You are on page 1of 9

Nama : Dini Nur Ihwani NIM : 208 204 096

1. Sebutkan dan jelaskan kondisi masyarakat jazirah Arab sebelum datangnya Islam?

a. Kondisi secara geografis

Jazirah Arab dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Jantung Arab (wilayah yang berada di
pedalaman, tempat paling utama adalah Najd) dan Sekitar Jazirah (Penduduknya adalah
orang-orang kota. Wilayah yang paling penting adalah Yaman di bagian selatan,
Ghassan di sebelah utara, Ihsa` dan Bahrain di sebelah timur, dan Hijaz di sebelah
Barat). Sebelum Islam, Jazirah Arab dikelilingi oleh dua kekuatan besar dan
berpengaruh yang selalu terlibat peperangan dan berebut pengaruh ke daerah
sekitarnya, yaitu imperium Bizantium pewaris Rumawi sebagai representasi agama
Nasrani dan kekaisaran Persia sebagai representasi agama Majusi.

b. Kondisi Sosial-Budaya Arab Pra-Islam

Sebagian besar daerah Arab adalah daerah gersang dan tandus, kecuali daerah
Yaman yang terkenal subur. Kehidupan mereka mengembara dan berpindah-pindah
mencari padang rumput. Di Tihama, Hijaz, Najd, dan sepanjang dataran luas yang
meliputi negeri-negeri Arab menjadi dasar hidup pengembaraan yang disebut sebagai
kabilah. Interaksi antar kabilah tidak menganut konsep kesetaraan; yang kuat di atas
dan yang lemah di bawah.

Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, karena meluasnya


pengaruh perdagangannya ke Persia dan Bizantium di sebelah selatan dan Yaman di
sebelah utara. Pencapaiannya membuktikan luasnya interaksi dan wawasan mereka,
seperti bendungan Ma’rib yang dibangun oleh kerajaan Saba`, bangunan-bangunan
megah kerajaan Ḥimyar, ilmu politik dan ekonomi yang terwujud dalam eksistensi
kerajaan dan perdagangan, dan syi’ir-syi’ir Arab yang menggugah. Sebagian syi’ir
terbaik mereka dipajang di Ka’bah.

c. Agama Arab Pra-Islam


Paganisme, Yahudi, dan Kristen adalah agama orang Arab pra-Islam. Pagan
adalah agama mayoritas mereka. Mereka beranggapan bahwa berhala-berhala itu dapat
mendekatkan mereka pada Tuhan sebagaimana yang tertera dalam al-Quran. Agama
pagan sudah ada sejak masa sebelum Ibrahim. Sejak berabad-abad penyembahan
patung berhala tetap tidak terusik, baik pada masa kehadiran permukiman Yahudi
maupun upaya-upaya kristenisasi (menyebarkan doktrinnya dengan bahasa Yunani,
menimbulkan pertentangan antara misionaris dan pemikir Yunani yang memunculkan
usaha-usaha mendamaikan antara filsafat Yunani yang bertumpu pada akal dan doktrin
Kristen yang bertumpu pada iman, sehingga melahirkan sekte-sekte Kristen yang
kemudian menyebar ke berbagai penjuru, termasuk Jazirah Arab dan sekitarnya) yang
muncul di Syiria dan Mesir.

Corak beragama Hanīfīyah, yaitu sekelompok orang yang


mencari agama Ibrahim yang murni yang tidak terkontaminasi oleh nafsu
penyembahan berhala-berhalam, juga tidak menganut agama Yahudi ataupun Kristen,
tetapi mengakui keesaan Allah. Mereka berpandangan bahwa agama yang benar di sisi
Allah adalah Ḥanīfīyah, sebagai aktualisasi dari millah Ibrahim.

