You are on page 1of 10

Tuntutan Perkembangan Pendidikan Teknologi Kejuruan

di Bidang Teknologi Informasi

Oleh : Wisnu Djatmiko1

Abstract

The diversity of understanding and all its implications in the community about technology
and vocational education in Indonesia, appears as a product of historical development. In the
1950's to 1984's, there is a kind of understanding that what is meant by technology-related
education and vocational schools that produce graduates to fill the manpower needs of half-trained
(semi-skilled) and senior high school junior who generate technology and vocational graduates
needed for electrical engineers (technicians) medium. This type of technology and vocational
schools are very diverse. The term educational technology have been included in terms of
vocational education, and use of the term "Technology and Vocational Education" is conceptually
not add to clarity of understanding. Limitations of the term "Vocational" itself is associated with
the definition of "interpreter" which is very narrow which means that only relate to half-educated
skilled workers. This term is widely used in various text books known as "vocational education",
while the level of education that produce graduates technicians, similar to "technical education."
Vocational education is an education program that prepares students to become
professional workers, is also ready to be able to continue their education to pursue higher
degrees. In order to better understand vocational education, need to review basic concepts and
characteristics. Underlying the concept, including: (1) the basic philosophy of vocational
education, (2) the assumption of students, (3) the social context of vocational education, (4) the
economic dimension of vocational education and (5) vocational education and labor.
Characteristics of vocational education, namely: aspect-oriented education, the justification for its
existence, the focus of its curriculum, success criteria, sensitivity to community development,
logistics, and its relationship with the business community.

Key word : SMK, Information Technology.

