You are on page 1of 50

KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA

KELUARAN: Strategi dan Taktik


Taktik dan Strategi
Analisis dan Keputusan Lingkungan Sosial, Politik, dan Ekonomi
Ekonomi: 1. Kondisi bisnis (Trend, Daur, dan dampak
1. Analisis permintaan musim)
2. Analisis Produksi 2. Kondisi Pasar Faktor Produksi( Modal,
dan Biaya Tanaga kerja, Tanah, dan Bahan Baku)
3. Penentuan Harga 3. Reaksi pesaing
4. Analisis Anggaran 4. Kendala Eksternal, Hukum, dan Peraturan)
Modal 5. Kendala Organisasi (Internal)

Cashflows Risiko

Nilai Perusahaan (Nilai Kekayaan Pemegang Saham) 1


GAMBAR 1 BREAK-EVEN ANALYSIS
Biaya
Laba
Analisis Balui Secara Umum
(RP) TC
TR

LABA

LABA
0 Q
RUGI RUGI


2
PEMUNCULAN KEMBALI KOMPUTER APPLE?
Kendati produknya unggul, ternyata unggul saing (competitive advantage) yang dimiliki komputer Apple
tidak bertahan lama karena para pesaing dapat meniru inovasi produk Apple dengan jitu. Macintosh Apple
mengenalkan dengan gencar antarmuka pengguna grafik (graphical user interface) untuk komputer pribadi
pada tahun 1980-an. Namun pada 1997, Microsoft Windows telah mendominasi sistem operasi komputer dan
melampaui Apple dengan saham pasar sebesar 92%. IBM, HP-Bell-Compaq dan Dell menguasai bisnis
perakitan melalui pesanan langsung dengan pos dan jaringan. Apple hanya bisa unggul dalam bisnis
pendidikan, disain grafik, dan penerbitan. Saham PC dan sistem operasi komputer secara umum terbagi atas
industri sebesar 55%, rumah 33%, pemerintahan 7%, dan pendidikan 5%. Saham pasar Apple makin lama
makin menciut dari 9,6% pada tahun 1992 menjadi 2,6% pada tahun 1997 dalam bidang pendidikan. Salah
satu masalah utama Apple adalah harga. Biaya operasi yang tinggi karena biaya manufaktur sendiri (in-house
manufacturing cost), biaya tetap yang tinggi, dan R & D yang ekstensif dan sedikit menggunakan sumber luar
(outsourcing) membuat Apple hanya mampu meng-hasilkan PC termurah seharga $1.700 sedangkan Dell
yang menganut jalur langsung ke pelanggan dan menerapkan strategi sumber luar menjual PC sejenis seharga
$800. Dell juga secara jitu mengelola jaringan pemasok suku cadang dan dapat meraup pangsa pasar sebesar
20% pada tahun 2000. Apple menjual komputer melalui kedai eceran (retail outlet) seperti Computree kendati
munculnya pedagang besar seperti Best Buy dan jalur pelanggan langsung telah sangat mengubah hakikat
distribusi PC. Selain itu, Apple mempunyai arsitektur tertutup dan disain produk yang kaku. Kesesuaian
dengan IBM dan sistem operasi Windows diharamkan oleh Apple dan strategi itu ternyata sangat merugikan
Apple karena tidak dapat memanfaatkan berbagai perangkat lunak yang tersedia untuk komputer berbasis
DOS-Intel-Windows. Tanpa kesesuaian dengan Wintel, perangkat lunak Apple tidak berkembang seperti
berjalan di tempat. Steve Jobs mengambil alih Apple pada tahun 1999 dan memulihkan citra Apple sebagai
pemuka teknologi inovatif. Peluncuran PC Imac merupakan langkah awal yang baik dan saham pasar Apple
naik menjadi 5%. Kendati demikian, masalah harga, jalur distribusi, dan aliansi yang akan dijalin dengan
berbagai pihak masih menjadi pertanyaan yang perlu dijawab secara tepat! Pertanyaan untuk diskusi: Apa
strategi harga, jalur distribusi dan kerjasama apa yang perlu dijalin agar pangsa pasar Apple meningkat?3
(Sumber asli Wall Street Journal, 18 Nov 2000).
PASAR
 Tempat pembeli dan penjual bertemu dan ber-transaksi.
 Barter
 Pos dan pesan-antar
 Lelang
 Fisik
o Tradisional: pasar tradisional, pasar kaget/dadakan, pasar
senggol, pasar pekan, K-5.
o Pasar modern: pasar, toko, ruko, rukokan, grocery store,
mall, supermall, department store, jaringan kedai (retail
outlet seperti Circle-K, 7-Eleven), supermarket, hyper-
market.
 Global market (pasar komoditas internasional, pasar
keuangan internasional, telepon, telex, antarjaringan
elektronik/digital). 4
STRUKTUR PASAR
 Struktur pasar adalah hubungan perusahaan sacara
individu dengan pasar yang relevan secara
keseluruhan.
 Industri adalah perusahaan yang menghasilkan
produk dan jasa sejenis.
 Struktur pasar tergantung dari: (a) jumlah dan
besarnya perusahaan dalam industri (b) keseragaman
produk yang dijual oleh perusahaan dalam industri
atau derajat keseragaman/diferensiasi produk (c)
derajat pengambilan keputusan dalam hal saling
ketergantungan (kolusi) atau ketaktergantungan dan
(d) kondisi masuk dan keluar pasar, (e) informasi
5
HAKIKAT PERSAINGAN
 Persaingan bersifat nirperseorangan (impersonal).
 Hakikat persaingan ditentukan oleh karakteristik pasar itu
sendiri (saham pasar, jumlah pelaku pasar, mutu produk dan
jasa, hakikat harga, struktur pasar, laba, dan hakikat campur
tangan) bukan individu dengan individu.
 Mekanisme pasar, jumlah barang, harga, struktur biaya, dan
laba menjadi petunjuk (indicator) bagi pelaku pasar untuk
bertindak rasional dan efisien. Pelaku pasar yang
mempunyai strategi harga dengan struktur biaya yang
menjadikannya lebih efisien daripada pelaku pasar yang lain
akan dapat lebih bersaing dan mampu bertahan di pasar
(market sustainability).
 Efisiensi, struktur harga, struktur biaya, jumlah mutu
produk dan jasa yang menjadi landasan persaingan bukan
individu sehingga persaingan bersifat nirperseorangan
(impersonal). 6
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
(PERFECT COMPETITION)
Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna:
 Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing
demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar.
 Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price
taker).
 Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk.
Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi
yang sempurna untuk setiap produk.
 Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya
tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar.
 Adanya informasi pasar yang lengkap bagi setiap pelaku
pasar
 Sumberdaya/faktor produksi bergerak cergas (free
mobility of resources)
7
7
KARAKTERISTIK
PASAR PERSAINGAN MURNI
(PURE COMPETITION):

 Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing


demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh
terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan
di pasar.
 Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price
taker).
 Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk.
Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi
yang sempurna untuk setiap produk.
 Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya
tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar.

8
GAMBAR 2 Maksimisasi Laba pada Pasar
Persaingan

Maksimisasai Laba: MC=P=MR=AR=D


RP
MC
MC Laba maksimum
AC pada titik A atau
AC
MR titik B?
AR
D A B
P=MR=AR=D
PB

0 Q
QA QB
9
Ada dua titik pada saat P=MR=AR=D=MC, yakni
titik A dan B. Laba maksimum terdapat pada titik A
atau B?
Gambar 3 Laba Maksimum Terdapat pada titik
RP B. MC
MC
AC
AC
MR PE E
AR
D RUGI B
A
PB P=MR=AR=D
L A B A
PC C

0 Q
QA QB
10
RUGI
Gambar 3 RUGI SAAT P<AC
MC
AC
RP
MC
AC
MR
AR R
D
PR R U G I
P=MR=AR=D

0 Q
QR
11
PULANG POKOK
Gambar 3 Pulang Pokok Saat P=MC=AC
AC
RP MC
MC
AC
MR
AR
D
E
P=MR=AR=D
PE

0 Q
QE
12
JANGKA PANJANG
Gambar 3 KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG (LABA
NORMAL) SAC LAC
SMC
RP
LMC
MC
AC
MR
AR
D E
PE P=MR=AR=D

