BY KELOMPOK 3 RUKIAH TINA WATI RISKAWATI SRY AYU FITRIANI SRI WAHYUNI NINA HAERIANA HR ZAENAL HASYIM SARTIKA I SUCI SETIAWATI SYAMSUL ALAM WAHYUNI PENGERTIAN Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( RasjadChairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 ) Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi ANATOMI tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan persendian. ETIOLOGI Faktor genetik dan lingkungan Infeksi Heat Shock Protein (HSP) Radikal bebas faktor-faktor lain PATOFISIOLOGI Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid Seiring dengan perkembangan proses sinovium edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon vilosa Membran syinovial pada pasien rheumatoid arthritis mengalami hiperplasia, peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi, Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid arthritis sangat berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen HLA Fungsi utama dari molekul HLA class II adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang menujukkan bahwa rheumatoid arthritis disebabkan oleh arthritogenic yang belim teridentifikasi . MANIFESTASI KLINIK a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya b. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi d. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. e. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit f. Nodula-nodula reumatoid g. Manifestasi ekstra-artikular . PENATALAKSANAAN a. Pendidikan b. Istirahat c. Latihan Fisik dan Termoterapi d. Diet/ Gizi e. Pemberian Obat-obatan : KONSEP KEPERAWATAN PENGKAJIAN Selain Itu, Terdapat Pula Pengkajian 11 Pola 1. Aktivitas/ istirahat Gordon 2. Kardiovaskuler 1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan 3. Integritas ego Kesehatan 2. Pola Nutrisi Metabolik 4. Makanan/ cairan 3. Pola Eliminasi 5. Hygiene 4. Pola Aktivitas dan Latihan 6. Neurosensori 5. Pola Istirahat dan Tidur 6. Pola Persepsi Kognitif 7. Nyeri/ kenyamanan 7. Pola Persepsi dan Konsep Diri 8. Keamanan 8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama 9. Interaksi sosial 9. Pola Reproduksi Seksualitas 10. Penyuluhan/ 10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi
pembelajaran terhadap Stress
11. Pola Sistem Kepercayaan DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi. 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, penurunan kekuatan otot. 3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas. 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi. 5. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat, kesalahan interpretasi informasi. INTERVENSI DIAGNOSA 1 a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya f. Berikan masase yang lembut g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk i. Berikan kompres dingin jika Diagnosa 2 a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmgg c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). Diagnosa 3 a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan. i. Berikan bantuan positif bila perlu. j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialispsikiatri, psikolog. k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan. Diagnosa 4 a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan. d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi. Diagnosa 5 a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. ( b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur.) f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. i. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. j. Berikan informasi mengenai alat bantu k. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi l. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat n. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT. o. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan p. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu