Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 15
Kelompok 15
MEKANISME REAKSI
HIPERSENSITIVITAS
Reaksi Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
Produksi Ig E
Fase sensitisasi
Ikatan Ig E pada Fc e RI sel Mast
Fase
efektor Amin vasoaktif, Sitokin
Mediator lipid
• Mediator penting :
– Histamin
– SRS-A : Leukotrien
– ECF-A
– Serotonin
– Prostaglandin & Tromboksan
Reaksi alergi
Tipe I / Reaksi Hipersensitivitas Cepat (Anafilaktik)
• Manifestasi Klinis
– Reaksi lokal
• Rhinitis alergi
• Asma
• Dermatitis atopi
– Reaksi sistemik-anafilaksis
• Bronkokonstriksi berat & hipotensi kematian
– Reaksi pseudoalergi / anafilaktoid
• Syok
• Urtikaria : alergen-IgE pada sel mast di kulit
• Bronkospasme
• Anafilaksis
• Pruritus
Dampak
• Anafilatoksis local ( alergi atopik )
– batuk, mata berair, bersin karena alergen masuk ke saluran respirasi
(alergi rhinitis)
– Terakumulasinya mucus di alveolus paru-paru dan kontraksi otot
polos kontraksi yang mempersempit jalan udara ke paru-paru
sehingga menjadi sesak
– Kulit memerah atau pucat, gatal (urticaria) karena alergi makanan.
• Anafilatoksis sistemik
sulit bernafas karena kontraksi otot polos yang menyebabkan
tertutupnya bronkus paru-paru, dilatasi arteriol sehingga tekanan
darah menurun dan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah
sehingga cairan tubuh keluar ke jaringan. Gejala ini dapat
menyebabkan kematian karena tekanan darah turun drastis dan
pembuluh darah collapse ( shock anafilatoksis)
30
Anafilaksis
• Anafilaksis reaksi tipe I
• Terjadi : dalam bbrp menit ,berakibat fatal
• Ditimbulkan IgE dpt mengancam jiwa,
pelepasan mediator oleh sel mast
• Dipacu : berbagai alergen seperti makanan,
obat , atau sengatan serangga
32
Pseudoalergi - Anafilaktoid
• Tjd karena : penglepasan mediator oleh sel mast tidak
melalui IgE
• Merupakan mekanisme jalur efektor nonimun bukan
berdasarkan reaksi imun
• Tidak memerlukan pajanan terdahulu menimbulkan
sensitasi
• Dpt ditimbulkan oleh: AM, protein, kontras dgn Iodium, AINS
• Uji laboratorium: tidak ada
• Pencegahan: prednison dan antihistamin untuk sensitivitas
terhadap radiokontras
33
Anafilaksis vs Anafilaktoid
Anafilaksis Anafilaktoid
34
Tipe II / Reaksi Hipersensitivitas Sitotoksik
Tipe II / Reaksi Hipersensitivitas Sitotoksik
• Antigen masuk antibodi (IgG / IgM) antigen-
antibodi mengaktifkan komplemen menimbulkan
lisis
1. Reaksi Transfusi
– Kerusakan darah direk oleh hemolisis masif intravaskular
• Reaksi cepat :
– Karena inkompatibilitas ABO oleh IgM
– Gejala : demam, menggigil, nausea, hemoglobinuria, nyeri pinggang bawah
• Reaksi lambat :
– Karena transfusi berulang dengan darah yang kompatibel ABO tapi
inkompatibel dengan yang lainnya oleh IgG
– Terjadi : 2-6 hari setelah pajanan
– Contoh : Rhesus, Kidd, Kell, Duffy
Tipe II / Reaksi Hipersensitivitas Sitotoksik
2. Penyakit HDN
– Inkompatibilitas Rhesus dalam kehamilan
– Contoh : ibu dengan Rh (-) mengandung anak
dengan Rh (+)
3. Anemia Hemolitik
– Penisilin, sefalosporin, streptomisin : berikatan
dengan protein membran SDM hapten Ab
mengikat SDM lisis
40
Tipe III / Reaksi Kompleks Imun
Tipe III / Reaksi Kompleks Imun
• Antigen-Ab membentuk kompleks imun dibuang ke RES,
namum ada yang bertahan & mengendap
1. Mengendap di Pembuluh Darah
– IgM, IgG3 / IgA diendapkan di membran basal vaskular & membran
basal ginjal inflamasi lokal & luas
– Menimbulkan :
• Agregasi trombosit
• Aktivasi makrofag, sel mast
• Perubahan permeabilitas vaskular
• Produksi & pelepasan mediator inflamasi & bahan kemotaktik serta influks
neutrofil kerusakan jaringan setempat
2. Mengendap di Jaringan
– Ukuran kompleks imun yang kecil & permeabilitas vaskular yang me
karena histamin yang dilepaskan sel mast
Tipe III / Reaksi Kompleks Imun
3. Bentuk Reaksi :
– Reaksi Arthus (bentuk lokal)
• Serum kuda disuntikkan ke dalam kelinci intradermal
berulangkali dengan reaksi yang makin hebat di tempat
suntikan
– 2-4 jam setelah suntikan : eritema ringan & edema, menghilang esok
harinya
– Suntikan berikutnya : edema lebih besar
– Suntikan ke 5-6 : pendarahan & nekrosis yang sulit sembuh
• Dapat terjadi di : dinding bronkus / alveol vaskulitis
• Menimbulkan reaksi asma lambat (7-8 jam setelah inhalasi
antigen)
Tipe III / Reaksi Kompleks Imun
– Penyakit Serum
• Injeksi serum asing antigen dibersihkan dari sirkulasi
produksi Ab antigen-Ab : kompleks imun beredar
/ diendapkan
• Beberapa hari – 2 minggu : demam, urtikaria, artralgia,
limfadenopati, splenomegali
• Gejala meningkat : antigen dibuang melalui sistem imun
• Gejala mereda : antigen telah habis
• Digolongkan dalam reaksi segera, karena : gejalanya
muncul dengan cepat setelah terbentuknya kompleks
imun
Interaksi molekular, seluler dan jaringan pada reaksi arthus
45
Hipersensitivitas tipe III
Reaksi Hipersensitivitas IV
Hipersensitivitas Tipe IV
• Tipe lambat
• Melibatkan Sel T Helper yang akan mengaktifkan
TDTH sehingga menghasilkan sitokin.
– IL-8, MCP Makrofag kemotaktik
– IFN-ɣ, TNF-β Aktifasi Makrofag
– IL-3, GM-CSF Perkenalan prekursor neutrofil dan
makrofag
– IL-8, TNF-α Makrofag kemotaktik
Respon Hipersensitivitas Tipe IV
Kondisi/ lingkungan hidup Kontak dengan hewan, asap rokok, tungau debu rumah,
jamur, bahan kimia, tanaman, kosmetik, sesak waktu
tidur, ngorok, napas melalui mulut
Parameter riwayat pro & anti alergi
Riwayat
provokasi
Reaksi obat
Sensitivitas pensilin
Reaksi anastetik obat
Anafilaksis oleh sengatan serangga
Hipersensitivitas lateks
Pemilihan alergen untuk tes tusuk
Indoor Outdoor
Tungau debu rumah Negara dengan 4 musim
Jamur Musim semi: pepohonan
Aspergillus Musim panas: rerumputan,
Penisilium jamur
kladosporium Musim gugur: jamur
(alternaria), semak
Hewan rumah
Anjing
Kucing
Kecoa
Kontraindikasi tes uji kulit
Absolut
Penderita dengan pengobatan β-Bloker
Kehamilan
Penyakit kulit menyeluruh
Relatif
Riwayat anafilaksis
Dermatografisme