0 Q
QE
13
JANGKA PANJANG
GAMBAR 3 KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG
(DI ATAS LABA NORMAL)
LMC LAC
SMC
RP SAC
MC F E
P=MR
AC
MR
AR
D C
PE P=MR

0 Q
QE
14
MANIPULASI KALKULUS SEDERHANA
Syarat Peringkat Pertama (First-Order Condition)
 = PQ – (TVC + TFC)
 = PQ – TC
/Q = P – TC/ Q=0
P – TC/ Q=0
P = TC/ Q
P = MC
Akan tetapi
TR = PQ
MR= TR/ Q = P dan
AR = TR/Q = P sehingga P = MR = AR
Namun pada sepanjang harga pB, berapapun jumlah yang diminta, harga tetap
pB sehingga dengan definisi permintaan sebagai skedul harga dan
jumlah barang yang diminta yang seorang konsumen mampu dan mau
membeli pada skedul itu, maka pB juga merupakan tiku permintaan
sehingga P = MR = AR =D. Dengan demikian syarat pertama (FOC)
maksimisasi laba menjadi P = MR = AR = D = MC.

15
Syarat Peringkat Kedua
(Second-Order Condition, SOC)
Dari FOC diketahui bahwa /Q = P – TC/Q=0.
dengan demikian SOC menjadi:
2/Q2 = – MC/Q<0
Hal itu berarti bahwa lereng MC harus positip agar SOC
terpenuhi, yakni
MC/Q > 0 agar 2/Q2 <0.
Syarat kedua 2/Q2 = – MC/Q<0 terpenuhi hanya dan
hanya jika MC/Q > 0. Seperti terlihat pada Gambar 2,
syarat itu terpenuhi hanya pada titik B sedangkan pada
titik A lereng MC<0. Oleh karena itu laba maksimum
tercapai pada titik B pada saat lereng MC>0, dengan laba
sebesar persegi empat 0QBBPB (arsir hijau) dan pada titik
A dengan lereng MC<0, terdapat kerugian sebesar 0QAAPA
(arsir biru).
16
PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA
 Persaingan tidak sempurna meliputi monopoli,
persaingan monopolistik, dan oligopoli.
 Wacana dalam persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik dimulai pada waktu yang
hampir bersamaan dengan terbitnya The Theory of
Imperfect Competition (1933) oleh Joan Robinson
(1903-1983) dari Cambridge University dan The
Theory of Monopolistic Competition (1934) oleh
Edward Chamberlin (1867-1967) dari Harvard
University.
 Robinson dan Chamberlin bekerja sendiri-sendiri dan
kedua karya itu membuat terobosan baru dalam teori
ekonomi bahwa persaingan sempurna mempunyai
kelemahan dalam dunia nyata.
17
RINTANGAN MASUK PASAR
 Rintangan peraturan (legal restrictions): aturan
pemerintah, paten, kuota, tarif, franchise.
 Biaya tinggi: biaya untuk membangun sarana
dan prasarana seperti industri kereta api,
penerbangan, kimia, kendaraan bermotor.
 Iklan dan diferensiasi produk: iklan dapat
membuat citra dan persepsi pelanggan
terhadap produk tertentu
18
MONOPOLI
 KARAKTERISTIK
 Hanya satu perusahaan yang menghasilkan lini produk spesifik dalam
area pasar tertentu.
 Elastisitas harga silang atas permintaan sangat kecil yang
mengindikasikan tidak ada barang pengganti yang sempurna/dekat.
 Tidak ada saling ketergantungan dengan pesaing karena perusahaan
merupakan pemonopoli dalam pasar yang relevan.
 Ada rintangan yang besar bagi pesaing untuk memasuki pasar seperti
(a) Adanya unggul biaya karena penguasaan faktor produksi atau
paten produk/proses produksi (b) Diferensiasi produk dengan adanya
kesetiaan konsumen thd produk tertentu (c) Skala ekonomi sehingga
pesaing sukar menyaingi efisiensi ekonomi (d) Kebutuhan modal
yang besar untuk memasuki pasar (e) Adanya peraturan secara resmi
sehingga tidak dimungkinkan untuk memasuki pasar (PAM, PLN,
KAI/PJKA), (f) Rahasia produk/dagang yang tidak dapat diakses oleh
pesaing.
19
MAKSIMISASI LABA
TR = PQ
MR = TR/ Q = P + QP/Q
MR = P + (QP/q)(P/P)
= P + (Q/P)(P/q)Q(P/P)
= P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q)(1/P)
= P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q/P)
= P(1 + 1/)
Oleh karena (Q/P)(P/Q) = 1/(Q/P)(P/Q) = 1/
 = TR – TC
/Q = P + QP/Q – TC/Q = 0
= MR – MC = 0
Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah
Jadi MR = MC
Syarat kedua sama dengan Persaingan Sempurna di mana lereng
MC > 0.