1
Kepala Jurusuan Teknik Elektro FT UNJ
Latar Belakang nya adalah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dirancang untuk menyiapkan
Perkembangan dunia pendidikan saat ini peserta didik atau lulusan yang siap
mulai memasuki era yang ditandai memasuki dunia kerja dan mampu
dengan gencarnya inovasi teknologi mengembangkan sikap profesional di
informasi, sehingga menuntut adanya bidang kejuruan. Lulusan pendidikan
penyesuaian sistem pendidikan yang kejuruan, diharapkan menjadi individu
selaras dengan tuntutan dunia kerja. yang produktif yang mampu bekerja
Hari Sudrajat (2003) mengemukakan menjadi tenaga kerja menengah dan
bahwa : “Muara dari suatu proses memiliki kesiapan untuk menghadapi
pendidikan, apakah itu pendidikan yang persaingan kerja. Kehadiran SMK
bersifat akademik ataupun pendidikan sekarang ini semakin didambakan
kejuruan adalah dunia kerja, baik sektor masyarakat, khususnya masyarakat
formal maupun sektor non formal”. yang berkecimpung langsung dalam
Tingkat keberhasilan pembangunan dunia kerja. Dengan catatan, bahwa
nasional Indonesia di segala bidang lulusan pendidikan kejuruan memang
akan sangat bergantung pada sumber mempunyai kualifikasi sebagai (calon)
daya manusia sebagai aset bangsa tenaga kerja yang memiliki
dalam mengoptimalkan dan keterampilan vokasional tertentu sesuai
memaksimalkan perkembangan seluruh dengan bidang keahliannya.
sumber daya manusia yang dimiliki.
Upaya tersebut dapat dilakukan dan Gambaran tentang kualitas lulusan
ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikan kejuruan yang disarikan dari
melalui jalur pendidikan formal maupun Finch dan Crunkilton (1979), bahwa :
jalur pendidikan non formal. Salah satu “Kualitas pendidikan kejuruan
lembaga pada jalur pendidikan formal menerapkan ukuran ganda, yaitu
yang menyiapkan lulusannya untuk kualitas menurut ukuran sekolah atau
memiliki keunggulan di dunia kerja, in-school success standards dan kualitas
diantaranya melalui jalur pendidikan menurut ukuran masyarakat atau out-of
kejuruan. school success standards”. Kriteria
pertama meliputi aspek keberhasilan
Pendidikan kejuruan yang peserta didik dalam memenuhi tuntutan
dikembangkan di Indonesia diantara- kurikuler yang telah diorientasikan pada
tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria implementasi kurikulum ini manuntut
kedua, meliputi keberhasilan peserta kreativitas guru di dalam memberikan
didik yang tertampilkan pada pengalaman belajar yang dapat
kemampuan unjuk kerja sesuai dengan meningkatkan kompetensi peserta didik,
standar kompetensi nasional ataupun karena betapa pun baiknya kurikulum
internasional setelah mereka berada di yang telah direncanakan pada akhirnya
lapangan kerja yang sebenarnya. berhasil atau tidaknya sangat tergantung
pada sentuhan aktivitas dan kreativitas
Upaya untuk mencapai kualitas lulusan guru sebagai ujung tombak
pendidikan kejuruan yang sesuai dengan implementasi suatu kurikulum.
tuntutan dunia kerja tersebut, perlu
didasari dengan kurikulum yang Teknologi Informasi dalam wacana
dirancang dan dikembangkan dengan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
prinsip kesesuaian dengan kebutuhan ditempatkan sebagai variabel utama
stake holders. Kurikulum pendidikan dalam mendukung terlaksananya
kejuruan secara spesifik memiliki manajemen pendidikan yang efisien,
karakter yang mengarah kepada efektif, berkeadilan, dan tentunya
pembentukan kecakapan lulusan yang akuntabel, serta meningkatkan
berkaitan dengan pelaksanaan tugas objektivitas pelayanan dan percepatan
pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut peningkatan mutu yang tidak terbatas
telah diakomodasi dalam kurikulum oleh ruang, waktu dan jarak. Kehadiran
SMK yang meliputi kelompok teknlogi informasi saat ini telah
Normatif, Adaptif dan kelompok membuktikan bahwa teknologi tersebut
Produktif. mampu memberikan sesuatu yang
semula sulit dilakukan dengan cara
Kurikulum yang diimplementasikan di yang lain dan sangat mudah dilakukan
SMK saat ini, khusus untuk kelompok bersamanya.
produktif masih menggunakan
