Professional Documents
Culture Documents
i
refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data
berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Data yang
diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis proposal
kegiatan siswa kelas XI IA 2 mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes prasiklus, siklus I
dan siklus II. Hasil tes prasiklus nilai rata-rata siswa 53,7. Setelah dilakukan
tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 68,9, artinya terjadi peningkatan
sebesar 18,89% dari prasiklus. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata
menjadi 76,1 atau meningkat sebesar 19,05%. Masing-masing aspek dalam menulis
proposal kegiatan juga mengalami peningkatan. Aspek kelengkapan unsur skor
rata-rata prasiklus sebesar 10,7, rata-rata siklus I sebesar 13,9 dan rata-rata siklus II
sebesar 17,1. Aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada prasiklus sebesar 5,8,
siklus I menjadi 6,7, dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 8,1.
Pada prasiklus, aspek pilihan kata skor rata-rata sebesar 10,6, siklus I 12,6, dan
pada siklus II meningkat menjadi 14,7. Aspek penyusunan kalimat pada prasiklus
sebesar 9,6, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 10,6, pada siklus II menjadi
sebesar 12,9. Aspek kesesuaian tiap unsur pada prasiklus sebesar 4,9, siklus I
meningkat menjadi 5,9 dan siklus II menjadi 7,3. Aspek sistematika pada prasiklus
skor rata-rata sebesar 4,9, pada siklus I meningkat menjadi 6,4, dan pada siklus II
menjadi 7,6. Aspek kerapian tulisan untuk prasiklus sebesar 7,1, pada siklus I
meningkat menjadi 7,7 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8,4.
Peningkatan keterampilan menulis proposal kegiatan ini diikuti dengan
perubahan perilaku siswa keles XI IA 2. perilaku negatif siswa berubah menjadi
perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati pembelajaran, mereka juga
semakin aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran menulis proposal kegiatan
dengan pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1)
pendekatan kontekstual komponen inkuiri dan pemodelan dapat dijadikan alternatif
untuk membelajarkan keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis
proposal kegiatan. (2) peneliti lain hendaknya termotivasi untuk melengkapi
penelitian ini dengan menerapkan pendekatan lain yang dapat meningkatkan
keterampilan menulis proposal kegiatan siswa; (3) peneliti di bidang pendidikan
maupun di bidang bahasa hendaknya selalu termotivasi untuk melakukan penelitian
tentang teknik-teknik pembelajaran sehingga diperoleh alternatif teknik
pembelajaran baru khususnya pembelajaran menulis.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi.
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
Ketua, Sekretaris,
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
Asri Noorrodliyah
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan
terlepas dari masukan, arahan dan bimbingan yang telah diberikan dengan tulus
ikhlas dan sabar oleh Drs. Wagiran, M.Hum., Dosen Pembimbing I dan Drs.
kesempatan ini penulis ini juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Rustono, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
2. Drs. Mukh Doyin, M.Si., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
di bangku perkuliahan.
vii
4. Kepala SMA Negeri 9 Semarang atas izin yang diberikan untuk melakukan
atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.
dan Erni atas segala doa dan dorongan semangat yang diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
kepada saya menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah S.W.T. Penulis ini juga berharap agar skripsi ini bermanfaat
Penulis ini
viii
DAFTAR ISI
SARI.................................................................................................................... i
PERNYATAAN.................................................................................................. v
PRAKATA.......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
ix
2.2.1.3 Ragam Tulisan ................................................................................ 17
2.1.2 Proposal........................................................................................... 19
x
3.5.2 Teknik Nontes ................................................................................... 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 128
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 25 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kesesuaian Tiap Unsur ....................................................................... 104
Tabel 26 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Sistematika Penulisan ......................................................................... 105
Tabel 27 Hasil Tes Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan Siklus II Aspek
Kerapian Tulisan ................................................................................. 107
Tabel 28 Peningkatan Keterampilan Menulis Proposal Kegiatan...................... 118
Tabel 29 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ................................................ 122
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
SARI
1
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi.
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang
Ketua, Sekretaris,
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Asri Noorrodliyah
6
diberikan
7. Almamaterku tercinta.
7
PRAKATA
tidak terlepas dari masukan, arahan dan bimbingan yang telah diberikan
dengan tulus ikhlas dan sabar oleh Drs. Wagiran, M.Hum., Dosen
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ini juga menyampaikan
kepada penulis.
2. Drs. Mukh Doyin, M.Si., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
kepada penulis.
Vita, dan Erni atas segala doa dan dorongan semangat yang diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
diberikan kepada saya menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat
balasan yang setimpal dari Allah S.W.T. Penulis ini juga berharap agar
Penulis ini
9
BAB I
PENDAHULUAN
mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
2004. Tentu saja kurikulum ini mencakup semua mata pelajaran termasuk
Siswa tidak hanya menerima dan menghafal materi tentang tata bahasa,
dan menulis. Begitu juga dengan pembelajaran sastra, siswa harus mampu
menghafalkan sejarah sastra atau teori sastra. Siswa harus aktif dan kreatif
nyata.
membaca, dan menulis. Bersama dengan empat keterampilan tadi kita juga
Contoh tulisan antara lain: makalah, proposal, artikel, buku umum dan buku
suatu bentuk rencana atau rancangan yang tertuang dalam bahasa tulis. Jika
atau permohonan bantuan dana. Begitu juga ketika kita akan melakukan
penelitian ilmiah.
pendekatan dan metode yang tepat sehingga indikator yang diharapkan dapat
12
menulis proposal dengan baik. Pendekatan dan metode yang digunakan guru
juga harus mampu merangsang siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam
proses pembelajaran.
untuk mengaitkan materi yang disampaikan dengan situasi dunia nyata siswa
sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan baru dari model atau contoh
satu kelas yang aktif saat mengikuti pembelajaran. Selain itu, masih ditemui
siswa terbiasa hanya menerima pengetahuan dari guru, begitu juga yang
relatif singkat sehingga belum dapat diketahui apakah seluruh siswa telah
menguasai kompetensi dasar tersebut. Proposal yang ditulis oleh siswa juga
dasar menulis proposal kegiatan telah diajarkan, tetapi dari hasil kerja siswa
14
yang terbatas, 3) siswa belum mampu menulis proposal kegiatan dengan baik.
proposal kegiatan, tetapi dalam waktu yang singkat sehingga kurang optimal.
dilihat dan dipelajari secara langsung oleh siswa, selain itu siswa juga
ada beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis. Tetapi pada
manfaat teoretis.
16
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoretis
BAB II
saat ini masih dirasakan. Hal ini yang membuat banyak peneliti mengangkat
topik ini. Keterampilan menulis yang menjadi penelitian sampai saat ini
laporan, surat, atau proposal juga termasuk keterampilan menulis. Untuk itu,
penelitian di bidang menulis masih cukup luas dan masih banyak yang harus
menulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Sukris (2000), Solekhah
Perubahan ini ditandai dengan sikap tak acuh menjadi tertarik, enggan
menjadi bersemangat, siswa yang ragu-ragu menjadi lebih percaya diri dan
18
ini terbukti dengan hasil tes yang mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai
rata-rata 53,45 sedangkan pada siklus II menjadi 59,36. Selain itu, hasil
Siswa Kelas IID SLTP 1 Sukorejo Kendal. Dari hasil penelitian ini dapat
model, siswa lebih mudah memahami seperti apa karangan narasi itu, mereka
siswa.
sebesar 27,54, hasil siklus II menjadi 77,91. Perilaku siswa juga mengalami
perubahan ke arah positif. Kelemahan dari penelitian ini adalah siswa dalam
dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat
setelah membandingkan hasil tes pratindakan, hasil tes siklus I dan siklus II.