Tradisi-tradisi warisan mereka yang kemudian diadopsi Islam adalah: penolakan


untuk menyembah berhala, keengganan untuk berpartisipasi dalam perayaan-perayaan
untuk menghormati berhala-berhala, pengharaman binatang sembelihan yang
dikorbankan untuk berhala-berhala dan penolakan untuk memakan dagingnya,
pengharaman riba, pengharaman meminum arak dan penerapan vonis hukuman bagi
peminumnya, pengharaman zina dan penerapan vonis hukuman bagi pelakunya,
berdiam diri di gua hira sebagai ritual ibadah di bulan ramaḍan dengan memperbanyak
kebajikan dan menjamu orang miskin sepanjang bulan ramaḍan, pemotongan tangan
pelaku pencurian, pengharaman memakan bangkai, darah, dan daging babi, dan
larangan mengubur hidup-hidup anak perempuan dan pemikulan beban-beban
pendidikan mereka.

d. Ekonomi dan Politik Arab Pra-Islam

Perdagangan merupakan andalan bagi kehidupan perekonomian bagi mayoritas


negara-negara di daerah-daerah ini. Mereka bisa menjalin hubungan perdagangan
dengan dua kekuatan politik yang saling bertentangan, yaitu Bizantium dan Persia
tanpa memihak ke salah satu di antara keduanya. Peradaban mereka dipengaruhi oleh
aktivitas perdagangan dalam arti bahwa mereka berinteraksi dengan masyarakat-
masyarakat seberang dan semakin menjauh dari pola badui. Sementara Yaman,
mengandalkan perdangangan dan pertanian sebagai sumber ekonomi mereka. Mereka
mengirim kulit, sutera, emas, perak, batu mulia, dan lain-lain Mesir kemudian ke
Yunani, Rumania, dan imperium Bizantium.

2. Sebutkan kemajuan-kemajuan peradaban yang ditinggalkan pada masa


KhulafaurRasyidin!

Perkembangan Kebudayaan dan Peradaban Pada masa Khulafa’ al-Rayidin :

a. Pada Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)

Pada masa ini kondisi sosial masyarakat menjadi stabil dan dapat mengamankan tanah
Arab dari pembangkang dan penyelewengan seperti orang murtad, para nabi palsu dan
orang-orang yang enggan membayar zakat. Selain itu keadaan kaum muslimin menjadi
tenteram, tidak khawatir lagi beribadah kepada Allah. Perkembangan dagang dan
hubungan bersama kaum muslim yang berada di luar Madinah keadaannya terkendali
dan terjalin dengan baik. Selain itu juga kemajuan yang dicapai adalah : Pembukuan
Al-Qur’an.

b. Pada Masa Khalifah Umar Ibn Al-Khathab (634-644 M)

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Umar adalah :

1) Pemberlakuan Ijtihad

2) Menghapuskan zakat bagi para muallaf

3) Mengahpuskan hukum mut’ah

4) Lahirnya ilmu Qira’at

5) Penyebaran Ilmu Hadits

6) Menempa mata uang dan


7) menciptakan tahun Hijriah

c. Pada Masa Khalifah Ustman Ibn Affan (644-656 M)

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ustman adalah :

1) Penaskahan Al-Qur’an

2) Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram

3) Didirikannya masjid Al-Atiq di utara benteng babylon

4) Membangun Pengadilan

5) Membnetuk Angkatan Laut

6) Membentuk Departemen:

a) Dewan kemiliteran

b) Baitrul Mall

c) Jawatan Pajak

d) Jawatan Pengadilan

d. Pada Masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib (656-661 M)

Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :

1) Terciptanya ilmu bahsa/nahwu (Aqidah nahwiyah)

2) Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an

3) Berkembangnya Sastra

3. Apa alasannya pada masa 2 khalifah terakhir, yaitu Khalifah Utsman dan Ali
dikategorikan sebagai masa disintegrasi umat Islam? Dan faktor apa yang
menyebabkannya, sebutkan?

Di zaman Utsman Ibn Affan (644-656 M) Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain
dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti dan terjadi perpecahan karena soal
pemerintahan dan kekacauan yang timbul, kemudian Utsman mati terbunuh. Sementara
pada zaman Ali Ibn Abi Thalib (656-661 M) saat menjabat sebagai khalifah ke-4
mendapat tantangan dari pihak pendukung Utsman, terutama Mu’awiyah, gubernur
Damaskus, dari golongan Talhah dan Zubeir di Mekkah dan dari kaum Khawarij. Ali mati
terbunuh.