20
MANIPULASI TR DAN MR
Fungsi gemaris permintaan, Q = f(P)

Q =  – P

Lereng fungsi permintaan adalah

Q/P = – 

Akan tetapi dalam pasar monopoli P=f(Q) oleh karena manipulasi terdahulu
menunjukkan syarat pertama menunjukkan MR=MC oleh karena itu dalam pasar
monopoli, pelaku pasar yang dalam hal ini pemonopoli tidak menjadi pengikut
harga melainkan penentu harga
sehingga P = f(Q), jadi
P = ( – Q)/ 
Oleh karena itu,
TR = PQ = [( – Q)/ ]Q = (Q – Q2)/
MR = / – ½Q
Lereng MR adalah
MR/Q = – ½ 21
Jadi Lereng MR sama dengan setengah dari lereng tiku permintaan.
LERENG TIKU PERMINTAAN
DAN TIKU MR
Lereng tiku permintaan = – 
Lereng MR = – ½
P

Lereng = – 

D
Lereng MR
= ½
MR
0 Q
22
GAMBAR 4 Maksimisasi Laba Monopoli

Maksimisasi Laba: MR=MC


RP
MC
MC AC
AC
A
PA L
A
B
A
B
C

E . MR=MC
D

MR
0 Q
QA
23
GAMBAR 4 JANGKA PANJANG
(Laba Normal)
Maksimisasi Laba: MR=MC
RP
MC SMC
AC SAC LMC LAC
A
PA

C B
MR=MC
D

MR
0 Q
QA
24
GAMBAR 4 JANGKA PANJANG
(Melebihi Laba Normal)
Maksimisasai Laba: MR=SMC=LMC
RP
MC
AC SMC
A SAC LMC LAC
PA