Pemakaian AH-1, yang menghambat respons kulit untuk masa
yang bervariasi
Hidroksizin, setirizin, loratadin 3-10 hari
Feksofenadin 2 hari
Antihistamin lainnya 1-3 hari
Antidepresan trisiklik 5 hari
Reaksi positif semu & negatif semu
Negatif semu Ekstrak terlalu dilarutkan, terlalu lemah, tidak larut, pembawa
(vehicle) yang salah
Prosedur tes (kedalaman tusuk, waktu membaca)
Lokasi tes (premedikasi, neuropati)
Penyakit yang menyertai (penyakit nervosa)
Kortikosteroid,Imunosupresan,Antihistamin,
psikotropik
AGEP Anafilaksis
SSJ
TEN
Tes in vitro
• Pengukuran kadar IgE alergen spesifik dalam
serum
• Petanda alergi & inflamasi
• Pemeriksaan histamin
Indikasi pemeriksaan IgE in vitro
ANTIHISTAMIN GENERASI I
Etanolamin
karbinoksamin 4-8 mg 3-4jam +++ Sedasi ringan – sedang
difenhidramin 25-50 mg 4-6jam +++ Sedasi kuat,anti-mot sickness
dimenhidrinat 50 mg 4-6jam +++ Sedasi kuat,anti-mot sicknes
Etilenediamin
pirilamin 25-50mg 4-6jam + Sedasi sedang
tripelenamin 25-50mg 4-6jam + Sedasi sedang
Piperazin
hidroksizin 25-100mg 6-24jam ? Sedasi kuat
siklizin 25-50mg 4-6jam - Sedasi ringan,anti-mot sickness
meklizin 25-50mg 12-24jam - Sedasi ringan,anti-mot sickness
Alkilamin
klorfeniramin 4-8mg 4-6jam + Sedasi ringan,komp. obt Flu
bromfeniramin 4-8mg 4-6jam + Sedasi ringan
Antagonis Reseptor H1
Golongan dan Dosis Masa Aktivitas Komentar
antikolinergik
contoh obat Dewasa Kerja
Derivat fenotiazin
prometazin 10-25mg 4-6jam +++ Sedasi kuat, antiemetik
Lain Lain
siproheptadin 4mg 6jam + Sedasi sedang,
mebhidrolin 50-100mg 4jam + antiserotonin
napadisilat
ANTIHISTAMIN GENERASI II
Astemizol 10mg <24jam - Mula kerja lambat
feksofenadin 60mg 12-24jm - Resiko aritmia rendah
Lain lain
loratadin 10mg 24jam - Masa kerja lama
setirizin 5-10mg 12-24jm
Antagonis Reseptor H2
• Bekerja menghambat sekresi asam lambung
• Contoh obat
– Cimetidine
– Ranitidine
– Famotidine
– Nizatidine
Antagonis Reseptor H3
• Burimamide
• Clobenpropide
• Bbrp senyawan imidazole
Obat Antialergi Lain
• Natrium Kromolin
• Nedokromil
• Ketotifen
SEROTONIN
• Disintesis dari triptofan (2% triptofan diet)
• Transmitter saraf triptaminergik
• Prekursor hormon melatonin
• Mengatur motilitas sal cerna
• Berperan dlm hemostasis
• Berpedan dlm penyakit vaskular
• Reseptor 5H1,2,3,4, 5HT5,6,7 sedang dalam pengembangan
• Waktu paruh serotonin
– Otak : 1 jam
– Sal Cerna : 17 jam
SEROTONIN
• Pernapasan : perubahan frekuensi napas,
bronkokonstriksi pd pasien asma
• sis.t. Kardiovaskular :
– Vasokonstriksi arteri, vena : 5HT2
– Vasodilatasi pembuluh darah kecil : 5HT1
– Tidak mempengaruhi tekanan darah
– Efek inotropik dan kronotropik pada jantung
– Konstriksi vena yng menjadi penyebab sianosis
SEROTONIN
• Otot Polos
– Sal Cerna : dosis besar : kolik dan pengeluaran isi usus
besar. Menstimulasi otot polos saluran cerna, bisa juga
relaksasi, bisa terjd :peningkatan kontraksi dan otnus otot
polos, kejang abdomen, mual, muntah