Sebab-sebab yang membuat ekspansi Islam ke luar daerah semenanjung Arabia,


yaitu:

1. Islam mengandung ajaran-ajaran dasar yang tidak hanya mempunyai sangkut-paut


dengan soal hubungan manusia dengan Tuhan dan soal hidup manusia sesudah hidup
pertama sekarang.

2. Dalam hati para sahabat Nabi Muhammad seperti Abu Bakar, Umar, dan lain-lain
terdapat keyakinan yang tebal tentang kewajiban menyampaikan ajaran-ajaran Islam,
sebagai agama baru ke seluruh tempat.

3. Bizantium dan Persia pada zaman jahiliah telah memasuki fase kelemahannya. Itu
timbul bukan hanya karena peperangan saja, tetapi juga karena faktor-faktor dalam
negeri. Di daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Bizantium terdapat
pertentangan-pertentangan agama. Di Persia, di samping pertentangan agama, terdapat
pula persaingan antara anggota-anggota keluarga Raja untuk merebut kekuasaan.
Pertentangan agama di Bizantium terjadi antara faham resmi yang dianut kerajaan dan
aliran Monofisit serta aliran Nestor.

4. Dengan adanya usaha-usaha Kerajaan Bizantium untuk memaksakan aliran yang


dianutnya kepada rakyat yang diperintah, hingga rakyat merasa kehilangan
kemerdekaan beragama. Dan juga dibebani dengan pajak yang tinggi guna menutupi
belanja perang Kerajaan Bizantium dengan Kerajaaan Persia.

5. Sebaliknya Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan tidak memaksa


rakyat untuk merobah agamanya dan kemudian masuk Islam. Sejarah membuktikan
bahwa rakyat di daerah-daerah yang di kuasai Islam, seperti Suria, Palestina, Mesir,
Irak, dan lain-lain tidak dipaksa masuk Islam. Mereka tetap dalam agama mereka
masing-masing, tetapi diharuskan membayar semacam pajak yang disebut Jizyah. Oleh
sebab itu, datangnya Islam ke daerah-daerah tersebut tidak mendapat tantangan dari
rakyat.
6. Bangsa Sami di Suria dan Palestina, juga bangsa Hami di Mesir, memandang bangsa
Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropa, yakni Bizantium yang
memerinyah mereka.

7. Daerah-daerah yang dikuasai Islam seperti Mesir, Suria, Irak, dan lain-lain penuh
dengan kekayaan. Kekayaan yang diperoleh umat Islam di daerah-daerah itu membuat
ekspansi seterusnya mudah mendapat bea yang diperlukan.

Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau Dari Berbgai Aspeknya, Jilid I. Jakarta : UI Press.

4. Pada masa kepemimpinan siapa Bani Umayah mengalami puncak kemajuan atau
kejayaan?Apalasannya? Dan sebutkan peninggalan-peningggalannya? Serta
sebutkan faktor-faktor yang membuat Bani Umayah mengalami kehancuran!

a. Kejayaannya : pada masa muawiyah Ibn Abi Sufyan (661M-680M), Abd Al-Malik Ibn
Marwar (685M-705M), Al-Walid Ibn Abd Malik (705M-715M), Umar Ibn Abd Al-
Aziz (717M-720M) dan Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724M-743M).

b. Alasannya : karena suksesnya kepemimpinan Muawiyah, sistem pemerintahan yang


terintegrasi dengan hukum Islam, dan banyaknya perbaikan-perbaikan.

c. Perkembangan dan kemajuan yang dicapai:

1) Perluasan wilayah kekuasaan dari Jazirah Arabia ke Barat: Afrika Utara sampai ke
Andalus (Spanyol). Wilayah Timur: Bukhara, Samarkand, ke Punjab India. Wilayah
Utara: Persia, Irak, Asia Kecil sampai Asia Tengah (Khalifah Al-Walid bin Abdul
Malik, 705-715 M).

2) Pembangunan infrastruktur: panti untuk penyandang cacat, pabrik dll.

3) Intelektual: Khalid bin Yazid (filsafat). Masa Umar bin Abdul Aziz, Umayyah
mencapai puncak kejayaan, berkembang ilmu agama, kodifikasi hadis, dll.