C B

MR
0 Q
QA
25
GAMBAR 5 Regulasi Monopoli
Maksimisasi Laba: MR=MC
RP MC
MC AC
AC

.
A
PA
G R Deadweight Loss
PE ( GRA)
C
B
F
H
. E
F

D
MR=MC MR
0 Q
QA QE
26
Regulasi Monopoli
 Jika harga pemonopoli dianggap terlalu tinggi,
maka pemerintah melakukan regulasi terhadap
pasar monopoli dengan menetapkan P=MC=D.
 Dengan regulasi, harga turun ke PE, produksi
ke QE, penerimaan total menjadi 0QERPE,
biaya total menjadi 0QEFH sehingga laba
pemonopoli menjadi HFEPE.
 Pertanyaan untuk diskusi: Apa yang terjadi
jika harga ditetapkan menjadi P=AC=D?
27
DISKRIMINASI HARGA
 Diskriminasi harga adalah praktik
membebankan harga yang berbeda terhadap
konsumen yang berbeda untuk produk yang
sama.
 Ada tiga jenis diskriminasi harga: derajat
pertama, derajat kedua dan derajat ketiga.
 Harga cadangan (reservation price)
Harga maksimum yang dibebankan oleh
produsen yang seorang konsumen mau dan
mampu membeli dan membayarnya. 28
SYARAT PEMBERLAKUAN
DISKRIMINASI HARGA
 Barang sama untuk semua pasar
 Pasar dan konsumen berbeda pada tiap pasar
 Harga berbeda pada tiap pasar sesuai dengan besaran elastisitas
 Elastisitas harga atas permintaan berbeda pada tiap pasar.
MR = P(1 – 1/). Oleh karena syarat maksimisasi laba
adalah MR = MC
maka P(1 – 1/) = MC untuk tiap pasar sehingga untuk
pasar A, laba maksimum dicapai pada saat MC=MR =
PA(1 – 1/A) dan pada pasar B, laba maksimum
dicapai pada saat MC=MR = PA(1 – 1/B). Jika A >B
maka PA<PB.
29
DISKRIMINASI DERAJAT PERTAMA
Diskriminasi derajat pertama ada jika produsen dapat
menggolongkan tiap pembeli dalam tiku permintaan dengan
jumlah dan harga barang yang dapat diidentifikasi untuk tiap
pembeli. Karena itu tiap tiku permintaan menjadi tiku penerimaan
imbuh (marginal revenue) masing-masing pasar. Agar produsen
dapat melaksanakan diskriminasi harga ini, informasi yang
lengkap tentang pendapatan, kemauan mem-belanjakan uang, dan
mutu yang diinginkan konsumen harus diketahui oleh penjual.
Misalnya produsen Mercedes memproduksi sedan dengan pesanan
khusus dari raja minyak Saudia Arabia sesuai dengan spesikasi
yang diinginkan dengan harga yang setinggi-tingginya yang
konsumen mau dan mampu menjangkaunya. Contoh lain adalah
jasa layanan medis khusus dengan perlakuan khusus sehingga
penyedia jasa dapat memperlakukan tiap pasien (client) secara
khusus dengan tiku permintaan untuk masing-masing klien.
Diskriminasi ini jarang ada dalam dunia nyata.

30
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KEDUA
 Diskriminasi harga derajat kedua lebih acap dijumpai daripada
diskriminasi harga derajat pertama namun tidak lazim terdapat
dalam dunia nyata.
 Diskriminasi harga derajat kedua terjadi dengan menetapkan
harga yang berbeda terhadap konsumen yang berbeda sesuai
dengan blok layanan yang diberikan kepada misalnya tarif
dan beban listrik untuk rumah tangga dibagi dalam golongan
R1, R2, untuk sosial dan industri. Produsen dapat menerapkan
diskriminasi harga derajat kedua jika informasi tentang tiku
permintaan golongan konsumen dapat diperoleh. Contoh lain
adalah tiket pesawat terbang yang dibagi menurut kelas
A,B,C, D dan sebagainya dengan harga termurah untu
golongan A dan makin naik sesuai dengan pembagian tempat
duduk.

31
MANIPULASI MATEMATIK
 = TR1(Q1) + TR2 (Q2) – TC(Q1+Q2)

FOC:
/Q1|Q2 = TR1(Q1)/Q1 – TC(Q1+ Q2)/Q1 = 0 sehingga MR1 = MC
/Q2|Q1 = TR2(Q2)/Q2 – TC(Q1+ Q2)/Q2 = 0 sehingga MR2 = MC
Jadi, MR1 = MR2 =MC

SOC
2/ Q21 < 0 dan 2/ Q22 < 0 yang berarti lereng MC > 0 dalam memaksimumkan laba.

Harap diingat bahwa MR = P(1 – 1/) dan oleh karena MR harus sama pada kedua pasar
seperti pada FOC tersebut di atas maka PA(1 – 1/A) = PB (1 – 1/B).

Jika A > B misalnya A = 4 dan B = 2 maka

PA(1 – 1/4) = PB (1 – 1/2)

3/4PA =1/2 PB dan PB = 6/4PA atau PA = 2/3PB sehingga PB > PA

32
ILUSTRASI DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT PERTAMA DAN DERAJAT KEDUA
Pemonopoli dalam diskriminasi harga derajat pertama menerapkan
Reservation Price dengan harga maksimum yang dapat dibebankan kepada
konsumen kepada setiap unit yang konsumen itu mau dan mampu
membelinya. Diskriminasi derajat pertama pada dasarnya hanya terdapat
dalam teori. Diskriminasi derajat kedua kadang-kadang berlaku dalam dunia
nyata dan merupakan kiat penghampiran diskriminasi derajat pertama.

