You are on page 1of 9

LAPORAN KASUS MATA III

KONJUNGTIVITIS

Oleh :

Dini Layunsari
H1A 005 015

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN/SMF MATA RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2010
RESUME KASUS

Laki – laki, 22 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan kedua
mata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu (tanggal 22 Oktober
2010) kemudian diikuti oleh mata kanan keesokan harinya. Mata bengkak(+) rasa
berpasir pada mata (+), kotoran (++) berwarna kuning kehijauan terutama di pagi hari
ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa lengket, gatal (+), berair (+), silau (-).
Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et
inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (+),
folikel (-), injeksi konjungtiva (+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata
depan dan iris dalam batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak
langsung (+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di
dapat : visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-).
Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva
(+). Margo palpebra kotoran (-). Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal.
Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan
normal. Tes sensibilitas normal. Pasien didiagnosis dengan konjungtivitis bakterial OD
et OS. Rencana terapi pada pasien ini dengan memberikan tetes mata yang
mengandung antibiotik dan memberikan KIE pada pasien.
LAPORAN KASUS

Identitas pasien
Nama : Tn. ‘ AM ‘
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 22 tahun
Alamat : Dasan Agung
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Tanggal pemeriksaan : 27 Oktober

Anamnesis
Keluhan utama:kedua mata merah

Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan
kedua mata merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu (tanggal 22
Oktober 2010) kemudian diikuti oleh mata kanan keesokan harinya. Selain mata merah,
pasien juga mengaku matanya bengkak dan terasa berpasir pada matanya. Terdapat
kotoran berwarna kuning kehijauan pada mata dalam jumlah yang cukup banyak
terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa lengket sehingga
pasien susah membuka mata. Pasien juga mengeluh kadang – kadang mata terasa gatal
dan berair. Pasien menyangkal adanya rasa silau. Riwayat menggunakan obat
sebelumnya (-).

Riwayat penyakit dahulu: Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
sama. Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-).

Riwayat penyakit keluarga: Adik kandung pasien menderita gejala yang sama.

Riwayat sosial : Teman kantor pasien menderita gejala yang sama dengan pasien

Riwayat alergi: Pasien alergi dengan Antalgin dan tidak ada alergi terhadap makanan.
Riwayat pengobatan : Sebelum pasien ke Poli mata RSUP NTB, pasien mengobati
matanya dengan cendo xitrol.

Pemeriksaan fisik
Vital sign: TD: 110/70 mmHg FR: 18x/menit FN: 78x/menit

Pemeriksaan fisik umum:


KU : baik
Kesadaran/GCS : composmentis/ E4V5M6
Keadaan gizi : cukup

Status lokalisasi mata:


Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus 6/6 6/6
Gerakan bola mata baik ke segala arah, tidak baik ke segala arah, tidak
ada rasa nyeri ada rasa nyeri
palpebra superior
- Edema - -
- Hiperemia - -
palpebra inferior
- Edema - -
- Hiperemia - -

Margo Palpebra Kotoran (-) Kotoran (-)

Konjungtiva palpebra Hiperemi (+), Folikel (-), Hiperemi (-), Folikel (-),
superior Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Konjungtiva palpebra Hiperemi (+),Folikel (-), Hiperemi (-),Folikel (-),
inferior Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Kornea Jernih Jernih
Corpus alienum (-) Corpus alienum (-)
Bilik mata depan Dalam, hifema (-), Dalam, hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
Iris Warna coklat Warna coklat
Iridodialisis (-) Iridodialisis (-)
Pupil Bentuk bulat regular Bentuk bulat regular
dengan diameter 3mm, dengan diameter 3mm,
Refleks langsung/tidak Refleks langsung/tidak
langsung : +/+ langsung : +/+
Lensa Jernih Jernih
Palpasi TIO Kesan normal Kesan normal
Tes sensibilitas Normal Normal

Diagnosis: Suspek Konjungtivitis Bakterialis OD et OS

Diagnosis banding : Konjungtivitis virus, konjungtivitis klamidia, konjungtivitis