4) Bidang sosial politik : masa Abdul Malik bin Marwan (kewajiban


menggunakan bahasa Arab, sebagai bahasa resmi), mencetak mata uang
resmi negara.

d. Faktor-faktor kehancuran pada masa ini terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Faktor Internal :
a) Persaingan antar keluarga sebagai pengganti raja.

b) Hidup hedonis

2) Faktor Eksternal :

a) Seranngan kaum khawarij

b) Perlawanan syiah

c) Perlawanan bani abbas.

5. Pada masa kepemimpinan siapa Bani Abbasiyah mengalami puncak kemajuan atau
kejayaan? Apa alasannya? Dan sebutkan peninggalan-peningggalannya? Serta
sebutkan faktor-faktor yang membuat Bani Abbasiyah mengalami kehancuran!

a. Puncak kejayaan: Harun al-Rasyid (786-809 M) dan Al-Makmun (813-833 M): bidang
ekonomi, pendidikan, politik, sosial, ilmu pengetahuan, dll.

b. Alasannya : karena pada masa ini gerakan keilmuan dirintis oleh khalifah Ja’far al-
Mansur, setelah mendirikan ibu kota Bagdad (144 H/762 M), mengundang para
ilmuan/ulama untuk mengembangkan ilmu agama dan penterjemahan ilmu yang berasal
dari luar ajaran Islam.

c. Perkembangan Peradaban Islam :

1) Ilmu keislaman (Ilmu Tafsir: al-Thabari 839-923 M, Ilmu Hadis: Bukhari, Muslim
dll, Ilmu Fiqih: Ahmad ibn Hanbal, Abu Hanifah, dan Kalam (Abu Hasan Al-Asy
ari).

2) Ilmu pengetahuan (Kedokteran: Ibnu Sina, Al-Razi), Matematika (Al-Khawarizmi),


Fisika (Ibnu Khaitam), Kimia (Jabir Ibnu Hayyan), Filsafat (al-Kindi, al-Razi) dll.

3) Infrastruktur: Jalan raya, gedung-gedung pemerintahan, istana, masjid, panti, pabrik,


dll.

d. Faktor-faktor kehancuran :

1) Faktor Internal :

a) Perpecahan bangsa arab.


b) Perubahan kekuasaan.

c) Kelemahan khalifah (hedonis, tidak tahu akan kewajiban sebagai raja, dan hanya
sebagai simbol raja saja).

d) Pertentangan antar bangsa : persia Vs turki.

e) Persoalan Mihnah (Kalam).

2) Faktor Eksternal :

a) Perang salib.

b) Serangan jangis khan dari banggsa mongol oleh hulagu khan.

c) Serangan golongan zanji (orang-orang kulit hitam dari golongan asli).

d) Serangan golongan syiah.

6. Sebutkan dasar-dasar yang dilakukan Nabi Muhammad dalam rangka membangun


pemerintahan di kota Madinah, sehingga beliau terkategorikan sebagai kepala
pemerintahan di sana!

Madina (622-632 M) = Kepala Agama dan Negara (Madina terdiri dari masyarakat
madani / civil society).

Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah) didahului dengan


usaha mempengaruhi para peziarah Ka’bah di Makkah agar mereka masuk Islam. Di
antara mereka banyak yang berasal dari kabilah Khazraj dan Aus (Yatsrib/Madinah).
Ternyata sebagian mereka menyambut baik atas seruan dan ajakan Nabi Muhammad
SAW tersebut, yang pada gilirannya menyatakan diri masuk Islam serta diikuti dengan
perjanjian kesetiaan mereka kepada agama Islam dan Nabi Muhammad SAW yang
terkenal dengan ’’Perjanjian Aqabah’’.Beberapa upaya dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW di Madinah, yaitu:

a. Mendirikan Masjid, sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat Islam, secara
gotong-royong.

b. Mempersaudarakan antara kaum Anshor dan Muhajiin.

c. Membuat perjanjian persahabatan (toleransi) antara intern umat Islam dan antara umat
beragama.

d. Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan social untuk masyarakat baru. Karena itu
terbentuklah masyarakat yang disebut Negara kota dengan membuat konstitusi di dunia.

You might also like