kurikulum tahun 2004, sedangkan untuk Aplikasi Teknologi informasi di bidang
kelompok normatif dan adaptif sudah Pendidikan Teknologi Kejuruan
menggunakan model pengelolaan digunakan sebagai sarana untuk
kurikulum tingkat satuan pendidikan memperbaiki manajemen internal dan
(KTSP) 2006. Pada tataran untuk meningkatkan pelayanan
pendidikan yang telah hadir dengan sistem informasi yang mencakup
berbagai model berbasis high tech hardware, software, database, network,
information. Secara internal digunakan dan perangkat lainnya. Teknologi
sebagai management nforation system, Informasi dipahami sebagai bagian dari
decision support system da exsecutif sistem informasi namun dalam
support system. Sedangkan dalam pengertian luas teknologi informasi
peningkatan pelayanan dalam bentuk merupakan kumpulan sistem informasi,
otomatisasi pelayanan yang integral user, dan manajemen dalam suatu
dapat dihubungkan dengan media organisasi.
internet. Pelayanan pembelajaran
berbasis digital meliputi : computer Upaya meningkatkan pendayagunaan
based learning, on line learning, e- teknologi informasi melibatkan tiga hal
learning dan distance learning. pokok (Indrajit, 1999) yaitu (1) sistem
informasi; (2) teknologi informasi; dan
Teknologi informasi adalah sebuah (3) manajemen informasi. Untuk itu
transformasi, yaitu transformasi konsep kita perlu mengikuti dengan cermat
dari suatu aplikasi teknologi informasi trend teknologi informasi antara lain
dan bagaimana mentransformasikan cost performance, information
konsep tersebut menjadi empirik. superhighways, jaringan komputer dan
Fokusnya bukan pada peralatan atau arsitektur client-server, interface grafik
sarana elektroniknya, tetapi perubahan dan interface user-friendly, dan storage
paradigma pelayanan dan proses memory terbaru serta teknologi expert
manajemen yang seharusnya terjadi system.
didalamnya. Teknologi Informasi
dalam nuansa tersebut memiliki makna Pendidikan Kejuruan sesungguhnya
yang sesungguhnya adalah pelayanan merupakan jawaban yang paling tepat
prima kepada stake holders yang untuk mengatasi masalah pengangguran
didahului dengan proses manajemen dan masalah peningkatan kualitas SDM.
yang efektif dan efisien. Pembangunan Pendidikan Kejuruan
sesungguhnya identik dengan
Menurut Priyatno (2001) teknologi pembangunan ekonomi bangsa.
informasi dalam pengertian sempit Pendidikan Kejuruan menjembatani
mengarah pada sisi teknologi dari antara manusia dan dunia kerja.
Kondisi ekonomi dan kualitas mayoritas Bagaimanakah cara untuk memberi
manusia Indonesia saat ini membuat pengertian kepada semua pihak yang
kita, masyarakat kejuruan harus terkait dengan Pendidikan Kejuruan
mengakui kegagalan pendidikan. bahwa telnolgi informasi pada
Kegagalan adalah guru yang baik, Pendidikan Kejuruan sudah merupakan
namum tidak boleh diulang kembali. suatu kebutuhan. Semua tantang dan
hambatan yang ada saat ini harus diubah
Beberapa hal yang diduga sebagai menjadi peluang yang harus diraih.
penyebab kegagalan pendidikan Semua tantangan dan peluang harus
kejuruan adalah pertama, rendahnya diklasifikasi untuk mendapatkan skala
profesionalisme pengelola (Sugiyono, prioritas dalam menemukan solusi yang
2003); kedua, lemahnya sinergi antar solid untuk meningkatkan mutu
lembaga-lembaga yang bertanggung- pendidikan kejuruan di Indonesia.
jawab dalam pembinaan Pendidikan
Kejuruan baik di lingkungan Kajian Teoritik
departemen pendidikan nasional
maupun di pihak stake holders; ketiga, Tujuan pendidikan kejuruan
kurang kuatnya komitmen pemerintah Pendidikan kejuruan bertujuan untuk
yang merangsang perhatian dan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
partisipasi stake holders untuk kepribadian, akhlak mulia, serta
berpartisipasi; keempat, rendahnya keterampilan peserta didik untuk hidup
komitmen masyarakat pemakai stake mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
holders yang dihasikan pendidikan lanjut sesuai dengan program
kejuruan; kelima, masih bertahannya kejuruannya. Dari tujuan pendidikan
pendapat masyarakat tentang apresiasi kejuruan tersebut mengandung makna