20
hanya sebatas menulis berbagai jenis karangan, tetapi kita juga dituntut untuk
tetapi hanya menekankan pada salah satu komponen. Untuk itu, peneliti
meliputi hakikat menulis, tujuan menulis, ragam tulisan, manfaat menulis dan
proposal kegiatan.
struktur bahasa dan kosa kata untuk menyampaikan maksud serta tujuan yang
yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi
tertulis paling tidak terdapat tiga unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai
penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca
pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak
dibaca dan bisa dipahami orang lain. Maka dari itu, tulisan atau karangan
pikiran, penalaran, dan data faktual karena itu wujud yang dihasilkan dari
grafologi, struktur bahasa dan kosa kata sehingga menghasilkan tulisan yang
waktu, kesempatan, dan latihan. Melalui latihan dan praktik secara terus
Setiap kita melakukan sesuatu pasti ada tujuan tertentu yang hendak
kita capai. Begitu juga dengan kegiatan menulis. Tujuan kegiatan menulis
adalah menyampaikan ide, gagasan atau buah pikiran melalui bahasa tulis.
adalah para siswa yang merangkum buku karena tugas dari guru, sekretaris
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik
secara sadar maupun tidak sadar bahwa pembaca sebagai penikmat karyanya
Akan tetapi banyak penulis yang melakukan kegiatan menulis dengan tujuan
Tujuan lain dari kegiatan menulis yaitu pernyataan diri. Penulis ingin
erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri yaitu tujuan kreatif atau
diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik atau
seni yang ideal, seni yang menjadi idaman. Hasil dari kegiatan ini berupa
SMA kelas XI, standar kompetensi untuk keterampilan menulis adalah siswa
paragraf eksposisi (deduktif dan induktif), baik dari pikiran sendiri maupun
dari berbagai tulisan nonsastra, dalam berbagai bentuk (baik berupa memo,
harus dikuasai siswa, yaitu (1) menulis karangan, (2) melengkapi karya tulis
dengan daftar pustaka dan catatan kaki, (3) menulis surat niaga, surat kuasa
dan memo, (4) menulis proposal, (5) menulis ringkasan isi buku, (6) menulis
rangkuman diskusi panel atau seminar, (7) menulis notulen rapat, (8) menulis
karya ilmiah.
tujuan yang utama adalah siswa mampu menulis proposal sesuai dengan
para ahli, yaitu klasifikasi yang dibuat Salisbury dan Chenfeld. Salisbury
kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi, 2) tulisan
penelitian.
atas, dapat disimpulkan bahwa tulisan itu beragam, dapat dilihat dari
tulisan yang berupa penjelasan yang terperinci, laporan atau dokumen, surat-
misalnya artikel, karya ilmiah, cerpen, novel dan tulisan ekspositori yang
termasuk jenis tulisan objektif. Dilihat dari sifat tulisan, proposal termasuk
tulisan ekspositori.
ketiga yaitu, penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai
berhubungan.
semula masih samar menjadi lebih jelas dan dimengerti oleh pembaca.
Kelima, penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara
lebih objektif. Keenam, dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan
untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekedar penyadap informasi dari orang lain. Manfaat yang
terakhir yaitu, menulis akan membiasakan kita berfikir serta berbahasa secara
tertib dan teratur jika kegiatan menulis tersebut dilakukan secara terencana.
Istilah proposal sudah bukan hal yang asing dalam keseharian kita,
proposal, bahkan menulis sebuah proposal. Lalu apa sebenarnya proposal itu?
28
atau bisa juga dikatakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan
harapan dan permohonan. Oleh karena itu, dalam sebuah proposal diuraikan
dengan jelas tentang apa yang direncanakan dan dibutuhkan. Untuk lebih
foto, jadwal kegiatan, peta, grafik atau hal-hal lain yang dibutuhkan agar
orang lain yang dikirimi tahu dan paham kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan.
ketelitian serta kecermatan. Seorang penulis proposal harus teliti dan cermat
2004: 84).
menuliskannya, bukan saja dasar pemikiran dan tujuan proyek atau kegiatan
yang jelas, namun juga kepiawaian dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan
membacanya. Jika orang yang berminat itu benar-benar tertarik, maka inilah
maupun sarana (Hasnun 2004: 84). Proposal ditulis dan diajukan misalnya
saat siswa akan mengadakan pameran atau studi banding, karang taruna akan
oleh orang atau kelompok yang sama dan ditujukan kepada pihak yang sama
unsur proposal, (2) sasaran dan tujuan, (3) perbedaan bahasa yang digunakan.
2.2.2.2Unsur-unsur Proposal
proposal adalah pendahuluan, dasar, maksud dan tujuan, tujuan dan manfaat
dan tema kegiatan, masalah, visi dan misi, manfaat, populasi dan sampel,
sasaran dan target kegiatan, waktu dan tempat kegiatan, jadwal pelaksanaan,
dicantumkan adalah (1) latar belakang, (2) dasar kegiatan (3) tujuan, (4)
kegiatan dan tema, (5) manfaat, (6) sasaran, (7) waktu dan tempat
pokok permasalahan yang tentu saja berdasarkan isi dan tujuan proposal.
maka dalam latar belakang harus dipaparkan secara singkat namun jelas hal-
pelaksanaan studi banding adalah program kerja OSIS SMA A periode 2004/
2005. Begitu juga dengan tujuan yang ingin dicapai serta manfaat yang ingin
dalam proposal kegiatan. Selain tujuan dan manfaat, sasaran kegiatan yang
dalam membuat anggaran dana tidak bisa dikira-kira atau dikarang, artinya
harga yang sesuai. Oleh karena itu, kematangan dan ketelitian dalam
kalimat penutup misalnya, Demikian proposal kegiatan ini kami susun, atas
proposal berbeda dengan bahasa karangan atau prosa. Bahasa yang digunakan
harus jelas, jelas dalam memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan
tepat, sebaiknya salah satu kata dihilangkan, misalnya penggunaan kata agar
dan supaya secara bersamaan menjadi agar supaya atau kata merupakan dan
Keruntutan paragraf dapat dilihat dari paduan antara kalimat pertama dan
kalimat berikutnya. Dalam sebuah kalimat ada kalimat inti, dalam paragraf
dalam berbagai tulisan di media massa, laporan, proposal dan jenis karya
ilmiah lainnya. Misalnya kesalahan penempatan tanda titik, koma, titik koma,
titik dua atau penulisan kata depan. Untuk itu, penggunaan ejaan harus benar-
benar diperhatikan.
rencana kegiatan yang dituangkan dalam bahasa tulis. Bentuk dan unsur
33
disusun untuk permohonan izin atau permohonan dana, untuk itu bahasa yang
fasilitator dan bukan hanya mengutamakan apa yang akan diajarkan saja,
2003:1).
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk
34
seperti ini diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam
pengetahuan dari guru ke siswa (Depdiknas 2003:1). Dalam konteks itu siswa
perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaat bagi kehidupan mereka,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Siswa sadar bahwa
apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka
nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya
tersebut bukan dari ceramah guru, guru hanya memberikan jalan dan
itu guru harus pandai memilih strategi yang tepat yang mampu membekali
lainnya dan dari satu konteks ke konteks lainnya (Zulaeha 2003:1). Guru juga
harus mampu mengkondisikan kelas dan mengelola kelas sebagai sebuah tim
yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota
kelas.