– Kontraksi otot polos uterus dan bronkus
• Kelenjar eksokrin : mengurangi sekresi asam
lambung dan meningktkan sekresi mukus
• Metabolisme Karbohidrat : dosis besar kadar gula
darah meningkat, penurunana glikogen hati,
peningkatan aktifitas fosforilase
SEROTONIN
• Medula adrenal : pelepasan katekolamin
• Trombosit : meningkatkan agregasi dan
mempercepat penggumpalan darah
• SSP : neurotransmitter
Sindroma Serotonin
Adalah keadaan toksis yang disebabkan oleh kelebihan serotonin dalam SSP
Gejalanya adalah sbb :
Jenis Gangguan Gejala
Kognitif Kebingungan, agitasi, hipomania, hiperaktivitas, gelisah
Otonom Hipertermia, berkeringat, takikardia, hipertensi, medriasis,
flushing, menggigil
Neuromuskulas Klonus (spontan / inducible / okular), hiperfleksia, hipertonia,
ataksia, tremor
Obat Serotonegrik
• Triptan
– Agonis reseptor 5HT1B/1D
– Menyebabkan vasokonstriksi spesifik di daerah
kranial.
Obat Serotonegrik
• Tegasterod
– Agonis reseptor 5HT4
– Memicu pelepasan neurotransmitter
– Menstimulasi refleks peristaltik dan sekresi usus
– Menghambat sensitivitas viseral
– Menormalkan motilitas usus
– Pada pertengahan 2007, produsen menarik obat
ini karena alasan keamanan
Obat Antiserotonergik
• Ketanserin
– Penghambat reseptor 5HT2 dan 5HT1C
– Indikasi : pengobatan hipertensi, klaudikasio
intermiten, fenomena raynaud
– ES: mengantuk, mulut kering, pusing, mual
– Menghambat respons konstraksi otot trakea
Obat Antiserotonergik
• Metisergid
– Mencegah serangan migren dan sakit kepala vaskular
lain, trmasuk sindrom horton
– Kontraindikasi pada migren akut
– Berguna utk pengobatan diare dan malabsorbsi pd pasien
karsinoid dan dumping syndrom pasca gastrektomi
– ES: heartbum, diare, kejang perut, mual dan muntah. Yg
jarang terjadi : insomnia, kegelisahan, euforia, halusinasi,
bingung, kelemahan badan dan nafsu makan hilang. Bisa
terjadi fibrosis infalamatoar
Obat Antiserotonergik
• Siproheptadin
– Antagonis histamin dan serotonin
– Melawan efek bronkokonstriksi histamin
– Melawan efek bronkokonstriksi, stimulasi rahim, dan
edema serotonin
– Memiliki aktivitas antikolinergik dan depresi SSP
– Digunakan pd pengobatan alergi kulit
– Digunakan pd dumping syndrome pasca gastrektomi dan
hipermotilitas pasien karsinoid
– ES: mengantuk. ES lain : mulut kering, anoreksia, mual,
pusing, dan dosis tinggi ataksia, berat badan
bertambah, percepatan pertumbuhan anak
Obat Antiserotonergik
• Odansteron
– Antagonis 5HT3
– Mempercepat pengosongan lambung
– Waktu transit sal cerna memanjang
– Indikasi : pencegahan mual dan muntah karena operasi dan
pengobatan kanker
– ES: konstipasi, ES lain : sakit kepala, flushing, mengantuk,
gangguan sal cerna
– Kontraindikasi : hipersensitivitas, kehamilan dan menyusui, pasien
dengan penyakit hati
– Harga obat sangat mahal, jadi harus dipertimbangkan dengan baik
LO5. Gejala, Diagnosis dan Penanganan
Urtikaria & Reaksi Anafilaksis
Definisi Urtikaria
(Ilmu penyakit dalam, FK UI)