alergika

Usulan Pemeriksaan : Pemeriksaan mikroskopik sekret

Rencana terapi:
1. KIE Pasien
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit
yang dapat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang – orang sekitar.
 Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok matanya. Setiap kali
pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
 Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak
menularkan ke orang lain.
 Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang
dapat memperparah gejala.
 Penggunaan botol obat tetes digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.
2. Tetes mata antibiotik
Prognosis: Baik
DISKUSI KASUS
Konjungtivitis merupakan peradangan atau radang selaput lendir yang menutupi
belakang kelopak mata. Penyakit ini bervariasi dari hiperimia ringan dengan mata
berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.
Konjungtivitis dapat di klasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu :
a. Konjungtivitis bakteri.
b. Konjungtivitis virus.
c. Konjungtivitis klamidia.
d. Konjungtivitis alergi.
Gejala Konjungtivitis
Gejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi adanya benda asing pada mata,
gatal, dan fotofobia.
Tanda Konjungtivitis
Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemi, mata berair, eksudasi, hipertropi
papiler, pseudoptosis, kemosis, folikel, pseudomembran, granuloma.
Konjungtivitis bakteri biasanya mengenai kedua mata. Ciri khasnya adalah
keluar kotoran mata dalam jumlah banyak, berwarna kuning kehijauan. Palpebra
lengket pada saat bangun tidur dan kadang-kadang terjadi edema palpebra. Infeksi
biasanya dimulai pada satu mata dan menular ke smata sebelah melalui tangan. Infeksi
dapat menyebar ke orang lain.
Pada konjungtivitis virus, mata sangat berair. Kotoran mata ada, namun
biasanya sedikit.
Konjungtivitis klamidia merupakan suatu bentuk konjungtivitis kronik yang
disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Pasien mengeluhkan fotofobia, mata gatal
dan mata berair. Pada pemeriksaan mata dapat ditemukan folikel pada konjungtiva
tarsus superior, secret yang jernih bila tidak ada infeksi sekunder. Dapat pula
ditemukan panus dan jaringan parut.
Sedangkan pada konjungtivitis alergi juga mengenai kedua mata. Tandanya,
selain mata berwarna merah, mata juga akan terasa gatal. Gatal ini juga seringkali
dirasakan dihidung. Produksi air mata juga berlebihan sehingga mata sangat berair.
Pada pasien ini didapatkan tanda dan gejala berupa mata merah, berair, bengkak,
kadang terasa gatal dan kotoran yang banyak berwarna kuning kehijauan. Selain itu
juga terdapat keluhan adanya perasaan berpasir pada mata. Pada pemeriksaan di
dapatkan injeksi konjungtiva dan hiperemi pada kojungtiva palpebra. Untuk
memeriksa folikel perlu dilakukan pemeriksaan slitlamp.
Untuk diagnosis pasti pada kasus ini perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik
pada sekret.Jika ditemukan PMN berarti merupakan konjungtivitis bakteri. Jika
leukosit yang ditemukan adalah MN berarti merupakan konjungtivitis viral. Dan jika
pada pemeriksaan didapatkan eosinofil hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut
menderita konjunngtivitis alergika.
Jika sudah dapat ditegakkan pasien ini menderita konjungtivitis bakterialis
penanganan pada pasien ini dengan memberikan terapi medikamentosa yaitu dengan
pemberian antibiotik. Sebelum pemeriksaan mikrobiologik diberikan antibiotic yang
berspektrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4 sampai 5 kali
sehari. Selain itu berikan KIE pada pasien yaitu :
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita merupakan penyakit
yang dapat disembuhkan, namun dapat menular kepada orang – orang sekitar.
 Menganjurkan pasien untuk tidak menggosok – gosok matanya. Setiap kali
pasien memegang mata yang sakit pasien harus mencuci tangan.
 Sapu tangan, handuk dan kain lap sebaiknya digunakan terpisah agar tidak
menularkan ke orang lain.
 Menggunakan kaca mata untuk melindungi mata dari debu dan angin yang
dapat memperparah gejala.
 Penggunaan botol obat tetes digunakan untuk satu orang, jangan dipakai
bersama-sama.

RINGKASAN AKHIR
Laki – laki, 22 tahun datang ke Poli mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata
merah. Pada awalnya mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu (tanggal 22 Oktober 2010)
kemudian diikuti oleh mata kanan keesokan harinya. Selain mata merah, pasien juga
mengaku matanya bengkak(+), rasa berpasir pada mata (+), kotoran (++) berwarna
kuning kehijauan terutama di pagi hari ketika bangun tidur dan kelopak mata terasa
lengket, gatal (+), berair (+), silau (-). Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit yang sama. Iritasi ringan pada mata (+), trauma mata sebelumnya (-). Pasien
mengatakan bahwa adik kandungnya menderita gejala yang sama. Selain itu juga
riwayat kontak dengan teman kantor pasien yang menderita gejala yang sama dengan
pasien. Pasien alergi dengan Antalgin dan tidak ada alergi terhadap makanan. Sebelum
pasien ke Poli mata RSUP NTB, pasien mengobati matanya dengan cendo xitrol.
Pada pemeriksaan mata kanan di dapatkan: visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior
edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva palpebra superior et inferior hiperemi (+), folikel
(-), injeksi konjungtiva (+).Margo palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan
iris dalam batas normal. Pupil ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung
(+), lensa jernih. TIO kesan normal. Tes sensibilitas normal. Pada mata kiri di dapat :
visus 6/6, kulit palpebra superior et inferior edema (-), hiperemi (-). Konjungtiva
palpebra superior et inferior hiperemi (+), folikel (-), injeksi konjungtiva (+).Margo
palpebra kotoran (-).Kornea, bilik mata depan dan iris dalam batas normal. Pupil
ukurannya ± 3 mm, reflek langsung dan tak langsung (+), lensa jernih. TIO kesan
normal. Tes sensibilitas normal

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S.2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Vaughan, D., dkk., 2000. Oftalmologi Umum. Edisi ke-14. .Jakarta :Widya
Medika
3. Ilyas, Sidarta,dkk.2010. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta : Sagung Seto

You might also like