35
Ada lima belas kata kunci dalam pembelajaran CTL, yaitu. Real -
berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna
dengan dunia nyata (real world) di mana mereka berada. Sehingga materi-
materi yang mereka pelajari bukan hanya menjadi bayangan dalam pikiran
belajar dan kaitannya dengan apa yang mereka pelajari, dengan begitu siswa
lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari. Siswa diajak untuk
berfikir, bukan sekadar menerima apa kata guru. Siswa menjadi subjek dalam
kelas kontekstual, artinya pusat dari proses pembelajaran adalah siswa bukan
guru sehingga siswa harus aktif, kritis, dan kreatif menemukan sendiri
mereka. Siswa duduk manis mendengarkan ceramah guru tidak berlaku dalam
kelas kontekstual.
yang akan mereka dapatkan dari apa yang mereka pelajari dan apakah
kontekstual.
anggota masyarakat.
lain agar mendapat tanggapan dan atas dasar tanggapan itu konsep tersebut
dengan guru sebagai fasilitator dan motivator. Karakteristik yang kedua yaitu
diskusi dengan teman mengenai materi yang sedang mereka pelajari. Mereka
juga kritis terhadap pelajaran yang sedang dipelajari. Guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator bagi siswa, meskipun demikian guru juga harus
38
kreatif dalam mengelola kelas agar kelas tersebut tidak membosankan dan
pengetahuan siswa juga memacu mereka untuk lebih kreatif. Hasil-hasil kerja
mereka juga dapat dijadikan model dalam pembelajaran bagi kelas lainnya.
hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan
karena CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, kelas yang
belajar yang ia lakukan. Dan mereka sendiri yang mengalami proses tersebut
karena siswa sebagai subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan
menyelidiki sacara sistematis, kritis, logis dan analitis sehingga siswa dapat
harus selalu kreatif dalam merancang kegiatan dalam kelas sehingga dapat
40
siklus belajar yang harus dilalui siswa. Siklus dalam pendekatan kontekstual
penyimpulan (conclussion).
observasi terhadap objek dari masalah yang telah dirumuskan itu. Setelah
mengetahui tentang masalah tersebut. Salah satu sumber yang ada di kelas
hipotesis tersebut terjawab atau terbukti, langkah akhir dalam siklus inkuiri
dalam pembelajaran inkuiri siswa harus melalui sebuah siklus belajar yang
melempar bola dalam olah raga, menunjukkan contoh karya tulis, cara
belajar pada siswa (Depdiknas 2003:16). Tentu saja model yang ditampilkan
dalam pembelajaran puisi, ada siswa yang pernah menjadi juara lomba puisi,
siswa tersebut dapat dijadikan model bagi siswa lain. Model juga dapat
atau contoh dalam proses pembelajaran sehingga dari model tersebut siswa
42
sesatu, tulisan misalnya dan lain sebagainya yang dapat membantu siswa
pendekatan kontekstual. Akan tetapi siswa juga dapat menjadi model dalam
dengan yang lainnya. Akan tetapi kita dapat menekankan pada salah satu
kelas yang berupa contoh proposal kegiatan. Proposal yang dijadikan model
ini tidak untuk ditiru siswa, tetapi siswa harus aktif menemukan sendiri
pengetahuan tentang proposal dari model tersebut. Di sini peran guru hanya
keaktifan siswa.
43
yang telah mereka tulis dapat ditempelkan di dinding kelas agar kelompok
yang dipilih sesuai dengan keinginan mereka, guru tidak membatasi. Ketika
diharapkan terjadi perubahan tingkah laku siswa dari tidak biasa menulis
Ragam tulisan dapat dilihat dari bentuk maupun sifat tulisan tersebut.
esai. Berdasarkan sifat tulisannya ada tulisan kreatif misalnya artikel, karya
ilmiah, cerpen, novel dan tulisan ekspositori yang mencakup penulisan surat,
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas XI, standar kompetensi untuk
induktif), baik dari pikiran sendiri maupun dari berbagai tulisan nonsastra,
dalam berbagai bentuk (baik berupa memo, surat, proposal, atau karya
ilmiah).
rencana kegiatan yang dituangkan dalam bahasa tulis. Bentuk dan unsur
disusun untuk permohonan izin atau permohonan dana, untuk itu bahasa yang
45
salah satu contoh tulisan yang berdasarkan bentuknya termasuk jenis tulisan
atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal dan mampu menulis
dari kegiatan belajar yang ia lakukan. Dan mereka sendiri yang mengalami
assessment).
proposal kegiatan. Proses inkuiri yang dilalui siswa mendorong mereka untuk
membiasakan siswa berpikir sistematis dan kritis yang pada akhirnya dapat
dapat meningkat.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
reflektif. Tiap siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan,
P1 P2
R T R T
O O
Keterangan:
3.1.1.1 Perencanaan
instrumen nontes juga menyiapkan perangkat tes yang berupa kisi-kisi soal
3.1.1.2 Tindakan
komponen inkuiri dan pemodelan. Pada tahap ini, dilakukan tiga tahap proses
model mereka analisis dan dituliskan pada selembar kertas dan dibacakan di
depan kelas untuk mendapatkan masukan dari teman dan guru. Setelah
tersebut, mereka dapat mengamati contoh atau melihat program kerja OSIS
untuk memilih salah satu kegiatan, atau jika mereka ikut dalam organisasi di
luar sekolah misalnya Karang Taruna atau organisasi lainnya, dapat dijadikan
ditanggapi teman yang lain. Berdasarkan masukan dari teman atau guru,
50
siswa melakukan perbaikan terhadap proposal yang telah ditulis. Agar hasil
karyanya dapat dilihat oleh teman-teman yang lain, proposal yang telah
Hasil tulisan siswa yang berupa proposal kegiatan dinilai guru untuk
kegiatan.
3.1.1.3 Observasi
melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes untuk mengetahui
kepada siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan dan saran siswa terhadap
pembelajaran yang baru saja dilakukan, baik terhadap materi, teknik maupun
cara mengajar guru. Wawancara dilaksanakan setelah diketahui nilai hasil tes
3.1.1.4 Refleksi
menganalisis hasil tes dan nontes yang telah diperoleh pada siklus I ini.
memenuhi target nilai yang ditetapkan, yaitu 70. Selain itu, siswa masih
3.1.2.1 Perencanaan
dihadirkan pada siklus I. Guru juga menyiapkan soal tes dan nontes untuk
3.1.2.2 Tindakan
tentang apa dan bagaimana proposal kegiatan itu. Guru menghadirkan model
dipelajari siswa, pada siklus II ini guru menambah model dari siklus I.
temukan dari model mereka analisis dan dituliskan pada selembar kertas dan
dibacakan di depan kelas untuk mendapatkan masukan dari teman dan guru.
latihan menulis latar belakang, latihan menyusun kalimat efektif dan latihan
menggunakan ejaan yang baik dan benar. Tindakan ini dilakukan untuk
efektif dan kurang mampunya siswa menulis sesuai dengan ejaan yang benar,
tersebut, mereka dapat mengamati contoh atau melihat program kerja OSIS
untuk memilih salah satu kegiatan, atau jika mereka ikut dalam organisasi di
proposal kegiatan. Proposal yang telah ditulis disajikan di depan kelas untuk
ditanggapi teman yang lain. Berdasarkan masukan dari teman atau guru,
siswa melakukan perbaikan terhadap proposal yang telah ditulis. Agar hasil
karyanya dapat dilihat oleh teman-teman yang lain, proposal yang telah
Hasil tulisan siswa yang berupa proposal kegiatan dinilai guru untuk
3.1.2.3 Observasi
siswa setelah dilakukan tindakan siklus II. Observasi yang dilakukan pada
melalui data tes dilakukan dengan mengamati hasil tes siklus II untuk
kepada siswa untuk mengetahui kesan, tanggapan dan saran siswa terhadap
pembelajaran yang baru saja dilakukan, baik terhadap materi, teknik maupun
cara mengajar guru. Wawancara dilaksanakan setelah diketahui nilai hasil tes
siklus II untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai pada siklus II ini.
3.1.2.4 Refleksi
tindakan pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes
keterampilan menulis proposal kegiatan dan hasil nontes yang dilakukan pada
proposal kegiatan siswa yang terbukti dengan meningkatnya nilai tes pada
silklus II. Rata-rata kelas juga telah memenuhi target nilai yang telah
ditetapkan, yaitu 70. Analisis hasil nontes yang berupa hasil observasi,
2004/ 2005. Kelas XI IA 2 terdiri atas 46 siswa. Penulis memilih kelas ini
kelengkapan bagian proposal, penggunaan ejaan dan tanda baca, pilihan kata,
proposal apabila telah mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal sebesar 70.
dan nontes.