terhadap pendidikan kejuruan; keenam, bahwa pendidikan kejuruan di samping
belum adanya visi yang disepakati menyiapkan tenaga kerja yang
bersama dan sistem pembinaan yang profesional juga mempersiapkan peserta
jelas menjadikan pendidikan kita di didik untuk dapat melanjutkan
Negara Indonesia. pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
sesuai dengan program kejuruan atau
Permasalahan bidang keahlian.
Pendidikan kejuruan harus memandang sekaligus juga harus berperan aktif
anak didik sebagai individu yang selalu dalam ikut serta menentukan tingkat
dalam proses untuk mengembangkan dan arah perubahan masyarakat dalam
pribadi dan segenap potensi yang bidang kejuruannya tersebut.
dimilikinya. Pengembangan ini
menyangkut proses yang terjadi pada Pendidikan kejuruan berkembang sesuai
diri anak didik, seperti proses menjadi dengan perkembangan tuntutan
lebih dewasa, menjadi lebih pandai, masyarakat, melalui dua institusi sosial.
menjadi lebih matang, yang Pertama, institusi sosial yang berupa
menyangkut proses perubahan akibat struktur pekerjaan dengan organisasi,
pengaruh eksternal, antara lain pembagian peran atau tugas, dan
berubahnya karir atau pekerjaan akibat perilaku yang berkaitan dengan
perkembangan sosial ekonomi pemilihan, perolehan dan pemantapan
masyarakat. karir. Institusi sosial yang kedua, berupa
pendidikan dengan fungsi gandanya
Pendidikan kejuruan merupakan upaya sebagai media pelestarian budaya
menyediakan stimulus berupa sekaligus sebagai media terjadinya
pengalaman belajar untuk membantu perubahan sosial.
mereka dalam mengembangkan diri dan
potensinya. Oleh karena itu, keunikan Tuntutan Perkembangan Pendidikan
tiap individu dalam berinteraksi dengan Kejuruan
dunia luar melalui pengalaman belajar Perkembangan teknologi menuntut
merupakan upaya terintegrasi guna adanya perkembangan pula pada
menunjang proses perkembangan diri pendidikan kejuruan, karena saat ini
anak didik secara optimal. Kondisi ini tatanan kehidupan pada umumnya dan
tertampilkan dalam prinsip pendidikan tatanan perekonomian pada khususnya
kejuruan “learning by doing”, dengan sedang mengalami pergeseran
kurikulum yang berorientasi pada dunia paradigma ke arah global. Pergeseran
kerja. ini akan membuka peluang kerja sama
antar Negara semakin terbuka dan di
Tujuan dan isi pendidikan kejuruan sisi lain, persaingan antar Negara
senantiasa dibentuk oleh kebutuhan semakin ketat. Untuk meningkatkan
masyarakat yang berubah begitu pesat, kemampuan persaingan dalam
perdagangan bebas, diperlukan mampu menghasilkan lulusan
serangkaian kekuatan daya saing yang sebagaimana yang diharapkan dunia
tangguh, antara lain kemampuan kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan
manajemen, teknologi dan sumber daya adalah sumber daya manusia yang
manusia. Sumber daya manusia memiliki kompetensi sesuai dengan
merupakan sumber daya aktif yang bidang pekerjaannya, memiliki daya
dapat menentukan kelangsungan hidup adaptasi dan daya saing yang tinggi.
dan kemenangan dalam persaingan Atas dasar itu, pengembangan
suatu bangsa. kurikulum dalam rangka
penyempurnaan pendidikan menengah
Pendidikan memiliki peran yang sangat kejuruan harus disesuaikan dengan
strategis dalam mewujudkan sumber kondisi dan kebutuhan dunia kerja.
daya manusia yang tangguh untuk
menghadapi persaingan bebas. Tuntutan peserta didik dan lulusan yang
Termasuk pendidikan kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
menyiapkan peserta didik atau sumber perlu dijadikan sumber pijakan di dalam
daya manusia yang memiliki merumuskan tujuan pendidikan
kemampuan kerja sebagai tenaga kerja kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan
menengah sesuai dengan tuntutan dunia (SMK) sebagai bentuk satuan
usaha dan dunia industri. Oleh karena pendidikan kejuruan sebagaimana
itu sesuai dengan tuntutan ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15
perkembangan pendidikan kejuruan, UU SISDIKNAS, merupakan
maka perlu adanya pembaharuan pendidikan menengah yang
pendidikan dan pelatihan kejuruan di mempersiapkan peserta didik terutama