RP RP
10
9
8 PA A
7 PB B
6 DQ
DQ
0 Q Q
1 2 3 4 DISKIMINASI DERAJAT
DISKRIMINASI KEDUA (PENENTUAN HARGA
DERAJAT PERTAMA BLOK/BLOCK PRICING) 33
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KETIGA
 Diskriminasi harga derajat ketiga merupakan
diskriminasi harga yang paling lazim.
 Pasar dibagi ke dalam segmentasi pasar yang
berbeda berdasarkan geografi, pendapatan,
penggunaan produk, umur, jenis kelamin dsb.
 Elastisitas harga atas permintaan tidak sama
pada tiap segmentasi pasar.
 Pemonopoli berupaya memperoleh
keuntungan dari segmentasi pasar.
34
DISKRIMINASI HARGA
DERAJAT KETIGA
PASAR A PASAR B TOTAL
P P P
MR MR MR

DB MR
MR DA MR

0 Q Q Q

35
DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KETIGA

PASAR A PASAR B TOTAL


P P P
MR MR MR

PA MC

P=MC . PB
. DB
. AC

MR
DT

DA
MR MR

0 QA Q QB Q QA + QB Q

MR=MC

36
CONTOH PERHITUNGAN DISKRIMINASI
DERAJAT KETIGA
Biaya total pemonopoli adalah TC = 5Q +20
sehingga MC = TC/ Q = 5
Permintaan untuk Pasar 1: Q1 = 55 – P1
sehingga P1 = 55 – Q1
Permintaan untuk Pasar 2: Q2 = 70 – 2P2
sehingga P2 = 35 – 1/2Q2
TR1 = 55Q1 – Q12 TR2 = 35Q2 – 1/2Q22
MR1 = 55 – 2Q1 MR2 = 35 – Q2
MR1 = MC, jadi 55 – 2Q1 = 5 dan Q1 = 25
MR2 = MC, jadi 35 – Q2 = 5 dan Q2 = 30
P1 = 55 – 25 = 30
P2 = 35 – Q2/2 = 20
 = TR1 +TR2 – TC = (55Q1 – Q12) + (35Q2 – 1/2Q22 ) – (5Q +20)
= [55(25) – (25)2 + (35(30) – ½(30)2 ] – [5(25+30) +20] 37
= 1055
PERSAINGAN MONOPOLISTIK:
Karaktersitik Persaingan Monopolistik
 Banyak penjual dan pembeli
 Barang tidak seragam karena ada diferensiasi produk
(karakteristik produk tertentu, merek, persepsi mutu,
disain khusus, lokasi, jaminan, dan syarat kredit.
 Tiku permintaan berlereng negatip dan sangat elastis
oleh karena terdapat substitusi yang dekat.
 Terdapat rintangan memasuki pasar
 Penjual mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
mengubah harga
 Syarat maksimisasi produk: MR = MC.

38
GAMBAR 6 Maksimisasi Laba Persaingan Monopolistik

Maksimisasi Laba: MR=MC


RP
MC
MC AC
AC
A
PA L
A
B

.
A B
C
D
. MR=MC

MR

0 Q
QA
39
OLIGOPOLI
KARAKTERISTIK

 Oligopoli berasal dari kata oligos=beberapa dan


polis=penjual, jadi ada beberapa penjual.
 Ada beberapa penjual dewngan asumsi banyak pembeli.
 Ada barang pengganti yang dekat (close substitute).
 Struktur biaya: hukum hasil yang makin menurun berlaku
dalam produksi dalam jangka pendek sehingga MC menaik.
Namun bagi oligopoli dan monopoli tidak menjadi masalah
pokok karena MC konstan atau menurun dapat saja terjadi.
 Maksimisasi laba: semua perusahaan dianggap
memaksimumkan laba dalam jangka pendek.