57
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan tes awal atau pretest untuk
proses pembelajaran.
dan tanda baca, pilihan kata, penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur,
dan benar.
tercantum
3. Pilihan kata
Sangat baik : pilihan kata yang tidak sesuai dengan maksud 0-5
dari 15
4. Penyusunan kalimat
7. Sistematika penulisan
kurang tepat.
8. Kerapian tulisan
kurang : tulisan kurang bisa dibaca, tidak jelas dan tidak rapi
proposal siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup dan
kurang.
3.4.2 Nontes
foto.
dipelajari atau justru mengobrol sendiri. Apakah siswa aktif bertanya kepada
siswa yang nilai tesnya tinggi dan rendah. Wawancara ini untuk mengetahui
kegiatan. Dari wawancara ini juga digali saran siswa untuk memperbaiki
pembelajaran inkuiri.
62
3.4.2.3 Jurnal
merupakan wujud nyata yang dapat dilihat dari pedoman observasi. Jadi
Kegiatan siswa yang akan didokumentasikan antara lain (1) keadaan siswa
pada awal pembelajaran, (2) sikap siswa saat mendengarkan penjelasan guru,
(3) aktivitas saat memberi tanggapan maupun pertanyaan, (4) aktivitas siswa
63
pembelajaran, dan (6) saat siswa mengerjakan tugas dari guru untuk menulis
proposal.
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan tes
awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan sekali pada awal siklus I untuk
pada akhir siklus I dan II diadakan tes akhir. Tes akhir dilakukan dengan
memberikan tugas menulis proposal kegiatan kepada siswa. Tes ini untuk
3.5.2.1 Observasi
pembelajaran.
3.5.2.2 Wawancara
yang diwawancarai adalah siswa yang nilai tesnya tinggi, sedang, dan rendah.
siswa yang diwawancarai, yaitu tiga siswa dengan nilai tinggi, tiga siswa
dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai rendah. Pada siklus II juga
dilakukan wawancara terhadap sembilan orang siswa, tiga siswa dengan nilai
tinggi, tiga siswa dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai rendah.
perekam. Dari hasil wawancara ini diharapkan dapat diketahui respon siswa
kegiatan.
65
3.5.2.3 Jurnal
siswa bahwa pengisian jurnal sesuai dengan pendapat mereka sendiri, mereka
tidak perlu takut untuk menuliskan pendapat, kritik maupun saran terhadap
diperoleh dari hasil tes menulis proposal pada siklus I dan II. Nilai dari
66
Keterangan:
diperoleh dari hasil nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui siswa
dasar untuk menentukan siswa yang akan diwawancarai selain hasil nilai tes.
BAB IV
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan
nontes. Hasil tes meliputi prasiklus, siklus I dan siklus II. Hasil prasiklus
tindakan. Hasil tes siklus I dan II adalah hasil tes menulis proposal kegiatan
dan inkuiri. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara dan
dokumentasi foto.
dengan pendekatan inkuiri dan pemodelan. Pada tes awal ini, guru
memberikan empat soal untuk dikerjakan siswa secara individu. Empat soal
tersebut terdiri atas tiga soal untuk menguji kemampuan kognitif siswa dan
masih terbatas. Hasil ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
68
4. Kurang - - -
0<Nilai≤54
kemampuan kognitif sebesar 68,4 atau masih dalam kategori cukup. Hasil tes
ini menunjukkan tidak ada siswa yang memperoleh kategori kurang dengan
54<Nilai≤69 diperoleh 18 siswa atau 39%. Kategori baik dengan rentang nilai
69<Nilai≤84 dicapai 26 siswa atau 57%. Untuk kategori sangat baik dengan
atau 41,30%. Untuk kategori baik dengan rentang nilai 84<Nilai≤100 belum
mampu diraih siswa atau 0,00%. Rata-rata nilai prasiklus adalah 53,7 atau
Untuk lebih jelasnya, perolehan kategori nilai hasil tes pada prasiklus
100%
80%
58,70%
60%
41,30%
40%
20%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
yaitu pada angka 58,70%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa
sisanya berada pada kategori baik, yaitu 41,30%. Kategori sangat baik dan
memperoleh nilai lebih dari 60 dan 4 siswa mendapatkan nilai di bawah 50.
Nilai prasiklus ini berasal dari skor masing-masing aspek, yaitu aspek
penyusunan kalimat, kesesuaian tiap unsur, serta bentuk dan kerapian. Hasil
unsur-unsur yang harus tercantum dalam proposal kegiatan. Hasil tes pada
4 Kurang - 0 0,00%
0< Skor ≤5
baik dengan skor 15<Skor≤20 belum ada siswa yang mencapainya atau
0,00% . Kategori baik dicapai 23 siswa atau 50%. Untuk kategori cukup
dengan rentang skor 5< Skor ≤10 dicapai 23 siswa atau 50%. Tidak ada
siswa yang mendapatkan skor 0< Skor ≤5 atau kategori kurang. Jadi rata-
aspek kelengkapan unsur adalah 10,7 atau berada pada kategori baik.
tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat pada tabel berikut.
72
4 Kurang - 0 0,00%
0<Nilai≤2
menggunakan ejaan dan tanda baca tidak ada yang berkategori kurang.
Kategori cukup dengan skor rentang skor 2<Nilai≤5 diperoleh 25 siswa atau
rentang skor 7<Nilai≤10. Jadi skor rata-rata kelas untuk aspek penggunaan
ejaan dan tanda baca prasiklus sebesar 5,8 atau kategori baik.
4 Kurang - 0 0,00%
0<Nilai≤5
memilih kata yang sesuai untuk menyusun proposal tidak ada yang
keterampilan siswa pada aspek pilihan kata sebesar 10,6 atau berkategori
baik.
siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk keterampilan
4 Kurang - 0 0,00%
0< skor ≤5
menyusun kalimat efektif untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< skor
≤5 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Kategori cukup dengan skor 5<
skor ≤10 dicapai 43 siswa atau 93,48%. Untuk kategori baik dengan rentang
skor 10< skor ≤15 diperoleh 3 siswa atau 6,52%.Untuk kategori sangat baik
dengan skor 15< skor ≤20 belum ada siswa yang mencapainya atau 0,00%.
Rata-rata kelas untuk aspek penyusunan kalimat adalah sebesar 9,6 atau berada
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan rentang skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%.
Kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 dicapai 39 siswa atau
84,78%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 7 siswa
atau 15,22%.Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
belum ada siswa yang mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek
kesesuaian tiap unsur adalah sebesar 4,9 atau berada pada kategori cukup.
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Kategori
cukup dengan skor 2< skor ≤5 dicapai 37 siswa atau 80,43%.Untuk kategori
baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 9 siswa atau 19,57%.Untuk
kategori sangat baik dengan skor 7< skor ≤10 belum ada siswa yang
mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian tiap unsur
prasiklus aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini.
77
4 Kurang - 0 0,00%
0< skor ≤2
untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai 8 siswa
atau 17,39%. Kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 dicapai 29 siswa
atau 63,04%. Sisanya 9 siswa atau 19,57% mendapat kategori cukup dengan
rentang skor 2< skor ≤5. Pada prasiklus ini sudah tidak ada siswa yang
mendapat kategori kurang. Jadi rata-rata untuk aspek bentuk dan kerapian
siklus I meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes yaitu nilai tes keterampilan
4 Kurang 1 54 2,17%
0<Nilai≤54
untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< Nilai ≤54 diperoleh satu siswa
atau 2,17%. Kategori cukup dengan rentang nilai 54< Nilai ≤69 dicapai 38
siswa atau 82,61%. Untuk kategori baik dengan rentang nilai 69< Nilai ≤84
diraih oleh 7 siswa atau 15,22%. Sedangkan untuk kategori sangat baik
dengan rentang nilai 69< Nilai ≤84 belum ada yang mencapainya atau
siklus I adalah sebesar 63,9 atau berada pada kategori cukup. Untuk lebih
100%
82,61%
80%
Persentase siswa
60%
40%
15,22%
20%
0,00% 2,17%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
siswa pada siklus I ini sebagian besar berkategori cukup, yaitu sebesar
82,61% kemudian kategori baik 15,22% dan kategori kurang sebesar 2,17%.