SMK untuk masa depan. untuk bekerja dalam bidang tertentu,
yang dirumuskan dalam tujuan umum
Pendidikan kejuruan memiliki peran dan tujuan khusus sebagai berikut.
untuk menyiapkan peserta didik agar
siap bekerja, baik bekerja secara Solusi Tuntutan Perkembangan
mandiri (wiraswasta) maupun mengisi Pendidikan Kejuruan di Bidang
lowongan pekerjaan yang ada. SMK pemanfaatan Teknoligi Informasi
sebagai salah satu institusi yang
menyiapkan tenaga kerja, dituntut
Beberapa hal yang dapat dijadikan memersiapkan manusia agar dapat
solusi tuntutan pemanfaatan berkarir dan sukses dalam bidang
perkembangan Teknologi Informasi di profesinya merupakan tanggung-jawab
Pendidkan Kejuruan dapat dijabarkan di bidang pendidikan kejuruan.
sebagai berikut.
Ketiga, Perlu pengembangan teknologi
Pertama, Teknologi informasi yang informasi. Institusi Pendidikan
sudah berkembang pesat peru Kejuruan yang menggunakan teknologi
dimanfaatkan sebagai alat dan media informasi harus berusaha untuk
dalam pengelolaan Pendidikan membangun infrastruktur dasar untuk
Kejuruan. Informasi dan komunikasi mendapatkan keuntungan dari teknogi
antar dan inter-lembaga yang komputer dan komunikasi yang
bertanggung-jawab secara langsung dan digunakan, sehingga diperlukan upaya
tidak langsung harus dibuat lebih yang semaksimal mungkin untuk
mudah dan praktis dengan memperkecil populasi warga institusi
memanfaatkan teknologi informasi. pendidikan kejuruan yang gatek dengan
Perlu dirancang sistem hubungan antar teknologi informasi.
sekolah dan stake holders, sehingga
lembaga dan peroragan yang Keempat, Semua kebijakan dan strategi
bertanggung-jawab mempunyai akses pemanfaatan teknologi informasi dalam
untuk sharring yang sangat berguna organisasi harus perlu memanajemeni
dalam proses pengambilan keputusan faktor lingkungan organisasi Pendidikan
dan penyelesaian masalah yang Kejuruan yang diduga dapat memberi
berkaitan dengan pendidikan kejurusan tekanan pada organisasi, antara lain :
dan dunia kerja. Lingkungan yang kompleks,dan
bergejolak, kompetisi ketat dan
Kedua, Perlunya sosialisasi eksistensi di ekonomi global, tanggung-jawab sosial,
bidang kejuran untuk tidak dibelokkan perubahan dan ekspektasi dan
ke bidang teknologi dan engineering. konsumen, dan inovasi teknologi.
Bidang Kejuruan berkaitan dengan
manusia dan dunia kerja. Kelima, keaktifan siswa/mahasiswa
Pengembangan teknologi merupakan dalam memanfaatkan aneka sumber
bagian engineering tetapi bagaimana belajar yang ada, guru/dosen juga harus
dapat menunjukkan sumber-sumber tersedia aneka sumber belajar, baik
informasi yang dapat dimanfaatkan oleh melalui media elektronik maupun media
siswa/mahasiswa. Konsekuensinya, cetak. Disamping itu fenomena alam
guru/dosen harus memiliki pengetahuan pun dapat menjadi sumber belajar dan
tentang teknologi informasi (akses sumber inspirasi.
terhadap informasi).
Agar dapat memiliki lulusan yang
Kesimpulan berkualitas, Lembaga pendidikan
kejuruan harus dapat memulai suatu
Kemajuan yang pesat di berbagai gerakan baru dalam mengantisipasi
bidang terutama dalam bidang teknologi perkembangan teknologi informasi,
informasi membuat peluang yang besar sehingga lulusannya sesuai dengan
untuk menentukan skap dalam hal kebutuhan pasar dan dapat bersaing
menerima, memilih dan memilah, untuk menunjukkan jati diri lulusan
menolak segala informasi yang ada. lembaga pendidikan kejuruan.
Khususnya dalam kaitan belajar, telah
Kepustakaan

1. Sugiyono (2003). Profesionalisasi Manajemen Pendidikan Kejuruan di Indonesia,


Pidato Pengukuhan Guru Besar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Simamora, L. (2002). Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk pendidikan jarak
Jauh di Indonesia: Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, Jakarta
3. Sasmoko (2000). Virtual University. Artikel. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
No. 22, Maret 2000 hal 22 – 40. Jakarta: Litbang Dinas.

Jurnal penelitian ini disunting oleh :


Aulia Harris
5215072358
Pendidikan Teknik Elektronika

You might also like