40
KARAKTERISTIK OLIGOPOLI
 Strategi harga: perusahaan dapat menyesuaikan jumlah
dan harga barang yang ditawarkan tergantung dai kondisi
pasar dan insentif yang tersedia.
 Penyesuaian dapat pula dilakukan dalam hal upaya
promosi, disain produk, dan jalur distribusi.
 Ekspektasi terhadap reaksi pesaing: pesaing dapat
mengabaikan atau menandingi tindakan perusahaan
tergantung dari tujuan dan insentif yang tersedia
 Laba menjadi perangsang (incentive) untuk melakukan
(1) perubahan dalam strategi harga (2) cheating atau
collusion.
41
MODEL TIKU PERMINTAAN BENGKOK
OLIGOPOLI
MODEL UMUM
Rp
Harga
Biaya MC
A

B AC
E

0 Q
QE MR
42
BENTUK PASAR DAN ASUMSI DASAR
BENTUK JUMLAH JENIS KEGIATAN KENDALI METODE
PASAR PENJUAL PRODUK EKONOMI HARGA IKLAN
Persaingan K5, Pasar Pasar, lelang
Sempurna Banyak Sama Uang, Hasil Tidak ada
Pertanian
Satu, tanpa PJKA, Iklan
Monopoli Satu pengganti PAM, Banyak
Microsoft
Diferensi-asi Mobil, Iklan, harga,
Oligopoli Beberapa produk perangkat Sedikit mutu
lunak
Beberapa Sedikit/Ti- Baja, kimia Sedikit Iklan, harga,
dak ada mutu
Persaingan Banyak Sama tapi Eceran, Iklan, harga,
monopolistik ada beda jajan pasar, Sedikit mutu
persepsi PC. 43
MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK
OLIGOPOLI
BIAYA NAIK PADA MR SEPANJANG BC
Rp
Harga MC
Biaya
A

B AC
E

0 Q
QE
MR 44
MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK
OLIGOPOLI
MODEL UMUM
Rp
Harga
Biaya
A MC

B
AC
E
D
C

0 Q
QE MR
45
MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK
OLIGOPOLI (Perubahan Permintaan Jangka Panjang)

Rp
Harga
Biaya
MC
A A*
B

D`
C
D

0 Q
QE
MR
MR` 46
MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK
OLIGOPOLI
BIAYA TURUN PADA MR DI BAWAH TITIK C
Rp
Harga
Biaya
A
A’
B MC
E
AC

C
. C’
D

0 Q
QE MR
47
KEPEMIMPINAN HARGA
(PRICE LEADERSHIP)
 Kepemimpan harga terjadi jika suatu perusahaan
menjadi pemimpin harga pada saat pemimpin harga
mengubah harga, perusahaan lain akan mengikuti
perubahan itu. Pemimpin harga biasanya adalah
perusahaan yang lebih efisien di mana struktur biaya
imbuh dan biaya rata-ratanya lebih rendah daripada
perusahaan yang kurang efisien.
 Perusahaan yang kurang efisien mengikuti harga agar
tidak terlempar dari pasar.
 Kepemimpinan harga dijumpai dalam bidang industri
baja, kendaraan bermotor, minyak, dan karet (USA);
industri semen, baja, kendaraan bermotor, obat-
obatan, makanan dan minuman ringan (Indonesia).
48
ILUSTRASI GRAFIK
KEPEMIMPINAN HARGA PASAR DUOPOLI
RP

SMCB
PB SACB
SMCA
PA
SACA
D

MR` MR atau D`
0 Q

49
MODEL TIKU BENGKOK OLIGOPOLI
Model tiku bengkok dapat memberi penjelasan:
• Adanya kekakuan harga (price rigidity) kendati ada
perubahan kondisi biaya dan permintaan. Perhatikan
bahwa jika biaya dan permintaan berubaha sepanjang
MR berada pada garis BC, maka tidak ada perubahan
harga dan jumlah barang yang diminta. Diskusikan
mengapa demikian halnya.
• Sepanjang MR=MC, perusahaan perseorangan tidak
akan mengubah harga oleh karena kondisi untuk
memaksimumkan laba masih dipenuhi. Diskusikan
mengapa demikian halnya.
50

You might also like