Hasil ini juga dapat dilihat pada grafik pencaran nilai berikut ini.
90
80
70
60
50
40
30
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46
dilaksanakan tindakan siklus I nilai yang diperoleh siswa lebih variatif. Nilai
pada siklus I antara 50-80. 11 siswa mendapatkan nilai kurang dari 60, 6
80
nilai 60-70.
ejaan dan tanda baca, 3) aspek pilihan kata, 4) aspek penyusunan kalimat, 5)
tes pada aspek kelengkapan unsur dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
sangat baik dengan rentang skor 15< skor ≤20 dicapai 3 siswa atau 6,52% .
Untuk kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 34 siswa atau
81
73,91%. Kategori cukup dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai 9 siswa
atau 19,57%. Pada siklus I ini tidak ada siswa yang memperoleh kategori
proposal kegiatan aspek kelengkapan unsur berada pada kategori baik dengan
rata-rata skor 13,9. Hasil tersebut juga dapat dilihat pada grafik 5 berikut ini.
100%
73,91%
80%
Persentase siswa
60%
40%
19,57%
20% 6,52%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Pada grafik 5 di atas dapat dilihat bahwa kategori baik yang paling
dan sisanya 19,57% mendapat kategori cukup. Untuk kategori kurang berada
pada angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang menapatkan kategori kurang.
tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat pada tabel 15 berikut.
82
menggunakan ejaan sudah tidak ada yang memperoleh kategori kurang dengan
rentang skor 0< skor ≤2 atau 0,00%. Kategori cukup dengan rentang skor 2<
skor ≤5 diperoleh 15 siswa atau 32,61%. 25 siswa atau 54,35% mendapat skor
5< skor ≤7 dengan kategori baik. Untuk kategori sangat baik dengan rentang
skor 7< skor ≤10 dicapai 6 siswa atau sebesar 13,04% . Jadi rata-rata
kemampuan siswa kelas II IA 2 untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca
ejaan dan tanda baca juga dapat dilihat pada grafik 6 berikut ini.
83
100%
80%
Persentase siswa
54,35%
60%
32,61%
40%
13,04%
20%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
sisanya 32,61% mendapat kategori cukup. Untuk kategori kurang berada pada
angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang menapatkan kategori kurang.
dengan skor rata-rata 12,6. Berdasarkan hasil tes belum ada siswa yang
mencapai skor pada rentang 15< skor ≤20 atau kategori sangat baik.
Kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 28 siswa atau
60,87%. Kategori cukup dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai oleh 18
siswa atau 39,13%. Pada siklus I ini tidak ada siswa yang mendapatkan skor
di bawah 55 atau kategori kurang. Untuk lebih jelasnya, hasil tersebut dapat
100%
80%
Persentase siswa
60,87%
60%
39,13%
40%
20%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
yaitu berada pada angka 60,87%. Artinya sebanyak 60,87% siswa dari jumlah
Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau tidak
siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk keterampilan
4 Kurang - 0 0,00%
0< skor ≤5
dalam menyusun kalimat efektif berada pada kategori baik dengan rata-rata
skor 10,6. Pada siklus I ini, tidak ada siswa yang memperoleh skor dengan
rentang skor 0< skor ≤5 dengan kategori kurang. Untuk kategori cukup
dengan rentang skor 5< skor ≤10 dicapai 38 siswa atau 82,61%. Sisanya 8
siswa atau 17,39% memperoleh kategori baik dengan rentang skor 10< skor
≤15. Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 15< skor ≤20 tidak ada
siswa yang mencapainya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 8
berikut ini.
86
100%
82,61%
80%
Persentase siswa
60%
40%
17,39%
20%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
yaitu berada pada angka 82,61%. Artinya sebanyak 82,61% siswa dari jumlah
baik. Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang.
mencapai kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor aspek ini
yaitu 6,0. Untuk kategori kurang dengan rentang skor 0< skor ≤2 tidak ada
dicapai 20 siswa atau 43,48%. Kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7
dicapai 21 siswa atau 45,65%. Untuk kategori sangat baik dengan rentang
skor 7< skor ≤10 dicapai 5 siswa atau 10,87%. Untuk lebih jelasnya, hasil
100%
80%
Persentase siswa
40%
20% 10,87%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
yaitu berada pada angka 56,52%. Artinya sebanyak 56,52% siswa dari jumlah
cukup. Untuk kategori sangat baik dan kurang berada pada angka 0,00%, atau
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang.
88
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Sedangkan
untuk kategori cukup dengan skor 2< skor ≤5 dicapai 37 siswa atau
80,43%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 9 siswa
atau 19,57%.Untuk kategori sangat baik dengan skor 7< skor ≤10 belum ada
siswa yang mencapainya atau 0,00%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian
tiap unsur adalah sebesar 4,9 atau berada pada kategori baik. Hasil ini juga
100%
80%
20%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
yaitu berada pada angka 45,65%. Artinya sebanyak 45,65% siswa dari jumlah
21,74%. Kategori cukup dicapai 32,61%. Untuk kategori kurang berada pada
angka 0,00%, atau tidak ada siswa yang mendapatkan kategori sangat baik
dan kurang.
kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai 17 siswa atau
36,96%. Kategori baik dicapai 20 siswa atau 43,48%. Sisanya 9 siswa atau
19,57% mendapat kategori cukup dengan rentang skor 0< skor ≤2. Jadi aspek
kerapian tulisan pada siklus I ini mencapai nilai rata-rata 7,7 atau kategori
100%
80%
Persentase siswa
60%
43,48%
36,96%
40%
19,57%
20%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
yaitu berada pada angka 43,48%. Artinya sebanyak 43,48% siswa dari jumlah
berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan kategori
kurang.
91
4.1.2.2.1 Observasi
komponen pemodelan dan inkuiri, tidak semua siswa dapat mengikuti dengan
baik. Peneliti menyadari bahwa peneliti sendiri baru 3 kali masuk kelas
cukup. Observasi ini diperoleh dari kelima aspek yang diamati, yaitu semangat
dengan skor 3. Pada siklus I ini siswa cukup semangat dalam mendengarkan
mendengarkan penjelasan guru pada saat pembelajaran, lebih dari 50% siswa
cukup perhatian terhadap penjelasan guru, jadi untuk perilaku ini berada pada
kategori baik dengan skor 4. Pada siklus I ini hanya ada 2 siswa yang berani
bertanya pada guru, berarti masih dalam kategori kurang. Begitu juga dengan
jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan guru masih ada dalam
dengan skor 4. Sasaran kedua yaitu keaktifan siswa dalam bekerja kelompok
mendapat skor 4 atau dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa pada siklus
menggunakan berbagai sumber, dari buku paket dan contoh proposal yang
sudah ada. Jadi untuk aspek ini berada pada kategori cukup dengan skor 3.
terhadap model sudah cukup baik dengan skor 4. artinya sebagian besar siswa
model, hanya beberapa siswa yang bertanya tentang model. Siswa melalui
baik, sehingga untuk aspek ini berada pada kategori kurang dengan skor 2.
model, keseriusan siswa untuk mengumpulkan data berada pada kategori baik
dengan skor 4.
menjawab hipotesis yang telah mereka ajukan. Simpulan yang dilakukan siswa
dapat dikategorikan kurang dengan skor 2. Peran guru sebagai fasilitator dan
motivator tergolong baik dengan skor 4. Artinya guru mampu membantu siswa
Penyajian hasil karya siswa tergolong baik dengan skor 4. Karena hasil
karya siswa ditempel di depan kelas sehingga siswa lain dapat melihat dan
tugas menulis proposal kegiatan. Untuk perilaku ini mencapai skor 11 atau
73.3%. Sasaran yang diobservasi ada tiga, yaitu keseriusan siswa dalam
yang diberikan guru. Sasaran yang ketiga yaitu ketepatan waktu, siswa dalam
mengerjakan tugas yang diberikan belum semuanya dapat selesai tepat waktu,
jadi masih pada kategori cukup dengan skor 3. artinya ada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas tepat waktu dan ada yang tidak mampu menyelesaikannya
Dari ketiga jenis perilaku yang di amati dan beberapa sasaran observasi
4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada siklus I ini adalah jurnal siswa dan jurnal
A. Jurnal Siswa
Dari hasil jurnal siswa pada siklus I ini diketahui bahwa sebagian
kegiatan dan tema kegiatan, kesulitan dalam menyusun latar belakang, sulit
95
memilih kosa kata yang tepat dan kesulitan menyusun kalimat yang efektif.
