= 160 mg/dl.
Masalah Klinis
Peningkatan kadar lemak darah dapat menimbulkan risiko penyakit arteri koronaria atau
penyakit kardiovaskuler. Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia)
menyebabkan penumpukan kerak lemak di arteri koroner (arteriosklerosis) dan risiko
penyakit jantung (infark miokardial). Kadar kolesterol serum tinggi dapat berhubungan
dengan kecenderungan genetik (herediter), obstruksi bilier, dan/atau asupan diet.
Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan menjadi gajih di bawah kulit dan
menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan diubah juga menjadi kolesterol LDL.
Kolesterol LDL yang tinggi dan kolesterol HDL yang rendah merupakan risiko penyakit
aterosklerosis. Sebaliknya, kolesterol LDL yang rendah dan kolesterol HDL tinggi dapat
menurunkan risiko penyakit arteri koronaria.
Peningkatan kadar kolesterol dapat dijumpai pada : infak miokardial (MCI) akut,
aterosklerosis, hiperkolesterolemia keluarga, hiperlipoproteinemia tipe II, III dan V, diet
tinggi kolesterol (lemak hewani). Selain itu juga dijumpai pada : hipotiroidisme,
obstruksi bilier, sirosis bilier, miksedema, hepatitis infeksiosa, DM yang tidak terkontrol,
sindrom nefrotik, pankreatektomi, kehamilan trimester III, periode stress berat. Pengaruh
obat : aspirin, kostikosteroid, steroid (agens anabolic dan androgen), kontrasepsi oral,
epinefrin dan norepinefrin, bromide, fenotiazin (klorpromazin [Thorazine], trifluoperazin
[Stelazine]), Vitamin A dan D, sulfonamide, fenitoin (Dilantin)
• Obat aspirin dan kortison dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan kadar
kolesterol serum,
• Diet tinggi kolesterol yang dikonsumsi sebelum pemeriksaan menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol serum,
• Hipoksia berat dapat meningkatkan kadar kolesterol serum,
• Hemolisis pada sampel darah dapat menyebabkan hasil uji kolesterol serum
meningkat,
• Diet tinggi karbohidrat dan alcohol dapat meningkatkan kadar trigliserida serum.