Mereka juga sulit membiasakan diri menulis dengan ejaan yang baik dan
benar.
tidak semua siswa menguasainya. Selain itu, materi proposal kegiatan adalah
hal yang baru bagi sebagian besar siswa, meskipun ada beberapa siswa yang
B. Jurnal guru
pembelajaran.
pelajaran cukup baik, hanya saja guru masih kurang tegas dalam menghadapi
siswa yang tidak disiplin. Pada siklus I ini memang ada beberapa siswa yang
kelas, keluar kelas tanpa izin dan membicarakan sesuatu di luar materi
4.1.2.2.3 Wawancara
siklus I ini. Peneliti mewawancarai sembilan orang siswa, tiga siswa dengan
nilai rendah, tiga siswa dengan nilai sedang, dan tiga siswa dengan nilai
dan inkuiri yang telah dilaksanakan. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa
97
tiga siswa yang memperoleh nilai tinggi dan tiga siswa yang memperoleh
Sedangkan tiga siswa yang nilainya rendah selama ini memang kurang
berminat pada pembelajaran menulis karena cukup rumit dan sulit dalam
menuangkan gagasan dalam bahasa tulis. Dari kesembilan siswa tersebut, dua
proposal kegiatan, karena mereka adalah pengurus OSIS dan aktif dalam
kegiatan, tema kegiatan, membuat latar belakang dan menyusun kalimat yang
sangat membantu mereka untuk berpikir secara runtut dan sistematis, karena
kegiatan diskusi, keaktifan siswa, dan kegiatan tes. Dokumentasi foto ini
sebagai berikut.
memperhatikan guru, tetapi ada juga siswa yang kurang semangat, terlihat
dilaksanakan.
99
proposal kegiatan siswa kelas II IA 2 baru dalam kategori cukup dan belum
ditetapkan. Selain itu perubahan tingkah laku siswa masih tergolong normal,
artinya belum tampak perubahan yang berarti. Untuk itu, tindakan siklus II
101
ini dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada
siklius I. Berikut ini hasil tes dan nontes pada siklus II.
Hasil tes siklus II adalah hasil tes menulis proposal kegiatan dengan
penggunaan ejaan dan tanda baca, 3) aspek pilihan kata, 4) aspek penyusunan
4 Kurang - 0 0,00%
0<Nilai≤54
komponen inkuiri dan pemodelan untuk kategori sangat baik dengan skor
84<Nilai≤100 dicapai 6 siswa atau 13,04%. Untuk kategori baik dengan skor
54<Nilai≤69 dicapai 8 siswa atau 17,39%. Pada siklus II ini tidak ada siswa
yang memperoleh nilai kurang dari 55 atau pada kategori kurang. Jadi rata-
100%
80% 69,57%
Persentase siswa
60%
40%
17,39%
13,04%
20%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
paling tinggi, yaitu berada pada angka 69,57%. Artinya sebanyak 69,57%
kategori angat baik. Kategori cukup berada pada angka 17,39%. Untuk
kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang
Hasil tes menulis proposal kegiatan siklus II juga dapat dilihat pada
90
80
70
60
50
40
30
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46
siklus II berada antara 60-90. 8 siswa berada pada rentang 60-70, 13 siswa
berada pada rentang 80-90 dan sisanya 25 siswa berada pada rentang 70-80.
dapat disebabkan dua faktor, yaitu faktor dari siswa dan faktor strategi.
Faktor yang berasal darin siswa yaitu siswa sudah mampu memahami dan
yang ditentukan, meskipun beberapa siswa ada yang belum mencapai target
nilai yang ditentukan. Faktor yang kedua, yaitu strategi yang digunakan guru
yang ditulis siswa, sedikitnya kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
kegiatan. Hasil tes pada aspek kelengkapan unsur dapat dilihat pada tabel 22
berikut.
untuk kategori sangat baik dengan skor 15< skor ≤20 dicapai 27 siswa atau
58,70%. Untuk kategori baik dengan skor 10<skor≤15 dicapai 19 siswa atau
41,30%. Kategori cukup dengan skor 5<skor≤10 dan kategori kurang dengan
rentang skor 0<skor≤5 tidak diperoleh siswa atau 0%. Jadi rata-rata
kelengkapan unsur pada siklus II ini adalah 17,1 atau sudah mencapai
kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 14
berikut ini.
100%
80%
Persentase siswa
58,70%
60%
41,30%
40%
20%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 58,70%. Artinya sebanyak 58,70%
41,30% memperoleh kategori baik. Kategori cukup dan kurang berada pada
angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan kategori cukup dan
Pada siklus II ini, untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca
kata, penggunaan ejaan dan tanda baca. Hasil tes untuk aspek ini dapat dilihat
menggunakan ejaan sudah tidak ada yang memperoleh kategori kurang atau
0,00%. Kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 diperoleh 1 siswa atau
2,17%. 28 siswa atau 60,87% mendapat kategori baik dengan rentang skor
5< skor ≤7. Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
107
dicapai 17 siswa atau sebesar 36,96% . Jadi rata-rata kemampuan siswa kelas
XI IA 2 untuk aspek penggunaan ejaan dan tanda baca pada siklus II adalah
8,1 atau berada pada kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
100%
80%
Persentase siswa
60,87%
60%
36,96%
40%
20%
2,17%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
tanda baca pada siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka
cukup hanya 2,17% dan kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya
tidak ada siswa yang mendapatkan kategori kurang pada siklus II ini.
kesesuaian kata yang dipilih untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Hasil
kategori baik dengan skor rata-rata 14,7. Berdasarkan hasil tes 3 siswa
berhasil mencapai skor pada rentang 15< skor ≤20 atau kategori sangat baik.
Kategori baik dengan rentang skor 10< skor ≤15 dicapai 43 siswa atau
93,48%. Sudah tidak ada siswa yang mendapatkan kategori cukup dengan
rentang skor 5< skor ≤10 atau 0,00%. Begitu juga dengan rentang skor 0<
skor ≤5 atau kategori kurang sudah tidak ada siswa yang berada pada
kategori tersebut.
109
93,48%
100%
80%
40%
20% 6,52%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
Grafik 16. Hasil Tes Menulis Proposal Kegiatan Aspek Pilihan Kata (Diksi)
Grafik 16 di atas memperlihatkan bahwa aspek pilihan kata pada siklus
II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 93,48%. Artinya
Sisanya 6,52% memperoleh kategori sangat baik. Kategori cukup dan kategori
kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang mendapatkan
kategori cukup dan kurang untuk aspek pilihan kata (diksi) pada siklus II ini.
kemampuan siswa dalam menyusun kalimat yang efektif. Hasil tes untuk
dalam menyusun kalimat efektif berada pada kategori baik dengan rata-rata
skor 12,9. Pada siklus II ini, tidak ada siswa yang memperoleh skor di bawah 5
dengan kategori kurang. Untuk kategori cukup dengan rentang skor 5< skor
≤10 dicapai 9 siswa atau 19,57%. 37 siswa atau 80,43% memperoleh kategori
baik dengan rentang skor 10< skor ≤15. Jadi pada siklus II ini untuk aspek
penyusunan kalimat masih belum ada siswa yang mencapai skor sangat baik.
100%
80,43%
80%
Persentase siswa
60%
40%
19,57%
20%
0,00% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
pada siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 80,43%.
cukup. Sisanya 19,57% memperoleh kategori cukup. Kategori sangat baik dan
kategori kurang berada pada angka 0,00%, artinya tidak ada siswa yang
111
mendapatkan kategori sangat baik dan kurang untuk aspek penyusunan kalimat
mencapai kategori baik dengan skor rata-rata 7,3. Pada siklus II ini tidak ada
siswa yang mendapat rentang skor 0< skor ≤2 atau kategori kurang. Kategori
cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5 diperoleh 2 siswa atau 4,35%. Kategori
baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 dicapai 28 siswa atau 60,87%. Dan 4
siswa atau 34,78% memperoleh kategori sangat baik dengan rentang skor 7<
skor ≤10. Hasil tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut.
112
100%
80%
Persentase siswa
60,87%
60%
34,78%
40%
20% 4,35%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
siklus II kategori baik paling tinggi, yaitu berada pada angka 60,87%. Artinya
34,78% memperoleh kategori sangat baik. Kategori cukup 4,35% dan kategori
kurang untuk aspek penyusunan kalimat pada siklus II ini tidak ada siswa yang
mendapatkannya.
tidaknya cara penulisan proposal kegiatan yang ditulis siswa. Apakah sudah
sesuai dengan sistematika atau belum. Hasil tes prasiklus untuk aspek
Rentang Bobot
No Kategori Frekuensi % Rata-rata
Skor Skor
1. Sangat baik 7< skor ≤10 29 81 63,04% 303/46
2. Baik 5< skor ≤7 16 147 34,78% 7,6
3. Cukup 2< skor ≤5 1 75 2,17%
4 Kurang 0< skor ≤2 - 0 0,00%
proposal kegiatan siswa aspek kesesuaian tiap unsur untuk kategori kurang
dengan skor 0< skor ≤2 tidak dicapai siswa atau sebesar 0,00%. Sedangkan
untuk kategori cukup dengan skor 2< skor ≤5 hanya diperoleh 1 siswa atau
2,17%.Untuk kategori baik dengan rentang skor 5< skor ≤7 diperoleh 16 siswa
atau 34,78%.Untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10
dicapai 29 siswa atau 63,04%. Rata-rata kelas untuk aspek kesesuaian tiap
unsur adalah sebesar 7,6 atau berada pada kategori sangat baik. Hasil ini juga
100%
80%
Persentase siswa
63,04%
60%
34,78%
40%
20%
2,17% 0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
pada siklus II untuk kategori sangat baik paling tinggi, yaitu berada pada
angka 63,04%. Kategori baik dicapai 34,78% siswa. Kategori cukup 2,17%
siswa dan kategori kurang untuk aspek sistematika penulisan pada siklus II ini
tulisan untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 7< skor ≤10 dicapai
22 siswa atau 47,83%. Kategori baik dicapai 21 siswa atau 45,65%. Sisanya 3
siswa atau 6,52% mendapat kategori cukup dengan rentang skor 2< skor ≤5.
Jadi aspek bentuk da kerapian pada siklus II ini mencapai nilai rata-rata 8,4
100%
80%
Persentase siswa
40%
20% 6,52%
0,00%
0%
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Kategori
siklus II untuk kategori sangat baik paling tinggi, yaitu berada pada angka
47,83%. Kategori baik dicapai 45,65% siswa. Kategori cukup 6,52% siswa dan
kategori kurang untuk aspek kerapian tulisan pada siklus II ini tidak ada siswa
4.1.2.2.1 Observasi
penjelasan guru, kalau pada siklus I semangat siswa pada kategori cukup,
pada siklus II ini menjadi baik dengan skor 4. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru masih berkategori baik dengan skor 4. Artinya lebih dari
terhadap penjelasan guru ada 5 siswa, empat orang siswa putri dan seorang
siswa putra.
penyusunan proposal kegiatan. Siswa yang aktif bertanya pada siklus II ini
ada 5 siswa, dua orang siswa putra dan tiga orang siswa putri.
sangat baik dengan skor 5. Sasaran kedua yaitu keaktifan siswa dalam
bekerja kelompok mendapat skor 5 atau dalam kategori sangat baik. Ini
dari buku paket dan contoh proposal yang sudah ada. Jadi untuk aspek ini
terhadap model sudah sangat baik dengan skor 5, artinya sebagian besar siswa
beberapa siswa yang bertanya tentang model. Siswa melalui kerja kelompok
untuk aspek ini berada pada kategori baik dengan skor 4. Untuk menjawab
menjawab hipotesis yang mereka susun. Simpulan yang dilakukan siswa dapat
baik dengan skor 4. Ini berarti bahwa guru mampu membantu siswa dalam
Penyajian hasil karya siswa tergolong baik dengan skor 4. Karena hasil
karya siswa ditempel di depan kelas sehingga siswa lain dapat melihat dan
skor 13 atau 86%. Sasaran yang diobservasi ada tiga, yaitu keseriusan siswa
sangat baik dengan skor 5, sebagian siswa tampak serius dalam mengerjakan
proposal yang diberikan guru. Sasaran yang ketiga yaitu ketepatan waktu siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan mencapai kategori baik dengan skor
119
4, artinya ada siswa yang mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan ada
Dari ketiga jenis perilaku yang di amati dan beberapa sasaran observasi
4.1.2.2.2 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada siklus II ini masih sama dengan siklus I,
yaitu jurnal siswa dan jurnal guru, yang bertujuan untuk mengetahui respon
A. Jurnal Siswa
kalimat yang efektif dan runtut. Hal lain yang diinginkan siswa dalam
B. Jurnal Guru
pembelajaran.
baik, sehingga kelas terlihat hidup. Pada siklus II ini siswa sudah semakin
disiplin, sudah tidak ada siswa yang terlambat masuk kelas, tidak ada siswa
yang keluar kelas tanpa izin dan perhatian siswa terpusat pada materi
4.1.2.2.3 Wawancara
dan dilakukan terhadap sembilan siswa, 3 siswa dengan nilai tinggi, 3 siswa
nilainya rendah mengaku baru pertama belajar proposal. Siswa yang lain
dilakukan.
inkuiri. Tetapi tiga siswa yang mendapatkan nilai rendah merasa kurang jelas
mengolah kata menjadi kalimat yang efektif, serta sulit membiasakan menulis
tidak membosankan untuk diikuti karena mereka tidak harus duduk manis
mendengarkan ceramah guru. Hanya saja bagi siswa yang memperoleh nilai
singkat.
Model yang telah dihadirkan pada siklus II ini menurut mereka lebih
siswa putra menunjuk seorang siswa putri untuk maju menuliskan unsur-
unsur proposal, dan siswa lain menertawakannya. Dengan cara ini ternyata
dapat meningkatkan semangat siswa dan tidak membuat siswa bosan atau
jenuh.
Pada siklus II ini guru menghadirkan satu model lagi. Jadi ada dua
proposal yang diamati oleh siswa. Pada siklus II ini terlihat siswa lebih serius
124
dan lebih teliti dalam mengamati model. Juga terlihat adanya kerjasama yang
atas salah seorang siswa memegang model, dan siswa lain mengamati sambil
pada siklus II. Setiap kelompok terlihat antusias dalam berdiskusi. Proses
kegiatan.
4.2 Pembahasan
telah diperoleh, meliputi hasil pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil
keterampilan siswa dalam menulis proposal kegiatan dapat dilihat pada tabel
29 berikut ini.
keterampilan menulis proposal kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II. Dari
tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai mengalami peningkatan dari
prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar
53,7 termasuk kategori kurang. Skor rata-rata tersebut dari jumlah rata-rata
meningkat menjadi 13,9 atau meningkat sebesar 29,55%. Pada siklus II skor
15,67% menjadi 6,7. setelah dilakukan perbaikan pada siklus II skor rata-rata
aspek ejaan dan tanda baca menjadi 8,1 atau meningkat sebesar 19,68%.
18,85% menjadi 12,6. setelah dilakukan perbaikan pada siklus II skor rata-
rata aspek pilihan kata menjadi 14,7 atau meningkat sebesar 16,72%.
34,16%. Aspek kesesuaian tiap unsur pada pratindakan sebesar 4,9, pada
perbaikan pada siklus II skor rata-rata aspek kesesuaian tiap unsur menjadi
7,1 setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat sebesar 8,90% menjadi 7,7.
kegiatan siswa kelas XI IA 2 juga dapat dilihat pada grafik 20 berikut ini.
70%
59,31%
60% 54,63%
49,33%
50%
Peningkatan (%)
38,43% 38,73%
40% 34,16%
29,55%
30% 22,18%
29,07%
19,68% 22,02% 18,10%
18,85%
20% 22,97%
22,22%
19,80%
16,72%
10% 15,67% 9,95% 8,90%
8,45%
0%
1 2 3 4 5 6 7
Aspek Penilaian
PS-S I S I - S II PS - S II
kondisi awal menunjukkan lebih dari 50% siswa kurang bersemangat dalam
dari hasil observasi. Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus
siklus I ke siklus II. Ketiga jenis perilaku yang diamati mengalami perubahan
130
pada siklus II, hal ini merupakan bukti bahwa terjadi perubahan perilaku
mendengarkan penjelasan guru, pada siklus I mencapai 48% dan pada siklus
II meningkat menjadi 76%. Jenis perilaku ini ada lima sasaran observasi.
Siswa juga semakin serius dalam memperhatikan penjelasan guru . Hal ini
humor sehingga menarik perhatian siswa. Beberapa siswa juga mulai aktif
pahami dari apa yang telah disampaikan guru. Komunikasi yang dilakukan
guru.
proposal kegiatan meningkat. Pada siklus II untuk jenis perilaku ini mencapai
88%, artinya ada peningkatan sebesar 18 % dari jumlah siklus I. Hal iji
Berdasarkan hasil observasi, sepuluh sasaran observasi pada jenis perilaku ini
131
berkategori sangat baik dan baik. Kerja sama antar siswa saat pembelajaran
berlangsung dengan sangat baik. Seluruh siswa terlihat mau bekerja sama
pemodelan yang diterapkan guru, khususnya proses inkuiri yang baru mereka
lalui. Model pembelajaran yang dihadirkan guru menurut siswa juga perlu
ditambah dengan kegiatan yang berbeda. Pada siklus II siswa mengaku lebih
132
perbaikan-perbaikan pembelajaran.
133
PEDOMAN PENILAIAN
KETERAMPILAN MENULIS PROPOSAL KEGIATAN
2. Baik 70<skor≤84
6. Kerja sama antar siswa saat proses pembelajaran menulis proposal kegiatan
Sangat baik : Semua siswa bekerja sama dengan baik di kelas
Baik : Lebih dari 50% siswa bekerja sama dengan baik dalam
proses pembelajaran
Cukup : 50% siswa bekerja sama dengan baik saat proses
pembelajaran
Kurang : kurang dari 50% siswa yang mu bekerja sama
Sangat kurang: Kerja sama antar siswa belum terjalin dengan baik.
19. Ketepatan waktu siswa dalam mengerjakan tugas menulis proposal kegiatan.
Sangat baik : Semua siswa dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu
Baik : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 25-35
Cukup : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 18-24
Kurang : Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu 10-17
Sangat kurang: Siswa yang dapat menyelasaikan tugasnya tepat waktu dari 10
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE 59
WARGA RT 07 RW I
Jln. Ngesrep Timur V Kelurahan Sumurboto, Banyumanik Semarang 50229
A. LATAR BELAKANG
Kemerdekaan merupakan sesuatu yag tak ternilai harganya. Selain itu
kemerdekaan merupakan anugerah Allh SWT yang sangat besar dan harus
senantiasa kita syukuri. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu
menghargai para jasa pahlawan yang telah banyak berberjasa dalam meraih
kemerdekaan negaranya. Kemerdekaan haruslah kita isi dengan hal-hal yang
membangun dan dalam rangka memajukan warga agar senantiasa kemerdekaan
yang telah diraih bisa terjaga dan dapat terus dinikmati oleh generasi- generasi
selanjutnya.
Tentunya dalam era Globalisasi yang makin pesat ini kita harus mampu
bersaing dan tidak hanya menjadi penonton saja. Namun kita harus bangkit untuk
berperan serta langsung dalam meningkatkan kemajuan bangsa kita. Melalui
kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pendahulu kita , kita harus senantiasa
melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan mental dan jiwa
patriotisme dalam melindungi bangsa ini dari ancaman pihak luar maupun
ancaman dari dalam yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia. Dalam rangka memperingati proklamasi kemerdekaan Indobnesia yang
ke 60, perlu diadakan kegiatan-kegiatan sebagai sarana pemersatu antar warga
negara dan meningkatkjan kemajuan masyarakat.
C. DASAR KEGIATAN
1. Program Kerja Perkumpulan Warga Rt 07/I
2. Peringatan HUT RI ke 59
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Perlombaan:
Hari, tanggal: Minggu, 10 Agustus 2003
Waktu: pukul 08.00-selesai
2. Jalan Santai
Hari, tanggal: Minggu, 11 Agustus 2003
3. Tasyakuran dan Pentas Seni
Hari, tanggal: Minggu, 11 Agustus 2003
F. SASARAN KEGIATAN
Kegiatan ini diperuntukan bagi seluruh warga RT 07/I
G. SUSUNAN PANITIA
(Terlampir)
H. RINCIAN DANA
(Terlampir )
I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami ajukan, besar harapan kami untuk partisispasi
dan bantuan semua pihak agar kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses. Atas
perhatian dan partisipasi semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
Budi Santoso
Lampiran 1.
SUSUNAN PANITIA
Pembina : Ketua RT 07 RW I
Ketua : Edward Fajar Sari
Sekretaris : Diana Y
Bendahara : Nina
Uut
Seksi-seksi:
Humas dan Perijinan : Paryono
Dana Usaha : Imam,
Eko
Perlengkapan : Edi
Wawan
Koordinator Lomba : Heri
Nanang
Acara : Fani
Erni
Dekdok : Sofyan
Acara : Fani
Erni
Dekdok : Sofyan
Yuda
Konsumsi : Ibu Haryati
Lampiran 2
ANGGARAN DANA
Pemasukan:
Kas Remaja Rp 200.000,-
Kas RT Rp 500.000,-
Donatur Rp 970.000,-
Jumlah Pemasukan Rp 1.670.000,-
Pengeluaran :
Keskretariatan Rp 500.000,-
Perlengkapan lomba Rp 150.000
Hadiah Rp 400.000,-
Dekorasi Rp 100.000,-
Dokumentasi Rp 75.000,-
Konsumsi
Tumpeng Tasyakuran Rp 25.000,-
Snack Jalan Santai Rp 100.000,-
Makan Rp 500.000
Minum Rp 50.000
Dorprice Jalan Santai Rp 120.000,-
Jumlah Pengeluaran Rp 1.670.000,-
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE 59
WARGA RT 07 RW I
Jln. Ngesrep Timur V Kelurahan Sumurboto, Banyumanik Semarang 50229
PERKUMPULAN WARGA RT 07 RW I
KELURAHAN BANYUMANIK
SEMARANG